Maafkan Aku!

Sebuah video rekaman cctv yang menunjukan beberapa menit sebelum Zaina meninggal har itu, terlihat Erina yang masuk ke dalam ruang rawat Zaina di saat suasana disana sedang sepi. Hingga beberapa saat kemudian dia keluar dari ruangan Zaina dengan tersenyum misterius dan ditangannya ada sebuah kertas. Dan Hildan meyakini jika kertas yang di pegang oleh Erina itu adalah surat yang saat ini berada di tangannya.

"Apa kau tidak menemukan cctv di ruangan Zaina ada saat itu?"

"Masih dalam proses pencarian, karena kejadian itu sudah terjadi terlalu lama jadi rekaman cctv nya masih tertimbun dengan rekaman-rekaman video yang baru"

Hildan mengangguk mengerti, dia menaruh kembali ponsel milik asistennya itu di atas meja. "Kau lanjutkan penyelidikanmu ini. Aku ingin kejelasan tentang semuanya. Dan tolong kirimkan rekaman cctv itu padaku"

"Baik"

Setelah membicarakan tentang hal itu, Hildan kembali ke rumahnya. Hildan menghela nafas berat ketika dia membuka pintu rumah, tiba-tiba saja semua bayangan ketika dia menyiksa Jenny langsung terlintas dalam  ingatannya. Bagaimana Hildan yang selalu membuat Jenny tersiksa hingga untuk menatapnya saja begitu takut.

"Ya Tuhan, ternyata sesakit ini ketika aku mengingat semuanya. Kenapa saat itu aku begitu membencinya dan bahkan sering kali melukai fisik dan batinnya. Maafkan aku Ya Tuhan"

Hildan masuk ke dalam kamarnya, dia menghela nafas pelan ketika melihat sprei yang masih berantakan bekas permainannya dengan Jenny. Hildan duduk di pinggir tempat tidur dan melihat noda merah di sprei putih  itu. Entah kenapa tiba-tiba air mata menetes begitu saja di pipinya. Hildan mengusap kasar air mata yang menetes di pipinya itu.

Dia naik ke atas tempat tidur, dan tidur dengan meringkuk disana dengan memeluk bantal yang waktu itu di pakai oleh Jenny. Aroma tubuh Jenny masih tercium dari bantal itu. Tangisannya juga tidak bisa dia tahan lagi.

"Maafkan aku Jenny, aku menyesal telah melakukan hal itu padamu"

Penyesalan yang baru saja Hildan rasakan saat ini. Ketika dia merasa hampa tanpa kehadiran Jenny, ketika Hildan merasa jika kehadiran Jenny cukup berarti dalam hidupnya. Bagaimana Jenny yang begitu sabar menghadapi sikap Hildan yang arogan. Namun kali ini, Jenny yang sudah pergi membuat Hildan sadar jika dia sudah menemukan sosok gadis yang begitu tulus dan sabar menghadapinya.

Sayang, semuanya sudah terlambat. Jenny sudah pergi dan  tidak tahu dimana dia sekarang. Entah kemana Hildan harus mencarinya.

"Maafkan aku"

Lirih terdengar kalimat itu yang terus terucap ketika Hildan sudah memejamkan matanya dengan bayang-bayang Jenny yang terus memenuhi pikirannya.

######

Jenny terbangun pagi ini dan langsung memeluk Gevin yang masih terlelap di sampingnya. Dia memang tidur di kamar Gevin, anaknya Vania dan Gara.

"Ayo bangun Gevin, kamu sekolah hari ini" bisik Jenny di telinga Gevin

"Emm. Sebentar Bibi, aku masih mengantuk"

Jenny tertawa melihat wajah bantal Gevin, dia masih belum bangun namun sudah bergumam pelan. Jenny malah semakin senang mengganggunya, dia mengecupi pipi Gevin dengan gemas. Membuat anak itu kesal dan akhirnya bangun juga karena tidurnya terus di ganggu oleh Jenny.

