Central Park New York
Seorang pria berusia mungkin sekitar 50 tahun menghampiri Ajeng yang masih memasang wajah datar. Selama bekerja sebagai pelayan diner, pegawai butik ataupun pegawai 7-eleven, membuat Ajeng bisa mengatur emosinya dan raut wajahnya.
Hanya saat bersama Gemma dan Bayu saja, Ajeng melepaskan semua topengnya karena tahu dia tidak boleh bersikap munafik di perusahaan Giandra otomotif co. Ajeng mengingat pesan Gemma.
"Kamu lebih baik mengatakan dan menyatakan emosi dan perasaan kamu ke Mr O'Grady apa adanya soal pekerjaan karena pria besar itu tidak suka kalau kamu tidak jujur." Pesan Gemma saat masih mentraining Ajeng. Akibatnya, Ajeng kembali menjadi dirinya yang dulu, yang receh. Entah mengapa dirinya merasa nyaman bekerja di perusahaan milik Bayu meskipun sering gemas dengan kelakuan bossnya.
"Miss Linda Burn. Aku kira kamu berwajah lebih tua" ucap pria itu.
"Well, saya perawatan. Anda tahu kan, wanita tidak lepas dari yang namanya skincare?" senyum Ajeng manis. "Kalau tidak perawatan, kerutan saya kelihatan lho."
Bayu yang mendengarkan percakapan Ajeng hanya tersenyum smirk. Dasar!
"So, miss Burn. Saya tahu anda terburu-buru keluar dari perusahaan. Bisakah saya menerima paketnya?"
"Paket?" tanya Ajeng. "Oooohhh paket." Gadis itu mengambil flashdisk itu dari saku jaketnya. "So Mister..."
"Smith."
Ajeng menatap dengan wajah raut 'really'. "Mr Smith? Apakah kita berada di dunia the Matrix dan aku adalah Miss Anderson aka NeO atau Trinity?"
Pria yang mengaku bernama Mr Smith tertawa mendengar ucapan Ajeng yang receh. "Ternyata anda sangat menyenangkan. Bagaimana usai kita menyelesaikan prototipe itu, kita berkencan?"
"I'm sorry Mr Smith. Neo tidak berkencan dengan agen" jawab Ajeng dengan aksen ala Keanu Reeves di film the Matrix.
Bayu, Hunter dan Doogie nyaris terbahak mendengar ucapan Ajeng.
"The flashdisk."
"The real name, Mr. Smith."
"You'll find out if you have date with me ( kamu akan tahu jika mau kencan dengan ku )" ucap Mr Smith sambil mendekatkan wajahnya ke Ajeng.
"Jeng, serahkan flashdisk itu tapi usahakan kamu menggenggam tangannya, Hunter dan Doogie akan membekuknya!" Suara Bayu terdengar di earpiece Ajeng.
"Really?" Ajeng menyerahkan flashdisk itu dengan menggenggam tangan Mr Smith. "Date with me ( kencan denganku )?"
"Really..." Mr Smith tersenyum. Dan tidak lama pria paruh baya itu ditarik oleh Hunter dan Doogie yang langsung membekuknya.
Ajeng hanya menatap Mr Smith diborgol oleh Hunter dan Doogie. Tak lama beberapa agen FBI muncul dan menahan pria itu.
Bayu pun keluar dari persembunyiannya dan tersenyum sinis. "Hello Larry Smith" sapa Bayu.
Ajeng melongo. Nama belakangnya beneran Smith?
"Bayu O'Grady" ucap Larry Smith geram.
"Seriously Larry, Masih saja berusaha mendapatkan prototipe dari Jang Corp. Sekali dipecat ya dipecat Larry! Dan sekarang, hukuman mu akan bertambah lagi!" senyum Bayu yang entah mengapa di mata Ajeng tampak menyeramkan.
Manusia Krypton kalau sudah ngamuk mengalahkan penghuni Batcave aka Bruce Wayne. Ajeng menatap Larry Smith.
"Dan aku bilang dia bukan Linda Burn. " ucap Larry Smith saat hendak dibawa oleh agen FBI.
"No, she's just lady in red scarf ( dia hanya wanita dengan scarf merah )" jawab Bayu yang membuat Ajeng nyaris terbahak karena di film the Matrix pertama ada tokoh lady in red.
Setelahnya Larry Smith dibawa oleh agen FBI untuk ditahan dan Bayu memberikan kode ke Hunter dan Doogie untuk mengawal pelaku pencuri prototipe. FBI turun tangan karena prototipe yang hendak dicurinya adalah alat spionase baru.
