2. Diusir Mertua

"Sudah lah, aku lelah." Yuvi beringsut menuju posisi bantal sudah tertata di atas kasur empuk yang menjadi alas tidur mereka.

Axel memandang istrinya dalam diam. Ia memikirkan apa yang telah terjadi. Ia pun keluar mencari sang ibu.

Keesokan hari di mana tak ada lagi siapa pun berada di rumah itu, Nana juga menyuruh para pekerja yang ada di rumah ini menghilang hingga pukul tiga sore, sang Nyonya Besar menarik rambut Yuvi dengan kuat.

"Kau sudah mengadukan aku kepada anak dan suamiku? Ooh, berani sekali kau!" Yuvi didorong dengan sangat keras hingga terbentur pada kursi-kursi yang berdiri kokoh sebagai teman meja makan.

"Kau itu harus tahu diri, kau itu tidak pantas berada dalam keluarga Kusuma Negara ini!" bentaknya lagi.

Yuvi merasakan sakit yang sangat hebat, apalagi di bagian perutnya. Ia tidak mengerti apa yang sedang terjadinya padanya.

Nana melemparkan sebuah amplop kepada Yuvi. "Semenjak seminggu yang lalu, aku sudah mendaftarkanmu pada agen TKI yang aku kenal. Kau sudah diterima, dan itu tiket untuk kepergianmu hari ini pukul tiga belas ini. Kali ini kau harus menjadi pembantu di Taiwan! Bawa uang yang banyak! Jika tidak memiliki uang, jangan berani pulang ke sini lagi!"

Yuvi bagai disambar petir di pagi yang cerah ini. Ia tidak menyangka sang mertua dengan kej4mnya memisahkan dirinya dengan suami yang baru menyatu dalam beberapa hari.

Sang mertua menarik Yuvi untuk kembali berdiri dengan tegak. Wanita paruh baya itu juga membuka lemari di kamar, menarik travel bag seadanya. Pakaian Yuvi dimasukan dengan paksa ke dalam tas tersebut. Yuvi hanya kaku membisu tidak tahu harus berbuat apa. Ini sungguh terlalu tiba-tiba baginya.

Setelah itu, dengan pakaian yang ada ditubuhnya, Yuvi didorong masuk ke dalam taksi menuju bandara yang telah ia pesankan. "Kau tidak boleh mengatakan apa pun kepada anakku!" ucap Nana lagi.

Dengan rasa sakit tak berhingga, Yuvi dibawa oleh taksi tersebut. "Baik lah, aku tidak akan mengatakan apa pun." Yuvi melemparkan ponselnya keluar jendela, masih di pelataran rumah mewah keluarga Kusuma Negara.

Ia tidak tahu apa yang salah pada dirinya. Bahkan, di tanah kelahirannya, rumah orang tuanya berdiri dengan sangat megah oleh hasil keringatnya sebagai TKW. Desa tempat ia berasal, begitu banyak wanita yang bekerja sebagai TKW. Tak heran, rumah mewah berjejer berdiri di sana. Banyak yang berlomba bekerja keluar negeri, termasuk dirinya. Dia termasuk orang yang dikagumi, karena berhasil mengangkat derajat keluarga. Namun, kenapa ibu dari suaminya ini malah membencinya seperti ini?

Yuvi berjalan menyusuri bandara menggenggam travel bag dengan pakaian seadanya. Ia menoleh ke belakang, berharap suaminya tiba-tiba hadir mengejar dan menghentikan langkahnya.

Namun, itu hanya sebuah harapan belaka. Tak ada siapa pun kali ini yang melepasnya pergi. Wajahnya mengernyit, ia merasakan sakit di bagian perut yang ia sendiri tidak mengerti kenapa. Namun, Yuvi menggeleng pelan. Ia berusaha untuk teguh, melangkah meskipun hatinya terasa berat.

"Mungkin setelah ini tak akan ada lagi Mas Axel dalam hidupku. Mungkin dia akan melupakanku, menerima wanita yang diberikan ibunya. Aku pun juga harus begitu," tekadnya.

*

*

*

Axel membawa satu buket bunga indah yang akan dijadikan sebagai kejutan kepada istrinya. Tidak hanya itu, ia membawakan brosur rumah impian yang ingin diserahkan kepada istrinya. Axel ingin Yuvi sendiri memilih rumah yang ia sukai.

Axel memasuki rumah dan membuat sang ibu melongo. "Kenapa kamu pulang secepat ini?" tanya ibunya. Ia melirik benda cantik yang berada dalam pelukan putra sulungnya ini. "Apakah ini buat Mama?"