"Bibi Jenny ini selalu saja mengganggu Gevin tidur"

Jenny tertawa melihat wajah cemberut keponakannya ini. "Ayo mandi dan siap-siap sekolah, hari ini biar Bibi Jenny yang mengantarkan Gevin ke sekolah. Nanti pulangnya kita langsung pergi jalan-jalan"

Mendengar itu membuat Gevin langsung semangat. Dia segera turun dari atas tempat itu. "Ayo Bi, aku bisa mandi sendiri kok. Bibi tunggu saja disini"

Jenny hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Sampai sebesar ini dia masih melihat Gevin yang tidak akan pernah bisa menolak ketika Jenny mengajaknya pergi jalan-jalan.

Dan setelah Gevin siap dan Jenny juga sudah selesai mandi dan bersiap. Mereka berdua keluar kamar dan menemui Vania dan Gara yang sudah berada di ruang makan.

"Bu, dimana adik?"

"Masiih tidur Nak"

Gevin mengangguk, lalu dia duduk di kursi meja makan disamping Jenny. Vania tersenyum melihat kedekatan anaknya dan Jenny. Memang jika ada Jenny, maka dia yang sebagai Ibunya saja selalu merasa terkalahkan oleh Jenny. Karena memang Gevin yang lebih dekat dengan Jenny, atau mungkin memang pada dasarnya Jenny yang menyukai anak kecil.

"Wah udah punya adik, sekarang di panggilnya apa dong? Kakak atau Abang?"

"Dia ingin di panggil Abang" Vania yang menjawab

Jenny terkekeh kecil sambil mengelus kepala Gevin. "Oh ya Va, hari ini biar aku yang mengantar Gevin sekolah dan nanti pas pulang sekolah aku mau langsung ajak dia jalan"

Vania mengangguk, setidaknya Jenny bisa sedikit melupakan semua masalahnya dengan kehadiran Gevin. "Yaudah, aku juga mau ikut kalau gitu. Kita jalan-jalan bareng"

"Ekhem"

Suara deheman keras dari Gara membuat Vania menghembuskan nafas pelan. Dia jadi bingung sendiri harus melakukan apa saat ini, karena pasti suaminya melarang dia untuk pergi jika bukan dengannya.

"Sayang, ini perginya sama Jenny loh. Bukan sama siapa-siapa"

Jenny yang melihat keposesifan Gara pada sahabatnya ini hanya tersenyum tipis. Rasanya memang harus seperti ini untuk sepasang suami istri. Karena saling cemburu dan posesif memang dasar dari sebuah cinta yang begitu besar untuk pasangan kita. Namun Jenny sama sekali tidak pernah merasakan hal seperti ini. Tidak mungkin juga Hildan akan melakukan hal itu padanya, jelas pria itu tidak pernah mencintainya.

"Yaudah si Gara, cuma jalan-jalan ke mall aja. Sama aku juga, aku janji deh bakal jagain istrimu agar tidak melirik pria lain"

"Iya Sayang, lagian aku udah lama tidak pergi jalan bersama Kak Jenny"

Gara menghela nafas pelan, dia juga tidak bisa terlalu mengekang istrinya dan lagipula dia juga tidak bisa melihat tatapan memelas dari Vania. Gara selalu kalah dengan itu.

"Yaudah, tapi pulang sebelum hari sore dan bawa Mbak juga"

Vania mengangguk dengan wajah berbinar bahagia. Tidak papa jika dia harus membawa pengasuh anak keduanya itu. Yang penting dia bisa pergi dengan sahabatnya ini.

Dan siang ini setelah menjemput Gevin pulang sekolah. Jenny dan Vania pergi ke mall untuk jalan-jalan. Sebenarnya sengaja Jenny pergi ke tempat ini hanya untuk menghilangkan segala hal yang memenuhi pikirannya. Semua masalah yang sedang dia hadapi saat ini. Jenny hanya sedang mencari cara untuk melupakan semuanya, meski mungkin hanya sejenak.

Vania tersenyum ketika melihat Jenny yang sedang bermain dengan Gevin di wahana permainan di sebuah playground. Melihat Jenny yang tertawa bahagia membuat Vania merasa senang. Setidaknya sahabatnya itu bisa melupakan masalahnya sejenak.

