Ruang Bayu O'Grady
"Ada perlu apa Preston?" tanya Bayu sambil duduk di kursi kebesarannya.
"Ini hasil penelitian tanah yang hendak kita beli Sir. Untuk pembangunan pabrik manufaktur yang baru untuk menggantikan pabrik yang lama." Preston memberikan laporannya.
Bayu pun memeriksa semuanya dengan teliti karena sebelumnya dia juga mengirimkan Hunter dan Doogie dua Minggu lalu.
"Oke Preston. Saya pelajari dulu nanti kita bicarakan saat meeting divisi research and development."
"Kalau begitu saya permisi dulu, Mr O'Grady."
"Silahkan."
Preston pun keluar dan Bayu menatap layar iMac nya untuk melihat interaksi Preston dan Ajeng. Tadi dirinya sempat melihat sekretaris nya dirayu oleh Preston melalui ponselnya.
***
"Ajeng, apa kamu mau makan malam dengan ku?" ajak Preston.
Ajeng yang sedang memasukkan berkas di lemari kabinetnya hanya menatap dingin. "No thank you."
"Why? Oh come on Ajeng, anggap saja sambutan selamat datang di perusahaan ini."
"Maaf tapi saya masih percobaan jadi belum resmi pegawai tetap. Bisa saja saya dipecat besok?" Ajeng menatap datar ke Preston.
Preston tertawa. "Tidak mungkin kamu dipecat Mr O'Grady..."
Suara telepon penghubung membuat Ajeng mengambil gagang telepon. "Yes Mr O'Grady? Baik." Ajeng meletakkan gagang telepon dan mengambil iPadnya. "Excuse me. Mr O'Grady memanggil saya." Ajeng pun masuk ke dalam ruang Bayu setelah menempelkan jempolnya.
Preston pun akhirnya pergi meninggalkan meja Ajeng.
***
Ajeng mengembuskan nafas lega saat masuk ke dalam ruang kerja Bayu. Alhamdulillah, mas Kal-el tahu saja aku nyaris menusuk-nusuk makhluk sok kecakepan pakai garpu macam nusuk tutup kulit pie!
"Ajeng..."
"Njih pak..."
Bayu tidak berusaha mengkoreksi karena tahu sekretaris nya sedang manyun.
"Jadwal saya besok?"
Ajeng menyebutkan semua jadwal Bayu esok hari lalu pria itu meminta ada yang jadwalnya dirubah hari dan jamnya. Ajeng pun dengan serius melakukan apa yang diminta Bayu. Setelahnya Bayu meminta Ajeng keluar dari ruang kerjanya. Tapi sebelum gadis itu membuka pintu, Bayu memanggil nya.
"Ya Mr O'Grady?"
"Kalau saya tadi tidak memanggil kamu, apa kira-kira yang akan kamu lakukan pada Preston?" tanya Bayu.
"Eh? Anu..." Ajeng menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Apa saya akan dipecat jika di otak saya terlintas rencana kriminal?"
"Apa itu?"
"Saya... saya ingin menusuk dia memakai garpu saya seperti kulit pie ..."
Bayu melongo. "Kulit pie?"
"Iya pak Bayu. Itu lho Apple pie sebelum dimasukkan ke dalam oven, tutupnya kan harus ditusuk garpu biar matang adonan Apple nya..."
Bayu menggelengkan kepalanya. "Bagi Preston itu bagaikan kena suntik, Jeng."
"Saya hanya terlintas itu pak..." eyel Ajeng yang setelahnya geli sendiri karena percakapan dua arah ini dengan bahasa berbeda. Bayu dengan bahasa Inggris, Ajeng dengan bahasa Indonesia, tapi nyambung! "Kok bapak tidak menegur saya yang memakai bahasa Indonesia?"
"Because it's useless ( karena percuma ). You will persistent to use your mother's language ( kamu tetap ngeyel memakai bahasa ibumu )!" jawab Bayu yang membuat Ajeng tertawa kecil.
"Sing penting nyambung pak, meskipun kita bagaikan ludruk ora Cetho ngene ( yang penting nyambung pak, meskipun kita bagaikan ludruk tidak jelas begini )" cengir Ajeng.
Bayu memberikan kode agar Ajeng keluar dan gadis itu mengangguk lalu keluar ruang kerja boss nya.