Axel tidak menjawab pertanyaan ibunya, memilih mencari sang istri ke dalam kamar. Suasana rumah kali ini sungguh terasa sangat sepi. Namun, ketika pintu kamar terbuka, alangkah terkejutnya ia mendapati kamar mereka berantakan. Pintu lemari dalam keadaan terbuka dan sebagian pakaian Yuvi menghilang.

Axel melempar buket bunga yang akan ia berikan kepada istri tercinta. Ia melangkah cepat mendekati sang ibu. Kedua tangannya memegang pundak ibunya.

"Mah, katakan padaku, ke mana istriku?" Wajah Axel merah padam. Amarahnya meledak sampai ke ubun-ubun.

"Di-dia tadi pergi. Dia pergi meninggalkan rumah ini. Katanya sudah tidak betah lagi tinggal di sini." Nana tidak berani memandang wajah putranya ini.

Tanpa berkata apa-apa, Axel masuk ke dalam kamar orang tuanya. Ia membongkar barang-barang penyimpanan milik ibunya. Ketika berada di lemari rias, dari dalam laci Axel menemukan selembaran brosur untuk bekerja sebagai TKI di Taiwan. Atas nama Yuvita Antarina.

Axel meremat kasar brousur tersebut. Ia kembali pada ibunya yang telah mematung ketakutan karena kelakuannya telah diketahui oleh sang putra sulung.

"Katakan padaku, Ma. Kenapa Mama melakukan ini?"

Nana menggelengkan kepala. "Mama tidak melakukan apa-apa!"

Axel berlari keluar menuju kendaraannya kembali. Kali ini tujuannya adalah bandara. Namun, sebelum keluar gerbang, security menghalangi laju kendaraannya.

Axel menurunkan jendela. "Apa lagi?" bentaknya.

Security itu menjadi ketakutan karena suara keras Axel. "I-ini Tuan Muda. Tadi kami pikir milik siapa, tetapi ada foto Nona dan Anda, makanya kami serahkan."

Axel menggaruk rambutnya kasar hingga acak-acakan. Ia melirik ke arah rumahnya lagi. Rasa kesal menjadi semakin besar terhadap ibunya. Namun, ia hanya bisa melampiaskan dengan memukul setir mobil yang tidak bersalah. Axel segera tancap gas membawa mobil sport yang ia kendarai secepat kilat.

Yuvi telah berada di dalam pesawat yang akan membawanya pergi kenegeri Formosa yang terkenal sangat indah. Air mata tak berhenti mengalir di pipinya, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Dari bagian operator, sudah terdengar himbauan agar semua penumpang menggunakan sabuk dengan benar. Yuvi mematuhi dan menatap ke arah luar jendela.

"Maafkan aku, Mas. Mungkin Tuhan memang tidak mengizinkan kita untuk bersama. Kamu, turuti lah permintaan mamamu. Aku akan pergi dari hidupmu," lirihnya menyeka air mata yang telah memenuhi pipi.

Pesawat sudah mulai bergerak, dan tidak lama alat transportasi udara itu lepas landas dan mulai mengudara. Setelah kendaraan itu melayang cukup tinggi, terdengar letupan dari arah sayap sebelah kiri.

Terdengar peringatan supaya semua penumpang jangan melepas sabuk yang tadinya terpasang. Karena, ada sedikit masalah, pesawat harus kembali turun ke bandara.

Namun, gerakan pesawat semakin lama semakin rendah. Mereka sudah berada di atas lautan.

"Bagi semua penumpah Asia Line, agar segera menggunakan pelampung yang akan keluar dari kabin bagian atas. Saya harap semuanya untuk tetap tenang, karena kita akan melakukan pendaratan darurat di atas laut ini," ucap kapten yang menjadi pengendali pesawat tersebut.

Alat yang disebutkan jatuh begitu saja di hadapan Yuvi. Dengan segera ia memasang dan meniup sesuai arahan. Pesawat terbang semakin rendah dan semuanya berpegangan dengan sangat erat.

Braaaaak

Splaaas

Benturan hebat tak bisa dielakkan. Tubuh pesawat tersebut pecah terbelah dua.