"Aku yakin kamu pasti bisa melewati semua ini Kak, aku akan selalu ada untukmu"

Saat ini waktunya Vania yang menemani Jenny di saat terpuruk dalam hidupnya. Karena sejak dulu dia selalu bersama dengan Jenny ketika dia sedang dalam masalah. Jenny yang selalu ada untuk Vania dalam keadaan apapun. Dan saat ini adalah waktunya Vania yang ada untuk Jenny disaat Jenny yang sedang dalam jeratan masalah pernikahannya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

uyhull01

uyhull01

silahkan menikmati penyesalan mu Hil,

2023-04-11

1

Siti Nurmilah

Siti Nurmilah

nyesel kan kmu hildan

2023-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Menerima Lamaran Hildan
3 Ternyata Hanya Sandiwara
4 Hidup Baru Dimulai
5 Pertama Kali Mengantar Sekolah
6 Daddy Tidak Jahat, Nak!
7 Yang Aku Punya, Hanya Nyawa?!
8 Dia Mantan Pacarku?
9 Kau Sudah Menjadi Milikku!
10 Siap Mati Ditanganmu?!
11 Ceraikan Aku, Mas!
12 Figura Foto
13 Zaina Hilang?
14 Air Matamu Adalah Kebahagiaanku!
15 Pesan Terakhir?!
16 Bunda Pergi, Daddy!
17 Jenny Yang Sudah Lelah
18 Tidak Akan Ada Yang Setulus Jenny!
19 Maafkan Aku!
20 Menyesal?!
21 Kejahatan Erina Yang Terbongkar
22 Hampir Bertemu
23 Berharap Kesempatan Kedua
24 Gugatan Cerai?!
25 Bertemu Dengan Zaina
26 Zaina Yang Kembali Ceria
27 Belum Siap Mengatakan Yang Sebenarnya!
28 Mimpi Yang Membuat Hildan Terpuruk
29 Rencana Mama?!
30 Bertemu?
31 Kebingungan Jenny
32 Sandiwara Yang Melukai Hati Jenny!
33 Memberi Kesempatan Kedua
34 Mencoba Mempercayai Hildan!
35 Ibu Yang Masih Ragu
36 Tidak Akan Mengulang Kesalahan!
37 Masih Ragu?!
38 Bekas Kecupan?!
39 Mengambil Keputusan
40 Suasana Rumah Yang Berbeda
41 Kamar Baru Kita
42 Belum Siap Melakukannya?!
43 Membuat Gulali?
44 Lakukanlah Mas?!
45 Menginginkan Anak Laki-laki
46 Ngidam lagi?
47 Kekhawatiran Hildan
48 Cinta Terakhirku!
49 Hildan Yang Masih Menjaga Jarak?!
50 Tentang Kehidupan Jenny?!
51 Mas, Adalah Panggilan Kesayangan?!
52 Kedatangan Dio
53 Semua Tentang Kehidupan Hildan
54 Tragedi Penusukan?!
55 Keduanya Selamat?!
56 Menemui Erina
57 Menjalani Hidup Yang Bahagia
58 Pernikahan Yang Bahagia?!
59 Babybluse?!
60 Akhir Episode
61 Kapan Kisah Selanjutnya Realis?
62 Novel Zaina Realis
63 Pengganti Istri Pertama
64 Apa Ada S2?
65 S2 (Karyawan Baru Yang Tampan)
66 S2 (Sebuah Pesan)
67 S2 (Permintaan Hildan)
68 S2 (Masih Tentang Pesan)
69 S2 (Menerima Semua Masa Lalunya)
70 S2 (Kesalah Fahaman Part 1)
71 S2 (Kesalah Fahaman Part 2)
72 S2 (Memecatnya)
73 S2 (Aku Hanya Takut Kehilanganmu)
74 S2 (Selamanya Akan Mencintaimu)
75 S2 (Apa Mungkin Sudah Bercerai?!)
76 Mempunyai Tempat Tersendiri Dihatinya
