Sementara Damon mengatasi Alice, Jonathan duduk ditepi ranjang, menatap sayu wajah Lily yang masih pingsan tak kunjung sadar.
"Bangunlah Lily... " kembali tangan dingin Jonathan mengusap wajah Lily yang entah sejak kapan mulai mengisi ruang di hatinya.
Tubuh vampir tuan muda Jonathan memang tidak lagi memiliki detak jantung, lantaran bagi setiap vampire jantung mereka sudah mengeras berubah menjadi kristal, kristal kehidupan bangsa vampire sama dengan jantung manusia normal.
Jonathan merasakan getaran itu, getaran yang selama ini dia ingin rasakan. Tuan muda Jonathan menatap khawatir pada Lily seandainya gadis itu tahu jika selama ini dia melayani vampir ras murni apa yang harus dia katakan agar Lily tidak membencinya..
Bermenit menit kemudian..
Secara perlahan tubuh Lily menggeliat pelan, membuka kedua mata perlahan lalu meyesuaikan terhadap sekitar. Yang awalnya semua tampak gelap kini secara perlahan semakin jelas jika ini bukan kamarnya, "Dimana aku.. " lirih Lily berbicara sembari berusaha untuk bangun.
"Kamu sudah sadar, Lily.. syukurlah !!" Jonathan refleks memeluk tubuh Lily yang masih mengumpulkan kesadaran.
Kamar ini.. sentuhan ini.. dan... Keping keping memory terkumpul seketika membuat Lily berteriak, "ARRGGHH VAMPIRE !!!" sambil mendorong tubuh Jonathan.
Sayangnya tenaga Lily tak seberapa kuat hingga sedikitpun tuan muda Jonathan bergerak. "lepaskan aku !! jangan gigit aku, aku masih ingin hidup !!" Lily meronta ingin melepaskan diri dari rengkuhan Jonathan.
Tubuh sedingin mayat itu terus memeluk sampai Lily lelah dan pasrah, "Lepaskan aku Nathan.. " lirih Lily berucap sambil terisak pelan.
"Aku lepaskan tapi jangan kabur , tetaplah disini Lily.. " Jonathan melonggarkan pelukan saat merasakan gadis kecilnya mengangguk.
"Tenanglah Lily, aku tidak akan menyakitimu.. " tangan dingin itu mengusap air mata yang membasahi wajah Lily.
Sedangkan Lily harus berusaha mati matian agar tetap tenang, meski sebenarnya dalam hatinya ingin berlari kabur sejauh mungkin.
"Tapi tadi itu... dia hampir saja membunuhku Nathan hiks.. " bayangan sosok vampir Alice kembali menghantui pikiran Lily.
"Alice.. Damon sudah membawa Alice pergi, sekarang kamu aman Lily, tidak ada seorang vampir pun yang akan berani menyentuhmu. Kamu dalam perlindunganku.." Jonathan menggenggam kedua tangan Lily lalu,
Cup.. sebuah kecupan singkat di punggung telapak tangan.
Dingin sekali, tapi juga nyaman.. aneh.
"A.. apa kamu juga vampir Nathan ? apa semua orang di kastil ini adalah vampir ?" tanya Lily penasaran, bisa bisanya dia ditipu habis habisan bekerja dengan bukan manusia.
"Hanya para majikan.. semua pelayan adalah manusia normal sepertimu Lily, setiap orang sudah disumpah lewat surat perjanjian jika mereka tidak akan pernah menceritakan dengan siapa mereka bekerja, jika melanggar aturan maka nyawa mereka sebagai gantinya.. Seharusnya kamu mendengarkan ucapan Asisten Mouhan sebelum berkata sanggup. " Jonathan menjelaskan semuanya dengan tenang dan sesekali tersenyum saat melihat ekspresi Lily yang kebingungan.
"Ja.. jadi.. sejak awal aku yang salah karena tidak memperhatikan isi perjanjian yang dibuat asisten Mouhan. Aku pikir aku hanya akan bekerja seperti di dunia manusia pada umumnya ternyata.. " Lily bergumam lalu sekejap kemudian memejamkan mata seakan merutuki kebodohannya sendiri.
Pantas saja bayaran yang aku terima diluar nalar, jika tahu begini seharusnya aku menolak tawaran asisten Mouhan malam itu, haish bodoh sekali aku !!! batin Lily.
Jonathan yang memahami apa yang Lily rasakan, menyunggingkan senyum jenaka seolah olah semua yang terjadi hanya kekonyolan belaka.
"Aku mau kembali ke kamarku Nathan.. " Lily hendak turun dari ranjang namun pada saat yang bersamaan tangan dingin Jonathan menahan pergerakan Lily.
"Aku tidak mengijinkan kamu pergi dari sini Lily, aku butuh darah.. " dengan satu gerakan cepat Jonathan membawa tubuh Lily kembali terbaring diatas ranjang.
