Siap Mati Ditanganmu?!

Jenny sedang bersiap untuk menjemput Zaina pulang sekolah. Namun ponselnya yang tiba-tiba berdering membuat Jenny menghentikan aktivitasnya sejenak. Dia melihat nomor ponsel suaminya yang meneleponnya.

"Ha-hallo Mas?"

Sebuah ketakutan yang kini tertanam di diri Jenny setiap dia berhadapan dengan suaminya. Jenny takut jika mungkin suaminya akan menyiksanya lagi setiap kali dia membuat kesalahan.

"Jemput Zaina!"

"I-iya, ini juga aku sedang bersiap untuk menjemput Zaina"

"Hmm"

Sambungan telepon langsung terputus begitu saja, membuat Jenny menghela nafas pelan. Jenny segera mengambil tas selempang miliknya. Dia segera pergi mengendarai mobilnya. Meski sebenarnya tubuhnya masih terasa tidak baik, kepala Jenny juga masih terasa pusing. Namun dia harus menguatkan dirinya sendiri karena tidak mungkin jika dia tidak menjemput Zaina dan mungkin saja dia akan kena amarah suaminya lagi.

Ketika Jenny sampai di sekolah, dia sudah melihat Zaina yang menunggu di depan gerbang sekolah. Jenny membukakan pintu mobil dari dalam. "Zaina, ayo masuk Sayang"

Zaina mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil Ibunya. Gadis kecil itu memakai sabuk pengaman di tubuhnya.

"Bunda sudah sembuh sekarang?"

Jennya tersenyum mendenagr pertanyaan penuh anda khawatir dari anak sambungnya ini. "Bunda baik-baik saja, semoga akan semakin sehat ya"

"Iya Bunda, amin"

Jenny mengendarai mobilnya dengan pelan, dia tidak bisa berkendara normal karena kondisi tubuhnya yang sedang tidak fit. Jenny lebih mementingkan keselamatannya daripada kecepatan saat ini.

Kepalanya mulai terasa pusing kembali saat dia melihat beberapa kendaraan yang berseliweran dengan cepat di jalanan. Jenny menggelengkan kepalanya ketika penglihatannya terasa bekunang-kunang. Dia mencoba untuk kembali fokus pada jalanan di depannya. Tapi kepalanya malah semakin pusing, hingga dia tidak melihat jika lampu merah di depannya.

Mobil Jenny terus melaju, menerobos lampu merah hingga ada sebuah mobil di depannya dia begitu terkejut dan langsung membanting stir ke bahu jalan dan mobilnya menabrak bahu jalan dengan keras.

"Bundaa...."

Teriakan Zaina terdengar sebelum Jenny tidak sadarkan diri.

######

Jenny mengerjapkan matanya, dia melihat suasana putih yang bersih. Jenny merasa bingung dimana dia berada saat ini, hingga ingatan tentang kecelakaan yang terjadi membuat  dia tersadar.

"Zaina, bagaimana keadaan Zaina?"

Jenny langsung bangun dan menatap suaminya yang berdiri di samping ranjang dengan wajah yang murka.

"Mas, Zaina dimana? Bagaimana keadaannya?"

Plak..

Tamparan keras mendarat di pipi Jenny, hingga dia memegangi wajahnya dengan rasa sakit. Sudut bibirnya sampai mengeluarkan darah saking kuatnya tamparan Hildan padanya.

Hildan mencengkram dagu Jenny dnegankuat, menatap wajahnya dengan tatapan yang begitu dingin dan tajam. "Kau hampir menghilangkan nyawa anakku, apa kau gila Hah? Kau hampir membuat Zaina pergi menyusul Mommynya, sialan"

Plak..

Tamparan yang kembali mendarat di pipi sebelahnya. Jenny mendongak dan memberanikan diri untuk menatap Hildan. "Siapa yang gila? Aku yang sedang sakit tapi kau paksa untuk menjemput anakmu. Atau kau? Yang menjadikan aku istri, namun hanya kau pekerjakan untuk menjaga anakmu dan kau siksa"

Tangan Jenny bergetar saat dengan berani dia berkata seperti itu. Jenny sebenarnya tidak seberani itu. Apalagi ketika tatapan suaminya yang semakin tajam padanya.

"Berani kau!"

