PRC Group Building Manhattan New York
Bayu menelpon Gemma, kekasih Gasendra Schumacher yang sudah berada di Dubai. Dirinya tidak perduli kalau Sendra marah-marah yang penting, posisi dirinya yang mendapatkan sekretaris paling kacau bahasanya setelah sekretaris nya yang ke... 20, 28? Yang hanya bisa bahasa Spanyol hingga terjadi percakapan beda arah.
"Ya mas Bayu?" sapa Gemma.
"Gemma, kamu Nemu dimana sih?"
"Nemu apa mas?" tanya Gemma bingung.
"Ajeng Pratiwi."
"Oh, pas mas Bayu ke Tokyo, aku kan membuka email lamaran yang masuk dan menurut aku, Ajeng menarik mas. Dia berbeda dan unik."
"Iya, saking uniknya dia bikin aku pusing pagi-pagi!" adu Bayu.
"Mas, untuk kali ini, tolong jangan minta ganti sekretaris lagi ya. Sudah 100 orang lho! Ampun deh mas Bayu nih!"
"Hhhhmmm. Kita lihat saja."
Bayu memutuskan panggilannya ke Gemma dan mulai memakan brioche nya serta minum kopi yang sudah disiapkan oleh Ajeng. "Enak brioche nya. Beli dimana tuh anak? Kopinya juga pas. Well, setidaknya paham lah!" Bayu pun melanjutkan pekerjaannya.
***
Ajeng sudah mempersiapkan semua berkas untuk pertemuan dengan pihak Bank of America. Mereka berencana membicarakan sistem kemanan yang baru dengan MB Enterprise dan Jang Corp. Ajeng harus bisa memilah Bayu membawa bendera mana agar tidak salah.
"Lagian si Kal-el punya perusahaan kok banyak banget sih! Meskipun beda-beda tapi satu grup juga. Kenapa nggak dipisahin? Apa orang jenius itu sukanya semua diambil ya? Mbok dibagi-bagi jeniusnya..." omel Ajeng sambil tangannya terus bekerja mengetik berkas untuk pertemuan dengan Rama McCloud. "Ini kok macam showroom mobil ya?"
Suara telepon penghubung ruangan Bayu ke meja Ajeng pun berbunyi. "Ya pak Bayu?" sapa Ajeng dengan menggunakan bahasa Indonesia.
"Ajeng! How many times..."
"Yes Mr O'Grady" ralat Ajeng sambil tersenyum manis.
"Good! Sudah siap berkas Bank of America? Kontraknya sudah siap?"
"Sampun... Eh All done Sir."
"Kita berangkat sekarang."
"Lho saya sareng bapak ( saya sama bapak - Jawa Kromo Inggil ) ? Eh I go with you Sir?" tanya Ajeng bingung.
"Ajeng, posisi kamu apa?"
"Sekretaris CEO... Baik pak Bayu. Eh, yes Mr O'Grady." Bayu mematikan panggilannya membuat Ajeng mulai membenarkan pakaian kerjanya dan mengenakan blazer nya.
Ajeng lalu menghubungi Hunter McDouglas, pengawal Bayu. Berdasarkan catatan Gemma, Bayu memiliki dua pengawal bernama Hunter McDouglas dan Doogie O'Leary. Setelah menghubungi pengawal Mas Kal-el ... Ajeng cekikikan sendiri main panggil mas Kal-el, semua berkas dia bawa di tas kerja Louis Vuitton yang memang khusus dipakai untuk pertemuan.
Wajahnya yang bermake up sederhana, kembali di touch up agar tidak berminyak. Ya wassalam kalau jidat sekretaris CEO macam inem berminyak seperti habis ngosek ( gosok ) kamar mandi.
Suara pintu ruangan Bayu terbuka dan Ajeng sudah berdiri menunggu boss nya keluar. Pria bertinggi 185 cm itu menatap Ajeng seolah memberikan kode untuk ikut dengannya. Gadis itu pun mengambil tas dan membawa semua berkas lalu berjalan mengikuti Bayu usai pria itu menutup pintu ruangannya.
Di dalam lift, Ajeng pun berdiri di belakang Bayu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun karena wajah Bayu tampak sedang tidak ingin berbicara.
"Kamu sudah hubungi Hunter, Ajeng?" tanya Bayu di lift.
"Sampun... Eh I did Sir."
Bayu melirik wajah Ajeng yang memasang wajah polos. Mukanya Indonesia banget, kelakuannya wong jowo tapi recehnya... Nauzubillah!
"Jeng... "
"Njih mas ... Eh!" Ajeng menutup mulutnya dengan tangan kanannya dan wajahnya memerah membuat Bayu mendelik.
"Ajeng Pratiwi!" hardik Bayu kesal. Baru hari pertama kerja solo tanpa Gemma kok ya bikin kepalaku pusing!
