3. Diselamatkan atau Dikorbankan?

Pada sebuah pulau kecil yang berpasir putih dengan pantai biru kehijauan, sebuah kapal pesiar menepi pada sebuah dermaga. Di dalam kapal itu, banyak terlihat pria berwajah menyeramkan, dengan tato-tato yang mencuat di antara pakaian yang menutupi tubuh.

Namun, tampak sosok anak kecil bermata coklat yang sangat tampan tak sabar ingin melompat keluar dari kapal pesiar pribadi ini. Para pria itu tampak khawatir melihat sang Tuan Muda terlalu lincah menuruni kapal tersebut.

Seorang pria yang paling bebas dari tato, mengikuti anak tersebut dalam wajah dinginnya. Sang pangeran cilik itu tampak berlarian menyisir pantai pada pulau pribadi milik seorang mafia yang merupakan ayahnya.

Para mafia ini, sedang berlibur melepaskan penat dari aktivitas hitam yang mereka geluti semenjak beberapa tahun ini.

Pria yang mengikuti bocah tampan itu, tak lain adalah ayahnya. Ia sengaja mengajak putra semata wayangnya ke pulau ini, karena hari ini adalah hari kelahiran sang putra, yang tepat berusia lima tahun, dan hari kem4tian istrinya kala melahirkan sang buah hati.

Arsen, nama pria itu, menatap jauh ke tengah laut. Ia begitu ingat bahwa istrinya sangat menyukai tempat ini. Namun, kala itu ia belum memiliki uang untuk membeli pulau ini. Berbeda dengan sekarang, pulau ini adalah miliknya, setelah menjadi mafia organ, di balik jas putih yang ia kenakan.

"Papaaaa, Papaaaa!" Anaknya baru saja melihat sesuatu berteriak dengan keras berlari ke arahnya.

Arsen, menatap bocah itu dengan wajah datar. "Kau kenapa?"

Anak kecil berusia lima tahun itu manarik Arsen menunjuk sesuatu yang sangat mirip dengan orang yang tidur. Pria itu mengikuti langkah sang putra.

"Apa itu?" gumamnya.

"Hah?" Ia cukup tersentak melihat wajah seorang wanita di antara deburan ombak. Tanpa berpikir panjang ia mengecek denyut nadi dan menempelkan telinganya di dada wanita tersebut.

"Masih hidup."

Lalu ia melakukan pertolongan pertama pada korban tenggelam, hingga membuat wanita itu tersedak mengeluarkan air asin yang sempat tertelan masuk ke dalam paru-paru.

Anak kecil yang ada di dekatnya duduk berjongkok memperhatikan apa yang dilakukan ayahnya ini. Ia melihat kepala wanita itu tampak memar biru sedikit menghitam, seperti mendapat benturan yang cukup keras.

Arsen memperhatikan tubuh wanita itu. Pada tubuhnya terpasang pelampung yang telah mengempes. Dengan senyum dingin, ia mengangkat tubuh wanita itu dengan otot kekarnya menuju kapal pesiar yang ia naiki bersama putra kecilnya tadi.

*

*

*

Di tempat lain, tepatnya di bandara tampak banyak orang yang sedang menunggu informasi hilang kontak pesawat yang membawa penumpang menuju negara Taiwan. Salah satunya, tampak Axel yang memburu informasi pada pihak bandara.

Wajah pria tampan itu terlihat risau. Istri yang baru saja bersatu dengannya selama dua minggu, kini pergi lagi. Namun, kini statusnya hilang tak tau ke mana.

"Sayang, kenapa? Kenapa kamu pergi tanpa mengatakan apa-apa kepadaku?" Axel mengacak rambutnya bagai orang frustrasi.

Axek mulai bangkit mencari informasi kecelakaan pesawat itu bagai orang kesurupan. Perasaannya kacau, bercampur aduk, dan kini benar-benar tidak menentu.

"Sayang, kamu di mana? Aku harap semua baik-baik saja."

Di tempat lain, sebuah kendaraan mewah beriringan dengan kendaraan hitam lainnya, memasuki area sebuah rumah sakit swasta. Beberapa perawat telah siap dengan brangkar menyambut wanita yang tadi ditemukan oleh Arsen. Sementara itu, anggota lainnya menuju area belakang yang memang khusus dibuat untuk mereka.

Rumah sakit ini adalah miliknya. Saat memasuki koridor, seorang perawat telah menyiapkan jas berwarna putih mengikuti brangkar yang yang berisi wanita yang ia temukan bersama putranya.