Hildan menatap Jenny dengan tersenyum penuh misteri. Dia mengelus pipi Jenny dengan punggung tangannya. Jenny memejamkan matanya, bukan karena menikmati elusan lembut tangan Hildan di pipinya. Tapi dia sangat takut karena mungkin hari ini Hildan akan membunuhnya.

Tangan Hildan turun ke bagian leher, masih tersenyum. Namun beberapa saat kemudian senyuman itu lenyap seiring dengan  cengkraman kuat di leher mungil Jenny. Hanya perlu menggunakan satu tangan untuk Hildan mencengkram kuat leher Jenny.

Wajah Jenny terlihat merah padam karena kehabisan nafas, tubuhnya bergetar kuat. Jenny memejamkan matanya, dia siap jika saat ini harus mati di tangan suaminya. Namun melihat Jenny yang pasrah, bahkan dia tidak berontak sedikit pun untuk melepaskan cengkraman kuat tangan Hildan di lehernya. Hildan langsung melepaskan cengkraman tangannya di leher Jenny.

Jenny terbatuk-batuk dan langsung menghirup udara sebanyak-banyaknya. Dia mendongak dan menatap Hildan dengan matanya yang berkaca-kaca. "Kenapa tidak membunuh aku saja? Kenapa kau malah melepaskan aku? Bunuh saja aku saat ini. Aku siap mati di tanganmu, asal itu akan membuat kamu puas"

Hildan mengusap wajah kasar, dia juga tidak mengerti kenapa sekarang dia jadi seperti ini. Bahkan dia hampir membunuh Jenny.

"Aku tidak akan membunuhmu, sebelum aku puas bermain-main denganmu"

Hildan berlalu keluar dari ruangannya, membuat Jenny hanya bisa menatap punggungnya dengan mata yang berkaca-kaca. Dan pertahanan Jenny runtuh juga, dia menangis sejadi-jadinya di dalam ruangan ini.

Apa salahku hingga aku harus melewati semua ini. Sampai aku harus merasakan luka yang sangat dalam.

Tidak tahu apalagi yang harus Jenny lakukan saat ini. Rasanya dia sudah tidak punyai pilihan apapun lagi selain pasrah saja pada takdir hidupnya yang mungkin akan membuat dia mati di tangan suaminya sendiri.

######

Hildan duduk di kursi tunggu, dia mengacak rambutnya sendiri dnegan frustasi. "Kenapa wajahnya yang seperti tidak mempunyai semangat hidup lagi, membuat aku lemah dan kasihan padanya"

Wajah Jenny yang masih terlintas dalam ingatan Hildan benar-benar membuatnya frustasi. Bagaimana Jenny yang terlihat pasrah saat Hildan hampir membuat nyawanya melayang. Jenny benar-benar sudah tidak mempunyai harapan hidup lagi.

Hildan berdiri dan masuk ke dalam ruangan anaknya. Bersyukur karena tidak ada luka yang serius yang dialami oleh Zaina. Anak itu hanya terluka di bagian kepalanya saja, itu pun tidak parah.

"Daddy, bagaimana Bunda? Zaina ingin bertemu dengan Bunda"

"Zaina harus istirahat dulu biar bisa langsung pulang hari ini"

"Lalu, apa Bunda juga bisa pulang hari ini?"

Hildan mengangguk saja, akibat kecelakaan itu, Jenny juga tidak terluka terlalu parah.Hanya bagian kepalanya yang terluka dan kakinya yang memar karena terbentur. Tidak ada luka lain yang perlu dikhawatirkan.

"Zaina istirahat saja sekarang"

Hildan berjalan ke arah sofa, dia duduk disana. Dan bayangan Jenny saat dia mencekiknya langsung kembali terbayang di ingatannya. Entah kenapa saat ini Hildan merasa sangat lemah. Dia merasa kasihan dengan Jenny ketika melihat wajahnya yang pasrah begitu saja saat Hildan hampir membunuhnya.

Apa dia benar-benar akan pasrah saja ketika aku benar-benar membunuhnya? Sial kenapa aku terus memikirkan dia. Jangan sampai terpancing dengan wajah menyedihkannya itu, Hildan.

Drett.. Drett..

Hildan menatap ponselnya yang berdering diatas meja, dia segera mengambilnya dan mengangkat telepon dari Asistennya itu.

