Yang Aku Punya, Hanya Nyawa?!

Tubuh Jenny terasa sangat tidak enak, tubuhnya terasa meriang dan suhu tubuh yang tinggi. Dari semalam Jenny belum memakan apapun karena lidahnya yang terasa pahit. Jenny juga belum istirahat dari semalam. Hari ini dia hanya meringkuk di atas tempat tidur dengan tubuh yang terasa begitu panas.

Brak...

Suara pintu yang terbuka dengan kasar membuat Jenny terkejut, dia bangun dengan tubuh lemahnya. Bahkan penglihatannya saja terlihat berkunang-kunang dan tidak jelas. Namun Jenny tahu jika yang sedang berjalan ke arahnya itu adalah Hildan.

"Mas ada apa?"

Hildan menarik tangan Jenny dan membantingnya tubuh Jenny ke atas latai dengan kuat. Kepala Jenny terbentur ujung nakas hingga berdarah. Kepalanya semakin pusing dan tubuhnya terasa sakit semua, kakinya juga terasa sangat sakit.

"Kau lupa tugasmu, Hah?! Kau lupa menjemput Zaina sekolah"

Deg..

Jenny benar-benar lupa, dia memang sedang sakit dan dia hanya tidur sepulang dari mengantar anaknya sekolah. Jenny benar-benar ketiduran dan tidak ingat kalau sudah waktunya menjemput Zaina pulang sekolah.

"Maaf Mas, aku lupa"

Hildan menjambak rambut Jenny hingga kepala istrinya itu terbawa ke belakang dengan meringis pelan. Jenny kembali harus menatap wajah menyeramkan Hildan.

"Kau benar-benar tidak bisa di percaya, bagaimana kalau sampai Zaina ada yang culik? Kau benar-benar membuat aku murka" Hildan menghempaskan kepala Jenny dengan kasar.

"Aku sedang tidak enak badan jadi aku ketiduran"

"Kau fikir aku peduli? Mau ka mati sekalipun aku tidak akan peduli"

Hildan menendang kaki Jenny yang jelas sudah sakit. Lalu da berlalu begitu saja tanpa menghiraukan keadaan istrinya itu.

Jenny berdiri dan mendudukan tubuh ringkihnya diatas tempat tidur. Dia mengambil beberapa lembar tisu untuk mengusap darah di keningnya yang mengalir sampai ke wajahnya. Jenny tersenyum melihat noda merah di tisu putih itu, dia merasa jika darahnya saja tidak akan membuat Hildan luluh. Rasanya jika dia mati pun memang Hildan tidak akan pernah peduli padanya.

Jenny tersenyum, namun dengan air mata yang mengalir deras di pipinya. "Buktinya, aku memang tidak mempunyai apapun lagi saat ini selain nyawa"

Seandainya Jenny mati, mungkin Hildan baru akan menyadari jika masih ada yang Jenny miliki dan ketika nyawa itu hilang, maka Hildan pasti akan bahagia karena Jenny sudah tidak mempunyai apapun lagi.

Drett...Drett..

Ponsel diatas nakas berdering, Jenny mengambilnya dan dia tersenyum ketika tahu siapa yang menghubunginya. Jenny mencoba menetralkan suaranya yang sedang menangis itu, sebelum mengangkat telepon.

"Hallo Bu, ada apa?"

"Hallo Nak, bagaimana kabarmu?"

Jenny tersenyum, tapi lagi-lagi air matanya mengalir di pipinya yang segera dia hapus dengan punggung tangannya. "Baik Bu, kabar aku baik disini. Ibu bagaimana? Apa Ibu baik-baik saja?"

"Ibu baik Nak, hanya saja beberapa hari terakhir ini perasaan Ibu tidak enak. Ibu takut terjadi sesuatu padamu"

Jenny menutup mulutnya sendiri saat dia tidak bisa menahan tangisnya. Dia menjauhkan ponsel agar Ibu tidak mendengar tangisannya. Ternyata memang benar jika hati dan perasaan seorang Ibu sangat peka terhadap keadaan anaknya.Dan Jenny tidak mau membuat Ibu khawatir dan mungkin Ibu akan merasa bersalah jika tahu kalau pria yang dia jodohkan dengan putrinya adalah pria yang masih terjebak dengan masa lalunya dan malah sering menyakiti putrinya ini.