Sementara itu, putranya bernama Aziel, langsung disambut oleh perawat yang biasa mengasuh anaknya di rumah sakit ini. Aziel belum bersekolah, Arsen sengaja tidak menyekolahkan putranya terlalu cepat karena sudah menjadi amanat mendiang istrinya, Jovita.

"Dok, kami telah menyiapkan ruangan pemeriksaan seperti yang Anda pinta."

Arsen menganggukkan kepala dan menarik stetoskop yang telah disiapkan. Tidak hanya itu, ia juga memeriksa tekanan darah dan hal lain yang dirasa perlu.

Setelah semua usai, Arsenio Wijaya keluar ruangan. "Jangan lupa ganti pakaiannya dan bersihkan tubuhnya dari sisa pasir yang melekat."

"Dia kenapa, Dok?"

Arsen masih memasang muka datarnya. "Apa kalian tidak bisa bekerja tanpa banyak bertanya?"

Dari kerumunan karyawan berpakaian serba putih, muncul kaki tangan kepercayaannya. Arsen melihat sosok tersebut menggelengkan kepala menatap dengan tajam. Pria itu menganggukkan kepala dan pergi menjauh. Para perawat yang mengetahui siapa pria itu, seolah tak terganggu dan berlaku biasa.

Arsen adalah pimpinan rumah sakit ini. Namun, ada beberapa usaha hitam yang ia lakukan di rumah sakit ini.

Setelah membalut luka wanita tersebut, Arsen memandangi wajah wanita yang ia temukan ini. Ia tidak mengenal siapa wanita ini. Namun, ia tidak mau berurusan dengan pihak kepolisian.

Aku tidak mau mengambil risiko jika mengabarkan bahwa menemukan satu wanita hanyut entah kenapa. Mungkin ada kapal karam, atau kemungkinan lain yang tidak ia ketahui. 

Setidaknya, aku sudah berbesar hati menyelamatkan nyawanya. Jika tidak, mungkin dia akan mati membusuk di pulau tak berpenghuni itu.

Setelah merasa semua urusannya beres, Arsen keluar dari ruangan tersebut dan membiarkan perawat yang mengurus wanita yang ia temukan. Ia menuju pria yang tadi ingin menemuinya.

Arsen sudah tahu di mana pria itu menunggu, yakni di ruang direktur utama miliknya. Arsen langsung menuju ke ruang kerja dan mencari keberadaan pria tadi.

Saat ia membuka pintu, pria tersebut telah melepas jas yang tadi terpasang di tubuhnya. Ia menyabut Arsen berdiri dan menundukkan kepala.

"Bagaimana? Apa kau berhasil mendapatkan mangsa yang baru?" tanya Arsen dengan wajah dinginnya.

"Belum, Boss. Padahal sudah banyak yang meminta kita untuk  menyiapkan jantung, hati, mata, ginjal, dan sebagainya. Akan tetapi, kita belum menemukan gembel yang bisa kita hilangkan saat ini."

Arsen melipat kedua tangannya memandang ke arah luar jendela. "Malam ini harus dapat! Jika tidak, tubuh kau yang akan aku cincang!"

Pria yang berpakaian hitam itu tersentak dan menunduk. "Ba-baik, Boss." Ia segera menarik jas hitam yang tergeletak lemas di atas sofa. Sementara itu, Arsen sama sekali tidak menatap kepergian kaki tangannya itu.

*

*

*

Saat ini Axel telah berada di sebuah dermaga. Ia memandangi riak ombak yang menepi menghempaskan diri pada beton yang menyangga dermaga.

"Sayang, kenapa harus begini?" tertegun menatapi ombak yang terus berlari seolah mengejar dirinya.

Axel kembali merenung, dalam kepalanya terlintas masa sesaat bersama. Ia mengusap wajahnya kasar dan akhirnya ia bangkit.

"Yuviii ... Kamu harus selamat! Aku mencintaimu!"

*

*

*

Jemari wanita yang ditemukan Arsen terlihat bergerak. Matanya perlahan terbuka sedikit demi sedikit. Beberapa waktu kemudian, ia menatap langit-langit ruangan tempat ia dirawat.

Matanya mulai liar menatap kiri kanan atas bawah. Ia bangkit dan duduk. Namun, tangannya terasa sakit, dan ia melihat penyebab rasa sakit itu. Sebuah selang kecil tampak terikat di tangannya.