"Hallo, ada apa?"

"Hallo Tuan, Nona Erna kembali datang ke perusahaan dan ingin bertemu dengan Tuan"

"Kau suruh saja dia datang ke rumahku nanti malam"

"Baik Tuan"

Entah apa yang akan terjadi nanti malam.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

ah goblok bget sh jd perempuan…

2023-10-26

0

Mia Sukatmiati

Mia Sukatmiati

novel yg laki selingkuh tapi tudak kasar le istrinya dan akhirnya menyesali perselingkuhannay aku sellau dukung pemeran wanita tuk balikan lagi,tapi klo sdh kdrt ,kayak gini ,kok jijik rasanya klo mau tetep bertahan,,

2023-10-02

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Jenny pergi saja tiada gunanya kau bertahan dengan suami tak punya perasaan

2023-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Menerima Lamaran Hildan
3 Ternyata Hanya Sandiwara
4 Hidup Baru Dimulai
5 Pertama Kali Mengantar Sekolah
6 Daddy Tidak Jahat, Nak!
7 Yang Aku Punya, Hanya Nyawa?!
8 Dia Mantan Pacarku?
9 Kau Sudah Menjadi Milikku!
10 Siap Mati Ditanganmu?!
11 Ceraikan Aku, Mas!
12 Figura Foto
13 Zaina Hilang?
14 Air Matamu Adalah Kebahagiaanku!
15 Pesan Terakhir?!
16 Bunda Pergi, Daddy!
17 Jenny Yang Sudah Lelah
18 Tidak Akan Ada Yang Setulus Jenny!
19 Maafkan Aku!
20 Menyesal?!
21 Kejahatan Erina Yang Terbongkar
22 Hampir Bertemu
23 Berharap Kesempatan Kedua
24 Gugatan Cerai?!
25 Bertemu Dengan Zaina
26 Zaina Yang Kembali Ceria
27 Belum Siap Mengatakan Yang Sebenarnya!
28 Mimpi Yang Membuat Hildan Terpuruk
29 Rencana Mama?!
30 Bertemu?
31 Kebingungan Jenny
32 Sandiwara Yang Melukai Hati Jenny!
33 Memberi Kesempatan Kedua
34 Mencoba Mempercayai Hildan!
35 Ibu Yang Masih Ragu
36 Tidak Akan Mengulang Kesalahan!
37 Masih Ragu?!
38 Bekas Kecupan?!
39 Mengambil Keputusan
40 Suasana Rumah Yang Berbeda
41 Kamar Baru Kita
42 Belum Siap Melakukannya?!
43 Membuat Gulali?
44 Lakukanlah Mas?!
45 Menginginkan Anak Laki-laki
46 Ngidam lagi?
47 Kekhawatiran Hildan
48 Cinta Terakhirku!
49 Hildan Yang Masih Menjaga Jarak?!
50 Tentang Kehidupan Jenny?!
51 Mas, Adalah Panggilan Kesayangan?!
52 Kedatangan Dio
53 Semua Tentang Kehidupan Hildan
54 Tragedi Penusukan?!
55 Keduanya Selamat?!
56 Menemui Erina
57 Menjalani Hidup Yang Bahagia
58 Pernikahan Yang Bahagia?!
59 Babybluse?!
60 Akhir Episode
61 Kapan Kisah Selanjutnya Realis?
62 Novel Zaina Realis
63 Pengganti Istri Pertama
64 Apa Ada S2?
65 S2 (Karyawan Baru Yang Tampan)
66 S2 (Sebuah Pesan)
67 S2 (Permintaan Hildan)
68 S2 (Masih Tentang Pesan)
69 S2 (Menerima Semua Masa Lalunya)
70 S2 (Kesalah Fahaman Part 1)
71 S2 (Kesalah Fahaman Part 2)
72 S2 (Memecatnya)
73 S2 (Aku Hanya Takut Kehilanganmu)
74 S2 (Selamanya Akan Mencintaimu)
75 S2 (Apa Mungkin Sudah Bercerai?!)