***
"Selamat siang. Kami dari perusahaan Parker dari Queens. Kami sudah membuat janji dengan Mr O'Grady?" Seorang pria berusia 50 tahun dan dua asistennya mendatangi meja Ajeng.
"Ah Mr Trey Parker? Baik, saya akan hubungkan ke Mr O'Grady." Ajeng menelpon Bayu yang kemudian meminta agar tamunya dipersilahkan masuk ke dalam ruang kerjanya.
Ajeng membukakan pintu ruangan Bayu dan mempersilahkan ketiga orang itu masuk. Ajeng pun mulai memencet tombol yang menunjukkan kondisi di ruang kerja Bayu. Gemma sudah meminta aagr dirinya menyalakan CCTV setiap ada tamu diluar pegawai dan kini Ajeng melihat keadaan di ruang kerja bossnya.
"Terkadang Mr O'Grady tidak mengajak kita masuk ke dalam ruangannya jika ada tamu tapi kita harus bisa mengawasi dia" ucap Gemma saat mengajari Ajeng.
Dan kini Ajeng pun mengawasi bossnya yang tampak serius dalam membahas bersama dengan tamunya. Gadis itu menuju pantry untuk membuatkan minuman ke para tamu Bayu. Ajeng memilih membuatkan teh oolong dan setelahnya membawakan empat cangkir itu ke dalam ruang kerja Bayu.
Ajeng mendengar sekilas kalau Bayu sedang melakukan pembicaraan tentang pembangunan apartemen di daerah Queen's.
Setelah meletakkan cangkir berisikan teh, Ajeng pun keluar dan mulai mengawasi dari mejanya.
Tamunya aman.
***
Satu jam kemudian, tamu Bayu O'Grady pun keluar dari ruang kerja pria itu dan mereka pun saling berjabat tangan. Trey Parker mengangguk ke Ajeng saat berjalan menuju lift yang berada di ujung dan gadis itu membalas dengan anggukan sopan.
"Jeng, kamu rekap ulang poin-poin dari Perusahaan Parker. Sudah saya buat garis besarnya."
"Yes Mr O'Grady." Ajeng pun mengekor Bayu untuk masuk ke dalam ruangan nya.
"Ini poin - poinnya" ucap Bayu sambil menyerahkan kertas ke Ajeng dan gadis itu hanya menatap Bayu dengan wajah ingin menangis. "Kamu kenapa?"
"Pak Bayu tulisannya jelek! Nggak bisa kebaca!! Ceker ayam aja masih bisa dimakan, ini sama sekali nggak bisa kebaca!" protes Ajeng.
Bayu hanya menatap Ajeng dingin. "Tugas kamu bisa baca tulisan saya!"
"Ya salam pak, saya harus Sinau sama apoteker ini... Permisi" ucap Ajeng dengan bahu yang turun dan wajahnya sudah tampak seperti ingin berteriak kesal, berjalan keluar ruang kerja Bayu.
Setelah sekretaris nya keluar, Bayu tersenyum smirk. Ternyata tidak minta berhenti bekerja dia saat melihat tulisan aku.
***
Ajeng menatap kosong kertas yang penuh coretan tidak jelas itu. "Ya ampun, Picasso bisa mewek Bombay lihat tulisan unreadable, untraceable dan unfaedah terbaca ini..."
Gadis itu menatap judes ke pintu kerja Bayu. "Jian tenan deh mas Kal-el siji Kuwi... Njaluk kon balik ke planet krypton tenan! ( beneran deh mas Kal-el satu itu. Minta disuruh balik ke planet Krypton beneran ). Eh, tapi kan Wis njebluk ya planetnya ( Eh tapi kan sudah meledak kan ya planetnya )" monolog Ajeng sambil membolak-balik kertas itu. "Ayo mikir Jeng, piye caramu iso membongkar kasus tulisan yang dokter aja bisa nangis di pojokan bacanya."
Tanpa disadari Ajeng, di dalam ruang kerjanya, Bayu tertawa mendengar Omelan sekretaris nya
"Oh ya ampun ... Ajeng ... Ajeng..."
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Anna
money 😂
2024-09-10
1
Ninik Rochaini
ya ampun mbaaakkk...ngakak aq dg kelakuan Ajeng...
2024-08-14
1
Sandisalbiah
sampe keram perut aku dengerin repetan mu Jeng... 😂😂😂 si bos aja ikutan ngakak loh...
2024-01-08
1