Tok
Tok
Tok
Maria mengetuk pintu lebih keras lagi.
"Buka pintunya, Laura Jackson!"
Karena pintu tetap tidak dibukakan Laura. Maria pun akhirnya menyerah.
''Suster.''Maria balik menatap suster yang berdiri di belakangnya.
''Iya, Nyonya.''
''Tinggalkan saja dia sendirian di kamar itu. Sebentar lagi dia pasti bangun.''
''Tapi, Nyonya.''
''Sstt...tidak ada tapi-tapian. Di rumah ini saya yang bosnya bukan Laura.'' Maria meletakkan jari telunjuk di bibirnya sementara satu jari telunjuknya digerakkan ke kiri-kanan meminta Suster itu tidak membantah dirinya.
'Gawat kalau saya dipecat nenek lampir ini. Bagaimana pengobatan ibu di desa? Baiklah, saya harus menurut dia. Non, maafin suster ya kali ini suster tinggalin kamu sendiri di kamar." batin Suster.
"Baik, Nyonya." Sebelum meninggalkan kamar Laura, suster itu menatap pintu kamar Laura. Kemudian, dia pun menurut mengekor dari belakang mengikuti Maria yang menuruni anak tangga satu persatu menuju lantai bawah.
Maria masuk ke kamarnya dia membaringkan tubuhnya di ranjang, ia menatap bantal Jackson yang masih berada diatas ranjang mereka. Maria menghela napas, ''Seandainya aku tidak egois pasti kita masih bersama. Maafkan aku, Jack.'' Maria meraih bantal bekas Jackson lalu mengusapnya lembut kemudian dia meletakan pipinya diatas bantal itu beberapa menit menghirup aroma tubuh Jackson yang masih menempel di bantal itu.
Akhirnya, Maria yang selama ini terkenal egois, arogan itu menitikkan air mata. Ia sangat menyesal dengan berpisah mereka.
"Ternyata begini rasanya perpisahan, aku pikir di sidang kemarin dia akan mempertahankan rumah tangga kami tapi dia pria lemah.Dia sama sekali tidak membantah semua tuduhan palsu yang aku karang." gumam Maria.
Ya, semua pekerja di rumah itu tau penyebab perpisahan Maria dan Jackson.
Jakson pria gila kerja tapi dia juga selalu mengutamakan keluarganya, karena ia bekerja keras menghantarkan pasangan suami istri menjadi kaya raya bahkan Jackson masuk dalam catatan orang terkaya di Spanyol urutan kedua puluh.
Karena, sangat mencintai Maria. Apapun yang di minta sang istri tercintanya, Jackson selalu menuruti semua kemauan Maria. Hingga Maria melupakan tugasnya sebagai istri dan seorang ibu. Dimana diusia Laura yang masih kecil tentu anak itu masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu begitupun dengan Jakson dia juga ingin dilayani Maria, istrinya.
Tapi, Maria yang selalu ingin terlihat baik didepan mata para teman sosialitanya. Dia tidak pernah ada waktu untuk anak dan suami biarpun sudah di tegur Jackson, wanita itu tidak menghiraukannya.
♥️♥️♥️♥️
Malam itu Jackson baru pulang kerja dia masuk ke kamar mereka namun tidak menemukan sang istri. Jackson berjalan ke arah kamar mandi karena mendengar suara gemericik air.
"Sayang kamu mandi?" tanya Jackson dari depan pintu kamar mandi.
"Iya sayang. Kamu sudah pulang?" Sahut Maria dari dalam kamar mandi.
"Ya." Jackson pun kembali ke ranjang. Ayah satu anak itu melonggarkan dasi di lehernya, lalu ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang sebentar untuk menghilangkan lelahnya. Seharian bekerja dikantor, membuat tubuhnya sangat lelah.
Sepuluh menit kemudian Maria keluar dari kamar mandi.
"Tumben sekali mandinya malam. Sekarang jam sembilan loh." Jackson membuka matanya ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka, ia lalu menatap jam tangan mahal yang melingkar ditangannya.
"Ya, aku baru saja pulang dari ulang tahun si Janet, teman arisan aku." Maria menarik kursi meja rias kemudian duduk.