77 S2 (Meminta Maaf Dengan Tulus Pada Ibu)
78 S2 (Ternyata Dio Juga Terluka)
79 S2 (Bertemu Dio)
80 S2 (Panggilan Lia?)
81 S2 (Mengajak Dio Bertemu?)
82 S2 (Berbaikan)
83 S2 (Gadis Menarik Untuk Dio?)
84 S2 (Identitas Dio Yang Terungkap)
85 S2 (Cukup Tertarik Padanya)
86 S2 (Sepertinya Memang Menyukainya)
87 S2 (Mari Berteman)
88 S2 (Hamil Lagikah?)
89 S2 (Masih Tidak Percaya Dengan Perubahannya)
90 S2 (Bagaimana Kehidupannya Sebenarnya?)
91 S2 (Dia Sudah Bebas?)
92 S2 (Ternyata Dia Juga Menyukaiku)
93 S2 (Tetap Bersyukur Dengan Jalan Hidupku)
94 S2 (Tentang Adelia)
95 S2 (Aku Tidak Pantas Bagi Siapapun)
96 S2 (Bertemu Erina)
97 S2 (Ternyata Mantan Kekasih?)
98 S2 (Kenapa Masih Bersikap Baik?)
99 S2 (Kemarahan Adelia)
100 S2 (Jangan Mengganggu Aku Lagi, Bu)
101 S2 (Ayah, Kapan Jemput Lia?)
102 S2 (Ketakutan Zaina)
103 S2 (Berniat Balas Dendam?)
104 S2 (Mencoba Untuk Bersama)
105 S2 (Akan Bersamamu Selamanya)
106 S2 (Bunda Sudah Tidak Marah)
107 S2 (Mengurus Suamimu)
108 S2 (Bertemu Farzan)
109 S2 (Jangan Membantah Orang Tuamu)
110 S2 (Terhalang Restu Lagi)
111 S2 (Aku Akan Segera Menikahimu)
112 S2 (Tolong Bantu Dia)
113 S2 (Mendapat Restu)
114 S2 (Aku Belum Bisa, Kak)
115 S2 (Datang Untuk Meminta Maaf)
116 S2 (Hanya Gadis Bekas)
117 S2 (Maafkan Ibu)
118 S2 (Bersyukur Karena Kalian Tidak Direstui)
119 S2 (Perhatian Hildan)
120 S2 (Masih Malu, Meski Pernikahan Sudah Lama)
121 S2 (Menyelesaikan Dengan Farzan)
122 S2 (Cinta Diantara Ibu Dan Anak)
123 S2 (Hatiku Seutuhnya Untukmu)
124 S2 (Terima Kasih Sudah Bertahan Denganku)
125 SIMPANAN TUAN ZAYYAN
126 Terpenjara Dendam Pengacara Lin
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Perjodohan
2
Menerima Lamaran Hildan
3
Ternyata Hanya Sandiwara
4
Hidup Baru Dimulai
5
Pertama Kali Mengantar Sekolah
6
Daddy Tidak Jahat, Nak!
7
Yang Aku Punya, Hanya Nyawa?!
8
Dia Mantan Pacarku?
9
Kau Sudah Menjadi Milikku!
10
Siap Mati Ditanganmu?!
11
Ceraikan Aku, Mas!
12
Figura Foto
13
Zaina Hilang?
14
Air Matamu Adalah Kebahagiaanku!
15
Pesan Terakhir?!
16
Bunda Pergi, Daddy!
17
Jenny Yang Sudah Lelah
18
Tidak Akan Ada Yang Setulus Jenny!
19
Maafkan Aku!
20
Menyesal?!
21
Kejahatan Erina Yang Terbongkar
22
Hampir Bertemu
23
Berharap Kesempatan Kedua
24
Gugatan Cerai?!
25
Bertemu Dengan Zaina
26
Zaina Yang Kembali Ceria
27
Belum Siap Mengatakan Yang Sebenarnya!
28
Mimpi Yang Membuat Hildan Terpuruk
29
Rencana Mama?!
30
Bertemu?
31
Kebingungan Jenny
32
Sandiwara Yang Melukai Hati Jenny!
33
Memberi Kesempatan Kedua
34
Mencoba Mempercayai Hildan!
35
Ibu Yang Masih Ragu
36
Tidak Akan Mengulang Kesalahan!
37
Masih Ragu?!
38
Bekas Kecupan?!
39
Mengambil Keputusan
