Tugas dan tanggung jawab

Setelah tiba di Rumah Sakit, Garda segera mendapat penanganan dari Dokter. Dan usai di periksa, ternyata dia tidak perlu di rawat inap. Dokter yang menanganinya hanya memberi beberapa resep obat yang harus di konsumsi oleh Garda.

"Apa Dokter yakin putraku tidak apa apa dan tidak perlu di rawat? " tanya Dara yang sedikit ragu.

"Tidak apa apa Nyonya. Ini saya kasih resep obat, dan setelah minum obat ini, alerginya pasti akan reda. Tetapi ingat, jangan sampai dia memakan makanan yang memicu alerginya kambuh.Selain seafood, Tuan Garda juga tidak boleh memakan makanan atau minuman cepat saji, karena itu juga akan mengganggu kesehatannya." jawab Sang Dokter.

Usai mendapat keterangan dari Dokter tersebut dan menebus obatnya, mereka semua kembali pulang. Dan selama di perjalanan, Dara tak hentinya memberi petuah kepada Garda. Namun, petuah Dara kali ini juga menyertakan Vina.

"Vina, mulai hari ini saya tugaskan kamu untuk mengatur pola makan Garda. Jika dia sampai berontak dan susah di atur, kamu bilang saja sama saya. Dulu Bu Rini yang memegang tanggung jawab ini, tapi karena sekarang kamu yang gantiin, jadi kamu juga yang harus mengganti tugasnya termasuk menjaga kesehatan Garda." titah Dara kepada Vina.

"Iya Nyonya." jawab Vina dengan menundukkan kepala meski dia tidak yakin bisa melakukannya.

"Apaan sih Mom? Garda bukan anak kecil.Garda bisa jaga diri." Pria itu mendadak bersuara karena merasa kesal.

"Jaga diri apanya? Nyatanya sekarang kamu harus ke Rumah Sakit karena lalai. Baguslah jika kamu sudah merasa bukan anak kecil lagi, itu tandanya kamu itu sudah besar dan dewasa serta harus menikah biar ada yang ngurusin kamu." Dara terus saja menang jika bicara dengan putranya, apalagi soal pernikahan. Dan jika sudah terjebak dalam keadaan seperti itu, Garda akan memilih diam seribu bahasa dan mengunci rapat mulutnya.

Setelah tiba di rumah, Vina segera menyiapkan makan untuk Garda lalu memberinya obat yang sudah di dapat dari Rumah Sakit. Usai memastikan putranya sudah menelan obat tersebut, Dara dan Gaston berpamitan.

"Vina, kamu tidak lupa dengan pesan saya kan? Saya titip Garda sama kamu, bukan saya sebagai ibu tidak mau menjaganya, tetapi dia sendiri yang tidak mau tinggal bersama kami. Jadi kami mohon kerja sama kamu, nanti urusan gaji akan kami beri tambahan karena kami tahu tugas ini tidaklah mudah untuk menghadapi Garda." pesan Dara kepada Vina sebelum pulang.

"Iya Nyonya, saya akan berusaha semampu saya." jawab Vina kurang yakin.

"Baiklah, saya percaya sama kamu. Kalau gitu kami pamit pulang dulu." ucap Dara seraya melangkah keluar dari rumah Garda.

Selama di perjalanan, Gaston tersenyum senyum sendiri. Dan hak itu membuat Dara bertanya tanya.

"Kamu kenapa senyum senyum sendiri gitu? " tanya Dara.

"Nggak, lucu aja lihat kamu sama Garda." jawab Gaston.

"Lucu? Lucu apanya? Orang kesal gini kok di bilang lucu? " jawab Dara dengan bibir mencebik.

"Iya, lucu. Aku jadi teringat waktu mendiang Mama dulu sering marahin aku karena aku susah di atur. Dan itu persis seperti kamu sekarang ini."

Jawaban dari Gaston seketika membuat Dara tersipu malu. "Masak iya sih? Perasaan aku nggak segarang mendiang Mama? " sahut Dara.

"Persis banget.Ternyata benar, selembut apapun wanita jika sudah menghadapi anak yang bandel, maka akan berubah menjadi monster." jawab Gaston yang langsung mendapat cubitan di pinggang dari istrinya.

"Apa? Kamu bilang aku berubah menjadi monster? Sini kamu, biar aku makan kamu.." celetuk Dara dengan tangan yang terus mencubit pinggang suaminya.

"Ampun, lepasin..Tolong lepasin. Ini aku lagi nyetir... " pinta Gaston sambil berusaha menahan tangan istrinya.

Dara pun akhirnya melepaskan cubitan itu, tetapi mereka masih tetap bercanda hingga mereka tiba di rumah.Semakin menua hubungan keduanya semakin harmonis, padahal hubungan mereka di awal pernikahan sama sekali tidak menggambarkan pasangan yang bahagia, bahkan tidak ada cinta di antara keduanya.

Hingga keduanya tengah sama sama membaringkan diri di atas kasur, Gaston dan Dara masih tetap berbincang hangat.

"Entah mengapa aku merasa Vina itu cocok dengan putra kita." tiba tiba Dara membahas Vina.

"Cocok apanya?" sahut Gaston sembari mengelus rambut panjang Dara yang kini berada di atas dadanya.

"Ya cocok aja untuk jadi pendamping." jawab Dara semakin melantur di telinga Gaston.

"Apa? Pendamping? Wanita cantik dan berkelas saja selalu dia tolak, mana mungkin dia akan mau sama pemban.... " ucapan Gaston mendadak terhenti. Dia seketika teringat bahwa Dara dulu adalah pembantunya. Agar tidak menyinggung perasaan istrinya, Gaston segera meminta maaf.

"Maaf, maksud aku mana mungkin Garda akan mau menerima gadis biasa? Lagian juga belum tentu Vina mau sama Garda yang suka terlihat seperti patung hidup." Gaston justru mencela putranya sendiri karena sebenarnya dia juga tidak suka dengan sikap Garda.

"Apapun mungkin saja terjadi, buktinya aku sama kamu? " Mulut Gaston mendadak terkunci jika Dara mengatakan fakta tentang awal mula hubungan mereka.

Setelah sempat terdiam, akhirnya Gaston kembali bersuara. "Ya, kita lihat saja bagaimana ke depannya. Vina juga masih baru kerja sama Garda, belum tentu juga kuat selama satu bulan."

"Oke, kita lihat aja. Tapi aku yakin Vina mampu menaklukkan hati putra kita." jawab Dara dengan yakin.

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

plek ketiplek... dingin... irit omong.. gau diribeti mamanya... maunya tinggal sendiri... hmmmm.. jodohnya sama😀👍🏻

2023-08-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!