Mulai Cinta

Melihat Rebecca terkikik, Yehezkiel merasa aneh," ada apa? kok kami seperti itu? memangnya apa yang aku katakan padamu adalah sebuah lelucon?"

Sejenak Rebecca menahan rasa gelinya, dan ia pun menyetujui kemauan suaminya.

"Baiklah, aku akan memaafkan dirimu. Tapi kamu harus benar-benar ambil alih semua pekerjaan rumah yang setiap hari aku kerjakan ya? sebelum berangkat ke kantor dan sesudah pulang dari kantor. Pokoknya semua pekerjaan rumah loh ya."

Yehezkiel menganggukkan kepalanya perlahan, ia sebenarnya juga tidak yakin apakah bisa melakukan semua itu. Tetapi ia tidak ingin mengecewakan istrinya dan tak ingin di pecat.

"Mas, jawab dengan jujur ya? sebenarnya kamu itu cemas di pecat dari kantor atau di pecat jadi suami?"

Entah kenapa Rebecca senang sekali menggoda Yehezkiel di saat ia sedang panik.

"Sialan, sepertinya Istriku kok senang sekali melihat kepanikanku. Hestah... dasar wanita aneh!" apa yang harus aku jawab coba, karena selama ini aku tidak ada rasa cinta sama sekali padanya. Sebenarnya aku takut di pecat dari perusahaan," batin Yehezkiel hanya bisa menjawab di dalam hatinya saja.

Karena jika ia mengatakan secara langsung, pasti istrinya akan sedih.

Esok harinya, Yehezkiel benar-benar menepati janji. Ia bangun terlebih dahulu, tanpa lupa menyalakan alarm ponselnya.

"Aku harus memulai apa dulu ya? begini ni kalau nggak ada asisten rumah tangga. Ah, bingung juga loh!"

Yehezkiel bangun, ia pun melihat di ember banyak cucian kotor. Langsung aja ia ambil semuanya dan memasukkannya ke mesin cuci. Sambil mencuci, dia mencuci piring pula. Tetapi sambil bibirnya manyun-manyun seperti nggak ikhlas.

"EHEM, kalau nggak iklhas nggak usah di kerjakan. Biar aku saja yang mengerjakannya."

Yehezkiel terlonjak kaget karena tahu-tahu istrinya sudah ada di belakangnya. Seketika wajahnya langsung pias dan pipinya merona merah.

Dia diam tak bisa berkata apa-apa lagi. Dan kembali di kagetkan oleh mesin cuci yang busanya keluar begitu banyaknya.

"Astagaaaa, mas. Kamu pasti terlalu banyak menuang deterjen dan juga airnya."

Rebecca menyelesaikan kekacauan tersebut. Tetapi lagi-lagi dia terperangah pada saat membuka mesin cuci. Pakaian berubah warna.

"Mas, seharusnya kalau mau mencuci jangan langsung di campur. Tetapi di pilih dulu mana yang kira-kira bisa membuat luntur dan mana yang tidak. Lihatlah, pakaian putih jadi berubah warna belang-belang seperti ini. Dan ini apa lagi, ya ampunnnnn."

Yehezkiel hanya bisa mengatakan satu kata," Maaf."

Hingga akhirnya Rebecca turun tangan juga, membantu pekerjaan Yehezkiel. Karena ia tidak ingin kondisi rumah semakin berantakan oleh ulah suaminya.

"Dulu saat kamu masih hidup bujangan, memangnya nggak pernah mencuci?"

Yehezkiel menggelengkan kepalanya, dia sama sekali tidak pernah mencuci karena selalu di bawa ke tukang loundry.

"Percuma dech kalau begini, bukannya bantu malah jadi berantakan nggak karuan. Nanti aku akan mempekerjakan asisten rumah tangga saja. Dan kamu nggak usah lagi urus pekerjaan rumah dech. Bukan beres, malah jadi kacau seperti ini."

"Semua baju jadi kelunturan seperti ini. Nanti kita nggak usah ke kantor dulu. Tetapi membeli pakaian dulu."

Tetapi Yehezkiel menolak dengan alasan dia masih punya banyak baju yang bersih dan bagus," nggak usah dech, aku masih punya banyak stok kemeja kok. Irit jangan apa-apa terus beli."

Yehezkiel tanpa sadar mengatakan hal itu di hadapan istrinya. Jika os ingat status kepemimpinan Rebecca, pasti ia tidak akan nyeplos begitu saja.

Rebecca terus saja menatap ke wajah suaminya yang sangat tampan, yang sedang fokus mencuci piring. Hingga tak sadar ada sedikit busa yang menempel di dahinya. Dengan kelembutan, Rebecca membersihkan dahi suaminya," eh...apa yang akan kamu lakukan?"

