Jangan Lupakan Aku
"Woooi! Bangun!"
Tok
Tok
Tok
Yuvi dan Axel terlonjak mendengar gedoran pintu yang terasa mengganggu istirahatnya usai pergulatan pan4s semalam.
Yuvi dan Axel, adalah pengantin baru yang baru menikah dua pekan yang lalu, usai menjalani kisah cinta secara virtual, selama empat tahun. Yuvi bekerja sebagai TKW di Hong Kong demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Sementara itu, Axel adalah seorang pengacara sekaligus CEO dari dua perusahaan yang bernaung dalam bidang teknologi.
Semenjak awal, Axel sudah meminta Yuvi untuk mengakhiri kontrak dengan perusahaan yang membawanya bekerja sebagai TKW. Akan tetapi, Yuvi tidak bisa begitu saja mundur dalam tengah kontrak bekerja lima tahun, hanya karena seorang Axel. Sebelumnya ia tidak tahu bahwa Axel sekaya raya itu hingga tidak mau mengambil resiko menghentikan kontrak kerja sama.
Ia baru mengetahui, Axel Anggara Kusuma adalah pria kaya raya, ketika suaminya itu memboyong dirinya pulang ke rumah orang tuanya. Ketika kontrak kerja berakhir, Yuvi kembali ke kampung halamannya. Tak lama setelah itu, Axel pun langsung berkunjung melamarnya.
"Jika kamu hanya sekedar melamar, maka lebih baik kamu mencari yang lain!"
"Tapi saya sangat mencintainya, Pak. Kami saling mencintai semenjak empat tahun terakhir. Oleh sebab itu, saya datang ke sini untuk segera melamarnya, sebelum ia kembali bekerja ke luar negeri," ucap Axel meyakinkan ayah Yuvi.
"Jika kamu benar-benar mencintainya, jangan biarkan dia pergi lagi!" ucap pria paruh baya itu.
"Maksudnya?" tanya Axel tampak bingung.
"Nikahi dia, sekarang!"
Axel tertegun sejenak. Akhirnya ia menganggukan kepala dan menyanggupi permintaan ayah Yuvi meskipun, kedua orang tuanya tidak tahu sama sekali dengan apa yang direncanakannya ini. Satu jam kemudian, janji suci itu begitu lancar diucapkan oleh Axel Anggara Kusuma.
Beberapa waktu kemudian, Yuvi dalam tangisan memeluk sang ibu, meminta restu dan doa mengikuti suaminya yang tinggal di kota yang berbeda dengan dirinya. Namun, ternyata suami dadakannya itu tidak langsung membawanya pulang. Dengan wajah usil, Axel melirik gadis yang terlihat malu-malu di sampingnya ini.
Ia membawa sang istri ke hotel berbintang membuat Yuvi menegang. "Aaah, kok ke sini? Bukan kah kita harus menemui orang tuamu? Mereka belum tahu kita sudah menikah."
"Biarkan saja. Kamu tahu, aku begitu lama menahan buncahan rindu. Saat berjumpa, ternyata ada kisah halal yang lebih indah untuk kita jalani." Axel menarik istrinya berjalan memasuki lobi hotel.
Axel menyewa kamar mewah, untuk dua malam. "Meskipun bukan ke Bali, kita bulan madu di sini dulu selama dua malam, Sayang." Axel mengecup istrinya yang terlihat malu dan salah tingkah.
Dua malam di kamar hotel itu, mereka melebur menjadi satu melepas asmara yang mereka pendam selama empat tahun saling mencinta lewat udara.
Setelah dua hari merasakan hangatnya melebur tanpa gangguan, mereka keluar dari hotel tersebut dan melanjutkan pulang menuju rumah yang ditempati oleh keluarganya.
"Maaf ya, Sayang. Karena pernikahan kita mendadak, aku belum sempat membeli rumah untuk kita berdua. Apa kamu keberatan, untuk sementara tinggal bersama keluargaku?"
"Aku istrimu, ke mana pun kamu membawaku, akan menjadi surga untukku." Yuvi menggenggam tangan suamimya dan menyandarkan diri dengan manja.
*
*
*
"A-apa? Kalian sudah menikah? Kapan kalian menikah? Jadi, kamu menghilang selama dua hari ini untuk menikahi dia?" Gelegar suara Nana, ibu Axel, terdengar hingga penjuru rumah mewah keluarga ini.