"Jen, Nak"

Jenny menghembuskan nafas pelan untuk menghentikan tangisannya. Dia kembali menempelkan ponselnya di telinga. "Iya Bu, Jenny ngantuk jadi barusan hampir ketiduran"

"Yaudah kamu tidur saja sekarang, kamu pasti capek ya semalam katanya kamu habis memasang bunga di acara pernikahan"

"Iya Bu, kalau begitu aku tidur dulu ya"

Jenny segera mematikan sambungan telepon. Lalu dia tidur diatas tempat tidur dengan tangisan yang semakin pecah. Membenamkan wajahnya diatas bantal agar tangisannya tidak terlalu terdengar.

"Bunda.."

Jenny langsung menghentikan tangisannya dan menoleh pada Zaina yang masuk ke dalam kamar, masih menggunakan seragam sekolah. Jenny tersenyum pada Zaina.

"Zaina pulang bersama Daddy? Maaf ya, Bunda ketiduran jadi lupa menjemput kamu"

"Tidak papa Bunda, lagian Zaian di jemput sama Oma.Tadi ke rumah Oma dulu sebentar"

"Terus sekarang Omanya mana?"

"Sudah pulang, katanya mau arisan. Oma titip salam buat Bunda"

Jenny tersenyum mendengar itu, dia mengelus kepala Zaina dengan lembut. "Oma tidak masuk dulu ke rumah ya?"

Zaina menggeleng pelan. Dan Jenny menghela nafas pelan, dia memang sedikit khawatir jika Mama datang ke rumah ini dan pasti dia akan mengetahui semua yang sedang terjadi, mungkin juga Mama akan memberi tahu Ibu. Dan Jenny tidak mau jika Ibunya yang sudah tua itu harus kefikiran tentang keadaan anaknya yang tidak baik-baik saja.

######

Malam hari Jenny memaksakan diri untuk memasak meski dengan tubuhnya yang ringkih. Luka di keningnya sudah dia obati dan di tutup menggunakan plester. Tidak terlalu terlihat karena poni yang menutupi keningnya.

Hildan sampai di rumah dan tersenyum ketika melihat anaknya yang berlari ke arahnya dan memeluk kakinya. Hildan menggendong Zaina dan membawanya duduk diatas sofa.

"Anak Daddy kayaknya senang sekali hari ini?"

Zaina tersenyum dan mengangguk, dia memang sedang senang hari ini. "Iya Dad, tadi teman aku di sekolah ada yang mempunyai adik baru. Katanya kalau Zaina sudah mempunyai Bunda maka Zaina juga bisa mempunyai adik"

Hildan tediam mendengar itu, dia tidak menyangka jika anaknya akan meminta seorang adik ketika dia sudah menikah dengan  Jenny.Wanita yang tidak dai cintai sama sekali.

"Zaina 'kan masih kecil jadi jangan meminta adik dulu"

"Tapi teman Zaina sudah mempunyai dua adik, kenapa Zaina tidak boleh?"

Hildan mulai bingung harus menjelaskan apa. Anaknya yang masih sangat polos ini tentu hanya memikirkan tentang temannya yang saat ini mempunyai adik. Jadi Hildan harus bisa-bisa menjelaskan padanya agar anaknya ini mengerti.

"Nanti kalau Zaina mempunyai adik sekarang, berarti kasih sayang Bunda akan terbagi. Jadi sekarang lebih baik Bunda menyayangi Zaina saja dulu, punya adiknya nanti saja kalau Zaina sudah besar"

Hildan langsung menoleh pada Jenny yang baru saja muncul dan menjawab pertanyaan Zaina yang begitu membuat Hildan bingung  harus bagaimana menjelaskannya.

"Baiklah kalau begitu"

Jenny tersenyum mendengar itu, dia menatap suaminya yang langsung memalingkan wajahnya. Seolah tidak mau di tatap oleh istrinya sendiri. Jenny jelas tahu jika Hildan tidak mungkin mau menyentuh tubuhnya sebagai seorang istri. Jadi mana mungkin Zaina akan mendapatkan adik.

"Sekarang ayo kita makan malam dulu"

"Baik Bunda"

Dan malam ini adalah kali kedua Hildan memakan masakan Jennya. Dan hal itu tentu membuat Jenny senang.