Tanpa pikir panjang, ia melepaskan benda yang mengganggu keleluasaannya itu. Namun, d4rah segar mengalir dengan sangat deras. Melihat pekatnya cairan itu keluar dari tangannya, dengan seketika wajahnya berubah menjadi pucat.

"Aaaaaahhh!"

"Aaaaahhhh!"

"Aaaaahhhh!"

Ia tidak tahu harus bagaimana, ia hanya bisa berteriak tak karuan. Cairan meraha anyir itu terus mengalir tanpa henti. Dari arah luar tampak beberapa orang tergopoh membuka pintu tempat ia dirawat karena terkejut mendengar suara teriakan tersebut.

"Ada apa, Mba?"

Salah satu perawat melihat tangan wanita muda itu mengucurkan cairan merah kental dan pekat. Jarum infus yang tadinya terpasang saat kini menggantung pada selang yang terhubung dengan tabung cairan bewarna putih bening.

"Aaagghhh!" Wanita itu terlihat frustrasi dengan tangannya yang terus mengalirkan d4rah.

"Kami akan membantu untuk membersihkannya ya, Mbak?"

Perawat pun segera menutup luka yang terus mengalirkan cairan merah kental itu. Wanita yang tidak diketahui namanya ini, terus meringis ketakutan.

"Nah, udah beres, Mbak. Kenapa infusnya dicabut?" tanya sang perawat.

Wanita itu melihat tangannya tidak lagi mengeluarkan darah. Perlahan ia mulai terlihat tenang.

"Mbak? Apa kami boleh tau nama kamu?"

Wanita itu terlihat kebingungan, ia menggelengkan kepala.

"Kenapa menggeleng, Mbak? Siapa namanya ya? Apa kamu memiliki kontak keluarga yang bisa kami hubungi? Kami akan memberitahukan keluargamu."

"Na-nama?" Wanita itu mengernyitkan dahi, ia tampak cukup kesakitan.

"Iya, namamu siapa? Kami akan membantumu untuk menghubungi keluargamu."

Wanita itu mengernyitkan mata, keningnya berkerut, dan kedua tangannya memijit-mijit pelipis dan mengacak rambutnya. "A-aku ... aku ... namaku ...."

Ia terus meracau dan terlihat sangat kesakitan. Pintu ruangan tersebut terlihat dibuka dari arah luar. Seorang pria yang memakai jas berwarna putih masuk memasang wajah heran.

"Ada apa ini?"

Para perawat yang berada di dalam ruangan tersebut serempak menoleh kepada pimpinan rumah sakit ini.

"Dok, sepertinya terjadi sesuatu dengannya," ucap salah satu perawat.

"Maksudnya?" tanya Arsen kembali melirik wanita yang ia temukan.

"Sepertinya, dia kehilangan ingatan, Dok."

"Benarkah?" Ia menatap wanita yang tampak kesakitan itu.

Jika demikian, keluarganya akan menganggap dia telah m4ti.

Ini adalah kesempatan untukku. Jantungnya, hatinya, matanya, dan seluruh organnya akan aku jual, dan tidak akan ada yang mengetahuinya.