40
Suasana Rumah Yang Berbeda
41
Kamar Baru Kita
42
Belum Siap Melakukannya?!
43
Membuat Gulali?
44
Lakukanlah Mas?!
45
Menginginkan Anak Laki-laki
46
Ngidam lagi?
47
Kekhawatiran Hildan
48
Cinta Terakhirku!
49
Hildan Yang Masih Menjaga Jarak?!
50
Tentang Kehidupan Jenny?!
51
Mas, Adalah Panggilan Kesayangan?!
52
Kedatangan Dio
53
Semua Tentang Kehidupan Hildan
54
Tragedi Penusukan?!
55
Keduanya Selamat?!
56
Menemui Erina
57
Menjalani Hidup Yang Bahagia
58
Pernikahan Yang Bahagia?!
59
Babybluse?!
60
Akhir Episode
61
Kapan Kisah Selanjutnya Realis?
62
Novel Zaina Realis
63
Pengganti Istri Pertama
64
Apa Ada S2?
65
S2 (Karyawan Baru Yang Tampan)
66
S2 (Sebuah Pesan)
67
S2 (Permintaan Hildan)
68
S2 (Masih Tentang Pesan)
69
S2 (Menerima Semua Masa Lalunya)
70
S2 (Kesalah Fahaman Part 1)
71
S2 (Kesalah Fahaman Part 2)
72
S2 (Memecatnya)
73
S2 (Aku Hanya Takut Kehilanganmu)
74
S2 (Selamanya Akan Mencintaimu)
75
S2 (Apa Mungkin Sudah Bercerai?!)
76
Mempunyai Tempat Tersendiri Dihatinya
77
S2 (Meminta Maaf Dengan Tulus Pada Ibu)
78
S2 (Ternyata Dio Juga Terluka)
79
S2 (Bertemu Dio)
80
S2 (Panggilan Lia?)
81
S2 (Mengajak Dio Bertemu?)
82
S2 (Berbaikan)
83
S2 (Gadis Menarik Untuk Dio?)
84
S2 (Identitas Dio Yang Terungkap)
85
S2 (Cukup Tertarik Padanya)
86
S2 (Sepertinya Memang Menyukainya)
87
S2 (Mari Berteman)
88
S2 (Hamil Lagikah?)
89
S2 (Masih Tidak Percaya Dengan Perubahannya)
90
S2 (Bagaimana Kehidupannya Sebenarnya?)
91
S2 (Dia Sudah Bebas?)
92
S2 (Ternyata Dia Juga Menyukaiku)
93
S2 (Tetap Bersyukur Dengan Jalan Hidupku)
94
S2 (Tentang Adelia)
95
S2 (Aku Tidak Pantas Bagi Siapapun)
96
S2 (Bertemu Erina)
97
S2 (Ternyata Mantan Kekasih?)
98
S2 (Kenapa Masih Bersikap Baik?)
99
S2 (Kemarahan Adelia)
100
S2 (Jangan Mengganggu Aku Lagi, Bu)
101
S2 (Ayah, Kapan Jemput Lia?)
102
S2 (Ketakutan Zaina)
103
S2 (Berniat Balas Dendam?)
104
S2 (Mencoba Untuk Bersama)
105
S2 (Akan Bersamamu Selamanya)
106
S2 (Bunda Sudah Tidak Marah)
107
S2 (Mengurus Suamimu)
108
S2 (Bertemu Farzan)
109
S2 (Jangan Membantah Orang Tuamu)
110
S2 (Terhalang Restu Lagi)
111
S2 (Aku Akan Segera Menikahimu)
112
S2 (Tolong Bantu Dia)
113
S2 (Mendapat Restu)
114
S2 (Aku Belum Bisa, Kak)
115
S2 (Datang Untuk Meminta Maaf)
116
S2 (Hanya Gadis Bekas)
117
S2 (Maafkan Ibu)
118
S2 (Bersyukur Karena Kalian Tidak Direstui)
119
S2 (Perhatian Hildan)
120
S2 (Masih Malu, Meski Pernikahan Sudah Lama)
121
S2 (Menyelesaikan Dengan Farzan)
122
S2 (Cinta Diantara Ibu Dan Anak)
123
S2 (Hatiku Seutuhnya Untukmu)
124
S2 (Terima Kasih Sudah Bertahan Denganku)
125
SIMPANAN TUAN ZAYYAN
126
Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!