"Maaf nona Lily, apa anda yakin dengan nominal yang anda sebutkan ?" tanya Asisten Mouhan dengan tatapan dingin.
Lily merasa sangat yakin jika pria ini juga salah satu vampire, sama seperti tuan masa Jonathan dan para majikan yang lain.
"Sangat yakin, tidak ada yang gratis didunia ini bukan ? kita bisa dapatkan apa saja yang kita inginkan jika memiliki uang yang sangat banyak. " senyum Lily mengembang sempurna, dia yakin rencananya pasti berhasil.
Orang mana yang mau membayar semahal itu untuk hal kenikmatan sesaat hahahaa.. Kamu sangat pintar Lily. Afirmasi positif dalam diri Lily.
"Aku akan berikan nominal dua kali lipat dari nominal yang kamu sebutkan tadi. " tiba tiba Pangeran Jonathan mengucapkan titahnya.
"Apa ???" netra Lily membelalak sempurna mendengar ucapan pangeran Jonathan.
"Baiklah.. masalah terselesaikan, sekarang anda bisa membubuhkan tanda tangan anda nona.. " ucap Asisten Mouhan yang mengerti apa maksud ucapan Pangeran Jonathan.
Asisten Mouhan !!! kenapa tiba tiba kamu sangat menyebalkan hahh !!! dalam hati Lily mengumpat.
Siang itu dengan setengah hati akhirnya Lily menyanggupi perjanjian baru. Yang artinya dirinya akan terjebak lebih lama di kastil Orion yang berisi manusia vampir yang selain pemaksa ternyata juga mesum.
"Baiklah tuan.. nona.. saya permisi. Ada pekerjaan lain yang harus saya kerjakan. " Asisten Mouhan membungkuk hormat lalu undur diri.
Ceklek.. pintu kembali tertutup menyisakan Lily dan Nathan di dalam kamar.
Situasi yang terasa cukup canggung karena tiba tiba saja Lily merasa terancam setiap Nathan menatapnya tanpa kedip.
Seperti saat ini misalnya, Lily bahkan tidak berani menggerakkan tubuhnya meski dalam hati ingin sekali kembali ke kamarnya.
"Aku mau kembali ke paviliunku.. " ucap Lily lirih menatap sekilas pada Nathan lalu kembali menunduk.
"Kenapa terburu buru heumm.. Aku masih ingin berduaan dengan kamu, baby... " pangeran Nathan menarik dagu Lily secara lembut lalu mendekatkan diri.
Kata baby membuat tubuh Lily meremang, panggilan yang diucapkan Nathan sangat membuat risih dan dia tidak terbiasa. Sejak kecil sampai seusia ini Lily tidak pernah akrab dengan lawan jenis apalagi pacaran.
Netra keduanya terkunci, saling menatap jauh kedalam bola mata satu sama lain. Tatapan sayu Pangeran Jonathan sangat membuai terasa teduh dan nyaman.
"Dingin Nathan... " saat Jemari Nathan mengukir wajah cantik khas benua Asia Lily.
"Tubuhku memang dingin, sedingin salju tapi.. sentuhanku akan sangat bisa menghangatkan dirimu baby.. " kalimat absurb pangeran Jonathan membuat Lily tercengang.
Posisi tubuh Lily bersandar pada sofa sedangkan pangeran Jonathan menahan setengah bobot tubuhnya berminat untuk mencicipi bibir ranum itu.
Semakin dekat.. dekat.. dan dekat hingga..
Cup.. satu kecupan menempel tepat di bibir Lily yang entah mengapa tubuhnya tidak menolak saat kecupan itu terasa semakin dalam dan mulai menuntut.
Rasa dingin dari permukaan kulit Nathan menciptakan sensasi tersendiri dalam tubuh Lily seakan tersetrum energi listrik tegangan tinggi.
Kecupan lembut yang semakin lama berubah menjadi ciuman, bibir dingin itu menyesap lembut menikmati bibir Lily yang terasa hangat, kenyal dan manis.
Awalnya Lily tidak membalas, bukan tidak mau tapi tidak bisa. ini ciuman pertamaku apa yang harus aku lakukan..
Nathan sedikit menyunggingkan bibirnya dan berkata, "Lakukan seperti yang aku lakukan, dan selanjutnya biarkan naluri bekerja.. " jarak bicara terlalu dekat hanya beberapa centimeter saja, sampai Lily bisa merasakan hembusan dingin nafas pangeran Jonathan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments