McC Custom New York
"Ajeng, boleh cerita soal kamu?" tanya Astuti. Entah kenapa dirinya merasa suka dengan gadis cantik di hadapannya. Dari sekian banyak sekretaris Bayu, baru kali ini dia mendapatkan gadis berdarah Indonesia.
Ajeng menceritakan bagaimana dirinya bersama orang tuanya bisa terdampar di New York dan dirinya tidak ada keinginan kembali ke Jakarta atau Solo dalam waktu dekat ini karena masih ingin memiliki banyak uang buat persiapan nanti pulang ke Indonesia.
"Jadi kamu sudah mendapatkan green card?" tanya Astuti.
"Iya Mrs McCloud. Saya pekerja resmi di New York meskipun masih memegang paspor Indonesia. Dan saya masih cinta New York sih so far" jawab Ajeng.
"Apakah kamu aslinya receh begini?" Astuti menatap Ajeng serius. Bagi seorang psikolog, Astuti tahu bahwa dibalik sikap receh Ajeng, ada sesuatu yang disimpannya erat-erat.
Ajeng tampak ragu-ragu untuk menjawab. "Bagaimana Mrs McCloud..."
"Ajeng, saya adalah mantan seorang guru, berkuliah di psikologi jadi saya bisa menilai karakter seseorang..." senyum Astuti.
Ajeng hanya tersenyum kecut. "Aslinya saya tidak receh, Mrs McCloud. Saya penuh amarah karena kedua orang tua saya meninggalkan saya sendirian di New York tanpa ada saudara, tanpa persiapan. Tapi seiring berjalannya waktu, kemarahan saya bisa saya lampiaskan di bidang pekerjaan."
Astuti mengambil tangan Ajeng lalu membuat gerakan naik turun di bagian pergelangan dalam tangan Ajeng sampai telapak tangan. "Jangan memendam perasaan amarah..."
Ajeng merasa terkejut dengan sikap Astuti yang mengingatkan akan almarhum ibunya.
"Kamu bisa kuat, bisa bertahan karena keadaan dan kamu harus berbangga akan hal itu. Dan sekarang kamu bekerja bersama Bayu... Jika kamu bisa bertahan dari pekerjaan kamu sebelumnya, kamu akan mampu berkata 'Oh sama pak Bayu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang sudah aku hadapi sebelumnya '. Bayu itu yang penting kamu cekatan, tanggap dan serius saat bekerja. Itu saja."
Ajeng menatap Astuti dengan perasaan terharu dan langsung memeluk wanita ayu itu. "Terimakasih Mrs McCloud. Saya senang mendapatkan mood booster dari anda. Mengingatkan pada mama saya..." isak Ajeng.
Astuti membalas pelukan Ajeng. "Be strong, Jeng."
Ajeng mengangguk lalu melepaskan pelukannya dan mengusap matanya yang basah bertepatan dengan Bayu dan Rama Kembali dari bengkel.
"Kamu bikin ulah apa lagi Jeng?" hardik Bayu galak.
Astuti dan Ajeng menatap Bayu bingung.
"Kenapa kamu bisa bilang begitu Bay?" tanya Rama ikutan bingung.
"Lihat Oom dia menangis pasti karena berbuat ulah dan dimarahi Tante Astuti" jawab Bayu sambil menuding ke Ajeng.
Ajeng melotot tidak percaya. "Pak Bayu pitenaaahhh!" jerit Ajeng kesal.
***
Di dalam mobil, Bayu dan Ajeng terlibat perang dingin hingga Hunter dan Doogie tidak berani bersuara karena takut kena semprot. Masing-masing orang yang duduk di kursi tengah saling membuang muka dan menatap kaca jendela. hingga mobil mewah itu tiba di depan lobby. Ajeng turun terlebih dahulu meninggalkan Bayu langsung menuju lift khusus karyawan sedangkan Bayu menatap dongkol ke arah gadis itu.
"Sabar Bay, kamu kena batunya sekarang! Karma akibat terlalu riwil" gelak Hunter yang senang dengan kekacauan sore ini.
"Brengseeekkk kau!" Bayu pun berjalan dengan langkah lebar-lebar dan wajahnya tampak dingin. Pria bermata biru itu pun masuk ke dalam lift khususnya dengan perasaan gemas luar biasa ke sekretaris nya yang berani membentak nya.
***
Ajeng langsung mengarsipkan semua berkas pertemuan hari ini dengan wajah cemberut lalu mulai memeriksa jadwal Bayu besok. Setelahnya membuat note menggunakan post it di papan khusus memo serta memasukkan jadwal di ponselnya dan iPad agar tidak terlupa.
