"Mamaaaaa ... maaamaaaa ... maaaaamaaaaaa!" Akhirnya tangis bocah tampan itu meledak membuat panik semua yang ada di sana.
Aziel memeluk ayah Axel dengan erat. Ia tampak ketakutan di antara orang yang tak dikenalnya.
"Sssttt ... Sabar ya, Nak ... sabar ... di sini ada kami ...." ayah Axel mengusap rambut bocah laki-laki yang diperkirakan berumur lima tahun itu.
"Kamu kenal sama dia Aa?" tanya sang ibu. Namun, Axel seolah acuh tak menjawab pertanyaan ibunya. Hatinya masih terluka pada kelakuan sang ibu, yang mengusir istri yang sangat ia cintai.
"Bagaimana, Xel? Kamu mengenalnya? Kenapa dia ada di dalam mobilmu?" Kali ini, ayahnya yang bertanya.
"Kenal sih engga, Pah. Hanya saja aku udah beberapa kali bertemu dengannya ," terang Axel.
"Apa kamu tahu di mana lokasi tempat ia tinggal?" tanya ayahnya lagi.
Sementara itu, sang ibu sedikit mendelik dengan sikap putra sulungnya yang masih jelas memusuhi dirinya. "Terserah kau lah, Aa. Jika kamu terus menganggap Mama tidak ada, jangan salahkan Mama juga tidak akan menganggap keberadaanmu." Nana masuk ke dalam rumahnya dan disusul oleh Hady, adik Axel.
Axel memandangi sang ibu dengan wajah datar. Lalu ia menatap laki-laki muda yang konon katanya adalah anak wanita yang sangat mirip dengan Yuvi, istrinya.
Beberapa waktu kemudia, bocah itu mulai tampak sedikit tenang. Axel menaruh nasi goreng dan segelas susu tepat di hadapannya. Namun, bocah kecil itu hanya menundukkan kepala memainkan jemari-jemarinya tak berani mengangkat kepala.
"Kalau boleh Om tahu, namamu siapa?" tanya Axel yang duduk tepat di hadapannya.
Akan tetapi, bocah itu masih menunduk tidak mengatakan apa-apa. Bocah yang memanggil 'mama' pada wanita yang mirip dengan istrinya itu, terlihat cukup takut padanya. Axel menghela napasnya lagi, mulai mengubah ekspresinya yang tadi datar, menampilkan senyuman terhadap bocah lima tahun ini.
"Kamu jangan takut, kami semua bukan orang jahat."
Sementara itu, di rumah sakit, semua orang tampak masih sibuk mencari keberadaan anak sang pemilik rumah sakit. Wajah Mila terihat gusar dan panik, Aziel masih belum juga ditemukan semenjak siang tadi.
Sementara itu, Arsen tengah memantau di ruang monitor, memilah-milah video pantauan CCTV pada beberapa bagian di geduang rumah sakit ini.
"Ke mana kamu bocah nakal?" Genggamannya tak turun sedikit pun dari bibir yang terus berdecak semenjak ia berdiri di samping operator. Tak satu pun langkah Aziel yang masuk dalam bagian CCTV.
"Aaah, kenapa kalian semua bodoh begini? Masa mencari anak kecil seperti itu saja kalian tidak becus?" bentak Arsen hingga menggelegar ke penjuru ruangan monitoring itu.
Sang operator menundukkan kepala. "Maaf, Boss ... sepertinya dia melewati area yang buta dari CCTV. Karena kita memasang CCTV hanya pada bagian yang dianggap penting saja," ucap sang operator dengan ragu dan takut.
"Bodoh! Bodoh! Seharusnya kalian memasang CCTV di setiap jengkal bagian rumah sakit ini." Arsen geram dan beranjak menuju pintu. "Malam ini juga, kalian harus memasang CCTV setiap dua meter sepanjang bangunan rumah sakit ini!"
"Ba-baik, Boss."
Dengan perasaan campur aduk, Arsen berpindah lokasi kembali mencari Aziel dengan manual. Sepintas ia melihat Mila yang masih kalang kabut berpindah lokasi menyusuri rumah sakit. Dengan langkah cepat, ia mengikuti arah tujuan Mila.
"Aziel, kamu di mana, Nak?" Mila melirik ke setiap pojok ruangan, di bawah meja, di dalam lemari, di dalam tong sampah, dan bagian-bagian tersembunyi lain yang mungkin menjadi tempat Aziel bersembunyi.
Arsen menatapi ekspresi Mila yang terlihat sangat sedih karena belum juga menemukan anaknya. "Kenapa kau sesedih itu karena kehilangan putraku?"
Mila yang sedari tadi sibuk tak menyadari kehadiran Arsen pun terkejut. Ia memegangi dada, karena suara sang majikan terlalu keras membuat konsentrasi yang tadinya penuh dalam pencarian, menjadi ambiar dengan seketika.
"Tuan? Apakah Aziel sudah ditemukan?" Ia berjalan mendekati Arsen.
"Bagaimana menurutmu? Apa kau melihat aku sudah menemukannya?"
Mila menundukkan wajah dengan air muka sendu. "Aku khawatir dia keluar dari area rumah sakit ini."
"Tidak mungkin! Jika dia keluar dari rumah sakit, para security pasti akan melihatnya," bentaknya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
FieAme
nah loh
2023-04-11
0