Eunghh... Lily menggeliat pelan mengumpulkan kesadaran.
Matanya mengerjap beberapa kali sembari mengingat kejadian apa yang dia alami semalam.
Kepala Lily terasa pusing saat mengingat kembali bagaimana pertemuan pertama dengan tuan muda menyeramkan itu.
Beberapa kali Lily menepuk pipi bahkan mencubit lengan sendiri, seakan berharap ini hanyalah mimpi dan dirinya ingin segera terbangun.
Sayangnya ini bukan mimpi..
Ceklek.. suara pintu dibuka membuyarkan lamunan Lily.
Kepala pelayan Cedric masuk membawakan makanan.
"Makanlah dulu setelah itu bersiap siap untuk hari pertamamu bekerja. " kata kepala pelayan Cedric.
"Maaf untuk yang semalam pak, aku benar benar terkejut saat melihat siapa yang harus aku layani, a.. aku... " Lily menunduk ragu.
"Kamu sudah menjadi bagian dari Kastil ini, tidak akan semudah membalik telapak tangan jika kamu ingin pergi dari sini, " ucap Cedric ketus usai meletakkan nampan berisi sarapan di atas meja.
Para pelayan di Kastil Orion adalah manusia normal seluruhnya yang menyanggupi perjanjian sejak awal memijakkan kaki disini, perjanjian jika mereka hanya akan bekerja dan patuh pada keluarga tuan rumah, tidak akan bebas keluar masuk mansion tanpa ijin tuan rumah atau mereka akan mati .
Glek.. Lily kesusahan menelan saliva saat mendengar penuturan kepala pelayan.
"Bukankah sebelum dibawa kesini kamu sudah tahu syarat dan resikonya? " tanya kepala pelayan yang merupakan seorang pria paruh baya dengan aura tegas kebapakan.
"Aku tidak memperhatikan jika syarat yang dimaksud seekstrim itu.. " tiba tiba Lily merutuki kebodohannya.
"Lakukan saja apa yang menjadi tugasmu, jangan melanggar aturan selama perjanjian kerja atau kamu akan menyesal sendiri nantinya." Cedric di kepala pelayan pergi saat Lily mulai melahap sarapannya.
Selesai sarapan kini Lily tengah bersiap untuk kembali menemui tuan muda Jonatahan.
Tarik nafas henbuskan... Tarik nafas hembuskan.. Lily mencoba menetralkan tekanan dirinya saat memasuki Kastil.
Kembali berjalan pelan disepanjang lorong menuju kamar tuan muda Jonathan. Lily berharap jika tuan muda Jonathan tidak semenyeramkan tadi malam.
Kamu pasti bisa Lily, SEMANGAT !! batin Lily saat berdiri didepan pintu kamar tuan muda Jonathan.
Setelah mengetuk pintu beberapa kali Lily masuk kedalam kamar tuan muda Jonathan, lalu mulai menyiapkan segala peralatan yang akan digunakan untuk mentranfusi darahnya.
Sementara Tuan muda Jonathan sedang membersihkan diri di kamar mandi.
Beberapa saat kemudian..
Tuan muda Jonathan keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk bathrobe, rambutnya basah dan tubuhnya wangi,
"Sepertinya dia baru selesai mandi, " batin Lily.
Lily menunduk diam menunggui tuan muda Jonatahan bersiap,
"Lakukan tugasmu Lily. " ucap tuan muda Jonathan sembari duduk disebuah sofa.
Mengamati dalam diam saat bagaimana Lily mengikat pergelangan lengannya, kemudian menancapkan jarum tranfusi pada pembuluh darah lalu menyiapkan selang dengan gelas takar yang akan terisi darah di meja.
Lily duduk bersandar disebuah kursi dekat jendela, mencoba merelaksasi tubuhnya sebelum membuka ikatan pada lengan.
Darah mulai mengisi melewati selang transfusi, Tuan muda Jonathan menelan saliva saat melihat darah segar dihadapan nya seolah tidak tahan untuk segera meminum habis.
Lily merasa terintimidasi saat tuan muda Jonathan menatapnya datar, tanpa ekspresi..
Beberapa menit kemudian..
Lily mencabut jarum tranfusi dari lengannya, lalu membereskan semua peralatan sebelum menyerahkan satu takar darah segar yang masih hangat kepada tuan muda Jonathan.
"Si.. silakan tuan.. " tangan Lily bergetar saat mengulurkan gelas berisi darah tersebut.
"Kamu takut padaku Lily ? hhmmm aku memang merepotkan, maaf ya.. " menerima gelas berisi darah dengan ramah.
Lily tiba tiba merasa iba, tuan muda dihadapan nya ini hanya fisiknya saja yang menyeramkan, tinggi, kurus, pucat, dan tidak ada ekspresi.
Namun saat mendengar suara tuan muda Jonathan yang terdengar ramah membuat Lily memberanikan diri menatap.
Untuk sepersekian detik pandangan mereka beradu, entah kenapa Jantung Lily bergemuruh.
Lily menahan mual saat melihat bagaimana tuan muda Jonathan meminum darah, seperti anak kecil sedang minum susu yang rasanya segar.
"Tugas saya untuk hari ini sudah selesai tuan muda, ijinkan saya kembali bekerja bersama para pelayan yang lain.. " membungkuk hormat Lily berjalan menuju pintu sambil membawa peralatannya.
"Hhmmm... pergilah, dan terima kasih.." jawab tuan muda Jonathan ramah.
Seramah ramahnya tetap saja dia aneh.. batin Lily.
Tuan muda Jonathan menatap punggung Lily yang berjalan keluar dari kamar nya.
"Gadis muda yang menarik.. membuat sesuatu dalam tubuhku bergejolak hheummm... " senyum tipis tersungging di wajah tuan muda Jonathan .
Tuan muda Jonathan duduk bersandar pada sofa menikmati sensasi terapi saat tubuhnya menyerap darah Lily, seperti baterai yang sedang di cas perlahan energinya semakin bertambah dan bertambah.
Dalam hati tuan muda Jonathan mulai merencanakan sesuatu. Seakan tidak ingin melepaskan Lily, wanita berdarah murni yang akan menjadi sumber kelangsungan hidupnya.
"Dia harus menjadi milikku seorang.. " smirk penuh ide untuk mendapatkan keuntungan lebih dari sekedar majikan dan terapis.
Setelah energi dalam tubuh penuh, tuan muda Jonathan keluar dari kamar dan ingin berjalan jalan didalam Kastil, dia belum berani keluar karena takut kulitnya akan terbakar sinar matahari seperti kejadian terakhir dulu,
Tuan muda Jonathan merasakan trauma saat mengingat kejadian terkena sinar matahari beberapa minggu lalu dimana secara tidak sengaja dirinya keluar menuju kandang kuda di halaman belakang,
Baru beberapa langkah sinar matahari seolah membakar kulitnya, benar benar terasa terbakar sampai megeluarkan asap yang terasa panan dan menyakitkan.
Butuh waktu berhari hari untuk menghilangkan bekas luka bakar dan sejak hari itu tuan muda Jonathan memilih untuk tetap berada di dalam Kastil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
jaran goyang
visual ny kk.... lnjt❤❤❤💪💪
2023-04-01
2