Bab 16.

Tak terasa liburan Maria, James dan Adam pun telah usai. Ketiganya memutuskan kembali Ke Spanyol dengan pesawat pagi. Setelah beberapa jam dalam pesawat akhirnya Maria, Adam dan James tiba juga di bandara Spanyol.

"Bye...nanti ya bunda kabarin kapan James bisa bertemu dengan anak bunda." Maria melambaikan tangannya ke arah James, dia berdiri ditepi jalan menunggu Adam dan James pergi.

"Baik, bunda." James membalas lambaian tangan Maria.

Setelah mobil Adam pergi, Maria pun masuk ke rumah.

"Nyonya," sapa pelayan yang sedang membersihkan teras depan rumah.

"Hmmm...dimana Laura?" tanya Maria.

"Sedang tidur non, hari minggu jadi Nona pasti bangunnya siang." balas pelayan itu.

Maria pun langsung masuk ke rumah, mengabaikan jawaban pelayan. Wanita itu langsung menuju ke kamarnya untuk beristirahat karena tubuhnya sangat lelah.

******

Tok...tok...tok....

"Sayang, buka pintu dong. Mommy ingin bicara berdua denganmu," panggil Maria dari depan pintu kamar Laura.

Laura yang mendengar suara ibunya ia pun berjalan ke depan pintu kamar lalu membukakan pintu untuk Maria.

Ceklek...

"Mau bicara apa, Mom?" tanya Laura. Laura menyenderkan tubuhnya dipintu dia malas bertemu lama-lama dengan Maria. Ibunya itu berbicara manis atau datang ke kamarnya berarti ada maunya. Laura sudah tau trik Maria.

"Bisa nggak suruh Mommy masuk dulu? Nanti bicaranya di dalam kamar Laura. Kau makin nggak sopan sama Mommy ya, apa ini didikan daddymu?" sewot Maria dia berjalan melewati Laura yang menatap malas dirinya.

"Daddy nggak pernah mendidik Laura salah. Daddy selalu mengajarkan hal baik kepada Laura," Laura kembali menutup pintu kamar. Dia tidak terima jika ayahnya selalu disalahkan.

"Lupa kan itu Laura Jackson! Mommy ke kamarmu bukan untuk berdebat." Maria duduk di sofa kamar Laura. Dia menepuk-nepuk sofa meminta Laura untuk duduk berdekatan dengan dirinya, "Duduklah bersama Mommy disini." pinta Maria.

"Laura mau berbaring di ranjang aja." tolak Laura. Remaja berusia sebelas tahun itu menghempaskan tubuhnya diranjang. Lalu ia berbaring sembari menopang dagunya menatap ke arah Maria.

"Bicaralah Aku pasti mendengarnya." lanjut Laura lagi.

"Ehem...ehem...." Maria berdehem. Ia bingung harus mulai dari mana dulu. Karena, Maria masih ingat Laura selalu menolak saat Maria mengatakan akan segera menikah dengan pria lain.

"Mommy? Laura mau tidur." Laura semakin kesal bukannya bicara Maria malah cengengesan tidak jelas.

"Oh itu, Mommy ingin mengajakmu pergi ke mall. Mommy kan sejak berpisah dengan ayahmu jarang sekali mengajakmu pergi berdua." Maria tiba-tiba menemukan ide.

"Hmmm....tapi aku masih mengantuk. Sore nanti aku mau bermain ke rumah temanku." sahut Laura.

"Hari ini special loh buat kamu. Laura bisa berbelanja apapun terserah Laura. Mommy tidak akan melarang." janji Maria.

Laura sangat senang ini moment langka harus dimanfaatkan Laura. Seorang Maria mau berbelanja bersama dirinya?

"Termasuk mengganti ponsel baru?" tanya Laura karena ponselnya sudah lama.

"Hmmm..." Maria masih berpikir.

"Mau nggak? Ya udah Laura minta dibelikan Daddy aja." Laura bangun dari ranjang tangannya meraih ponsel diatas nakas.

"Baiklah. Kau boleh mengganti ponselmu." Maria akhirnya mengalah karena apapun caranya hari ini Laura harus bertemu James dan Adam untuk berkenalan.

"Oke deal." Laura meletakkan kembali ponselnya. Dia senang karena sebentar lagi dia akan memiliki ponsel baru. Teman-teman sekolahnya pasti tidak akan menghina dirinya lagi dengan sebutan ponsel kuno.