Terpopuler

Comments

Itarohmawati Rohmawati

Itarohmawati Rohmawati

alah ...paling juga gak tega

2023-04-02

0

FieAme

FieAme

waaahh, ini kisah arsen yang sebenarnya yaaa

2023-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Aku Ini Menantu, Bukan Babu
2 2. Diusir Mertua
3 3. Diselamatkan atau Dikorbankan?
4 4. Pergi Kau Orang Jahat!
5 5. Sebuah Nama Baru
6 6. Sang Pengasuh
7 7. Seseorang Berwajah Sama
8 8. Apakah Dia Hamil?
9 9. Periksa Keadaan
10 10. Tak Pernah Datang Bulan
11 11. Pertemuan Kembali
12 12. Bertemu Mantan
13 13. Anak Kecil yang Menyelinap
14 14. Mencari Aziel
15 15. Dua Mama
16 16. Menjadi Tersangka
17 17. Keanehan Keluarga Ini
18 18. Sebuah Kasus Klient Baru
19 19. Arsenio Wijaya
20 20. Pasien Baru
21 21. Calon Mangsa Baru
22 22. Pemulung Belia
23 23.
24 24. Aziel Anakku
25 25. Mabuk Kendaraan
26 26. Sengaja Menjebak Arsen
27 27. Anakku Bukan Anak Haram
28 28. Akting
29 29. Penyelamatan
30 30. Menggoda Istri Orang
31 31. Aku Bukan Duda
32 32. Mama Aziel yang Sebenarnya
33 33. Laporan yang gagal
34 34. Jatuhnya Harga Diri Arsen
35 35. Ngidam Bareng
36 36. Cincin di Jemari Mila
37 37. Brigpol Luki
38 38. Misi Penyamaran
39 39. Mundur
40 40. Tempat Bercerita
41 41. Bukan Seperti yang Dikira
42 42. Bertahanlah!
43 43. Antara Axel dan Mila
44 44. Menyelamatkan Axel
45 45. Penggeledahan
46 46. Secarik Kertas
47 47. Hilang Kembali
48 48. Menyusun Puzzle
49 49. Interogasi
50 50. Permintaan
51 51. Jangan Hin4 Istriku
52 52. Plus Enam Dua
53 Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi Yang Merayakan
54 53. Cerita Axel dan Liani
55 54. Aku akan Menjemputmu
56 55. Arsen vs Axel
57 56. Akhirnya Bisa Memelukmu Kembali
58 57. Kamu adalah Istriku
59 58. Getaran Cinta
60 59. Permintaan Arsen
61 60. Hadiah Terbesar (Rahasia Arsen)
62 61. Perjuangan Mendapatkan Aziel
63 62. Perselisihan Axel dan Aziel
64 63. Obat Sakit Kepala
65 64. Pamit
66 65. Maafkan, Papa!
67 66. Pelarian
68 67. Menidurkan Aziel
69 68. Celoteh Aziel
70 69. Proses Terbentuknya Bayi
71 70. Terpaksa Kembali ke Rumah Mertua
72 71. Komisi Perlindungan Anak
73 72. Surat Edaran
74 73. De Javu
75 74. Rumah Baru
76 75. Sekali Babu tetap Babu
77 76. Kasus Dokter Diki, Selesai
78 77. Waktunya untuk Meninggalkan Rumah Ini
79 78. Hukuman
80 79. Ditinggal Sendiri
81 80. Arsen Kabur
82 81. Kabar Arsen Kabur
83 82. Mana Aziel?
84 83. Hilang
85 84. Mencari Aziel
86 85. Mengejar Para Penculik
87 86. Kesedihan dalam Diam
88 87. Aziel Tidak Bisa Tidur
89 88. Pembalasan Sang Ayah
90 89. Ikatan Batin Ayah dan Anak
91 90. Rasa Iri Ayah Kandung
92 91. Merindukan Keluarga
93 92. Perdebatan Calon Adik
94 93. Data Orang Tua Kandung
95 94. Abang
96 95. Aksi Film Mafia
97 96. Live Streaming Toktok
98 97. Menjemput Masa Lalu
99 98. Tentang Orang Tua Yuvi
100 99. Foto Masa Lalu
101 100. Aziel & Thifa
102 101. Snow White vs Kaisar Perang
103 102. Awal Cinta Virtual
104 103. Telepon untuk Pertama Kali
105 104. Kecengan Baru
106 105. Mengikatmu dengan Benang Merah
107 106. Video Call
108 107. Tukang Ancam
109 108. Surat Cinta Adik Kelas
110 109. Feli
111 110.Salah Paham
112 111. Yuvi vs April
113 112. Paket Gratis
114 113. Berusaha Menghubungi
115 114. Seorang Lelaki
116 115. Pasangan Bucin
117 116. Upin Ipin vs Kak Ros
118 117. Ibu Jatuh Sakit
119 118. Sidang Kompre
120 119. Putus dan Pergi
121 120. Nyonya Hong
122 121. Fatamorgana
123 122. Mas, Aku Kangen
124 123. Pertemuan Tak Terduga
125 124. Pemalu
126 125. Menikmati Malam Berdua
127 126. Kembali Berpisah
128 127. Kejutan
129 128. Memancing Kedatangan Kekasih
Episodes

