Bab 7.

Mentari pagi telah menyapa dunia. Laura mengerjap ia menutup wajahnya dengan tangan karena sinar mentari yang menembus lewat celah ventilasi mengganggunya.

Laura menyibak selimutnya sebelum beranjak dari ranjang sebagai anak yang bersyukur ia mengucapkan Terima kasih kepada Sang pemberi kehidupan. Lalu Laura pun turun dari ranjang ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Walaupun usianya masih sepuluh tahun dan kesehariannya masih dipantau seorang suster tapi Laura termasuk anak mandiri dan pikiran dewasa mungkin karena kehidupan kedua orang tuanya memaksa Laura dewasa sebelum usianya.

Selesai mandi Laura keluar dari kamar mandi ia menuruni anak tangga. Namun, Laura menghentikan langkahnya, gadis kelas lima sekolah dasar itu melebarkan mata seraya menutup mulut dengan dua tangan kecilnya. Ia menuruni anak tangga lagi  sembari  menggelengkan kepala, Laura tidak percaya dengan apa yang dia lihat barusan? Dia mendapati Maria sedang tidur di sofa.

''Mommy!'' teriak Laura.

Kecewa, marah semuanya bercampur aduk wanita yang ia panggil ibu, wanita yang melahirkan dia sama sekali tidak memberikan contoh yang baik untuk dirinya.

Laura menuruni anak tangga  sangat cepat ia menghampiri sang ibunda yang tidur seperti kuda nil berendam dalam kolam. Dua kaki Maria dinaikkan diatas lengan sofa, ia tidur terlentang dengan satu tangannya menggantung ke bawah satu tangannya dinaikan diatas senderan sofa.

Laura menggerakkan tubuh tambun Maria.

''Mommy, bangun! Mengapa mommy tidur disini?''

Sementara yang dibangunkan hanya bergumam tidak jelas lalu berpindah posisi membelakangi Laura. Kini kaki satunya dinaikkan diatas senderan sofa seperti memeluk guling. Kesal Laura menarik kasar tangan Maria namun sama saja Maria kembali bergumam tidak jelas.

''Suster!'' Laura memanggil susternya.

''Iya non ada apa?'' Suster yang baru selesai memasak sarapan pagi untuk Laura berlari ke ruang tamu. Suster memukul keningnya, '' Duh, Non sudah bangun.'' gumamnya.

Tadi suster sudah berpikir dia akan meminta bantuan pelayan dan security untuk memindahkan Maria ke kamar Maria sebelum Laura bangun.

''Lihat, mengapa Mommy bisa tidur di sofa?'' Laura sudah menangis dia pikir Maria mau dicu*lik orang jahat.

''Non baru tau kalau nyonya biasanya tidur berjalan?'' bohong Suster. Ia tau ini dosa tapi mau bagaimana lagi keadaan memaksanya untuk berbohong.

''Benarkah? Bukan karena mommy mau dicu*lik orang jahat?'' wajah polos Laura membuat suster menyesal telah membohongi gadis polos itu.Tapi, ia juga merasa lucu pencu*lik siapa yang mau mencu*lik Maria?  Wanita  bawel seperti kaleng rombeng?

''Nggak. Lagian siapa yang ingin culi*k nyonya?'' seloroh Suster.

''Tapi mengapa aku baru tahu kalau mommy suka tidur berjalan? Apa Mommy belum terbiasa tidur sendiri karena sekarang daddy udah pergi?'' Laura menatap Susternya meminta penjelasan karena dia belum paham mengapa orang bisa tidur sembari berjalan?

''Ya karena Nyonya bermimpi. Di dalam mimpinya nyonya berjalan tapi karena sampai di ruang tamu nyonya sudah capek berjalan akhirnya ia pun memilih tidur sofa.'' Suster mengusap-usap lengan Laura. Berharap Laura berhenti bertanya.

''Berarti bukan karena Mommy akan diculik atau sedih daddy pergi?'' Laura berkaca-kaca.

'Non mana ada nyonya stres karena kepergian tuan. Yang ada nyonya senang karena tuan pergi dia bebas bersenang-senang diluar sana,' batin Susternya.

''Nggak non. Bentar suster minta bantuan pelayan dan Security untuk bantu angkat nyonya ke kamar.'' Suster menepuk pelan bahu Laura.

''Baiklah,'' Laura mengangguk seraya memamerkan gigi gingsulnya.

Suster bergegas ke depan memanggil Security. Pelayan pun sudah di ruang tamu. Ketiganya segera membopong Maria ke kamarnya.

Setelah berjuang mengangkat Maria. Ketiganya keluar dari kamar membiarkan majikannya beristirahat.

''Sudah?'' tanya Laura yang sudah duduk manis di ruang makan.

''Sudah non. Nyonya tidurnya pulas sekali mungkin sekarang Nyonya bermimpi sedang berendam di segitiga bermuda.'' seloroh suster.

♥️♥️♥️♥️

Hari berganti hari tak terasa sudah satu minggu Jakson pergi ke America. Hari ini weekend Laura sedang termenung di kolam ikan dan kura-kuranya. Tempat favorit Jackson dan Laura, biasanya setiap Jackson libur  pagi atau sore Laura dan Jackson selalu duduk di tepi kolam. Keduanya bercanda ria sembari memberi makan ikan dan kura-kura. Namun, kegiatan itu sudah tidak lagi Laura dan Jackson lakukan karena kedua orang tuanya sudah bercerai.

''Moli...kau tau daddy sudah nggak tinggal disini lagi. Daddy sudah kembali ke negara asalnya. Aku sangat sedih.'' Laura mengusap punggung kura-kura yang ia letakkan diatas telapak tangannya.

