Bayu meninggalkan apartemen Ajeng usai menghabiskan empat potong cireng. Sebenarnya dirinya tidak terlalu menyukai camilan kesukaan Omanya Kaia tapi tadi karena sambil mengobrol dengan Ajeng, kopi dan topik pembicaraan yang tidak membosankan malah membuatnya terhibur, ternyata dirinya menikmati cireng yang digoreng sekretarisnya.
Bayu berjalan menuju mobilnya yang diparkir dan melihat dua agen CIA masih dengan setia mengikutinya. Bayu memberikan gaya salut ke kedua agen itu yang hanya menatapnya datar. Bayu pun masuk ke dalam mobilnya, menstaternya dan meninggalkan parkir umum mobil dekat apartemen Ajeng.
***
Ajeng membereskan meja makan imutnya yang tadi digunakan untuk acara mendongeng sebelum tidur. Dan ketika dirinya sedang mencuci piring serta mug, suara notifikasi ponselnya berbunyi.
Ajeng mengeringkan tangannya dan membuka ponselnya. Matanya terbelalak ketika melihat pesan disana. Sejumlah uang masuk ke dalam rekeningnya..
"$2500 ? Masyaallah banyak banget! Tapi nggak sebanding sih dengan kerugian yang bakal dialami pak Bayu kalau sampai prototipe itu diambil si Laron eh... Larry."
Gadis itu membaca pesan disana.
Thank you. - Bayu O'Grady
"Aaahhh... pak Bayu bikin anak jomblo ini baper. Wis eling Jeng, Kowe Ojo nganti baper ( Dah ingat Jeng, kamu jangan sampai baper ). Mengko nek salah sambung opo Yo meh mbok tali nganggo rafia ( Nanti kalau salah sambung apa mau ditali pakai rafia )?" monolog Ajeng.
Gadis itu lalu membalas pesan Bayu.
Sering-sering pak kasih zakat buat anak yatim piatu ini.
Tak lama balasan pesan dari Bayu pun masuk.
Tunggu bulan Ramadhan!
Ajeng tertawa terbahak-bahak membaca pesan dari bossnya.
"Kalau pak Bayu bisa receh begini, kenapa sekretarisnya pada nggak betah ya?" gumam Ajeng. "Mungkin aku belum ketemu Twister nya. Kalau sampai ada Twister, kamu harus kuat Jeng! Demi bonus enam digit!"
***
Tidak terasa sudah sebulan Ajeng bekerja bersama Bayu dan selama itu Ajeng pun tahu bahwa disaat - saat tertentu, pria itu bisa menjadi super bossy dan dirinya tidak luput dari amukannya. Tapi Ajeng is Ajeng yang super ndablek ( keras kepala ) karena dirinya bertekad untuk bertahan selama setahun demi bonus di depan mata.
Ajeng hanya diam saja saat Bayu mengamuk saat dirinya melakukan kesalahan dalam menginterpretasikan poin-poin yang diberikan oleh pria itu. Dia mengakui kalau salah jadi Ajeng tidak akan membantah amukan Bayu.
"Jangan kamu ulangi lagi Ajeng! Ini bisa fatal! Apa lagi saya hendak ke Brussels untuk menghadiri pernikahan sepupu saya! Jangan sampai pekerjaan saya berantakan sebelum saya pergi! Paham Jeng?" bentak Bayu.
"Paham Sir." Ajeng menunduk tahu kalau dirinya salah dan berusaha untuk tidak menangis karena Ajeng sudah bertekad untuk tidak mengeluarkan air mata saat dibentak oleh Bayu.
Jangan nangis Jeng, ingat! Menuju ke enam digit itu jalannya terjal, banyak kelokan, tanjakan... Kalau lempeng itu jalan tol, Autobahn... Jangan berbuat kesalahan lagi pokoknya! Ingat itu Jeng! - batin Ajeng.
"Sudah, kamu bereskan!" hardik Bayu yang membuat Ajeng mengambil berkas di meja bossnya dan keluar dari ruangannya.
Bayu lalu duduk di kursi kebesarannya dan menatap punggung sekretarisnya. Sebenarnya Bayu tidak tega membentak Ajeng tapi kesalahannya bisa membuat kekacauan dengan kliennya.
Maaf ya Jeng tapi ini demi kebaikan kamu.
***
Ajeng kembali ke mejanya dan menyimpan berkas itu di laci yang kemudian dikuncinya. Ternyata mentalnya hanya setipis Nori yang membuat Ajeng memilih menuju kamar mandi sambil membawa tas make upnya. Disana dia menangis sepuasnya dan membuat siapa pun yang mendengar akan tahu kenapa dirinya bisa menangis seperti itu.