76 Mempunyai Tempat Tersendiri Dihatinya
77 S2 (Meminta Maaf Dengan Tulus Pada Ibu)
78 S2 (Ternyata Dio Juga Terluka)
79 S2 (Bertemu Dio)
80 S2 (Panggilan Lia?)
81 S2 (Mengajak Dio Bertemu?)
82 S2 (Berbaikan)
83 S2 (Gadis Menarik Untuk Dio?)
84 S2 (Identitas Dio Yang Terungkap)
85 S2 (Cukup Tertarik Padanya)
86 S2 (Sepertinya Memang Menyukainya)
87 S2 (Mari Berteman)
88 S2 (Hamil Lagikah?)
89 S2 (Masih Tidak Percaya Dengan Perubahannya)
90 S2 (Bagaimana Kehidupannya Sebenarnya?)
91 S2 (Dia Sudah Bebas?)
92 S2 (Ternyata Dia Juga Menyukaiku)
93 S2 (Tetap Bersyukur Dengan Jalan Hidupku)
94 S2 (Tentang Adelia)
95 S2 (Aku Tidak Pantas Bagi Siapapun)
96 S2 (Bertemu Erina)
97 S2 (Ternyata Mantan Kekasih?)
98 S2 (Kenapa Masih Bersikap Baik?)
99 S2 (Kemarahan Adelia)
100 S2 (Jangan Mengganggu Aku Lagi, Bu)
101 S2 (Ayah, Kapan Jemput Lia?)
102 S2 (Ketakutan Zaina)
103 S2 (Berniat Balas Dendam?)
104 S2 (Mencoba Untuk Bersama)
105 S2 (Akan Bersamamu Selamanya)
106 S2 (Bunda Sudah Tidak Marah)
107 S2 (Mengurus Suamimu)
108 S2 (Bertemu Farzan)
109 S2 (Jangan Membantah Orang Tuamu)
110 S2 (Terhalang Restu Lagi)
111 S2 (Aku Akan Segera Menikahimu)
112 S2 (Tolong Bantu Dia)
113 S2 (Mendapat Restu)
114 S2 (Aku Belum Bisa, Kak)
115 S2 (Datang Untuk Meminta Maaf)
116 S2 (Hanya Gadis Bekas)
117 S2 (Maafkan Ibu)
118 S2 (Bersyukur Karena Kalian Tidak Direstui)
119 S2 (Perhatian Hildan)
120 S2 (Masih Malu, Meski Pernikahan Sudah Lama)
121 S2 (Menyelesaikan Dengan Farzan)
122 S2 (Cinta Diantara Ibu Dan Anak)
123 S2 (Hatiku Seutuhnya Untukmu)
124 S2 (Terima Kasih Sudah Bertahan Denganku)
125 SIMPANAN TUAN ZAYYAN
126 Terpenjara Dendam Pengacara Lin
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Perjodohan
2
Menerima Lamaran Hildan
3
Ternyata Hanya Sandiwara
4
Hidup Baru Dimulai
5
Pertama Kali Mengantar Sekolah
6
Daddy Tidak Jahat, Nak!
7
Yang Aku Punya, Hanya Nyawa?!
8
Dia Mantan Pacarku?
9
Kau Sudah Menjadi Milikku!
10
Siap Mati Ditanganmu?!
11
Ceraikan Aku, Mas!
12
Figura Foto
13
Zaina Hilang?
14
Air Matamu Adalah Kebahagiaanku!
15
Pesan Terakhir?!
16
Bunda Pergi, Daddy!
17
Jenny Yang Sudah Lelah
18
Tidak Akan Ada Yang Setulus Jenny!
19
Maafkan Aku!
20
Menyesal?!
21
Kejahatan Erina Yang Terbongkar
22
Hampir Bertemu
23
Berharap Kesempatan Kedua
24
Gugatan Cerai?!
25
Bertemu Dengan Zaina
26
Zaina Yang Kembali Ceria
27
Belum Siap Mengatakan Yang Sebenarnya!
28
Mimpi Yang Membuat Hildan Terpuruk
29
Rencana Mama?!
30
Bertemu?
31
Kebingungan Jenny
32
Sandiwara Yang Melukai Hati Jenny!
33
Memberi Kesempatan Kedua
34
Mencoba Mempercayai Hildan!
35
Ibu Yang Masih Ragu
36
Tidak Akan Mengulang Kesalahan!
37
Masih Ragu?!
38
