Dinikahi Tapi Tidak Dicintai
"Seorang teman Ibu menginginkan anaknya segera menikah lagi sejak kepergian istrinya. Ibu fikir, kenapa tidak sebaiknya kamu mencoba untuk bertemu dengannya dan menikah dengannya"
Jenny terdiam mendengar ucapan Ibu yang begitu mengejutkan, bagaimana Ibu memang sudah menyuruhnya untuk segera menikah. Tapi memang Jenny belum siap menikah setelah dia merasakan bagaimana sakitnya dikhianati oleh pacar dan sahabatnya sendiri.
"Tapi aku..."
Ibu meraih tangan anaknya dengn lembut, menatap Jenny dengan penuh kasih sayang. "Jenny, asal kamu tahu tidak semua pria akan berkhianat seperti mantan pacarmu itu. Cobalah untuk membuka hatimu kembali dan mencoba untuk menjalin hubungan yang baru lagi"
Jenny terdiam, memang sudah terlalu lama dia menyendiri dan menjauh dari setiap pria yang mendekatinya. Alasannya hanya satu, ya karena dia tidak percaya pada semua pria dan menganggap pria akan melukainya lagi.
"Cobalah untuk bertemu dulu dengannya, Ibu yakin kamu pasti akan merasa cocok dengan dia. Tidak papa jika dia sudah menikah dan mempunyai seorang anak, yang penting dia bisa membuat kamu bahagia"
Dan akhirnya Jenny tidak bisa menolak keinginan Ibu. Malam ini dia sudah bersiap untuk pergi bersama Ibu ke rumah temannya yang ingin menjodohkan anaknya dengan dia itu.
"Ayo Nak, kamu sudah siap?"
Jenny mengangguk, dia mengambil kunci mobil di atas meja. "Iya Bu, ayo kita berangkat"
Jenny sudah berusaha untuk tampil sopan dan menarik. Bukan karena dia yang antuasias pada perjodohan ini. Tapi Jenny hanya mencoba untuk tampil baik dan tidak mempermalukan Ibunya.
Sampai di sebuah rumah yang cukup mewah dengan halaman rumah yang juga luas. Jenny memarkirkan mobilnya dengan helaan nafas panjang. Dia tidak bisa memikirkan bagaimana nanti saat untuk pertama kalinya dia menyetujui untuk bertemu dengan pria pilihan Ibunya.
"Wah sudah datang ya, mari masuk Bu dan ini..?" Seorang wanita yang terlihat cukup muda dari Ibu menyambut mereka dengan hangat. Dia menatap pada Jenny untuk mempertanyakan siapa namanya.
"Varelia Jenny Tante" Jenny menyalami wanita itu dengan sopan
"Wah, kamu cantik sekali Varelia"
Rasanya Jenny lebih merasa aneh saat ada yang memanggil nama depannya seperti itu. Namun dia tetap tersenyum ramah padanya.
"Panggil saja Mama Nak, kamu akan menjadi anak Mama mulai sekarang"
Jenny hanya tersenyum mendengar itu, dia tidak merasa kalau dirinya benar-benar akan menjadi anak dari Mama. Jenny yang terlalu tidak percaya diri dan tidak terlalu berharap jika perjdohan ini akan berhasil.
Mereka semua masuk duduk di sofa ruang tamu ketika Mama menyambutnya mereka dengan begitu hangat dan ramah. Jenny menatap ke arah tangga ketika dia mendengar suara derap langkah. Seorang pria tampan yang menuntun seorang anak perempuan yang sangat imut sekali. Entah kenapa Jenny langsung jatuh cinta pada anak kecil itu.
Dia sangat menggemaskan seperti Gevin.
Memang sejatinya Jenny adalah penyuka anak kecil. Gevin adalah anak ari sahabatnya yang dia anggap sebagai saudaranya sendiri. Gevin juga sangat dekat dengan Jenny sehingga dia begitu menyayangi anak itu.
"Hildan, kesini Nak. Ini adalah Varelia. semoga dia akan menjadi Ibu untuk Zaina"
Jenny tersenyum kikuk ketika dia melihat senyuman pria tampan berkaca mata itu. Jenny mengangguk pelan dan mengulurkan tangannya pada Hildan.