Updated 129 Episodes

1
1. Aku Ini Menantu, Bukan Babu
2
2. Diusir Mertua
3
3. Diselamatkan atau Dikorbankan?
4
4. Pergi Kau Orang Jahat!
5
5. Sebuah Nama Baru
6
6. Sang Pengasuh
7
7. Seseorang Berwajah Sama
8
8. Apakah Dia Hamil?
9
9. Periksa Keadaan
10
10. Tak Pernah Datang Bulan
11
11. Pertemuan Kembali
12
12. Bertemu Mantan
13
13. Anak Kecil yang Menyelinap
14
14. Mencari Aziel
15
15. Dua Mama
16
16. Menjadi Tersangka
17
17. Keanehan Keluarga Ini
18
18. Sebuah Kasus Klient Baru
19
19. Arsenio Wijaya
20
20. Pasien Baru
21
21. Calon Mangsa Baru
22
22. Pemulung Belia
23
23.
24
24. Aziel Anakku
25
25. Mabuk Kendaraan
26
26. Sengaja Menjebak Arsen
27
27. Anakku Bukan Anak Haram
28
28. Akting
29
29. Penyelamatan
30
30. Menggoda Istri Orang
31
31. Aku Bukan Duda
32
32. Mama Aziel yang Sebenarnya
33
33. Laporan yang gagal
34
34. Jatuhnya Harga Diri Arsen
35
35. Ngidam Bareng
36
36. Cincin di Jemari Mila
37
37. Brigpol Luki
38
38. Misi Penyamaran
39
39. Mundur
40
40. Tempat Bercerita
41
41. Bukan Seperti yang Dikira
42
42. Bertahanlah!
43
43. Antara Axel dan Mila
44
44. Menyelamatkan Axel
45
45. Penggeledahan
46
46. Secarik Kertas
47
47. Hilang Kembali
48
48. Menyusun Puzzle
49
49. Interogasi
50
50. Permintaan
51
51. Jangan Hin4 Istriku
52
52. Plus Enam Dua
53
Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi Yang Merayakan
54
53. Cerita Axel dan Liani
55
54. Aku akan Menjemputmu
56
55. Arsen vs Axel
57
56. Akhirnya Bisa Memelukmu Kembali
58
57. Kamu adalah Istriku
59
58. Getaran Cinta
60
59. Permintaan Arsen
61
60. Hadiah Terbesar (Rahasia Arsen)
62
61. Perjuangan Mendapatkan Aziel
63
62. Perselisihan Axel dan Aziel
64
63. Obat Sakit Kepala
65
64. Pamit
66
65. Maafkan, Papa!
67
66. Pelarian
68
67. Menidurkan Aziel
69
68. Celoteh Aziel
70
69. Proses Terbentuknya Bayi
71
70. Terpaksa Kembali ke Rumah Mertua
72
71. Komisi Perlindungan Anak
73
72. Surat Edaran
74
73. De Javu
75
74. Rumah Baru
76
75. Sekali Babu tetap Babu
77
76. Kasus Dokter Diki, Selesai
78
77. Waktunya untuk Meninggalkan Rumah Ini
79
78. Hukuman
80
79. Ditinggal Sendiri
81
80. Arsen Kabur
82
81. Kabar Arsen Kabur
83
82. Mana Aziel?
84
83. Hilang
85
84. Mencari Aziel
86
85. Mengejar Para Penculik
87
86. Kesedihan dalam Diam
88
87. Aziel Tidak Bisa Tidur
89
88. Pembalasan Sang Ayah
90
89. Ikatan Batin Ayah dan Anak
91
90. Rasa Iri Ayah Kandung
92
91. Merindukan Keluarga
93
92. Perdebatan Calon Adik
94
93. Data Orang Tua Kandung
95
94. Abang
96
95. Aksi Film Mafia
97
96. Live Streaming Toktok
98
97. Menjemput Masa Lalu
99
98. Tentang Orang Tua Yuvi
100
99. Foto Masa Lalu
101
100. Aziel & Thifa
102
101. Snow White vs Kaisar Perang
103
102. Awal Cinta Virtual
104
103. Telepon untuk Pertama Kali
105
104. Kecengan Baru
106
105. Mengikatmu dengan Benang Merah
107
106. Video Call
108
107. Tukang Ancam
109
108. Surat Cinta Adik Kelas
110
109. Feli
111
110.Salah Paham
112
111. Yuvi vs April
113
112. Paket Gratis
114
113. Berusaha Menghubungi
115
114. Seorang Lelaki
116
115. Pasangan Bucin
117
116. Upin Ipin vs Kak Ros
118
117. Ibu Jatuh Sakit
119
118. Sidang Kompre
120
119. Putus dan Pergi
121
120. Nyonya Hong
122
121. Fatamorgana
123
122. Mas, Aku Kangen
124
123. Pertemuan Tak Terduga
125
124. Pemalu
126
125. Menikmati Malam Berdua
127
126. Kembali Berpisah
128
127. Kejutan
129
128. Memancing Kedatangan Kekasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!