Bersambung 

Terpopuler

Comments

Mia Sukatmiati

Mia Sukatmiati

Kenapa harus ada kdrt,harusnha malah baikin Jenny biar urus anaknya dengan baik,wanita di kdrt trus disuruh rawat anak yg bukan anka kandungnya,,trus diemmmm aja,,haloooo wanita,,segitu rendajnyakah dirimu

2023-10-02

0

lovely

lovely

dasar cewek stupid mau aja diinjak² harga diri di siksa mlah senang makanannya di makan suami lucnuttt dunia haluuu bikin mirisss ceweknya stupid

2023-05-05

4

Yoo anna 💞

Yoo anna 💞

ya iya anak mu di aniyaya sana orang sinting

2023-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Menerima Lamaran Hildan
3 Ternyata Hanya Sandiwara
4 Hidup Baru Dimulai
5 Pertama Kali Mengantar Sekolah
6 Daddy Tidak Jahat, Nak!
7 Yang Aku Punya, Hanya Nyawa?!
8 Dia Mantan Pacarku?
9 Kau Sudah Menjadi Milikku!
10 Siap Mati Ditanganmu?!
11 Ceraikan Aku, Mas!
12 Figura Foto
13 Zaina Hilang?
14 Air Matamu Adalah Kebahagiaanku!
15 Pesan Terakhir?!
16 Bunda Pergi, Daddy!
17 Jenny Yang Sudah Lelah
18 Tidak Akan Ada Yang Setulus Jenny!
19 Maafkan Aku!
20 Menyesal?!
21 Kejahatan Erina Yang Terbongkar
22 Hampir Bertemu
23 Berharap Kesempatan Kedua
24 Gugatan Cerai?!
25 Bertemu Dengan Zaina
26 Zaina Yang Kembali Ceria
27 Belum Siap Mengatakan Yang Sebenarnya!
28 Mimpi Yang Membuat Hildan Terpuruk
29 Rencana Mama?!
30 Bertemu?
31 Kebingungan Jenny
32 Sandiwara Yang Melukai Hati Jenny!
33 Memberi Kesempatan Kedua
34 Mencoba Mempercayai Hildan!
35 Ibu Yang Masih Ragu
36 Tidak Akan Mengulang Kesalahan!
37 Masih Ragu?!
38 Bekas Kecupan?!
39 Mengambil Keputusan
40 Suasana Rumah Yang Berbeda
41 Kamar Baru Kita
42 Belum Siap Melakukannya?!
43 Membuat Gulali?
44 Lakukanlah Mas?!
45 Menginginkan Anak Laki-laki
46 Ngidam lagi?
47 Kekhawatiran Hildan
48 Cinta Terakhirku!
49 Hildan Yang Masih Menjaga Jarak?!
50 Tentang Kehidupan Jenny?!
51 Mas, Adalah Panggilan Kesayangan?!
52 Kedatangan Dio
53 Semua Tentang Kehidupan Hildan
54 Tragedi Penusukan?!
55 Keduanya Selamat?!
56 Menemui Erina
57 Menjalani Hidup Yang Bahagia
58 Pernikahan Yang Bahagia?!
59 Babybluse?!
60 Akhir Episode
61 Kapan Kisah Selanjutnya Realis?
62 Novel Zaina Realis
63 Pengganti Istri Pertama
64 Apa Ada S2?
65 S2 (Karyawan Baru Yang Tampan)
66 S2 (Sebuah Pesan)
67 S2 (Permintaan Hildan)
68 S2 (Masih Tentang Pesan)
69 S2 (Menerima Semua Masa Lalunya)
70 S2 (Kesalah Fahaman Part 1)
71 S2 (Kesalah Fahaman Part 2)
72 S2 (Memecatnya)
73 S2 (Aku Hanya Takut Kehilanganmu)
74 S2 (Selamanya Akan Mencintaimu)
75 S2 (Apa Mungkin Sudah Bercerai?!)
76 Mempunyai Tempat Tersendiri Dihatinya
77 S2 (Meminta Maaf Dengan Tulus Pada Ibu)
