Tidak percaya

Di tengah tengah rasa kesalnya, ingin sekali Vina mengadu kepada ibunya. Tetapi jika dia ingat bahwa ibunya tengah sakit, Vina mengurungkan niat tersebut. Dia tidak ingin menambah beban pikiran ibunya, karena Vina ingin ibunya segera sembuh.

"Kamu kenapa? " tiba tiba Vina mendengar satu suara di tengah tengah lamunannya. Vina menoleh pada asal suara itu yang rupanya adalah Didi.

"Nggak apa apa Mas? " jawab Vina sembari menyeka air mata yang sempat menetes beberapa kali.

"Kamu menangis? Apa Tuan memarahi kamu lagi?" tanya Didi tetapi Vina menggeleng mencoba menutupi kekesalannya.

"Aku kangen ibu Mas. Kalau bukan karena ibu, aku nggak mau Mas kerja di sini." akhirnya Vina pun tak mampu menutupi isi pikirannya.

"Pasti karena sikap Tuan Garda? " Didi mencoba menebaknya lalu Vina pun mengangguk.

"Sudahlah, jangan di pikirkan. Kalau kamu terlalu membencinya, nanti lama lama kamu bisa jatuh cinta sama dia, " Didi justru menggoda Vina.

"Apaan sih Mas? Ya nggak mungkin banget lah aku sampai jatuh cinta sama pria kayak gitu. Aku ini kan miskin. Lagian nih ya Mas, kalaupun aku kaya, aku nggak mau Mas punya pasangan kayak dia." jawab Vina dengan masam.

"Kalau sama laki laki kayak aku, kamu mau? " Didi masih lanjut menggoda Vina.

"Dih, Mas Didi nih ngomong apa?" Vina tersipu malu dengan pertanyaan Didi. Karena merasa kurang nyaman dengan arah pembicaraan Didi, Vina berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.

"Tadi pagi aku berkenalan dengan Nyonya Dara, orangnya baik banget. Tapi kenapa anaknya seperti itu ya Mas? " tanya Vina.

"Kamu mau tahu apa sebabnya? " Didi justru balik bertanya lalu Vina pun mengangguk.

"Karena Nyonya Dara itu seperti kamu." Sontak jawaban dari Didi membuat Vina mengerutkan dahi.

"Seperti aku? Maksudnya gimana Mas? " Vina kembali bertanya.

"Nyonya Dara itu dulunya pembantunya Tuan Gaston, ayahnya Tuan Garda. " mendengar jawaban dari Didi, Vina pun sangat terkejut.

"Serius Mas? Ah, nggak mungkin! " bantah Vina.

"Kamu nggak percaya? Tanya aja sama Tuan Garda." jawab Didi dengan enteng.

"Gila itu Mas! Bunuh diri namanya, yang ada aku langsung di pecat. Orang di tanyain mau makan apa gitu aja langsung di semprot, apalagi tanya gituan!" jawab Vina dengan kesal mengingat kelakuan Garda.

"Makanya, kamu itu harus percaya sama omonganku karena memang Nyonya Dara dulunya pembantunya Tuan Gaston. Sama persis kayak kamu sekarang, dan sikap Tuan Gaston waktu muda juga sama seperti majikan kita. Itu kata mendiang Oma Mariam, omanya majikan kita." ungkap Didi dengan panjang lebar, sementara Vina hanya bisa melongo karena masih tidak percaya dengan ucapan Didi.

"Kok bisa begitu ya Mas? Pantes aja Nyonya Dara itu orangnya baik banget. Ngomong sama dia tuh kayak adem gitu dengernya. Beda sekali sama Tuan Gar...."

Belum sempat Vina melanjutkan kalimatnya, terdengar ada suara yang memanggil Didi.

"Didi... Didi... " teriak Garda dengan keras dan seketika membuat Vina menjadi panik.

"Astaga, dia panggil kamu Mas. Jangan jangan dia dengar pembicaraan kita... Gimana ini Mas? "

"Udah, jangan panik. Dia tidak akan punya waktu untuk melakukan hal konyol dengan menguping pembicaraan kita." lirih Didi agar tak terdengar oleh Garda, karena majikannya itu kembali mengulang panggilannya.

"Didi..... " teriak Garda semakin keras.

"Iya Tuan... " jawab Didi sembari berlari kecil menghampiri majikannya.

"Kemana aja kamu? Di panggil nggak datang datang? Makanya jangan suka ngerumpi sama perempuan!"

Degh!

Seketika kedua bola mata Vina membulat karena rupanya majikannya tahu jika mereka sedang membicarakan dirinya.

"Duh, mampuss aku! " gumam Vina sembari menepuk jidatnya dengan mata terpejam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!