Terpopuler

Comments

FieAme

FieAme

nangis 😭

2023-04-02

0

Itarohmawati Rohmawati

Itarohmawati Rohmawati

ibu mertua yg kejam

2023-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 1. Aku Ini Menantu, Bukan Babu
2 2. Diusir Mertua
3 3. Diselamatkan atau Dikorbankan?
4 4. Pergi Kau Orang Jahat!
5 5. Sebuah Nama Baru
6 6. Sang Pengasuh
7 7. Seseorang Berwajah Sama
8 8. Apakah Dia Hamil?
9 9. Periksa Keadaan
10 10. Tak Pernah Datang Bulan
11 11. Pertemuan Kembali
12 12. Bertemu Mantan
13 13. Anak Kecil yang Menyelinap
14 14. Mencari Aziel
15 15. Dua Mama
16 16. Menjadi Tersangka
17 17. Keanehan Keluarga Ini
18 18. Sebuah Kasus Klient Baru
19 19. Arsenio Wijaya
20 20. Pasien Baru
21 21. Calon Mangsa Baru
22 22. Pemulung Belia
23 23.
24 24. Aziel Anakku
25 25. Mabuk Kendaraan
26 26. Sengaja Menjebak Arsen
27 27. Anakku Bukan Anak Haram
28 28. Akting
29 29. Penyelamatan
30 30. Menggoda Istri Orang
31 31. Aku Bukan Duda
32 32. Mama Aziel yang Sebenarnya
33 33. Laporan yang gagal
34 34. Jatuhnya Harga Diri Arsen
35 35. Ngidam Bareng
36 36. Cincin di Jemari Mila
37 37. Brigpol Luki
38 38. Misi Penyamaran
39 39. Mundur
40 40. Tempat Bercerita
41 41. Bukan Seperti yang Dikira
42 42. Bertahanlah!
43 43. Antara Axel dan Mila
44 44. Menyelamatkan Axel
45 45. Penggeledahan
46 46. Secarik Kertas
47 47. Hilang Kembali
48 48. Menyusun Puzzle
49 49. Interogasi
50 50. Permintaan
51 51. Jangan Hin4 Istriku
52 52. Plus Enam Dua
53 Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi Yang Merayakan
54 53. Cerita Axel dan Liani
55 54. Aku akan Menjemputmu
56 55. Arsen vs Axel
57 56. Akhirnya Bisa Memelukmu Kembali
58 57. Kamu adalah Istriku
59 58. Getaran Cinta
60 59. Permintaan Arsen
61 60. Hadiah Terbesar (Rahasia Arsen)
62 61. Perjuangan Mendapatkan Aziel
63 62. Perselisihan Axel dan Aziel
64 63. Obat Sakit Kepala
65 64. Pamit
66 65. Maafkan, Papa!
67 66. Pelarian
68 67. Menidurkan Aziel
69 68. Celoteh Aziel
70 69. Proses Terbentuknya Bayi
71 70. Terpaksa Kembali ke Rumah Mertua
72 71. Komisi Perlindungan Anak
73 72. Surat Edaran
74 73. De Javu
75 74. Rumah Baru
76 75. Sekali Babu tetap Babu
77 76. Kasus Dokter Diki, Selesai
78 77. Waktunya untuk Meninggalkan Rumah Ini
79 78. Hukuman
80 79. Ditinggal Sendiri
81 80. Arsen Kabur
82 81. Kabar Arsen Kabur
83 82. Mana Aziel?
84 83. Hilang
85 84. Mencari Aziel
86 85. Mengejar Para Penculik
87 86. Kesedihan dalam Diam
88 87. Aziel Tidak Bisa Tidur
89 88. Pembalasan Sang Ayah
90 89. Ikatan Batin Ayah dan Anak
91 90. Rasa Iri Ayah Kandung
92 91. Merindukan Keluarga
93 92. Perdebatan Calon Adik
94 93. Data Orang Tua Kandung
95 94. Abang
96 95. Aksi Film Mafia
97 96. Live Streaming Toktok
98 97. Menjemput Masa Lalu
99 98. Tentang Orang Tua Yuvi
100 99. Foto Masa Lalu
101 100. Aziel & Thifa
102 101. Snow White vs Kaisar Perang
103 102. Awal Cinta Virtual
104 103. Telepon untuk Pertama Kali
105 104. Kecengan Baru
106 105. Mengikatmu dengan Benang Merah
107 106. Video Call
108 107. Tukang Ancam
109 108. Surat Cinta Adik Kelas
110 109. Feli
111 110.Salah Paham
112 111. Yuvi vs April
113 112. Paket Gratis
114 113. Berusaha Menghubungi
115 114. Seorang Lelaki
116 115. Pasangan Bucin
117 116. Upin Ipin vs Kak Ros
118 117. Ibu Jatuh Sakit
119 118. Sidang Kompre
120 119. Putus dan Pergi
121 120. Nyonya Hong
122 121. Fatamorgana
123 122. Mas, Aku Kangen
124 123. Pertemuan Tak Terduga
125 124. Pemalu
126 125. Menikmati Malam Berdua
127 126. Kembali Berpisah
128 127. Kejutan
129 128. Memancing Kedatangan Kekasih
Episodes