"Sekarang kau mandi karena sepuluh menit lagi kita harus berangkat." Maria berdiri dari sofa tadi ia duduk.

"Okey, Mom." Laura pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Bagus." Maria berjalan keluar dari kamar Laura menuju kamarnya k

karena ada hal penting yang harus ia bicarakan dengan Jackson. Wanita itu tidak mau Laura dengan itu akan merusak semua rencana yang sudah ia susun bersama Adam.

******

" Aku sudah berbicara dengan Laura." Maria mengirimkan pesan kepada Jackson.

"Terserah kau saja. Asal kau jangan memaksakan kehendakmu jika Laura menolak kekasihmu itu. Aku pikir kau pasti tau alasannya mengapa aku tidak menyetujui kau membawa Laura ke kehidupan barumu." balas Jackson.

Jackson memang selalu menolak Maria membawa Laura ke kehidupan barunya. Bukan karna ia masih mencintai Maria, tapi Jackson kwatir seperti cerita temannya. Anaknya menjadi korban pelampiasan hasr**at suami baru sang istri hingga teman Jackson itu harus kehilangan putri keduanya karena gadis itu memilih bun**uh diri. Dia malu terus dihina teman-teman sekolahnya kalau ia berselingkuh dengan papa tirinya padahal ia di paksa dan diperko*sa saat ibunya pergi ke kantor.

"Jika kau mau menikah aku akan mengambil Laura darimu." setelah membalas pesan Maria. Jackson menonaktifkan ponselnya bukan tidak mau menyelesaikan masalah tapi Jackson tahu Maria pasti akan memaksa kehendaknya.

*****

"Selalu saja menganggap semua pria itu sama." gerutu Maria.

Kemudian melemparkan ponselnya keatas ranjang dengan kasar. Laura sudah selesai bersiap-siap dia berjalan ke kamar Maria.

"Mommy...Laura sudah siap-siap." panggil Laura dari depan pintu Maria.

"Okey sayang.Tunggulah di ruang tamu Mommy segera turun." sahut Maria. Maria marah tiba-tiba tersenyum. Dia tidak butuh persetujuan Jackson cukup Laura setuju itu sudah menjadi kartu as bagi Maria.

Maria mengambil lagi ponselnya dia segera menghubungi Adam.

"Sayang, aku berangkat ya. Kita bertemu di depan biasa." Usai mengirimkan pesan kepada Adam. Maria pun menenteng tas mahalnya lalu berjalan menuruni anak tangga.

"Cantik sekali anak Mommy." Maria menatap Putrinya ia tidak percaya memiliki anak secantik Laura. Perpaduan gen Maria dan Jackson yang sempurna. Kulit putih bersih dari gen Maria, sementara wajah cantik gen Jackson.

"Tentu. Karena Laura anak Daddy." Laura segera berjalan keluar menuju mobil mengabaikan Maria yang gemas karena ucapannya barusan.

*****

Adam dan James sudah tiba di Mall.

"Dimana bunda?" tanya James. Saat ia dan Adam berjalan masuk ke mall.

"Tunggu sebentar bunda tidak sendirian, dia bersama Putrinya. Papa harap kau dan putrinya bisa akur." pesan Adam. Ayah dan anak itu menunggu di sebuah restoran yang terdapat di mall itu

"Tentu. James janji akan menjadi kakak yang baik." James tersenyum.

Saat sedang berbicara bersama James. Maria pun datang bersama Laura.

"Mommy kita mau kemana?" bisik Laura saat Maria menggandeng tangan Laura masuk ke restoran.

"Kita makan sarapan sebentar setelah itu baru berbelanja." sahut Maria yang tidak sabaran mempertemukan Laura dan James.

" Mommy tidak berbohong, 'kan?" tanya Laura menatap selidik Maria. karena, Maria menggandeng tangannya menuju meja yang ada dua orang pria beda usia.

"Kali ini Mommy tidak berbohong." Maria mengecup ujung kepala Laura.

Terpopuler

Comments

Alvares

Alvares

mommymu tidak akan ingkar janjinya karena ada mainnya....

2023-05-01

1

arie

arie

ibumu itu sangat jujur Laura apa lagi demi kekasih barunya itu.dasarrrrrr.....

2023-04-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!