Sebentar lagi senja benar benar akan berganti menjadi malam yang dingin, beruntung salju tidak turun dalam beberapa hari sehingga atmosfer sekitar Kastil Orion yang terletak di pegunungan terasa sejuk dan segar.
Nathan dalam perjalanan menuju kamarnya saat terdengar suara Damon memanggil, "Nathan ma bro !!" Damon melambaikan tangan mendekat.
"Tumben.. " ucap Nathan yang menoleh sekilas kemudian tetap melangkahkan kakinya menuju kastil utama.
"Aku berencana mengadakan perayaan kecil untukmu Nathan, kesehatanmu yang sudah pulih patut dirayakan bukan ?" Damon mensejajarkan langkahnya dengan Nathan dengan senyum yang entah kenapa terlihat sangat tengil.
Tidak jadi meneruskan langkahnya, Nathan dan Damon berhenti sebentar di dekat taman. Posisi keduanya berdiri berhadapan dengan tatapan biasa layaknya kakak dan adik.
"Itu tidak perlu, kondisi tubuhku bukan hal besar yang patut dirayakan kok. " ucap Nathan tidak berminat.
Bagi Nathan kesembuhannya ini adalah kesempatan hidup kedua, tapi tidak perlu dirayakan juga. Nathan hampir membalik tubuhnya untuk pergi namun,
Damon menahan pundak sang adik dan berkata,
"Tentu saja harus dirayakan, come on.. Aku sudah menyiapkan pesta kecil setelah makan malam nanti, meski hanya perayaan kecil tapi aku yakin kamu pasti menyukainya. " tak gentar Damon membujuk Nathan agar bersedia.
Apa apaan itu mata.. batin Nathan tertawa saat Damon memasang puppy eyes yang tidak sesuai dengan bentukan tubuhnya yang macho.
Ppffttt.. batin Nathan merasa geli.
"Kamu tidak akan menyerah sampai aku bilang iya bukan ? terserah kamu saja deh, tapi mungkin aku tidak bisa lama. " akhirnya Nathan menyetujui rencana Damon malam ini.
"Thanks ma bro, aku akan siapkan sebotol darah premium untuk perayaan nanti. see you at night ya, bye !" Damon menepuk pundak Nathan beberapa kali dengan senyum lebar dan mata berbinar sebelum akhirnya pergi.
Menatap punggung sang kakak menjauh membuat Nathan menggelengkan pelan kepalanya, "Sungguh kakak yang tidak bisa ditebak isi pikirannya, hhmmm.. "
Nathan tersenyum simpul, lalu memutuskan untuk segera kembali ke kamarnya.
Langkah jenjang Nathan sangat bersemangat bukan karena pesta perayaan dengan Damon sang kakak. Melainkan Natham tidak sabar untuk membersihkan diri dan bersiap menghabiskan malam dengan gadis perawan berdarah suci miliknya.
Sementara itu di dalam kamar Lily..
Lily baru saja selesai membersihkan tubuhnya, kurang lebih hampir satu jam dirinya berendam di dalam bak air hangat di kamar mandi. Menikmati relaksasi dan meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Aroma lilin terapi membuat Lily merasa tenang dan nyaman hampir saja ketiduran saat berendam.
Dengan masih hanya mengenakan bathrobe warna putih miliknya, Lily memilih untuk duduk bersandar di sofa. Sekujur tubuhnya benar benar capek usai berkuda seharian, belum lagi ditambah tekanan gejolak di dalam jiwa saat berduaan dengan Pangeran Jonathan .
Membayangkan aktifitas intim yang mereka lakukan saat berkuda tadi, bagaimana saat setiap sentuhan fisik keduanya seakan menimbulkan getaran halus yang tak berkesudahan.
Lily meraba bibirnya dengan sedikit tersenyum, bahkan sensasi saat berciuman tadi masih terasa sampai sekarang.. batin Lily malu.
Sebelum benar benar mengistirahatkan tubuhnya, Lily memastikan pintu dan jendela kamar sudah tertutup rapat, kemudian Lily memilih rebahan di sofa sebentar.
Aku hanya akan tidur sebentar saja, satu jam cukup.
Hoaammm.. perlahan tapi pasti Lily memejamkan mata dan terlelap.
Entah sudah berapa menit berlalu saat Lily mulai menggeliat tidak tenang. Sesuatu mengusik dirinya saat ini,
"Sshhhh ahh.. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments