Pagi itu Vina menyelesaikan pekerjaannya tanpa berhenti bergumam mengingat sifat songong majikannya.
"Emang orang kaya harus begitu ya? Harus sombong, angkuh, judes. Mentang mentang berkuasa jadi bisa bersikap semaunya... "
"Siapa yang suka bersikap semaunya? "
Vina di buat terkejut ketika mendengar satu pertanyaan dadakan yang belum dia ketahui dari mana asal suara itu. Sambil membuka kedua kelopak matanya lebar lebar, Vina perlahan berbalik badan untuk melihat siapa yang tengah menjadi lawan bicaranya. Vina terkejut dengan sosok yang dia lihat karena dia belum mengenal siapa wanita yang kini tengah berdiri di hadapannya.
"Perkenalkan, saya Dara. Ibunya Garda. Apa kamu Vina putrinya Bu Rini? " tanya Dara sembari memperkenalkan diri.
"Apa? Ibunya Tuan Garda? Mampuss aku, bagaimana jika dia dengar ucapanku tadi? " ucap Vina dalam hati sambil memejamkan mata sejenak.
"Kamu baik baik saja? " sikap Vina yang menampakkan kecemasan membuat Dara kembali bertanya.
"I-i-ya Nyonya. Saya baik baik saja, saya minta maaf Nyonya. Saya tidak bermaksud... " ucapan Vina terpotong oleh Dara yang tiba tiba menyela.
"Sudahlah, tidak apa apa. Saya tahu rasanya jadi kamu. Saya harap kamu betah kerja di sini, Garda memang seperti itu sikapnya. Saya minta maaf jika dia bersikap tidak sopan." Satu kalimat yang semakin membuat Vina terkejut karena Dara yang notabennya adalah ibu dari majikannya tengah meminta maaf atas kelakukan Garda.
"Ja-jangan bicara begitu Nyonya. Nyonya tidak perlu meminta maaf, seharusnya saya yang lebih beradaptasi dan tahu diri. Maaf Nyonya, maaf... " Vina berkata sambil menundukkan kepala dan menangkupkan kedua tangan.
"Sudah sudah, jangan merendah seperti itu. Saya tidak salahkan kamu jika kamu kesal, karena memang Garda sikapnya begitu. Sekarang kamu lanjutkan pekerjaan kamu, saya ke sini hanya ingin mengisi stok persediaan buah dan sayur di lemari es. " jawab Dara dengan senyum manis.
"Iya Nyonya." sahut Vina dengan senyum manis juga. Setelah melihat Dara berlalu dari hadapannya, Vina kembali meneruskan pekerjaannya.
"Ibunya bagaikan ibu peri yang penuh kasih sayang, kok bisa anaknya kayak monster? " mendadak satu pertanyaan konyol itu muncul di benak Vina selama mengerjakan pekerjaannya.
Hari telah berganti sore, kini Vina mulai memasak guna menyiapkan menu makan malam untuk sang majikan. Sebelum pulang, Dara sempat memberikan beberapa list menu makanan beserta resep yang harus di siapkan oleh Vina untuk Garda. Laki laki yang hemat kata itu enggan untuk banyak bersuara sehingga dia lebih memilih meminta Dara untuk menyampaikan kepada Vina.
Makanan telah tersaji di meja dan Vina yakin, majikannya akan menyukainya. Dia berharap sikap Garda akan sedikit melunak jika dia bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Tiga puluh menit telah berlalu dan Garda sudah datang. Tetap dengan memasang wajah dingin dan datar, dia berjalan menuju ke kamarnya.Melihat majikannya sudah datang, Dara mendekat lalu mencoba menyapa.
"Selamat malam Tuan, makanan pesanan Tuan sudah tersaji di meja. Silahkan di nikmati. "ucap Vina sambil menundukkan kepala.
Mendengar kalimat itu, Garda sejenak berhenti lalu menghadap ke arah Vina.
"Kamu itu siapa? Beraninya mengatur ngatur saya? Memang siapa yang mau makan? Saya hanya akan makan jika saya minta. Paham! " tukas Garda dengan sangat tegas.
"Pa-paham Tuan, tapi...tapi...Bagaimana dengan ma-ma-kanan yang su-sudah matang? " tanya Vina dengan ragu.
"Buang saja sana! " jawab Garda dengan ketus sembari membuka pintu dan menutupnya kasar.
Braakkh!
Hempasan pintu yang begitu keras itu seakan menampar hati Vina. Dia tidak bisa menahan kekesalan yang dia rasakan atas sikap majikannya yang tidak pernah membenarkan semua pekerjaannya, tetapi apalah daya dirinya yang hanya seorang pembantu yang tidak berkuasa. Vina kembali ke belakang lalu menutup makanan di meja yang baru saja susah payah dia belajar untuk memasaknya karena sebelumnya Vina memang belum pernah memasak menu makanan itu.
"Coba kalau bukan karena ibu dan Nyonya Dara, mending aku minggat aja dari rumah ini. Masih banyak pekerjaan lain yang lebih nyaman dengan memiliki majikan yang lebih menghargai seorang pembantu! " geram Vina dalam hati sembari ******* ***** kain lap yang ada di dapur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Is Wanthi
Vin sabar ya,itu mah belum seberapa, dari pada nyonya Dara dulu di kasih semburan bon cabe dari mulut tuan Gaston
2023-07-31
2