Pesan Terakhir?!

Keadaan Hildan malah semakin tidak baik, suhu tubuhnya semakin tinggi. Mungkin juga karena dia yang terlalu banyak bekerja dan kurang istirahat. Hildan tidur dengan gelisah, kepalanya yang terasa begitu berat dan pusing.

Sementara di dalam kamar, Jenny juga tidak bisa tidur karena memikirkan keadaan Hildan. Bodohnya dia masih peduli pada suaminya itu. Karena mungkin perasaan dia yang tidak bisa di bohongi jika dia memang mencintai Hildan, bahkan sebelum mereka resmi menikah.

Akhirnya Jenny berjalan keluar kamar dan menuju kamar Hildan, dia memutar hendel pintu dengan pelan. Dan ketika dia masuk, dia melihat Hildan yang sedang duduk menyandar di atas tempat tidur dengan tangan memijat pelipisnya.

Hildan mendongak dan menatap Jenny yang baru saja masuk ke dalam kamarnya. Dia tersenyum tipis pada istrinya itu. Sudah pasti Jenny tidak akan membiarkan Hildan sakit sendirian di dalam kamar.

"Kau mau kemana?"

Jenny yang siap berbalik dan pergi dari kamar Hildan, langsung menghentikan langkah kakinya. DIa menghela nafas pelan, lalu dia berbalik dan menatap Hildan dengan helaan nafas pelan.

"Aku hanya mengecek keadaan Mas saja, kalau sudah baik-baik saja aku akan kembali ke kamar Zaina"

"Aku masih sakit, apa kau tidak  mau menemani aku?"

Jenny terdiam mendengar itu, dia tidak bisa terus berdekatan dengan Hildan karena sudah pasti Jenny akan semakin sulit untuk menghilangkan perasaannya.

"Maaf Mas, tapi aku harus menjaga Zaina" Jenny segera keluar dari dalam kamar dan menutup pintu kamar.

Hildan menghela nafas pelan, namun dia masih bersikap acuh tak acuh dengan sikap Jenny. Toh Hildan tidak pernah meminta Jenny untuk memperhatikannya. Hildan mencoba tidur dengan suhu tubuhnya yang panas.

Hingga pagi ini Hildan terbangun, ketika dia merasa sebelah tangannya berat seolah tertindih sesuatu. Ketika dia membuka mata, dia melihat Jenny yang tidur dengan posisi duduk dan kepalanya berada di sampingnya. Menindih tangannya, Hildan memegang keningnya saat dia merasa ada sesuatu disana. Ternyata itu adalah handuk kecil untuk kompresan.

Ada sebuah debaran aneh dalam dadanya, hatinya berdesir ketika dia merasa kalau Jenny begitu memperhatikannya. Jenny yang masih memperhatikanya setelah dia melakukan banyak hal yang menyakitinya.

"Bangun.."

Jenny mengerjap ketika Hildan menggoyangkan tangannya yang dia tindih. Jenny bangun dengan mengucek matanya pelan. Jenny menatap Hildan yang sudah bangun, padahal niatnya dia akan pergi ke kamar Zaina sebelum Hildan bangun dan menyadari jika dirinya ada di kamarnya. Namun, dia malah ketiduran. Semalam Jenny sengaja untuk datang ke kamar Hildan tengah malam, dia memeriksa keadaan Hildan yang ternyata masih demam. Membuat Jenny langsung mengopresnya.

"Kamu jagain aku semalaman?"

Jenny tidak menjawab, dia berdiri dan mengambil handuk kecil di tangan Hildan lalu memasukannya ke dalam wadah berisi air bekas kompres.

"Cuti bekerja dulu hari ini, kalau memang masih demam periksa saja ke Dokter"

Jenny berlalu dari kamar Hildan, dia tidak mau memberi ruang untuk hatinya lagi dengan segala harapan agar suatu saat nanti suaminya akan menerima dia sebagai istrinya. Namun nyatanya Jenny tidak pernah mendapatkan harapannya terwujud, karena memang Hildan yang tidak pernah membuka hatinya untuk Jeny.

######

Keadaan Hildan yang sudah merasa lebih baik membuat dia baru keluar kamar siang hari. Hildan berjalan menuju dapur, namun dia tidak mendapatkan keberadaan Jenny disana. Hildan baru ingat jika ini sudah waktunya jam pulang sekolah. Pasti Jenny sedang menjemput anaknya pulang sekolah.

Hildan menghela nafas pelan, ketika dia sedang memikirkan apa yang akan terjadi dalam kehidupan kedepannya, tiba-tiba Erina datang menghapirinya.

"Kamu sakit ya, padahal aku sudah ke kantor kamu dan kata asisten kamu katanya kamu sedang sakit, jadi aku datang kesini saja"

Erina duduk di depan Hildan di meja makan kosong yang berada di dapur. "HIldan, sebenarnya sudah dari lama aku ingin mengatakan ini. Semua ini tentang pesan terakhir dari adikku, tapi aku merasa bingung bagaimana cara aku memulai semuanya"

Hildan langsung menatap Erina dengan bingung, dia tidak tahu tentang pesan terakhir dari mendiang istrinya. Dan kenapa  baru saat ini Erina mengatakan hal ini.

"Apa? Pesan terakhir apa?"

Erina merogoh tas miliknya dan mengambil sebuah surat dari dalam sana dan menyerahkannya pada Hildan. "Aku menemukan ini di dalam laci nakas ruang perawatan Zaina waktu itu, ketika dia baru saja meninggal.

Hildan mengambil surat itu dan membukanya. Dia mulai membaca surat itu.

Untuk Suamiku tercinta, Hildan..

Sayang, kalau memang aku tidak bisa bertahan dengan keadaan ini. Maka tolong jaga anak kita dengan baik. Aku tahu kamu pasti bisa, aku sangat mencintaimu Hildan.

Jika boleh aku juga mempunyai satu permintaan untuk kamu. Jika memang umurku tidak bisa bertahan lama, tolong kamu nikahi Kak Erina dan jadikan dia untuk Ibu pengganti untuk anak kita.

Dari istrimu yang sangat mencintaimu, Zaina.

Hildan terdiam membaca surat itu, dia langsung menatap Erina dengan tidak percaya. Rasanya Hildan tidak mungkin menikahi Erina, karena dia juga tidak mencintai Erina.

"Apa isi dari surat itu? Sebenarnya aku belum berani membacanya karena pasti kamu yang harus membacanya yang pertama"

"Zaina ingin kita menikah dan kamu menjadi Ibu pengganti untuk anak kita"

Deg..

Jenny terdiam di ambang pintu dapur, dia bermaksud untuk mengambilkan minum untuk anaknya  ke dapur. Tapi dia malah mendengar hal yang begitu mengejutkan.

"Aku tidak bisa memaksa kamu juga Hildan, apalagi kamu juga sudah menikah dengan wanita lain. Jadi, aku tidak akan memaksa, lagian ini hanya sebuah pesan terakhir yang tidak perlu kamu pikirkan. Ini hanya harapan dan keinginan Zaina sebelum dia meninggal. Namun sekarang dia juga sudah meninggal lama, jadi tidak perlu kamu pikirkan lagi"

Hildan menggeleng pelan, dia akan menuruti semua yang diinginkan mendiang istrinya. Apalagi ini tentang permintaan terakhir dirinya sebelum meninggal dunia.

"Aku akan menikahimu, semuanya hanya demi Zaina. Aku ingin dia bahagia diatas sana jika melihat aku telah menuruti keinginannya"

Tess..

Air mata Jenny yang menetes begitu saja di pipinya. Mau bagaimana pun, Jenny tidak bisa melarang Hildan menuruti keinginan mendiang istrinya. Namun Jenny juga tidak siap untuk di madu.

Cobaan apalagi ini, Ya Tuhan?

Jenny berlalu dari sana dan keluar dari rumah. Mengendarai mobilnya tanpa tujuan arah. Dia hanya ingin menangis sejadi-jadinya tanpa ada orang yang tahu. Jenny berhenti di sebuah danau buatan yang sejuk. Duduk di pinggir danau dengan tangisan yang semakin pecah.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Rasanya Jenny sudah tidak punya pilihan lain. Dia tidak akan siap di madu dan sekarang dia juga tidak bisa terus bersama dengan Hildan. Maka pilihan yang tepat hanya dia yang meninggalkan Hildan dan menyudahi semua ini.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

Hanya akal akalan Erina itu pasti.kalo memang ada surat wasiatnya tidak akan menunggu sampai bertahun2.dari bayi skrg anaknya juga sudah sekolah. pakai logika saja...