"Kamu jangan bercanda Axel! Mama ini sedang tidak main-main! Apalagi kau mengatakan wanita yang tidak sederajat denganmu ini menjadi istrimu?" Nana melirik wanita yang duduk di samping anaknya.
"Kenapa dengannya, Ma? Dia cantik dan baik, yang pasti dia ini setia."
"Tapi, Mama sudah menyiapkan seseorang yang lebih layak untukmu!"
Mendengar hal demikian, Yuvi menjadi sedih dan tertunduk. Axel bisa merasakan tubuh istrinya ini bergetar. Axel merangkulnya dengan penuh cinta.
"Baik lah, jika Mama memang tidak menginginkan kami bersama, mulai hari ini aku akan angkat kaki dari rumah ini!" Axel menarik istrinya.
Akan tetapi, Nana mencegahnya dengan wajah memohon. "Baik lah, kalau begitu Mama akan menerimanya di sini sebagai istrimu."
*
*
*
Tidak seperti ucapannya kepada Axel, ternyata arti kata 'menerima' bukan seperti yang diharapkan oleh Yuvi. Setiap Axel berangkat bekerja, Nana menyuruh Yuvi melakukan segala hal layaknya pembantu. Mulai menyapu rumah, sampai memperbaiki bagian-bagian rumah yang rusak.
"Saya dengar, kamu itu TKW kan? Kau pasti bisa mengerjakan segalanya." Nana membelakangi menantunya itu, hanya sekedar melirik dengan muka masam.
Tak lama kemudian, Nana sengaja memberikan liburan kepada seluruh asisten keluarganya yang lain. Dengan sengaja, ia mengundang tamu sosialita yang sangat ramai. Sehingga, membuat Yuvi kelimpungan mengerjakan semuanya sendirian. Ketika jadwal suaminya pulang, jamuan itu diselesaikan.
Yuvi dipaksa harus membersihkan semuanya tanpa sisa sebelum ayah mertua dan suaminya sampai. Hasilnya, tubuh Yuvi yang cukup kecil, menjadi semakin kurus beberapa hari tinggal di rumah itu.
Setelah dua minggu menjadi menantu keluarga ini, Yuvi mulai banyak merenung. Semua pekerjaan ini memang sangat biasa ia lakukan di rumah majikannya di Hong Kong. Akan tetapi, perilaku mertua dan majikannya ini sangat lah berbeda. Majikan di Hong Kong begitu baik padanya. Bahkan, ia diperlakukan layaknya anak sendiri karena anak ia tinggal sendirian saja.
Namun, mertuanya ini, selalu bersikap ramah di hadapan ayah mertua dan suaminya. Ia diperlakukan bagaikan ratu, hingga meminta asisten rumah lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi, tidak ada yang tahu perilaku Nana terhadap Yuvi. Para asisten pun tentu bungkam, menyembunyikan sifat asli ibu mertuanya ini.
Axel menyadari tingkah istrinya yang semakin hari semakin berubah. Yuvi yang ia kenal selama menjalani cinta virtual adalah gadis blak-blakan yang sangat ceria. Namun, akhir-akhir ini, istrinya ini terlihat semakin murung.
"Sayaang, kamu kenapa?" Axel memeriksa kening istrinya ini dengan punggung tangannya.
Yuvi hanya bisa memberikan senyuman getir, menggelengkan kepala, dan mata berkaca. "Udah selesai ngobrol dengan papamu?"
"Ya, karena itu lah aku masuk ke kamar. Aku tidak menemukan istriku di luar. Ternyata istri yang aku cintai tampak murung begini." Axel merangkul istrinya dengan penuh kehangatan.
Yuvi kembali memaksakan dirinya untuk tersenyum. Ia menyandarkan kepalanya dalam pelukan suaminya. Di sana lah tempat ternyaman baginya dari seluruh tempat yang ada di rumah ini.
"Mas, kapan berencana memiliki rumah sendiri? Kalau belum ada dana membeli rumah, ayo kita sewa sebuah rumah kecil untuk sementara sebelum memiliki rumah sendiri."
Axel mengerutkan keningnya. Ia mendorong tubuh istrinya ini menatap mata istrinya dengan dalam. "Apa terjadi sesuatu yang tidak aku ketahui selama kamu tinggal di sini?"
Yuvi membuang mukanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Itarohmawati Rohmawati
hai ...hai ..jangan lupakhan akoooooh
2023-04-01
1
Aulia Finza
baru awal dah nyesek....
2023-04-01
1