Agen FBI wanita pun menemukan Linda Burn yang disimpan Ajeng di toilet kamar mandi. Ponsel milik Linda pun ditahan Bayu untuk diselidiki lebih lanjut. Ajeng pun menghampiri Bayu yang sedang memeriksa ponsel Linda.
"Pak Bayu, kita sudah selesai?" tanya Ajeng.
"Kenapa Jeng?"
"Kita kembali ke kantor?" Ajeng menatap Bayu.
"Oh iya kamu harus mengejar kereta biar tidak kemalaman. Ayo, kembali ke kantor" ajak Bayu.
Keduanya pun berjalan kembali ke gedung PRC.
"Pak Bayu, kalau memang sudah diawasi FBI, kenapa tidak minta mereka saja yang menyamar? Mengapa meminta aku yang harus maju?" tanya Ajeng penasaran.
"Karena kamu tidak ada hawa agen atau potongan agen. Larry Smith adalah penyendiri dan dia bodohnya dia, tidak memeriksa wajah Linda Burn karena dia old fashion."
"Old fashion?" tanya Ajeng.
"Dia masih ikut gaya film klasik mata-mata kuno, yang memakai kode baju tertentu tapi tidak memeriksa wajah."
"Oooohhh pantas dia tidak bisa membedakan Linda Burn yang asli dengan impostor." Ajeng tersenyum simpul. "Pak Bayu..."
"Hhhhmmm... "
"Kalau ada acara begini lagi, saya mau ikut! Seru juga!" Ajeng menatap Bayu dengan wajah berbinar-binar.
"Tidak ada lain kali, Ajeng!"
"Why pak Bayu? Bukankah saya patut macam aktris untuk menyamar? Pak Bayu tahu kan saya mampu?"
Bayu menghentikan langkahnya dan menatap Ajeng. "Dengar Ajeng, saya terpaksa memakai kamu karena saya tidak memiliki opsi lain. Kamu cukup percaya diri dan kuat tapi tidak ada lain kali! Oke?"
"Lha pak Bayu... Why? I'm good kan?"
"Bukan masalah kamu good atau nggak, Ajeng!" Bayu berjalan lagi dan diikuti oleh Ajeng. "Tapi kamu tidak tahu bahwa tidak semuanya mudah seperti ini."
Ajeng menatap Bayu sambil berjalan. "Apa yang terjadi di Hongkong?"
Bayu berhenti. "Sesuatu yang cukup membuat kami tidak bisa masuk Hongkong cukup lama."
Ajeng berjalan dan berdiri di hadapan Bayu. "Pak Bayu hutang penjelasan!"
"Kita bicarakan di ruang kerja aku!" Bayu berjalan melewati Ajeng membuat gadis itu bergegas menyusul bossnya.
***
Ruang Kerja Bayu
Ajeng membuatkan ginger tea untuknya dan Bayu sebagai mood booster. Gadis itu dengan cueknya melepaskan sepatu high heels nya karena merasa kakinya lelah dan lecet. Tanpa alas kaki, Ajeng masuk ke dalam ruang kerja Bayu yang hanya mengernyitkan dahinya.
"Where's your shoes ( dimana sepatu kamu )?" tanya Bayu ke sekretaris nya yang sedang meletakkan cangkir tehnya.
"Agak lecet pak. Jadinya saya nyeker lah! Maklumlah sepatu saya kan bukan Christian Louboutin atau Jimmy Choo. Mana mampu saya!" jawab Ajeng cuek yang membuat Bayu menggelengkan kepalanya.
"Nanti kamu bisa beli" sahut Bayu.
"Aamiin."
"Terus kalau kakimu lecet begitu, kamu pulang pakai apa?"
Ajeng langsung nyengir. "Dengan kekuatan sandal swallow, akan membuat kakimu enak!"
Bayu melongo melihat gaya sekretaris nya macam Sailor Moon. "Astaghfirullah! Ajeng!"
"Eh kenapa pak? Nggak pantas ya saya jadi Usagi Tsukino?" Ajeng menatap polos ke bossnya.
"Kamu itu film junkie ya Jeng? Semuanya kamu kaitkan ke film!"
"Anggap saja mecucoklogikan film dengan kejadian nyata pak" jawab Ajeng kalem. "Soal Hongkong pak? Lumayan dongeng sebelum pulang."
Bayu menatap sebal ke sekretaris nya.
***
Yuhuuuu Up Sore Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Anonymous
Ada sailor moon pulaaaa
2024-01-17
1
Sandisalbiah
eman.. eman si Ajeng ini loh bos.. jarang² ada manusia kek dia ini.. limited edition loh.. 😅😅😅
2024-01-08
1
Rita Natalia
ini yg pecinta film ajeng apa authornya ?
2023-11-22
1