78 S2 (Ternyata Dio Juga Terluka)
79 S2 (Bertemu Dio)
80 S2 (Panggilan Lia?)
81 S2 (Mengajak Dio Bertemu?)
82 S2 (Berbaikan)
83 S2 (Gadis Menarik Untuk Dio?)
84 S2 (Identitas Dio Yang Terungkap)
85 S2 (Cukup Tertarik Padanya)
86 S2 (Sepertinya Memang Menyukainya)
87 S2 (Mari Berteman)
88 S2 (Hamil Lagikah?)
89 S2 (Masih Tidak Percaya Dengan Perubahannya)
90 S2 (Bagaimana Kehidupannya Sebenarnya?)
91 S2 (Dia Sudah Bebas?)
92 S2 (Ternyata Dia Juga Menyukaiku)
93 S2 (Tetap Bersyukur Dengan Jalan Hidupku)
94 S2 (Tentang Adelia)
95 S2 (Aku Tidak Pantas Bagi Siapapun)
96 S2 (Bertemu Erina)
97 S2 (Ternyata Mantan Kekasih?)
98 S2 (Kenapa Masih Bersikap Baik?)
99 S2 (Kemarahan Adelia)
100 S2 (Jangan Mengganggu Aku Lagi, Bu)
101 S2 (Ayah, Kapan Jemput Lia?)
102 S2 (Ketakutan Zaina)
103 S2 (Berniat Balas Dendam?)
104 S2 (Mencoba Untuk Bersama)
105 S2 (Akan Bersamamu Selamanya)
106 S2 (Bunda Sudah Tidak Marah)
107 S2 (Mengurus Suamimu)
108 S2 (Bertemu Farzan)
109 S2 (Jangan Membantah Orang Tuamu)
110 S2 (Terhalang Restu Lagi)
111 S2 (Aku Akan Segera Menikahimu)
112 S2 (Tolong Bantu Dia)
113 S2 (Mendapat Restu)
114 S2 (Aku Belum Bisa, Kak)
115 S2 (Datang Untuk Meminta Maaf)
116 S2 (Hanya Gadis Bekas)
117 S2 (Maafkan Ibu)
118 S2 (Bersyukur Karena Kalian Tidak Direstui)
119 S2 (Perhatian Hildan)
120 S2 (Masih Malu, Meski Pernikahan Sudah Lama)
121 S2 (Menyelesaikan Dengan Farzan)
122 S2 (Cinta Diantara Ibu Dan Anak)
123 S2 (Hatiku Seutuhnya Untukmu)
124 S2 (Terima Kasih Sudah Bertahan Denganku)
125 SIMPANAN TUAN ZAYYAN
126 Terpenjara Dendam Pengacara Lin
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Perjodohan
2
Menerima Lamaran Hildan
3
Ternyata Hanya Sandiwara
4
Hidup Baru Dimulai
5
Pertama Kali Mengantar Sekolah
6
Daddy Tidak Jahat, Nak!
7
Yang Aku Punya, Hanya Nyawa?!
8
Dia Mantan Pacarku?
9
Kau Sudah Menjadi Milikku!
10
Siap Mati Ditanganmu?!
11
Ceraikan Aku, Mas!
12
Figura Foto
13
Zaina Hilang?
14
Air Matamu Adalah Kebahagiaanku!
15
Pesan Terakhir?!
16
Bunda Pergi, Daddy!
17
Jenny Yang Sudah Lelah
18
Tidak Akan Ada Yang Setulus Jenny!
19
Maafkan Aku!
20
Menyesal?!
21
Kejahatan Erina Yang Terbongkar
22
Hampir Bertemu
23
Berharap Kesempatan Kedua
24
Gugatan Cerai?!
25
Bertemu Dengan Zaina
26
Zaina Yang Kembali Ceria
27
Belum Siap Mengatakan Yang Sebenarnya!
28
Mimpi Yang Membuat Hildan Terpuruk
29
Rencana Mama?!
30
Bertemu?
31
Kebingungan Jenny
32
Sandiwara Yang Melukai Hati Jenny!
33
Memberi Kesempatan Kedua
34
Mencoba Mempercayai Hildan!
35
Ibu Yang Masih Ragu
36
Tidak Akan Mengulang Kesalahan!
37
Masih Ragu?!
38
Bekas Kecupan?!
39
Mengambil Keputusan
40
Suasana Rumah Yang Berbeda
