Cafetaria PRC Group Building Manhattan New York
"Bagaimana rasanya bekerja dengan Mr OGJ?" tanya Magdala.
"Well, tantangan tersendiri. Dia pria yang sulit!" jawab Ajeng apa adanya. Tapi juga baik hati ... kalau nggak kumat usilnya.
"Kira-kira kamu akan betah, Jeng?"
"Semoga. Lagipula aku sudah terbiasa bekerja yang jauh lebih kompleks dari sekretaris Mr O'Grady. Jadi buat aku, masih bisa ditolerir. Memang kenapa Mag?"
"Apakah benar rumor tulisannya Mr OGJ tidak bisa terbaca? Sebab ada pendahulu kamu langsung resign begitu tidak bisa membaca tulisannya."
"It's true. Bahkan mungkin coretan kaki ayam masih bisa kebaca" jawab Ajeng apa adanya.
"Kamu bisa membacanya?" Magdala menatap Ajeng tidak percaya.
"Aku harus membuka kamus huruf hieroglyphics dan huruf Hijaiyah" jawab Ajeng.
"What? Huruf apa?" tanya Magdala bingung.
"Huruf Hieroglif, itu huruf yang ada di piramid. Kalau huruf Hijaiyah adalah abjad Arab. Sebenarnya masih berkaitan karena huruf hieroglyphics itu kan dari Mesir jaman Fir'aun. Nah dari situ berevolusi. Urutannya Egyptian hieroglyphs > Proto-Sinaitic > Phoenician > Aramaic > Nabataean > Arabic script > Arabic alphabet" papar Ajeng dengan wajah serius.
"Astagaaa.. Kok bisa kamu kepikiran dengan membuka kamus itu?"
"Aku rasa Mr O'Grady adalah alien jadi kan tulisan nya berasal dari planet nya."
Magdala melongo. "Apa maksud mu Jeng?"
"Kan Mr O'Grady mirip dengan Superman dan Superman itu berasal dari planet Krypton, otomatis alien dong! Jadi secara tidak sadar, tulisannya sama dengan huruf asalnya. Bukankah piramid dibangun oleh alien?"
Magdala tertawa terbahak-bahak mendengar analogi Ajeng. "Kamu itu ngaco banget bikin analoginya."
"Sebenarnya lebih menjurus ke cucoklogi sih" gumam Ajeng.
"Apalagi itu Jeng?" tanya Magdala bingung.
"Pemaksaan suatu hipotesis menjadi teori."
Magdala menggelengkan kepalanya sembari tertawa geli. "Semoga kamu betah ya Jeng."
"Aamiin."
***
Ajeng kembali ke meja kerjanya sembari membawa ice choco dari cafetaria apalagi adanya kulkas di pantry khusus milik Bayu, bisa membuat minumannya tetap dingin.
Setelah menyimpan ice choco nya, Ajeng pun kembali berkutat dengan pekerjaannya. Diliriknya jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 13.39 dan Bayu belum kembali dari makan siang bersama dengan kedua orangtuanya.
Ajeng membuka digital planner nya di iMac dan bersyukur siang ini tidak ada jadwal bertemu dengan klien atau tamu siapapun, jadi jika Bayu belum kembali, tamunya tidak perlu menunggu lama. Gadis itu pun menyelesaikan semua pekerjaannya. Menjelang pukul tiga siang, Ajeng tampak gabut karena sudah tidak ada pekerjaan. Diambilnya ice choco dari dalam kulkas dan gadis itu berjalan menuju jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota Manhattan.
Gadis itu menyesap ice choconya lalu berbalik saat suara lift Bayu berbunyi. Ajeng pun kembali ke mejanya.
"Kamu sudah tidak ada pekerjaan, Jeng?" tegur Bayu yang baru datang.
"Tidak ada pak Bayu. Semua sudah selesai saya kerjakan" jawab Ajeng apa adanya.
"Bagus. Kamu ikut saya sekarang!" pinta Bayu sambil masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Ikut kemana pak?" tanya Ajeng masih berdiri di depan pintu ruang kerja pria itu.
Bayu mengacuhkan pertanyaan Ajeng langsung masuk ke dalam sebuah kamar meninggalkan gadis itu bingung sendiri.
"Lha? Aku kok malah ditinggal? Yok opo sih rek ( gimana sih )? Nduwe boss kok Membagongkan! Tapi badannya kagak kayak Bagong sih..."gumam Ajeng sambil menghabiskan ice choco nya.
Tak lama Bayu pun keluar dengan baju yang lebih casual dan memakai kacamata membuat Ajeng melongo.
"Lho? Kok ada Clark Kent?" ucapnya.
Clark Kent katanya Bay...
***
"Kamu lepas sanggul Perancis kamu deh Jeng!" perintah Bayu.