2025-03-08

0

Mia Sukatmiati

Mia Sukatmiati

Kenapa menangis,,harusnya bersyukur lepas dari pria dajjal

2023-10-02

0

Siti Nurmilah

Siti Nurmilah

udah lah jenny tinggalin aja lelaki bodoh kya si hildan gampang bnget kehasut gak punya prinsip jd cowo pling surat itu akal2 an si erina

2023-04-08

3

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Menerima Lamaran Hildan
3 Ternyata Hanya Sandiwara
4 Hidup Baru Dimulai
5 Pertama Kali Mengantar Sekolah
6 Daddy Tidak Jahat, Nak!
7 Yang Aku Punya, Hanya Nyawa?!
8 Dia Mantan Pacarku?
9 Kau Sudah Menjadi Milikku!
10 Siap Mati Ditanganmu?!
11 Ceraikan Aku, Mas!
12 Figura Foto
13 Zaina Hilang?
14 Air Matamu Adalah Kebahagiaanku!
15 Pesan Terakhir?!
16 Bunda Pergi, Daddy!
17 Jenny Yang Sudah Lelah
18 Tidak Akan Ada Yang Setulus Jenny!
19 Maafkan Aku!
20 Menyesal?!
21 Kejahatan Erina Yang Terbongkar
22 Hampir Bertemu
23 Berharap Kesempatan Kedua
24 Gugatan Cerai?!
25 Bertemu Dengan Zaina
26 Zaina Yang Kembali Ceria
27 Belum Siap Mengatakan Yang Sebenarnya!
28 Mimpi Yang Membuat Hildan Terpuruk
29 Rencana Mama?!
30 Bertemu?
31 Kebingungan Jenny
32 Sandiwara Yang Melukai Hati Jenny!
33 Memberi Kesempatan Kedua
34 Mencoba Mempercayai Hildan!
35 Ibu Yang Masih Ragu
36 Tidak Akan Mengulang Kesalahan!
37 Masih Ragu?!
38 Bekas Kecupan?!
39 Mengambil Keputusan
40 Suasana Rumah Yang Berbeda
41 Kamar Baru Kita
42 Belum Siap Melakukannya?!
43 Membuat Gulali?
44 Lakukanlah Mas?!
45 Menginginkan Anak Laki-laki
46 Ngidam lagi?
47 Kekhawatiran Hildan
48 Cinta Terakhirku!
49 Hildan Yang Masih Menjaga Jarak?!
50 Tentang Kehidupan Jenny?!
51 Mas, Adalah Panggilan Kesayangan?!
52 Kedatangan Dio
53 Semua Tentang Kehidupan Hildan
54 Tragedi Penusukan?!
55 Keduanya Selamat?!
56 Menemui Erina
57 Menjalani Hidup Yang Bahagia
58 Pernikahan Yang Bahagia?!
59 Babybluse?!
60 Akhir Episode
61 Kapan Kisah Selanjutnya Realis?
62 Novel Zaina Realis
63 Pengganti Istri Pertama
64 Apa Ada S2?
65 S2 (Karyawan Baru Yang Tampan)
66 S2 (Sebuah Pesan)
67 S2 (Permintaan Hildan)
68 S2 (Masih Tentang Pesan)
69 S2 (Menerima Semua Masa Lalunya)
70 S2 (Kesalah Fahaman Part 1)
71 S2 (Kesalah Fahaman Part 2)
72 S2 (Memecatnya)
73 S2 (Aku Hanya Takut Kehilanganmu)
74 S2 (Selamanya Akan Mencintaimu)
75 S2 (Apa Mungkin Sudah Bercerai?!)
76 Mempunyai Tempat Tersendiri Dihatinya
77 S2 (Meminta Maaf Dengan Tulus Pada Ibu)
78 S2 (Ternyata Dio Juga Terluka)
79 S2 (Bertemu Dio)
80 S2 (Panggilan Lia?)
81 S2 (Mengajak Dio Bertemu?)
82 S2 (Berbaikan)
83 S2 (Gadis Menarik Untuk Dio?)