Yehezkiel pikirannya sudah kearah yang berlawanan. Hingga membuat Rebecca ngakak," nggak usah berpikiran mes*m, karena aku tidak akan memperkosamu."

Sontak saja Yehezkiel tersipu malu pada saat mendengar apa yang barusan di katakan oleh Rebecca.

Sejak Rebecca tahu Yehezkiel mengetahui jari dirinya, ia malah semakin sering menggoda suaminya tersebut.

Siang menjelang...

Rebecca mengajak Yehezkiel untuk ke mall, walaupun suaminya sempat tidak bersedia. Tetapi Rebecca berhasil memaksanya hingga ia mau.

Kali ini Rebecca sengaja berpenampilan cantik, hal ini membuat Yehezkiel terperangah kembali seraya menelan salivanya. Pakaian yang di kenakan begitu menggoda iman. Lekuk tubuh terlihat sekali bak gitar Spanyol.

Perpaduan warna pakaian begitu sepadan dengan kulit tubuhnya yang putih mulus. Agak terlihat sedikit belahan dadanya. Hingga membuat Yehezkiel langsung protes tanpa sadar.

"Ganti bajunya, jangan pakai itu!" olehnya manyun.

Rebecca sengaja pura-pura nggak tahu, padahal ia memang sengaja melakukan itu, ingin tahu apa reaksi suaminya," memangnya kenapa jika aku memakai baju ini? kok di minta ganti?"

"Kamu sengaja ya, ingin pamer ke semua orang! tuh belahan dadamu sangat terlihat!"

Rebecca tersenyum," ok suamiku tercinta."

Rebecca sangat senang karena kini lambat laun Yehezkiel mulai perhatian pada dirinya, itu membuktikan jika dirinya ada kesempatan untuk menyelamatkan rumah tangga mereka.

Rebecca berganti pakaian dan kali ini memakai rok sebatas paha. Hal ini pun di larang lagi oleh Yehezkiel," astagaa... apa kamu ingin memamerkan pahamu? jika kamu nungging pasti terlihat tuh dalamnya!

Sontak saja Rebecca ngakak, membuat Yehezkiel heran," kenapa malah ngakak sih? memangnya apa yang aku katakan sebuah lelucon atau lawakan! buruan ganti dengan pakaian yang sopan, baru aku mau pergi."

Kembali lagi Rebecca mengganti pakaiannya dengan t-shirt dan celana jins panjang. Yehezkiel melihat dengan seksama penampilan istrinya, setelah itu ia mengacungkan kedua ibu jarinya yang menandakan dirinya setuju.

Kini mereka pun pergi dengan mengendarai mobil mewah milik Rebecca, dan tak lupa memakai sopir pribadi. Yehezkiel sempat terkejut," kok aku nggak tahu ada mobil ini dan pak sopirnya?"

"Aku sengaja memintanya sopir pribadiku ini yang ada di rumah sekarang bekerja di sini," ucap Rebecca.

Yehezkiel menyarankan supaya ayah mertuanya tinggal bersama mereka saja, karena kasihsm bila tinggal seorang diri saja. Tetapi justru menurut Rebecca, Yehezkiel dan Rebecca yang di minta pindah ke rumah mewah milik Ayah Rebecca.

"Untuk saat ini jangan bahas tentang tempat tinggal dulu. Tetapi bagaimana kedepannya rumah tangga kita ini, mas."

"Apakah kamu akan selalu mendampingiku di dalam suka duka atau memang kamu ingin berpisah dariku, seperti yang pernah kamu katakan tempo dulu."

"Karena waktu yang kuberikan padamu satu Minggu untuk berpikir mulai dari hari ini. Aku ikuti saja apa maumu, apa yang kelak akan menjadi suatu keputusan dirimu."

Mendengar perkataan Rebecca di dalam hati Yehezkiel berontak," sebenarnya aku ingin mengatakan sekarang saja jika aku tidak ingin berpisah lagi."

Terpopuler

Comments

Rama Blaem Blaem

Rama Blaem Blaem

jelas gak ingin berpisah..
lhah wonk istrinya cantik jelita sekaligus kya raya🤪

2023-05-28

1

Eka Elisa

Eka Elisa

baru smpt baca ma...
tdi siang sibuk..😁😁😁😁 yg atu baru buka sparo eh liat jm udh wktu nya start....dpn oven..gk jadi deh bca nya..😁😁😁🙏🙏🙏

2023-04-13

2

Eka Elisa

Eka Elisa

gk mungkin kiel mau pisah dgn mu ca...mna kmu tajir mlintir cntik bak bidadari lagi..gk bkln lah dia mau pish dgn mu bodoh dia lok pilih pish dgn mu......ca...😁😁😁

2023-04-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!