''Hmmm...coba ada daddy pasti lebih seru duduk di sini.'' Laura menopang dagunya dia memandang kedepan.

🍄🍄🍄🍄🍄

''Laura...Putri daddy yang cantik." panggil Jakson.

Dia menyembunyikan satu toples berisi dua kura-kura dibelakangnya.

''Iya daddy. Laura di sini lagi tangkap kupu-kupu.'' Laura datang ia langsung melingkarkan kedua tangan di kaki Jackson. Karena postur tubuh Jackson yang tinggi.

''Lihat daddy bawa apa? Hayo tebak.''Jackson berjongkok seraya menunjuk ke arah pipinya. Dua alisnya naik-turun menggoda Laura.

Cup

Cup

''Sudah. Cake?'' Usai mencium kedua pipi Jakson dan mendapat ciuman balasan dari Jackson. Laura mulai menebak apa yang dibawa Jakson.

''Salah. Coba tebak lagi.''

''Laura menyerah. Ayolah daddy katakan apa yang daddy bawa?'' Laura menunjukkan wajah puppy eyesnya.

''Tutup mata.'' suruh Jackson.

Biarpun kesal Laura terpaksa menutup kedua matanya. Karena ia sangat penasaran apa yang dibawa sang ayah.

''Jangan buka mata dulu,  tunggu daddy hitung sampai tiga baru boleh buka matanya.'' pinta Jackson.

"Baiklah." seru Laura tidak sabaran.

"Okey. Satu... dua...tiga....Tadaaa." Jackson menunjukkan dua kura-kura kecil  yang sedang berenang didalam toples kepada Laura.

Laura yang melihat ada dua kura-kura tepat di depan matanya ia melompat girang.

"Thanks, Daddy." Laura menerima toples dari Jackson.

"Sama-sama. Di piara jangan sampai mati." Jackson mencium pipi gembul sangat Putri.

"Daddy siapa nama mereka?" tanya Laura.

"Mola dan Moli." sahut Jackson tersenyum.

"Baiklah. Mulai hari ini kalian berdua akan di panggil Moli dan Mola." Laura melirik Kura-kuranya bergantian.

❤️❤️❤️❤️

Laura menghela napas. Dia sangat merindukan sang ayah. Sejak Jackson sampai di Amerika baru sekali menelpon Laura itu pun waktu pertama kali Jackson tiba di Amerika. Namun,  hingga sekarang belum menelpon atau sekedar chat menanyakan kabar Laura lagi.

"Moli...mungkin Daddy sudah melupakan kita." Laura menaikkan kedua bahunya lalu melepaskan lagi Moli ke dalam kolam berkumpul bersama temannya Mola serta ikan-ikan yang berenang kesana-kemari.

"Yakin? Daddy sudah  melupakanmu?" Laura merasakan ada sesuatu yang menempel dibelakangnya. Laura heran ada suara mirip anak kecil?

Laura berdiri karena sedikit merasa aneh Laura berencana kembali ke kamarnya.

"Daddy!" Laura langsung memeluk Jackson. Ia menempelkan kepalanya di perut Jackson. Suara itu Jackson, dia sengaja menirukan suara anak kecil untuk menggoda sang Putri.

Jackson tertawa dia mengusap belakang putrinya. sudah satu Minggu dia berpisah dengan putrinya, ada rindu di mata keduanya. Jackson berjongkok lalu mengangkat tubuh Laura. Gadis berusia sepuluh tahun itu sudah berada dalam gendongan Jackson.

"Apa katamu tadi? Daddy melupakanmu? No, Laura.  Asal kau tau hidup Daddy itu kamu." Jackson tersenyum dia mencium pipi anaknya.

"Ya .Karena Daddy tidak pernah menelpon Laura lagi." Laura meletakkan dagunya diatas bahu Jackson.

"Daddy ingin tau seberapa besar cinta Laura untuk Daddy. Kenapa Laura tidak menelepon Daddy lebih dulu?" Masih menggendong Laura, Jackson berjalan menuju rumah.

"Aku tidak memiliki keberanian." suaranya hampir saja tidak kedengaran.

Jackson terkekeh kenapa Putrinya berpikir seperti itu sementara dia sangat merindukan anaknya ini.

"Okey.Laura sekarang mandi. Kita akan pergi berlibur ditempat yang sangat Laura suka." ujar Jackson.

"Sungguh? Tadi bangun Laura sudah mandi." Laura mengeratkan kedua tangan dileher Jackson. Dia sangat bahagia Jackson menepati janjinya.

"Tentu. Apa Daddy terlihat sedang berbohong?" Jackson mencium pipi Laura lagi.Usai melepas rindu bercerita tentang beberapa hari ia pergi dari rumah banyak sekali cerita dari Laura yang membuat ia sedih. Maria selalu pergi, tidak pernah ada waktu untuk Putrinya. Jackson hanya bisa menghela napas ia salah mengambil keputusan membiarkan anaknya di asuh Maria.

Jackson pun memanggil Suster. Meminta suster menyiapkan pakaian dan beberapa keperluan Laura yang akan dibawa untuk pergi berlibur. Setengah jam kemudian pakaian dan keperluan Laura sudah selesai di packing. Suster membawanya ke lantai bawah. Satu koper kecil.

"Non. Ayo ganti pakaian dulu."

"Daddy tunggu disini. Jangan kemana-mana Laura hanya ganti pakaian." pesan Laura. Gadis itu sangat takut ayahnya pergi meninggalkan dia lagi.

"Daddy disini. Kita akan pergi berlibur sesuai janji Daddy, sayang."

Terpopuler

Comments

Alvares

Alvares

Jackson sangat menyayangi Laura...

2023-04-11

1

arie

arie

selamat berlibur ya laura

2023-04-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!