84 S2 (Identitas Dio Yang Terungkap)
85 S2 (Cukup Tertarik Padanya)
86 S2 (Sepertinya Memang Menyukainya)
87 S2 (Mari Berteman)
88 S2 (Hamil Lagikah?)
89 S2 (Masih Tidak Percaya Dengan Perubahannya)
90 S2 (Bagaimana Kehidupannya Sebenarnya?)
91 S2 (Dia Sudah Bebas?)
92 S2 (Ternyata Dia Juga Menyukaiku)
93 S2 (Tetap Bersyukur Dengan Jalan Hidupku)
94 S2 (Tentang Adelia)
95 S2 (Aku Tidak Pantas Bagi Siapapun)
96 S2 (Bertemu Erina)
97 S2 (Ternyata Mantan Kekasih?)
98 S2 (Kenapa Masih Bersikap Baik?)
99 S2 (Kemarahan Adelia)
100 S2 (Jangan Mengganggu Aku Lagi, Bu)
101 S2 (Ayah, Kapan Jemput Lia?)
102 S2 (Ketakutan Zaina)
103 S2 (Berniat Balas Dendam?)
104 S2 (Mencoba Untuk Bersama)
105 S2 (Akan Bersamamu Selamanya)
106 S2 (Bunda Sudah Tidak Marah)
107 S2 (Mengurus Suamimu)
108 S2 (Bertemu Farzan)
109 S2 (Jangan Membantah Orang Tuamu)
110 S2 (Terhalang Restu Lagi)
111 S2 (Aku Akan Segera Menikahimu)
112 S2 (Tolong Bantu Dia)
113 S2 (Mendapat Restu)
114 S2 (Aku Belum Bisa, Kak)
115 S2 (Datang Untuk Meminta Maaf)
116 S2 (Hanya Gadis Bekas)
117 S2 (Maafkan Ibu)
118 S2 (Bersyukur Karena Kalian Tidak Direstui)
119 S2 (Perhatian Hildan)
120 S2 (Masih Malu, Meski Pernikahan Sudah Lama)
121 S2 (Menyelesaikan Dengan Farzan)
122 S2 (Cinta Diantara Ibu Dan Anak)
123 S2 (Hatiku Seutuhnya Untukmu)
124 S2 (Terima Kasih Sudah Bertahan Denganku)
125 SIMPANAN TUAN ZAYYAN
126 Terpenjara Dendam Pengacara Lin
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Perjodohan
2
Menerima Lamaran Hildan
3
Ternyata Hanya Sandiwara
4
Hidup Baru Dimulai
5
Pertama Kali Mengantar Sekolah
6
Daddy Tidak Jahat, Nak!
7
Yang Aku Punya, Hanya Nyawa?!
8
Dia Mantan Pacarku?
9
Kau Sudah Menjadi Milikku!
10
Siap Mati Ditanganmu?!
11
Ceraikan Aku, Mas!
12
Figura Foto
13
Zaina Hilang?
14
Air Matamu Adalah Kebahagiaanku!
15
Pesan Terakhir?!
16
Bunda Pergi, Daddy!
17
Jenny Yang Sudah Lelah
18
Tidak Akan Ada Yang Setulus Jenny!
19
Maafkan Aku!
20
Menyesal?!
21
Kejahatan Erina Yang Terbongkar
22
Hampir Bertemu
23
Berharap Kesempatan Kedua
24
Gugatan Cerai?!
25
Bertemu Dengan Zaina
26
Zaina Yang Kembali Ceria
27
Belum Siap Mengatakan Yang Sebenarnya!
28
Mimpi Yang Membuat Hildan Terpuruk
29
Rencana Mama?!
30
Bertemu?
31
Kebingungan Jenny
32
Sandiwara Yang Melukai Hati Jenny!
33
Memberi Kesempatan Kedua
34
Mencoba Mempercayai Hildan!
35
Ibu Yang Masih Ragu
36
Tidak Akan Mengulang Kesalahan!
37
Masih Ragu?!
38
Bekas Kecupan?!
39
Mengambil Keputusan
40
Suasana Rumah Yang Berbeda
41
Kamar Baru Kita
42
Belum Siap Melakukannya?!
43
Membuat Gulali?