Updated 129 Episodes

1
1. Aku Ini Menantu, Bukan Babu
2
2. Diusir Mertua
3
3. Diselamatkan atau Dikorbankan?
4
4. Pergi Kau Orang Jahat!
5
5. Sebuah Nama Baru
6
6. Sang Pengasuh
7
7. Seseorang Berwajah Sama
8
8. Apakah Dia Hamil?
9
9. Periksa Keadaan
10
10. Tak Pernah Datang Bulan
11
11. Pertemuan Kembali
12
12. Bertemu Mantan
13
13. Anak Kecil yang Menyelinap
14
14. Mencari Aziel
15
15. Dua Mama
16
16. Menjadi Tersangka
17
17. Keanehan Keluarga Ini
18
18. Sebuah Kasus Klient Baru
19
19. Arsenio Wijaya
20
20. Pasien Baru
21
21. Calon Mangsa Baru
22
22. Pemulung Belia
23
23.
24
24. Aziel Anakku
25
25. Mabuk Kendaraan
26
26. Sengaja Menjebak Arsen
27
27. Anakku Bukan Anak Haram
28
28. Akting
29
29. Penyelamatan
30
30. Menggoda Istri Orang
31
31. Aku Bukan Duda
32
32. Mama Aziel yang Sebenarnya
33
33. Laporan yang gagal
34
34. Jatuhnya Harga Diri Arsen
35
35. Ngidam Bareng
36
36. Cincin di Jemari Mila
37
37. Brigpol Luki
38
38. Misi Penyamaran
39
39. Mundur
40
40. Tempat Bercerita
41
41. Bukan Seperti yang Dikira
42
42. Bertahanlah!
43
43. Antara Axel dan Mila
44
44. Menyelamatkan Axel
45
45. Penggeledahan
46
46. Secarik Kertas
47
47. Hilang Kembali
48
48. Menyusun Puzzle
49
49. Interogasi
50
50. Permintaan
51
51. Jangan Hin4 Istriku
52
52. Plus Enam Dua
53
Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi Yang Merayakan
54
53. Cerita Axel dan Liani
55
54. Aku akan Menjemputmu
56
55. Arsen vs Axel
57
56. Akhirnya Bisa Memelukmu Kembali
58
57. Kamu adalah Istriku
59
58. Getaran Cinta
60
59. Permintaan Arsen
61
60. Hadiah Terbesar (Rahasia Arsen)
62
61. Perjuangan Mendapatkan Aziel
63
62. Perselisihan Axel dan Aziel
64
63. Obat Sakit Kepala
65
64. Pamit
66
65. Maafkan, Papa!
67
66. Pelarian
68
67. Menidurkan Aziel
69
68. Celoteh Aziel
70
69. Proses Terbentuknya Bayi
71
70. Terpaksa Kembali ke Rumah Mertua
72
71. Komisi Perlindungan Anak
73
72. Surat Edaran
74
73. De Javu
75
74. Rumah Baru
76
75. Sekali Babu tetap Babu
77
76. Kasus Dokter Diki, Selesai
78
77. Waktunya untuk Meninggalkan Rumah Ini
79
78. Hukuman
80
79. Ditinggal Sendiri
81
80. Arsen Kabur
82
81. Kabar Arsen Kabur
83
82. Mana Aziel?
84
83. Hilang
85
84. Mencari Aziel
86
85. Mengejar Para Penculik
87
86. Kesedihan dalam Diam
88
87. Aziel Tidak Bisa Tidur
89
88. Pembalasan Sang Ayah
90
89. Ikatan Batin Ayah dan Anak
91
90. Rasa Iri Ayah Kandung
92
91. Merindukan Keluarga
93
92. Perdebatan Calon Adik
94
93. Data Orang Tua Kandung
95
94. Abang
96
95. Aksi Film Mafia
97
96. Live Streaming Toktok
98
97. Menjemput Masa Lalu
99
98. Tentang Orang Tua Yuvi
100
99. Foto Masa Lalu
101
100. Aziel & Thifa
102
101. Snow White vs Kaisar Perang
103
102. Awal Cinta Virtual
104
103. Telepon untuk Pertama Kali
105
104. Kecengan Baru
106
105. Mengikatmu dengan Benang Merah
107
106. Video Call
108
107. Tukang Ancam
109
108. Surat Cinta Adik Kelas
110
109. Feli
111
110.Salah Paham
112
111. Yuvi vs April
113
112. Paket Gratis
114
113. Berusaha Menghubungi
115
114. Seorang Lelaki
116
115. Pasangan Bucin
117
116. Upin Ipin vs Kak Ros
118
117. Ibu Jatuh Sakit
119
118. Sidang Kompre
120
119. Putus dan Pergi
121
120. Nyonya Hong
122
121. Fatamorgana
123
122. Mas, Aku Kangen
124
123. Pertemuan Tak Terduga
125
124. Pemalu
126
125. Menikmati Malam Berdua
127
126. Kembali Berpisah
128
127. Kejutan
129
128. Memancing Kedatangan Kekasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!