"I'm so sorry Sir! I'm sorry Mr O'Grady. Bayangan saya ada di Solo..." Ajeng menunduk dengan wajah malu.
"Sini bukan Solo apalagi Oslo atau Soho!"
"Oslo itu di Norwegia, Sir" celetuk Ajeng. Entah kenapa dia senang menggoda bossnya yang selalu berwajah dingin. Apa karena tahu ada darah Solonya jadi sesama wong solo kudu guyub?
"Astaghfirullah! Kok bisa sih Gemma kompak sama kamu?"
"Mungkin karena kami sebaya Sir."
TING!
Pintu lift khusus CEO pun terbuka dan Bayu pun keluar dengan wajah dinginnya diikuti oleh Ajeng yang melangkah dengan percaya diri.
Tenang Jeng, selama mas Kal-el nggak ketemu kryptonite, aman. Ajeng pun berdiri di belakang Bayu yang menunggu mobil Range Rover nya datang. Tak lama mobil mewah bewarna biru tua itu berhenti di depan pintu lobby gedung PRC Group. Seorang pria dengan wajah khas Irlandia pun turun untuk membuka pintu belakang.
"Hunter, ini sekretaris aku yang baru. Ajeng, Hunter. Hunter, Ajeng."
"Hai Ajeng. Semoga betah ya" senyum Hunter membuat Ajeng ikut tersenyum dengan pria tampan itu.
"Aamiin. Insyaallah betah!" balas Ajeng dengan wajah ceria.
Bayu hanya melengos lalu masuk ke dalam mobil yang disusul Ajeng untuk duduk di sebelahnya.
"Yang di belakang kemudi bernama Doogie O'Leary. Doog, ini Ajeng Pratiwi, sekretaris aku yang baru."
Doogie dan Ajeng saling bersalaman. "Bay, jangan sampai ganti lagi. Pusing aku mengingat nama sekretaris mu!"
"Just shut it, Doog!" balas Bayu.
Ajeng menatap Bayu yang dengan santainya dipanggil 'Bay' oleh pengawal nya. "Kok bapak dipanggil Bay nggak papa tapi saya panggil bapak, Pak, nggak boleh?" protes Ajeng dengan bahasa Indonesia.
Bayu mendelik. "Ajeng, I've told you..."
"No Indonesian language. Okaaayyy..." balas Ajeng. "Sir, ini proposal dari pihak Bank of America." Gadis itu memperlihatkan permintaan kerjasama bank itu.
"Kita ke Bank of America, Bay?" tanya Doogie.
"No, ke Hilton." Bayu dan Ajeng mengucapkan bersamaan membuat Hunter dan Doogie berpandangan.
"Ajeng, apa kamu memang baru sehari ini bekerja dengan Bayu?" tanya Hunter sedangkan Doogie menjalankan mobilnya.
"Kalau solo karier baru hari ini tapi sama Gemma sudah dua Minggu kemarin" jawab Ajeng. "Jadi total aku masuk Minggu ketiga bersama Mr O'Grady."
"Bay, Sílim go bhfuil níos mó spraoi ag do rúnaí anseo ( kayaknya sekretaris kamu yang ini menyenangkan ya )?" goda Hunter dengan bahasa Irlandia.
"Cuir tinneas cinn orm ( bikin pening )!" balas Bayu sambil memeriksa proposal.
Ajeng hanya menatap bingung percakapan kedua pria itu. Apakah ini yang dinamakan bahasa bangsa krypton?
"Ach tá sí go hálainn ( Tapi dia cantik lho )" goda Doogie.
"Díreach gnáth( Biasa saja )" balas Bayu cuek.
Ajeng menggelengkan kepalanya. "Mbuh lah, Inyong gak paham ( Entah lah, aku tidak paham )" gumamnya.
Gantian ketiga pria itu menoleh ke arah Ajeng yang memasang wajah datar.
"No Javanese language also Ajeng!"
Ajeng menatap Bayu dengan wajah judes. "Ya Allah, bossku medit tenan ( bossku pelit betul )!"
"Ajeng!"
Hunter dan Doogie tertawa melihat keduanya.
"Sílim go dtaitneoidh an cailín leis ( aku rasa gadis itu bakalan betah deh )!" kekeh Hunter.
"Buaileann Bayu le chéile comhraic cothrom ( Bayu ketemu lawan seimbang )" balas Doogie.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
setuju sama kamu doogie... 😅😅😅
2024-12-18
1
Anonymous
Wahhhh solonee maremmm jengggg
2024-01-17
1
Sandisalbiah
sumpah.. suka banget dgn karakter Ajeng... semangat Jeng, buat Kal-El mati gaya... 😂😂😂😂
2024-01-08
1