"Varelia Jenny"
Hildan tersenyum, dia menerima uluran tangan Jenny. "Hildan, panggil saja aku sesuka hatimu"
Jenny mengangguk, dia langsung berjongkok dan menoel pipi anak kecil yang berdiri di samping Hildan itu. "Hai, nama kamu siapa? Mau berkenalan denga Tante?"
Awalnya Zaina terlihat takut, tapi saat Jenny tersenyum dan mengelus kepalanya dia langsung luluh dan mau dia gendong oleh Jenny.
"Namaku Zaina Tante"
Jenny tersenyum sambil mengelus kepala Zaina dengan lembut. Dia merasa sangat menyukai gadis kecil yang di kuncir dua ini. "Gemesin banget kamu ini, Tante jadi pengen bawa kamu pulang deh. Tante kantongin boleh ya"
Zaina tertawa mendengar ucapan Jenny, dan hal itu membuat Mama dan Hildan saling pandang. Zaina adalah sosok anak yang sulit sekali untuk di dekati oleh orang-orang yang asing baginya. Tapi entah kenapa sekarang anak itu bahkan lebih terlihat santai saat bercanda dengan Jenny. Orang yang baru sekali dia kenal.
"Maaf ya Bu, anak saya ini memang sangat menyukai anak kecil. Anak temannya saja selalu dia bawa pergi jalan-jalan. Sudah seperti anaknya sendiri saja"
Mama tersenyum mendengar itu, seolah saat ini dia sudah menemukan pengganti menantunya yang sangat tepat. Sifat cantik dan keibuan Jenny, sudah pasti sangat cocok dengan Jenny.
######
Duduk di kursi yang berada di teras belakang, menghadap pada taman kecil yang di terangi lampu taman membuat suasana malam terasa semakin indah.
Jenny hanya duduk diam di samping Hildan. Mama dan Ibu sengaja menyuruh mereka untuk mempunyai ngobrol berdua. Mungkin untuk membuat Jenny dan Hildan dekat.
"Jadi, kenapa kamu mau menerima perjodohan ini?"
Jenny menoleh dan tersenyum sekilas pada Hildan sebelum dia kembali menatap lurus ke depan, ke arah taman. "Sebenarnya si, aku juga tidak mau menerima perjodohan ini. Tapi kasihan sama Ibu yang terus menjodohkan aku dengan beberapa orang, dan aku selalu menolak. Tapi saat ini sepertinya aku tidak menyesal karena bisa bertemu dengan Zaina yang begitu menggemaskan"
"Varelia.."
Jenny terdiam saat tangannya di genggam oleh tangan Hildan. Jenny menatap Hildan yang juga sedang menatapnya dengan lekat.
"Mungkin aku bukan yang terbaik buat kamu, aku juga sudah pernah menikah dan sekarang mempunyai seorang anak. Aku harap kamu tidak keberatan dengan hal itu. Dan mari kita coba untuk memulai hidup baru"
Untuk pertama kalinya Jenny merasa begitu tersentuh. Ucapan Hildan begitu menyentuh hatinya. Jennya merasa jika hatinya mulai terbuka kembali untuk Hildan.
"Aku akan mencobanya, meski aku juga tidak tahu apa aku akan cocok bersamamu atau tidak"
Hildan tersenyum, dia mengecup punggung tangan Jenny dengan lembut. Membuat jantung Jenny berdebar kencang mendengar itu. Jenny merasa ada sebuah debaran aneh di hatinya.
"Kita mulai dengan pengenalan dan pendekatan dulu. Takutnya kamu tidak benar-benar yakin dengan keputusanmu ini"
Jenny mengangguk, dia akan mencoba mengikuti apa yang disarankan oleh Hildan. Berharap jika kali ini adalah pria yang telah di takdirkan oleh Tuhan untuk dirinya yang mengalami trauma masa lalu akan sebuah cinta.
Semoga dia adalah jodohku yang terbaik, Tuhan.
Rasanya Jenny juga sudah lelah saat Ibunya terus menekan dia untuk menikah.Semoga saja keputusan Jenny kali ini tidak salah.Semoga Hildan adalah pria yang baik untuknya.
"Kalau begitu, aku masuk dulu ya"
Hildan mengangguk dan membiarkan Jenny masuk ke dalam rumah. Dia menatap rumput taman dengan senyuman yang sulit di artikan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor
2023-12-10
0
Siti Asiyah
up
2023-10-05
0
TRIDIAH SETIOWATI
aku mampir thor
2023-09-25
1