Suara lift milik Bayu terdengar namun Ajeng mengacuhkannya. Dirinya tetap bekerja seperti yang diajarkan Gemma.
"Ajeng, jangan lupa kopinya nanti" ucap Bayu ke sekretaris nya yang masih mengetik.
"Baik pak" jawab Ajeng datar tanpa menatap Bayu.
Bayu pun masuk ke dalam ruangannya dan Ajeng menjulurkan lidahnya ke pintu yang tertutup itu.
"Pulang sana ke planet Krypton! Boss sumbu pendek!" omel Ajeng sambil terus bekerja. Suara alarm membuat gadis itu berdiri untuk membuatkan Bayu kopi.
Bayu yang masih memeriksa berkas pekerjaan lainnya hanya melirik saat Ajeng datang membawakan kopi untuknya.
"Kopi pak Bayu" ucap Ajeng dengan bahasa Indonesia.
Bayu yang tahu Ajeng masih kesal hanya menjawab pendek. "Thank you Ajeng."
"Kalau Mr O'Grady tidak membutuhkan apa-apa lagi, saya bersiap pulang. Sudah waktunya saya mengejar kereta." Ajeng menatap dingin ke arah bossnya dan kali ini menggunakan bahasa Inggris.
"No Ajeng. Kamu boleh pulang. Terimakasih" balas Bayu.
"Excuse me" pamit Ajeng sambil berbalik.
"Jeng..."
Ajeng pun berbalik. "Yes Sir?"
"Maaf tadi saya membuat kamu marah."
"Dimaafkan."
"Cool. Sudah, kamu boleh pulang." Bayu menundukkan wajahnya dan mulai bekerja lagi membuat Ajeng melongo tidak percaya.
What the fluff! Dasar Boss brengseeekkk! Sabar Jeng, sabar... masih ada 364 hari lagi dikurangi hari Minggu, libur nasional, lebaran, idul Adha, natalan bersama boss manusia krypton ini! Ajeng hanya mengangguk lalu keluar dari ruang kerja Bayu dan menutup pintunya sedikit keras.
Bayu menyetel kamera CCTV yang ada di dekat meja Ajeng yang tidak terlihat dan tampak wajah Ajeng cemberut. Dan setelah Ajeng membereskan mejanya, gadis itu kembali menjulurkan lidahnya ke pintu Bayu lalu berbalik menuju lift.
Bayu tersenyum geli melihat gaya Ajeng. "Ya ampun... "
***
Apartemen Ajeng di daerah Soho
Perjalanan dari kantor ke apartemen dibutuhkan Ajeng sekitar setengah jam. Gadis itu langsung mengunci pintu apartemennya dan menyalakan mesin kopi. Ajeng melepaskan topi Beanie dan jaketnya lalu menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Usai mandi, dengan bertelan*Jang kaki, Ajeng mulai membuat makan malam.
"Untung masih ada nugget dan kimchi." Ajeng memasak nasi, menggoreng nugget dan menyiapkan kimchi.
Tak lama Ajeng sudah duduk di meja makan imutnya dengan lauk apa adanya didampingi air mineral dan kopi. Gadis itu menatap pemandangan dari apartemen imut nya yang dipenuhi gedung-gedung apartemen dengan backsound suara sirine, klakson taksi, orang ribut dan banyak ciri khas dari kota New York.
"Welcome to concrete jungle..." senyum Ajeng.
***
Penthouse Abiyasa dan Gandari O'Grady
Bayu makan malam bersama dengan kedua orangtuanya di penthouse milik Kaia Blair dulu tapi sekarang Kaia dan Rhett memilih tinggal di mansio Blair area Staten Island.
Saudara kembar Abiyasa, Reana tinggal di penthouse gedung sebelah bersama dengan suaminya Pandu dan putra mereka Radeva.
"Bagaimana tadi pertemuan dengan Bank of America, Bay?" tanya Abiyasa.
"Berjalan lancar. Mereka mau memakai jasa keamanan kita dengan nilai kontrak..." Bayu menyebutkan nominalnya.
"Good. Apa sekretaris kamu yang baru bisa beradaptasi?" tanya Gandari.
"Baru sehari mom..."
"Jangan ganti lagi ya Bay. Capek Daddy dengarnya!" pinta Abiyasa.
"Iya."
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Ajeng mungkin emang di takdirkan jd pawangnya Bayu si Kal-El...!!
2024-01-08
1
Dwi apri
tuh kan si bay mulai perhatian...mulai dari gemes lama2 jadi cinta bay
2023-07-10
1
Bambang Setyo
😁😁😁😁ternyata semua juga pusing sama bayu yg suka ganti2 sekretaris
2023-05-11
1