"Lha pak Bayu. Memangnya saya harus ngapain kok pakai lepas sanggul saya?" tanya Ajeng bingung.
"Kamu saya ajak mengintai!"
Mata Ajeng melotot sempurna. "kita mengintai apa pak? Professor Moriarty? Pasukan Jubah hitam yang membuat Shinichi Kudo mengecil? Atau Lex Luthor?"
Bayu menatap judes ke Ajeng lalu menoyor dahi gadis itu. "Kamu kebanyakan baca komik! Sudah kamu lepas itu sanggul... Kelamaan!" Bayu langsung melepaskan pin yang ada di sanggul Ajeng dan akibatnya rambut hitam gadis itu tergerai indah.
Sabar ya Jeng
"Pak Bayu! Pelecehan!" hardik Ajeng.
"Kamu kelamaan! Oh kemeja kamu digulung hingga kesiku dan kancingnya dibuka satu lagi."
Ajeng melongo tidak percaya. "Apa?"
"Ayo Jeng, cepat!" perintah Bayu tidak sabaran. "Atau saya yang...."
"Eh nggak usah! Mbati ( cari untung ) tahu nggak pak!" sungut Ajeng kesal.
"Bonus masuk nanti malam!"
Mata Ajeng berbinar. "Deal!" Gadis itu lalu membuka satu kancing kemejanya dan menggulung lengannya.
Bayu memaki dirinya sendiri yang salah meminta sekretarisnya menjadi partner mengintai karena biasanya mengajak Nadira atau Raveena kalau sedang ada di New York. Pria itu lalu berjalan mendahului Ajeng.
"Sebenarnya kita mau ngapain sih pak?" tanya Ajeng sembari mengambil tas nya dan bergegas menyusul Bayu.
"Ada yang hendak menjual prototipe milik Jang Corp."
"Tapi pak Bayu, memangnya kita nggak ketahuan nih begini?" tanya Ajeng.
"Justru karena aku berjalan santai sama kamu, orang itu mengira aku tidak tahu. Beda kalau aku sendirian."
"Tapi kan dia akan tahu pak Bayu mengawasi nya" jawab Ajeng yang masuk ke dalam lift bersama dengan pria itu.
"Nanti bakalan jadi tugas kamu buat dekati orang itu. Nih pakai!" Bayu menyerahkan sebuah earpiece ke Ajeng.
"Apaan ini pak?" tanya Ajeng.
"Earpiece. Kamu nanti bisa komunikasi dengan saya pakai itu."
Ajeng pun memasang earpiece itu di telinga kanannya. "Kita jadi Sersan Wataru Takagi dan Sersan Miwako Sato ya pak? Atau Sherlock Holmes dan dokter Watson, aku Watsonnya... Aduuuh!" Ajeng memegang pelipisnya yang kena slentik Bayu.
"Serius dikit lah Jeng! Ini bukan persoalan main-main!" hardik Bayu kesal sendiri. Duh aku kangen Raveena kalau urusan beginian!
Keduanya pun keluar dari lift dan segera menuju pintu lobby gedung. Para pegawai hanya bingung melihat boss dan sekretaris nya memakai pakaian casual lalu berjalan keluar.
"Jeng, kamu tidak ada yang nunggu di rumah kan?" tanya Bayu.
"Nggak ada pak."
"Pacar?"
"Jones."
"Hah?"
"Jomblo ngenes" jawab Ajeng cuek. "Ini sebenarnya kita mau kemana pak?"
"Central Park. Makanya kita jalan kaki..." Bayu melirik sepatu heels Ajeng yang bertinggi lima sentimeter. "Capek nggak pakai heels tinggi gitu?"
"Capek ya bapak gendong saya! Gitu kok repot!" balas Ajeng cuek.
"Nanti dikira saya melakukan pelecehan sama kamu" ujar Bayu.
"Ya tinggal kasih lihat kaki yang lecet lah!"
Bayu tersenyum dan mungkin ini senyuman pertama yang dilihat Ajeng. "Yuk nyeberang." Bayu menggandeng tangan Ajeng menuju Central Park.
Gadis itu melirik ke arah belakang dan tampak Hunter dan Doogie mengikuti mereka.
Tenang Jeng, ini tugas kamu sebagai detektif! Melakukan penyamaran sama boss mu ! Ingat, bonus!
Meskipun hanya menyamar, tapi jantung Ajeng tiba-tiba detakannya menjadi amburadul. owalah Jeng, kelamaan jomblo, digandeng bossmu wae baper !
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Anonymous
Wahhh ada conannnn
2024-01-17
1
Sandisalbiah
hellehh... Jeng.. la wong cuma di ajak nyebrang wae loh.. jantung kok ngajak DJ an... 🤦♀😅😅😅 baper.. plus laperr...
2024-01-08
1
Asngadah Baruharjo
ngakak sekali lagi ha ha 🤣🤣🤣🤣
2023-12-21
1