Penjelasan tentang Keluarga

Sebenarnya apa yang kau rasakan selama ini dek, mengapa kamu tidak pernah membagikan apa yang selalu engkau rasakan juga rasa sakit yang kamu rasakan. Aku merasa gagal menjadi seorang kakak. Sejak kecil kita tidak mengetahui siapa kita dan darimana kita berasal namun hati ini perih mana kala melihatmu sakit seperti ini dek. Itulah yang ada di pikiran Farhan saat ini. Ia pun tak lupa segera melaksanakan sholat Dzuhur di ruangan itu. Seakan takut meninggalkan Humaira sendiri ia selalu berada di sisinya.

"dek kenapa aku merasa jika sakit yang kau derita tidak sederhana, ingin rasanya aku selalu berada di sisimu namun kamu selalu memintaku untuk menerima pak Gilang dan menjadi anak angkatnya. Mengapa kamu selalu memikirkan orang lain tanpa memikirkan dirimu sendiri dek. Kakak sangat bersalah kepadamu dek. Jangan pisahkan aku darimu" Farhan mengeluarkan keluh kesahnya, ia mengira jika Humaira masih tidur tanpa disadari nya Humaira sudah bangun dan mendengarkan semua ucapannya.

"sejak kapan aku mempunyai Abang yang cengeng, bukankah selama ini aku melihat sosok Abang yang kuat juga mengayomi adik-adiknya."

"Abang juga manusia dek. Abang merasa rapuh saat melihatmu tidak berdaya seperti saat ini. Sedangkan pak Gilang menghubungi ummi tentang keputusan yang aku buat. Mereka berharap agar aku mau menjadi anak mereka. Namun siapa yang akan menjagamu dek?" ucap Farhan sambil menangis

"bukankah banyak orang yang ada di panti asuhan ka, mereka pasti dengan senang hati akan menggantikan tempat kakak di sisiku.n tapi Mai janji sampai kapanpun tetap bang Farhan kakak terbaik untukku. Orang lain dapat datang silih berganti namun ikatan saudara dan sedarah akan selalu ada sampai salah satu di antara kita meninggal. bang adek punya cerita apakah ini nyata atau hanya mimpi aku tak dapat membedakannya. Apakah engkau mau mendengarkan ceritaku?"

"ceritakan dek, Abang akan mendengarkan nya."

"saat pertama kali di bawa ke rumah sakit waktu itu setelah mendapat obat adek tertidur. Dan sebuah sosok menghampiri adek. Dia seorang wanita cantik, dia mengaku sebagai nenek dari kita berdua. awalnya adek tidak mau menerima dan pergi dengan marah ka. Mengapa demikian karena selama ini kita ditelantarkan, tidak mendapatkan kasih sayang seutuhnya dari yang benar-benar keluarga. Kita tidak mengetahui siapa ayah maupun ibu kita. Seperti ada kebencian sendiri di dalam hati adek bang. Adek sadar jika itu salah dan tidak boleh diteruskan tapi apa daya adek bang" ujar Humaira sambil menangis

"apa yang nenek itu katakan dek?"

"kata ia, kakek menentang hubungan antara ayah dan ibu kita. padahal ayah dan ibu sudah menikah siri tanpa persetujuan nenek dan kakek dari pihak ayah. Sedangkan ibu sudah yatim piatu sejak ia kecil. Ayah dan ibu dipisahkan karena ibu berasal dari keluarga miskin. Ibu di usir dari rumah kontrakan yang di tempati bersama ayah. Tanpa keluarga ayah sadari jika saat itu ibu sudah mengandung kita kurang lebih 4 bulan. di saat itu pula ia berjuang seorang diri mencari pekerjaan agar kita dapat hidup layak."

"tunggu dek bagaimana kamu mengetahui jika dia nenek kita?" sela Farhan

"iya mengaku berasal dari keluarga "Mahendra" ayah kita bernama "Aditya Mahendra" ia sendiri bernama "Lusia Mahendra". Yang membuat aku yakin adalah nenek mengatakan jika kalung yang kita pakai adalah pemberian nenek untuk ibu kita agar keberadaanya mudah dilacak. Nenek mempunyai kemampuan seperti kita ka, dan di dalam kalung tersebut tersimpan kekuatan nenek makanya ia dengan mudah menemukan keberadaan kita."