44
Lakukanlah Mas?!
45
Menginginkan Anak Laki-laki
46
Ngidam lagi?
47
Kekhawatiran Hildan
48
Cinta Terakhirku!
49
Hildan Yang Masih Menjaga Jarak?!
50
Tentang Kehidupan Jenny?!
51
Mas, Adalah Panggilan Kesayangan?!
52
Kedatangan Dio
53
Semua Tentang Kehidupan Hildan
54
Tragedi Penusukan?!
55
Keduanya Selamat?!
56
Menemui Erina
57
Menjalani Hidup Yang Bahagia
58
Pernikahan Yang Bahagia?!
59
Babybluse?!
60
Akhir Episode
61
Kapan Kisah Selanjutnya Realis?
62
Novel Zaina Realis
63
Pengganti Istri Pertama
64
Apa Ada S2?
65
S2 (Karyawan Baru Yang Tampan)
66
S2 (Sebuah Pesan)
67
S2 (Permintaan Hildan)
68
S2 (Masih Tentang Pesan)
69
S2 (Menerima Semua Masa Lalunya)
70
S2 (Kesalah Fahaman Part 1)
71
S2 (Kesalah Fahaman Part 2)
72
S2 (Memecatnya)
73
S2 (Aku Hanya Takut Kehilanganmu)
74
S2 (Selamanya Akan Mencintaimu)
75
S2 (Apa Mungkin Sudah Bercerai?!)
76
Mempunyai Tempat Tersendiri Dihatinya
77
S2 (Meminta Maaf Dengan Tulus Pada Ibu)
78
S2 (Ternyata Dio Juga Terluka)
79
S2 (Bertemu Dio)
80
S2 (Panggilan Lia?)
81
S2 (Mengajak Dio Bertemu?)
82
S2 (Berbaikan)
83
S2 (Gadis Menarik Untuk Dio?)
84
S2 (Identitas Dio Yang Terungkap)
85
S2 (Cukup Tertarik Padanya)
86
S2 (Sepertinya Memang Menyukainya)
87
S2 (Mari Berteman)
88
S2 (Hamil Lagikah?)
89
S2 (Masih Tidak Percaya Dengan Perubahannya)
90
S2 (Bagaimana Kehidupannya Sebenarnya?)
91
S2 (Dia Sudah Bebas?)
92
S2 (Ternyata Dia Juga Menyukaiku)
93
S2 (Tetap Bersyukur Dengan Jalan Hidupku)
94
S2 (Tentang Adelia)
95
S2 (Aku Tidak Pantas Bagi Siapapun)
96
S2 (Bertemu Erina)
97
S2 (Ternyata Mantan Kekasih?)
98
S2 (Kenapa Masih Bersikap Baik?)
99
S2 (Kemarahan Adelia)
100
S2 (Jangan Mengganggu Aku Lagi, Bu)
101
S2 (Ayah, Kapan Jemput Lia?)
102
S2 (Ketakutan Zaina)
103
S2 (Berniat Balas Dendam?)
104
S2 (Mencoba Untuk Bersama)
105
S2 (Akan Bersamamu Selamanya)
106
S2 (Bunda Sudah Tidak Marah)
107
S2 (Mengurus Suamimu)
108
S2 (Bertemu Farzan)
109
S2 (Jangan Membantah Orang Tuamu)
110
S2 (Terhalang Restu Lagi)
111
S2 (Aku Akan Segera Menikahimu)
112
S2 (Tolong Bantu Dia)
113
S2 (Mendapat Restu)
114
S2 (Aku Belum Bisa, Kak)
115
S2 (Datang Untuk Meminta Maaf)
116
S2 (Hanya Gadis Bekas)
117
S2 (Maafkan Ibu)
118
S2 (Bersyukur Karena Kalian Tidak Direstui)
119
S2 (Perhatian Hildan)
120
S2 (Masih Malu, Meski Pernikahan Sudah Lama)
121
S2 (Menyelesaikan Dengan Farzan)
122
S2 (Cinta Diantara Ibu Dan Anak)
123
S2 (Hatiku Seutuhnya Untukmu)
124
S2 (Terima Kasih Sudah Bertahan Denganku)
125
SIMPANAN TUAN ZAYYAN
126
Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!