"Nathan.. " netra Lily menatap terkejut sedangkan Jonathan justru tersenyum tampan sambil berucap, "Aku belum mendapatkan darah untuk terapiku malam ini.. "
"Ka.. kalau begitu biarkan aku tranfusi darahku dulu, lepaskan aku Nathan.. " kembali Jonathan tidak mengijinkan tubuh Lily bergeser sedikitpun.
"Tidak perlu transfusi darah lagi, karena mulai malam ini dan seterusnya.. Aku akan menghisap langsung dari sumbernya.. " senyum Jonathan yang awalnya tampak normal tiba tiba berubah menjadi seringai vampir dalam sekejap.
Penampilan Vampir Jonathan semakin membuat Lily gemetar ketakutan tapi disaat yang sama tubuhnya terkunci karena saat ini vampir Jonathan mengungkung sempurna.
Vampir Jonathan menahan kedua tangan Lily diatas kepala dengan satu tangan, dan satu tangan lain mengusap leher jenjang Lily yang mulus, menyingkirkan surai rambut yang menghalangi lalu satu tangan itu menahan rahang Lily agar membuka akses langsung ke arah leher.
Lily memberontak tapi percuma saat ini wajahnya hanya bisa berpaling karena ditahan tangan dingin vampir Jonathan. Hingga dalam sepersekian detik..
NYESSS... Tubuh Lily mematung saat merasakan sentuhan dingin di lehernya, dan itu pasti bibir vampir Jonathan.
Lily membayangkan jika dirinya akan mati saat ini, rasa sakit saat digigit pasti akan menyiksa sampai tubuhnya kering dan mati.
Melihat Lily memejamkan mata seolah bersiap untuk rasa sakit yang menyiksa, Jonathan yang masih dalam mode vampir justru sedikit menggoda.
Bukan langsung menancapkan gigi taringnya justru Jonathan sedikit menyesap memainkan mulut dan bibirnya, menciptakan sensasi rasa geli dan menggelitik.
Semakin lama gerakan bibir dan lidah Jonathan di ceruk leher Lily semakin liar, Tubuh Nathan benar benar terang sang entah kenapa aroma tubuh gadis berdarah suci sangat menggoda.
Hingga setiap lenguhan yang lolos dari mulut Lily terdengar seksi, padahal Lily merasa menderita.
"Bagaimana jika mulai sekarang kamu jadi kekasihku saja heumm.. " belum jadi menghisap darah, Jonathan justru merayu Lily.
Membuat Lily menoleh membalas tatapan sang majikan penuh keheranan. "Nathan.. apa kamu waras huh ? aku masih ingin hidup sebagai manusia ." ucap Lily pelan tapi tegas.
"Bagaimana jika aku juga menginginkan tubuhmu heumm ? aku akan membayar setiap sentuhan berapapun yang kamu mau Lily.. i want you !" ucap Jonathan dengan tatapan sayu seakan menahan sesuatu.
"Kertas perjanjian kerjaku hanya sebatas menjadi terapis, bukan budak ranjang !" Lily kembali berontak tapi gagal.
Posisi keduanya terlalu intim, Jonathan bahkan semakin merapatkan tubuhnya diatas Lily.
"Kertas perjanjian kerja bisa diperbarui, aku adalah majikanmu satu satunya yang berhak atas dirimu hanya aku, mengerti !" Pandangan sayu Jonathan mengiringi gigitan pertamanya di leher Lily yang memekik kesakitan.
Aawwhhss..
Seperti digigit ular mematikan, bagaimana saat ini tubuh Lily bereaksi terhadap setiap hisapan Nathan yang sangat lembut.. terlalu lembut bahkan juga sangat tidak tergesa gesa.
Lily mulai memasuki fase jeda. Yaitu fase dimana sel sel darah merah didalam tubuhnya bereaksi terhadap sel sel vampir dari Jonathan.
Sementara Lily hanyut dalam fase jeda nya, Jonathan semakin memperdalam sentuhan, menyesap lembut sembari memainkan tubuhnya.
Tubuh Lily tidak menolak saat Jonathan menciptakan tanda kepemilikan dilehernya, terbuai semakin dalam saat sesuatu dibawah sana ikut bergerak,
Tidak ada satu kain pun yang tertanggal, kedua insan masih diposisi yang sama berpakaian utuh di atas ranjang dengan pinggul keras Jonathan bergoyang tepat di luar bagian intim Lily yang membuat keduanya merasakan sesuatu yang menggetarkan satu sama lain.
Perasaan apa ini.. ahh..
...----------------...
VISUAL VAMPIR PENGERAN JONATHAN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Jerri Anto
suami akuh itu tor 😂😂😂
2024-02-12
1