"lalu apakah nenek itu orang yang jahat seperti kakek?"

"tidak ka, nenek orang baik dan senantiasa menentang atas keputusan yang dibuat kakek selama itu salah. Namun sebagai seorang wanita ia tidak memiliki pendukung di belakangnya berbeda dengan kakek yang memiliki perusahaan besar dan termasuk orang kaya di negara kita ini."

"apakah setiap orang kaya selalu menjadi seseorang yang arogan dan jahat terhadap orang lain termasuk keluarga nya sendiri."

"sesungguhnya tidak karena pengkhianatan yang dilakukan oleh orang terdekat terutama adik kandungnya sendiri yang membuat kakek bertindak keras kepada siapa saja yang tidak memiliki pemikiran yang sama dengannya."

"lalu apa maksud nenek mendatangi mu ke dalam mimpi?"

"nenek berharap kita menjadi orang sukses yang kelak dapat hidup berdampingan bersama kakek dan perlahan kita ingatkan kakek tentang apa yang dia lakukan itu salah."

"namun bagaimana caranya."

"terimalah permintaan Pak Gilang dan istrinya untuk menjadikan Kaka seorang yang sukses kelak. disini aku pun berjuang menjadi orang yang berguna dan pintar bukan hanya untuk orang-orang yang mampu namun juga untuk menjadi guru, kepada anak-anak kurang beruntung yang berada di sekitar kita seperti anak-anak pemulung, pengamen yang tinggal di bawah kolong jembatan. Padahal mereka memiliki hak yang sama seperti kita namun sayang mereka kurang beruntung."

"begitu mulia hati mu dek, baiklah kakak akan menerima permintaan Pak Gilang dan istrinya untuk menjadi anak asuh mereka namun menunggu engkau sehat dahulu."

"iya bang"

"adek istirahat dulu ya."

"iya dek"

Baru saja Humaira ingin memejamkan mata terdengar pintu ruangan perawatan nya diketuk

"tok... Tok... Tok... Assalamualaikum "

"wa'alaikumsalam, silahkan masuk. " jawab Farhan dan Humaira

tak lama muncullah Bu Fatimah di susul dengan Pak Gilang juga istrinya Bu Laura

"bagaimana kabarmu Humaira apakah sudah lebih baik?" tanya Bu Laura

"alhamdulilah sudah agak membaik Bu, tidak seperti semalam. Bagaimana kabar bapak dan ibu? Maafkan saya karena badan masih terasa lemas jadi tidak dapat menghampiri kalian."

"tidak apa-apa nak itu wajar karena kamu masih sakit. Maafkan kami nak, kedatangan kami kesini ingin menanyakan perihal permintaan kami untuk menjadikan nak Farhan menjadi anak asuh kami apakah diterima?" tanya Bu Laura

"insyaallah saya terima Bu, tapi apakah saya bisa meminta waktu sampai menunggu adek saya sembuh. Karena hanya dia satu-satunya keluarga kandung saya. Jika saya harus pergi di saat dia sakit tak elok rasanya. saya pun hanya akan terus memikirkan dia."

"tidak apa-apa nak, kami mendukung semua keputusanmu, jangan khawatir biaya pengobatan adikmu selama di rumah sakit akan kami tanggung." kali ini yang berbicara adalah pak Gilang

"terimakasih pak Gilang dan Bu Laura" ucap Farhan

saat mereka berbicara Humaira mencoba memejamkan matanya bukan karena ia mengantuk namun untuk mengurangi rasa sakit yang mendera dadanya. Semakin ia berusaha untuk menahan rasa sakit itu namun lama kelamaan ia menyerah. Dan agak merintih lirih.

mendengar ada yang salah Bu Fatimah segera menghampiri ranjang Humaira.

"Humaira, ada apa sayang. Apa yang kamu rasakan?" tanya Bu Fatimah

namun Humaira tak merespon perkataan Bu fatimah ia terus merintih kesakitan.

"dek, apa yang kamu rasakan?" tanya Farhan panik

"sakit... bang... dada adek...." ucap Humaira terbata-bata sambil menahan sakit

"saya akan memanggil suster" kata pak Gilang sambil berlari ke arah ruangan suster.

Terpopuler

Comments

Happyy

Happyy

💪💪💪

2023-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!