Ampun Tuan

Garda membuka pakaiannya lalu berjalan mendekat ke arah Vina dengan perlahan.

"Jangan Tuan," seru Vina sembari menutup mata.

Garda tidak memperdulikan permintaan Vina, dia justru mengunci tubuh Vina di dinding dengan menggunakan kedua tangannya dan berhasil membuat sekujur tubuh Vina gemetar.

"Sebenarnya, apa maumu?" tanya Garda tepat di hadapan wajah Vina.

"Ma-mauku Tuan. Mak-maksudnya? Sa-saya tidak paham Tuan." jawab Vina dengan menundukkan kepala.

Tangan Garda menarik dagu Vina agar menghadap ke wajahnya, dan kini ujung hidung keduanya hampir saja bersentuhan. Vina benar benar terkejut melihat perlakuan majikannya, karena yang dia tahu, pria itu dingin kepada semua wanita.

"Kenapa diam? Mana bibirmu yang biasanya suka banyak bicara?" lirih Garda tepat di telinga Vina.

Jantung Vina semakin berdetak cepat dengan dada naik turun tidak karuan. Keringat dingin

mengucuri sekujur tubuhnya hingga membuat lidahnya membeku dan tenggorokannya tercekat, membuat dia sulit untuk berkata kata.

"Hei, kenapa diam?" sekali lagi Garda bertanya. Jarak wajah keduanya begitu dekat hingga hembusan nafas Garda merasuk ke rongga hidung Vina. Suasana panas itu berlangsung beberapa menit dan Vina benar benar di buat terbungkam dengan sisi lain Garda.

Setelah merasa berhasil meneror Vina dengan aksinya, Garda mulai merenggangkan wajahnya dan tubuhnya pun mulai mundur. Setelah Garda mulai menjauh beberapa langkah, Vina seperti mendapatkan asupan oksigen setelah di kurung di dalam ruang gelap nan sempit.

"Huuffttt, syukurlah ." ucapnya dalam hati sembari membuang nafas kasar.

Setelah sempat saling mematung, akhirnya Garda kembali bersuara.

"Duduklah!" titah Garda kepada Vina yang dari tadi masih belum berani bergerak dari tempatnya berdiri.

Mendengar titah dari sang majikan, perlahan Vina melangkah mendekati sebuah sofa yang tak jauh darinya. Garda pun ikut duduk di sofa yang sama setelah melihat Vina telah mendudukinya.

"Katakan padaku siapa sebenarnya wanita tadi?" tanya Garda kembali dengan nada dinginnya dan membuat Vina tersentak.

"Emmmm, itu... maafkan saya Tuan. Saya sudah lancang memasukkan orang tanpa asing tanpa seizin Tuan." jawab Vina dengan kepala tertunduk. Dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya jika wanita itu memang sengaja akan di jodohkan oleh Dara.

"Tidak masalah, aku tidak akan marah karena hal itu." jawab Garda dengan singkat dan membuat Vina terkejut.

"Tidak masalah Tuan? Maksud Tuan?" tanya Vina.

"Iya, tidak masalah dengan alasan kamu. Kecuali..." Garda memenggal kalimatnya.

"Kecuali apa Tuan?" Vina memberanikan diri untuk bertanya lagi.

"Kecuali jika kamu berbohong! Kamu tahu hukuman apa yang akan kamu terima jika kamu berbohong?" tegas Garda untuk menggertak Vina. Dan hal itu memang berhasil, karena mendadak Vina menjadi tegang mendengarnya. Susah payah dia menelan saliva dengan jantung kembali berdetak kencang. Melihat lawan bicaranya sudah masuk ke dalam perangkapnya, Garda kembali mencoba menyudutkan Vina.

"Apa kamu masih berpikir ingin berbohong?" tanya Garda sekali lagi dan Vina pun dengan cepat menggeleng berkali kali tanpa berani mengangkat pandangannya.

"Kalau begitu, cepat katakan siapa sebenarnya wanita itu?" cecar Garda dengan tegas.

Vina menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan cepat. Dia kembali meyakinkan hatinya apakah dia harus jujur atau tidak. Karena terlalu lama menunggu Vina bersuara, Garda kembali beraksi.

Dia pegang kedua lengan Vina dengan erat lalu mendorongnya hingga menempel pada sandaran sofa. Setelah Vina tidak bisa bergerak, Garda semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuh Vina hingga membuat gadis itu semakin ketakutan.

"Ampun Tuan. Ampun..." pinta Vina sembari memejamkan mata.

"Bukankah kamu tahu konsekuensi jika kamu tidak jujur padaku?" tanya Garda seraya menelusuri area telinga dan leher Vina.

"Baik Tuan, baik. Saya akan jujur." Dalam keadaan tertekan, Vina akhirnya memilih untuk berkata jujur.

"Kalau begitu, cepat katakan!" titah Garda tanpa berhenti dari aktifitasnya.

"Dia adalah... wanita... yang... akan di..." kalimat Vina terpenggal penggal karena dia menahan rasa yang berbeda dari sentuhan Garda yang baru pertama kali dia terima dari lawan jenis.

"Akan apa?" lirih Garda tepat di daun telinga Vina hingga membuat gadis itu merasa begitu geli.

"Akan di... jodohkan dengan anda, Tuan."

Satu kalimat itu berhasil menghentikan aksi Garda dan membuatnya seketika menjauh dari tubuh Vina.

"Sudah ku duga. Ini pasti rencana Mommy!"

Degh!

Mendadak Vina kembali di buat tegang karena merasa takut jika Garda sampai mengadu kepada Dara. Sebab jika hal itu sampai benar benar terjadi, dia pasti akan kembali menerima amarah dari Dara karena tidak dapat di percaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!