"Sayang, kau itu sesekali luangkan waktu untuk aku dan Laura.Kasihan Laura itu masih kecil mana bisa kau biarkan dia setiap hari hanya bersama suster?" ucap Jackson.
"Sayang, please deh.Kita bayar Suster untuk bekerja bukan untuk enak-enakan di rumah ini. Aku ini setiap hari ada arisan para ibu-ibu masa iya aku tidak hadir gengsi dong, sayang. lagian tadi pulang malam karena merayakan ulang tahun si Janet." Maria duduk di kursi meja rias seraya mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
"Bukan begitu konsepnya sayang. Dulu kita awal menikah kau selalu menurut apa yang aku katakan tapi sekarang setelah kita bergelimang harta kau mulai menunjukkan taringmu. Kau egois hanya memikirkan dirimu saja." Jackson melepas kemeja kerjanya lalu melemparnya di keranjang baju yang terletak disamping lemari. Ia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat seharian bekerja.
"Mesti selalu protes, Laura, Laura, Laura." gumam Maria seraya memakai skincare di wajahnya.
Besok paginya, Jackson bangun, ia tidak menemukan Maria di sampingnya. Jackson lalu memilih membersihkan dirinya karena hari ini ada meeting pagi. Usai mandi Jackson menuruni anak tangga menuju ruang makan ternyata di ruang makan sudah ada Maria yang sedang sibuk menata sarapan pagi diatas meja makan. Semua ia lakukan karena tadi malam dia di tegur Jackson.
Maria takut kartu miliknya diblokir sang suami jadi mau tidak mau dia harus bangun pagi untuk membuat sarapan.
Mendengar ada hentakan kaki turun dari tangga Maria melihat ke arah tangga ternyata sang suami yang sudah rapi siap berangkat ke kantor, "Pagi, sayang." sapa Maria. Ia memasang senyum manisnya. Tanganya masih sibuk menata sandwich dan susu yang barusan ia buat.
"Pagi juga sayang." sahut Jackson.
Jackson berjalan menghampiri Maria, dia berdiri dari belakang seraya kedua tangannya melingkarkan dipinggang sang istri tidak lupa ia mendaratkan satu kecupan di punggung belakang Maria.
"Sayang, aku masih bau." Maria menoleh dia menatap Jackson dengan merona karena malu barusan dilihat salah satu pelayan dirumah.
"Kau tetap wangi."Jackson melepas pelukan dipinggang Maria. Istrinya itu semakin dibuat meleleh dengan gombalan pagi sang suami.
"Sandiwich buatan kau, sayang?" Jackson menarik kursi kemudian ia duduk. Maria pun duduk di kursi berhadapan dengan Jackson.
"Tentu, sayang aku yang membuatnya special buat suamiku tercinta dan anakku tersayang." Maria mengambil satu sandwich lalu meletakkan di piring Jackson.
"Terima kasih sayang. Kau istri terbaikku." puji Jackson tulus.
Ini yang Jackson inginkan diperhatikan istri. Walaupun hanya membuat sandwich tapi bagi Jackson nikmatnya sangat luar biasa.
"Ahh...kau terlalu berlebihan sayang." sahut Maria. Dia salah tingkah dipuji sang suami.
Namun, kebersamaan manis itu Bertahan hanya sepuluh tahun. Di mana hari itu Jackson baru pulang kerja. Maria di kamar tidak menyadari sang suami pulang, wanita itu asyik menelpon bukan hanya menelpon tapi dia melakukan video call dimana bukan bersama teman sosialitanya tapi bersama lawan jenis.
Hati Jackson sangat sakit, dia berjalan ke arah ranjang tangannya langsung merebut ponsel itu dari tangan Maria. Kemudian melempar ponsel itu hingga hancur tak berbentuk.
"Tega kau Maria Mercedes! Kau menusuk aku dari belakang." Satu tetes air mata jatuh dari sudut mata Jackson. Dia mengangkat tangannya ingin sekali menampar wanita di hadapannya ini tapi Jackson masih mencintai ibu dari anaknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
kemarin aku baca sampai bab 17 udah gitu ngilang
2023-05-02
0
Alvares
Jackson sangat baik hati meski pun istrinya Maria sudah selingkuh tapi masih mau memaafkannya....
2023-04-09
1
Leticia
punya ibu Gatal begitu ya
2023-04-03
2