Bekas Kecupan?!
39
Mengambil Keputusan
40
Suasana Rumah Yang Berbeda
41
Kamar Baru Kita
42
Belum Siap Melakukannya?!
43
Membuat Gulali?
44
Lakukanlah Mas?!
45
Menginginkan Anak Laki-laki
46
Ngidam lagi?
47
Kekhawatiran Hildan
48
Cinta Terakhirku!
49
Hildan Yang Masih Menjaga Jarak?!
50
Tentang Kehidupan Jenny?!
51
Mas, Adalah Panggilan Kesayangan?!
52
Kedatangan Dio
53
Semua Tentang Kehidupan Hildan
54
Tragedi Penusukan?!
55
Keduanya Selamat?!
56
Menemui Erina
57
Menjalani Hidup Yang Bahagia
58
Pernikahan Yang Bahagia?!
59
Babybluse?!
60
Akhir Episode
61
Kapan Kisah Selanjutnya Realis?
62
Novel Zaina Realis
63
Pengganti Istri Pertama
64
Apa Ada S2?
65
S2 (Karyawan Baru Yang Tampan)
66
S2 (Sebuah Pesan)
67
S2 (Permintaan Hildan)
68
S2 (Masih Tentang Pesan)
69
S2 (Menerima Semua Masa Lalunya)
70
S2 (Kesalah Fahaman Part 1)
71
S2 (Kesalah Fahaman Part 2)
72
S2 (Memecatnya)
73
S2 (Aku Hanya Takut Kehilanganmu)
74
S2 (Selamanya Akan Mencintaimu)
75
S2 (Apa Mungkin Sudah Bercerai?!)
76
Mempunyai Tempat Tersendiri Dihatinya
77
S2 (Meminta Maaf Dengan Tulus Pada Ibu)
78
S2 (Ternyata Dio Juga Terluka)
79
S2 (Bertemu Dio)
80
S2 (Panggilan Lia?)
81
S2 (Mengajak Dio Bertemu?)
82
S2 (Berbaikan)
83
S2 (Gadis Menarik Untuk Dio?)
84
S2 (Identitas Dio Yang Terungkap)
85
S2 (Cukup Tertarik Padanya)
86
S2 (Sepertinya Memang Menyukainya)
87
S2 (Mari Berteman)
88
S2 (Hamil Lagikah?)
89
S2 (Masih Tidak Percaya Dengan Perubahannya)
90
S2 (Bagaimana Kehidupannya Sebenarnya?)
91
S2 (Dia Sudah Bebas?)
92
S2 (Ternyata Dia Juga Menyukaiku)
93
S2 (Tetap Bersyukur Dengan Jalan Hidupku)
94
S2 (Tentang Adelia)
95
S2 (Aku Tidak Pantas Bagi Siapapun)
96
S2 (Bertemu Erina)
97
S2 (Ternyata Mantan Kekasih?)
98
S2 (Kenapa Masih Bersikap Baik?)
99
S2 (Kemarahan Adelia)
100
S2 (Jangan Mengganggu Aku Lagi, Bu)
101
S2 (Ayah, Kapan Jemput Lia?)
102
S2 (Ketakutan Zaina)
103
S2 (Berniat Balas Dendam?)
104
S2 (Mencoba Untuk Bersama)
105
S2 (Akan Bersamamu Selamanya)
106
S2 (Bunda Sudah Tidak Marah)
107
S2 (Mengurus Suamimu)
108
S2 (Bertemu Farzan)
109
S2 (Jangan Membantah Orang Tuamu)
110
S2 (Terhalang Restu Lagi)
111
S2 (Aku Akan Segera Menikahimu)
112
S2 (Tolong Bantu Dia)
113
S2 (Mendapat Restu)
114
S2 (Aku Belum Bisa, Kak)
115
S2 (Datang Untuk Meminta Maaf)
116
S2 (Hanya Gadis Bekas)
117
S2 (Maafkan Ibu)
118
S2 (Bersyukur Karena Kalian Tidak Direstui)
119
S2 (Perhatian Hildan)
120
S2 (Masih Malu, Meski Pernikahan Sudah Lama)
121
S2 (Menyelesaikan Dengan Farzan)
122
S2 (Cinta Diantara Ibu Dan Anak)
123
S2 (Hatiku Seutuhnya Untukmu)
124
S2 (Terima Kasih Sudah Bertahan Denganku)
125
SIMPANAN TUAN ZAYYAN
126
Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!