Usai membersihkan diri, Laura keluar dari kamar ia menuruni anak tangga satu persatu menuju lantai bawah karena perutnya sudah sangat lapar.
"Suster, aku lapar." ujar Laura.
"Non, duduk dulu.Tunggu bentar ya, biar saya siapkan makanan untuk Nona." Suster bergegas berdiri dari kursi tempat tadi dia duduk, untuk menghidangkan makan malam Laura.
"Baiklah." Laura duduk di kursi meja makan, gadis sepuluh tahun itu sudah terbiasa makan sendiri. Terkadang jika ia merasa kesepian Laura meminta susternya menemani dia, keduanya makan bersama di satu meja makan.
Sepuluh menit kemudian Spaghetti bolognes sudah dihidangkan di atas meja tepat di depan Laura, "Silakan, Non. Spagetti kesukaan, Non." Suster meletakkan piring berisi Spaghetti didepan anak asuhnya.
"Terima kasih, Suster." Laura menarik piring itu lebih dekat dengannya, lalu ia pun segera menyuapkan Spaghetti ke mulutnya karena perutnya benar-benar sangat lapar.
"Sama-sama, Non." balas suster.
"Non, pasti kebanyakan menangis? Mata Non sampai sembab begitu. Sabar Non tuan pasti akan datang menjenguk Nona disini." Suster itu menghibur Laura.
Dia tidak tega melihat mata sembab Laura, "Aku pun berharap Daddy tidak mengingkari janjinya." Laura menghentikan makannya, dia meletakkan garpu dan sendok diatas piring lalu meletakan kedua tangan diatas meja Laura menopang dagu diatas dua tangannya, matanya menatap kosong ke depan.
"Daddy tadi menelpon aku tapi aku ketiduran," lirih Laura, air matanya kembali jatuh.
"Setelah makan Non telpon balik tuan lagi. Siapa tau ada yang mau tuan bicara dengan Nona. Yuk, anak pintar makanannya di habisin dulu." Ini yang disukai Laura, susternya itu sangat baik. Dia juga selalu mengerti perasaan Laura layaknya ibu kandungnya. Bukan seperti Maria hanya marah dan menuntut anaknya selalu jadi yang terbaik.
"Ya, sebelum ke ruang makan aku sudah mengirim pesan untuk Daddy." lirih Laura.
"Ayok, aaa." Suster menyendok Spaghetti ia lalu menyuapkan Spaghetti ke mulut Laura. Karena, jika Maria mengetahui Laura tidak menghabiskan makanan itu akan menjadi masalah besar.
Laura menurut dia membuka mulut dan menghabiskan Spagetti itu hingga setengah bagian.
"Sudah sus, aku uda kenyang. Selera makanku tiba-tiba hilang." Tangannya menyingkir tangan suster dari hadapannya. Suster pun menurut dia merapikan lagi meja makan.
Laura mengedarkan pandangannya kesekitar ruangan.
"Sus, Mommy dimana? Tumben jam segini belum makan?"
"Nenek lampir pergi, Non." Suster itu tidak sadar dengan siapa dia berbicara.
"Hmmm? Nenek lampir? Siapa Nenek lampir itu?" Laura mengernyit dia bingung.
"Duh, mulut.Kau ini asal bicara aja." batin Suster itu seraya menepuk mulutnya.
"Eh itu Non.Maaf saya salah bicara. Ini gara-gara nonton video di salah satu app itu jadi ingat nenek lampir. Nona tadi nanya apa?"
"Suster ini kenapa kebingungan begitu sih. Aku tadi tanya Mommy. Mommy dimana?" ulang Laura lagi.
"Oh Nyonya? Nyonya tadi keluar Non, di jemput temannya."
"Mommy ko keluar? Apa Mommy nggak sedih ya Sus, Daddy pergi dari rumah?" Laura menjatuhkan kepalanya diatas meja, sedih kenapa ibunya memilih bersenang-senang?
"Non, Non kamu ko aneh si nenek lampir itu pasti bahagai. Wong tadi dia di jemput pacarnya." batin Suster itu lagi.
****
"Ini enak coba makan ini," Jackson mengambil kerang abalone. Ia meletakkan di atas piring Maria.
"Sayang, aku nggak mau kerang, Kolesterolku tinggi." tolak Maria, Tapi Ia tetap memakan kerang pemberian Jackson.
"Tadi kata Mommy nggak mau tapi kerangnya di makan." ledek Laura.
Jackson berkedip meminta Laura diam. Lalu ia dan Laura melakukan tos. Maria yang melihat itu berdiri dari kursinya lalu mencium pipi Laura dan Jackson bergantian.
******
Air mata Laura jatuh membasahi pipinya. Hatinya begitu sakit mengingat kenangan manis itu. Laura masih ingat itu kebersamaan mereka kali terakhir. Setelah itu Maria sering tidak ikut makan bersama dirinya dan Jackson. Laura juga sering dengar pertengkaran kedua orang tuanya namun ia tidak paham apa yang dibicarakan kedua orangtuanya itu.
"Sus, aku ke kamar dulu." Laura menarik kursi dia berdiri lalu pergi ke kamarnya.
"Non, nggak boleh kunci pintu ya. Suster masih bersihkan wajah sebentar."
"Ya. Cepatan." sahut Laura dari tangga.
😘😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Alvares
sekarang semuanya tinggal kenangan...
2023-04-09
1
arie
yang sabar ya Laura....
2023-04-08
2