41
Kamar Baru Kita
42
Belum Siap Melakukannya?!
43
Membuat Gulali?
44
Lakukanlah Mas?!
45
Menginginkan Anak Laki-laki
46
Ngidam lagi?
47
Kekhawatiran Hildan
48
Cinta Terakhirku!
49
Hildan Yang Masih Menjaga Jarak?!
50
Tentang Kehidupan Jenny?!
51
Mas, Adalah Panggilan Kesayangan?!
52
Kedatangan Dio
53
Semua Tentang Kehidupan Hildan
54
Tragedi Penusukan?!
55
Keduanya Selamat?!
56
Menemui Erina
57
Menjalani Hidup Yang Bahagia
58
Pernikahan Yang Bahagia?!
59
Babybluse?!
60
Akhir Episode
61
Kapan Kisah Selanjutnya Realis?
62
Novel Zaina Realis
63
Pengganti Istri Pertama
64
Apa Ada S2?
65
S2 (Karyawan Baru Yang Tampan)
66
S2 (Sebuah Pesan)
67
S2 (Permintaan Hildan)
68
S2 (Masih Tentang Pesan)
69
S2 (Menerima Semua Masa Lalunya)
70
S2 (Kesalah Fahaman Part 1)
71
S2 (Kesalah Fahaman Part 2)
72
S2 (Memecatnya)
73
S2 (Aku Hanya Takut Kehilanganmu)
74
S2 (Selamanya Akan Mencintaimu)
75
S2 (Apa Mungkin Sudah Bercerai?!)
76
Mempunyai Tempat Tersendiri Dihatinya
77
S2 (Meminta Maaf Dengan Tulus Pada Ibu)
78
S2 (Ternyata Dio Juga Terluka)
79
S2 (Bertemu Dio)
80
S2 (Panggilan Lia?)
81
S2 (Mengajak Dio Bertemu?)
82
S2 (Berbaikan)
83
S2 (Gadis Menarik Untuk Dio?)
84
S2 (Identitas Dio Yang Terungkap)
85
S2 (Cukup Tertarik Padanya)
86
S2 (Sepertinya Memang Menyukainya)
87
S2 (Mari Berteman)
88
S2 (Hamil Lagikah?)
89
S2 (Masih Tidak Percaya Dengan Perubahannya)
90
S2 (Bagaimana Kehidupannya Sebenarnya?)
91
S2 (Dia Sudah Bebas?)
92
S2 (Ternyata Dia Juga Menyukaiku)
93
S2 (Tetap Bersyukur Dengan Jalan Hidupku)
94
S2 (Tentang Adelia)
95
S2 (Aku Tidak Pantas Bagi Siapapun)
96
S2 (Bertemu Erina)
97
S2 (Ternyata Mantan Kekasih?)
98
S2 (Kenapa Masih Bersikap Baik?)
99
S2 (Kemarahan Adelia)
100
S2 (Jangan Mengganggu Aku Lagi, Bu)
101
S2 (Ayah, Kapan Jemput Lia?)
102
S2 (Ketakutan Zaina)
103
S2 (Berniat Balas Dendam?)
104
S2 (Mencoba Untuk Bersama)
105
S2 (Akan Bersamamu Selamanya)
106
S2 (Bunda Sudah Tidak Marah)
107
S2 (Mengurus Suamimu)
108
S2 (Bertemu Farzan)
109
S2 (Jangan Membantah Orang Tuamu)
110
S2 (Terhalang Restu Lagi)
111
S2 (Aku Akan Segera Menikahimu)
112
S2 (Tolong Bantu Dia)
113
S2 (Mendapat Restu)
114
S2 (Aku Belum Bisa, Kak)
115
S2 (Datang Untuk Meminta Maaf)
116
S2 (Hanya Gadis Bekas)
117
S2 (Maafkan Ibu)
118
S2 (Bersyukur Karena Kalian Tidak Direstui)
119
S2 (Perhatian Hildan)
120
S2 (Masih Malu, Meski Pernikahan Sudah Lama)
121
S2 (Menyelesaikan Dengan Farzan)
122
S2 (Cinta Diantara Ibu Dan Anak)
123
S2 (Hatiku Seutuhnya Untukmu)
124
S2 (Terima Kasih Sudah Bertahan Denganku)
125
SIMPANAN TUAN ZAYYAN
126
Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!