Setelahnya, Ajeng keluar dari kamar mandi dan menuju cermin lalu membasuh mukanya. Ajeng mulai membenarkan make up nya dan lebih menempelkan banyak foundation. Dan dalam sekejap make-up Ajeng kembali sempurna tapi matanya tetap menunjukkan bahwa dia sedih teramat sangat.
Gadis itu berjalan kembali ke mejanya seolah tidak terjadi apa-apa meskipun para rekan kerjanya tahu apa yang terjadi.
"Be strong Jeng!" ucap para rekan kerjanya di lantai 15.
"Thanks guys! I really appreciate that ( Aku sangat menghargainya )" senyum Ajeng.
Setelahnya Ajeng duduk di depan iMac nya dan mengambil berkas yang tadi diamuk oleh Bayu lalu mulai bekerja membuat yang jauh lebih sempurna.
***
Bayu melihat wajah Ajeng yang serius, hanya bisa terdiam. Memang make up bisa menutupi bekas tangisan tapi tidak mata bengkak. Mau diberikan eyeshadow model apapun, tetap saja mata hitam Ajeng tampak sedih terlihat.
Tapi Bayu tidak mau sekretaris nya berbuat kesalahan karena dia sangat menuntut semuanya harus Perfect, apalagi dirinya hendak ke Brussels dimana Ajeng lah yang berada di kantor selama dia pergi. Dia tidak mau Ajeng berbuat kesalahan sedikit pun.
Bayu menatap layar iMac nya tanpa berkedip melihat bagaimana sekretarisnya tampak berusaha membenahi semua kesalahannya.
Kamu pasti bisa Jeng.
***
Ajeng baru saja kembali dari ruang Bayu setelah memberikan revisi berkas sebelumnya dan pria itu mengangguk tanda menyetujui hasil kerja keras Ajeng.
Gadis itu menghembuskan nafas lega setelah kena Twister lokal dan setelahnya Ajeng kembali berkutat dnegan pekerjaan lainnya.
Suara lift khusus terdengar membuat Ajeng menoleh dan matanya terbelalak melihat seorang gadis dengan rambut pirang kecoklatan tertata rapi dan wajah cantik yang paripurna, keluar dari lift itu. Sebulan ini Ajeng lebih sering bertemu dengan Radeva yang keluar dari lift khusus.
Kalau keluar dari lift itu, berarti anggota keluarga dong! - batin Ajeng.
Tak lama gadis itu tiba di meja Ajeng dan Ajeng bisa mencium harum parfumnya yang tidak terlalu nyegrak ( tajam ) tapi lembut khas yang memabukkan.
Ini kalau di Harry Potter bisa dibilang Amortentia, love potion abal-abal. Kenapa abal-abal karena bukan true love tapi obsesi doang - batin Ajeng. ( Harry Potter and The Half Blood Prince ).
"Halo. Kamu pasti sekretaris baru Mas Bayu" sapa gadis cantik itu.
Mas Bayu? Apa ini pacarnya? Tapi kok bule bisa manggil mas Bayu?
"Ah iya. Saya Ajeng Pratiwi. Nona siapa ya?" Ajeng mengulurkan tangannya yang disambut gadis itu.
"Nadya Blair. Apa kakakku ada disana?" tanya Nadya.
Ajeng tergagap. Oh adiknya. Cantik banget! "Ada. Mr O'Grady ada di dalam. Sebentar saya bilang..."
"Nggak usah Ajeng. Tolong bukakan pintunya" pinta Nadya manis. "Kalau dia marah, aku kethok kepalanya pakai sepatuku!" Nadya menunjukkan sepatu high heels nya yang bersol merah.
Christian Louboutin. Duh aku pengen punya! Ingat enam digit bonus Jeng!
Ajeng tersenyum mendengar ucapan Nadya. Adiknya kok receh juga.
"Kamu habis dimarahi oleh kakakku ya?" bisik Nadya saat Ajeng hendak mengetuk pintu ruang kerja Bayu.
"Eh? Nggak kok..." elak Ajeng.
"Beneran deh mas Bayu tuh! Sudah Jeng, buka saja pintunya! Biar aku banting tuh orang!" sungut Nadya kesal.
Eh ? Banting? Yang benar saja!
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sandisalbiah
sabar ya Jeng.. demi 6 dijit.. semangat.. 🤭🤭🤭
2024-01-08
1
hìķàwäþî
cieeee.. bucin jg lm2 nih
2023-09-29
1
Tinaagustina
yess Ajeng sampeyan Mendel mawon lek rumongso salah
2023-09-03
1