Apakah Aku Meninggal

Beberapa suster segera mendatangi ruangan Humaira dan melakukan beberapa pemeriksaan kepadanya. Ada seorang suster memasang masker oksigen kepada Humaira. Humaira berusaha menghirup oksigen yang diberikan namun sakit di dada yang ia rasakan tak kunjung reda. Ada seorang suster yang memasangkan alat pendeteksi detak jantung serta tekanan darah di jari Humaira. Terlihat di monitor jika tekanan darah dan detak jantung Humaira semakin melemah. Tak lama kemudian Humaira tak kuasa merasakan sakit di dadanya ia pun tak sadarkan diri.

Diluar ruangan perawatan terjadi diskusi antara Farhan, ummi Hasanah, pak Gilang juga Bu Laura

"ummi, sebenarnya Humaira sakit apa, kenapa kondisinya tiba-tiba drop seperti saat ini?"

"Humaira terkena penyakit jantung bawaan, kata dokter disarankan untuk menjalani operasi namun kondisi Humaira saat ini tidak mendukung untuk dilakukan operasi. Selain itu ummi pun tidak memiliki biayanya."

"astaghfirullahal'adzim, mengapa hal ini harus menimpa Humaira," ratap Farhan

"ummi jika kondisi Humaira sudah membaik dan memungkinkan untuk dilakukan operasi biarkan saya yang akan membayar biaya operasi itu. Tak tega kami melihat anak sekecil itu harus menderita sakit yang berat" ucap pak Gilang

"terimakasih atas bantuan bapak untuk adik saya" ucap Farhan sambil bersujud di depan pak Gilang

"bangunlah nak, bukankah kita wajib saling membantu, apalagi dia adikmu. kami ingin ia segera pulih dan kembali sehat seperti dahulu agar engkau pun dapat melanjutkan pendidikan dengan tenang hingga menjadi anak yang sukses dunia dan akhirat kelak."

"aamiin ya rabbal'alamin, terimakasih sekali lagi pak"

Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruangan, ia pun menyampaikan jika saat ini kondisi Humaira sedang kritis. Ia pun akan dipindahkan ke ruangan ICU.

Terlihat wajah pucat dan dibantu oksigen untuk bernafas sedangkan begitu banyak kabel yang di hubungkan ke tubuhnya untuk memantau perkembangan kondisinya. ummi Hasanah, Farhan, pak Galih dan Bu Laura mengikuti dari belakang.

"ummi, apakah Mai bisa sembuh seperti dulu, aku tidak tega melihat keadaannya seperti ini. "

"sabar nak, insyaallah Humaira pasti kuat dan mampu melewati semuanya. Semua akan indah pada waktunya."

"iya Ummi"

Pak galih dan Bu Laura pamit pulang jika terjadi sesuatu maka Ummi bisa menghubungi beliau. Beliau akan membantu sebisanya.

*****

POV HUMAIRA

"Dimana aku, bukankah seharusnya aku ada di rumah sakit mengapa saat membuka mata aku ada di tempat yang berbeda. Apakah ini alam yang sama dengan saat nenek menemui ku dulu? Sebaiknya aku berjalan-jalan agar mengetahui tempat apa ini." batin Humaira

Saat ini Humaira berada di tempat asing yang ia tidak ketahui tempat apa itu. Untuk mencari informasi ia pun segera berjalan dengan niat bertanya dengan orang di sekitar. Namun saat akan melangkah ia merasakan jika kaki juga badannya terasa sangat ringan sehingga ia reflek melihat bagian bawah kakinya. Yang terlihat adalah dia melayang beberapa sentimeter di atas tanah.

"Apakah aku meninggal dan sudah menjadi hantu. Kalau tidak mengapa aku bisa terbang?" pikirnya

Ia pun tidak memikirkan apapun, ia merasa senang bisa bergerak leluasa kesana kemari tanpa khawatir menabrak sesuatu. Karena saat ia berusaha memegang sesuatu itu pasti akan tembus.

Ia pun bergerak kesana kemari tanpa ada yang mengganggu. Ia pernah mencoba untuk berbicara kepada orang lain namun ternyata orang itu tidak dapat melihat keberadaannya.

Hingga suatu hari sedang hujan Humaira terbang dengan rendah melihat pemandangan sekitar sambil bermain hujan. Jika dulu ia pasti tidak akan boleh bermain hujan karena sejak kecil fisiknya lemah dan gampang sakit.

Saat ia asyik bermain hujan sebuah kejadian tidak terduga terjadi. Sebuah keluarga menaiki sepeda motor bertiga tergelincir di jalan yang licin. Seorang anak yang duduk di bagian depan terpental ke arah sebelah kanan, melihat hal tersebut Humaira yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian segera menghampiri dan mengangkat anak laki-laki yang seusia dengannya itu ke tepi jalan. Entah apa yang terjadi mengapa saat itu ia bisa mengangkat anak tersebut padahal biasanya saat akan menyentuh sesuatu pasti dia tidak akan bisa.

dalam pandangan orang lain yang ada disekitar lokasi anak itu seakan terbang. Karena orang lain tidak dapat melihat sosok Humaira yang sedang mengangkat anak itu. Orang tua si anak histeris melihat anaknya terpental ke kanan jalan dan tak lama setelah itu ada bis cepat yang akan melintas. Pada pandangan ke dua orang tuanya anak itu tidak dapat di tolong, sang ibu pun histeris memikirkan nasib anaknya.

Hingga ia dibantu warga untuk menepi dan salah seorang warga mengatakan jika anak mereka terbang menepi berjarak 100 meter dari tempat jatuhnya kedua orang tua itu. Sang ibu berjalan tertatih menuju posisi anaknya untuk memastikan jika anaknya itu selamat tanpa luka berat.

"Alhamdulillah ya Robbi, Ibnu selamat tanpa luka. Sungguh sebuah mukjizat yang kau limpahkan kepada kami."

"bagaimana keadaan Ibnu Bu" tanya seorang laki-laki yang ternyata suami ibu tersebut

"Ibnu baik-baik saja pak dan ia tak mengalami luka sedikitpun. entah apa yang terjadi kepadanya namun ini merupakan sebuah mukjizat untuk kita."

Terpopuler

Comments

Tri Umam

Tri Umam

jadi ini alasan Humaira kenapa mati suri

2024-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!