4. Pergi Kau Orang Jahat!

Perawat yang tadi mengurus wanita muda itu disuruh keluar oleh Arsen. Dia terus mengamati polah wanita yang ada di atas brangkar ini. Dalam bibirnya telah tersurai seringai bayangan akan mendapat hasil yang banyak oleh satu orang yang tidak dikenal ini.

Arsen menyeringai melihat wanita yang tak dikenal itu masih terlihat dalam wajah kebingungan. Tiba-tiba, dari arah luar terdengar suara gagang pintu ditarik. Pintu itu pun terbuka membuat Arsen mengerutkan kening melihat sosok yang hadir dalam ruangan tersebut.

"Papa, Aziel nyari Papa semenjak tadi," rengeknya langsung memeluk kaki Arsen.

Dari arah luar, muncul perawat yang bertugas untuk menjaga Aziel. "Maaf, Dok. Tiba-tiba dia ingin ketemu papanya, dan berlari begitu saja memasuki ruangan ini."

Arsen mengangguk tipis dan memberi kode agar perawat itu pergi menjauh. Aziel melirik sosok yang ada di atas brangkar. Matanya terbuka dengan sangat lebar. Aziel menarik ujung jas berwarna putih sang ayah beberapa kali.

"Papa? Bukan kah itu Mama?" Aziel menunjuk wanita yang terus tampak bingung melirik ke kiri dan kanan.

Arsen melirik orang yang dimaksud oleh putra semata wayangnya ini. Ia mengerutkan kening dan mengusap kepala Aziel beberapa kali.

"Bukan! Dia bukan mamamu!" ucapnya dengan sangat tegas.

Mata Aziel langsung berkaca-kaca lepas dari Arsen. Dengan bibir membulat, ia berjalan menarik sebuah kursi mendekati brangkar wanita yang tidak dikenalnya itu. Setelahnya Aziel memanjat dan langsung membelai pipi wanita itu.

"Mama ... akhirnya Mama pulang ... Aziel pengen sekali ketemu sama Mama."

Wanita tersebut menatap Aziel dengan dalam. "Mama?" tanyanya kebingungan.

Aziel beringsut naik ke atas brangkar, ia langsung memeluk tubuh wanita yang ia panggil dengan Mama.

Arsen mengerutkan wajah, amarah, bergerak menarik tubuh Aziel menjauh dari wanita yang tak dikenal ini. Ia tidak ingin Aziel menjadi lebih dekat lagi dengannya. Karena, baginya, wanita ini hanyalah mangsa untuk menutupi permintaan orang-orang yang membutuhkan organ-organ segar.

Aziel memberontak melepaskan diri dari genggaman sang ayah. Satu tangannya mencoba menggapai tangan wanita tersebut. "Maamaaa, tolong Aziel! Papa jahat sama Aziel. Mamaaaa ..." pekiknya berurai air mata.

Tanpa mereka sadari, wanita yang tadinya diam dalam kebingungan turun dari brangkar memukul-mukul Arsen. "Lepaskan diaa! Kamu jangan jahat sama dia!"

Arsen mengerutkan keningnya. Dia melepaskan Aziel dan wanita yang akan menjadi mangsanya itu memeluk Aziel, anaknya. Wanita itu menenangkan Aziel dan menaikkannya ke atas brangkar.

"Mama ... Papa jahaaat ...." Aziel kembali memeluk wanita itu.

Arsen hendak menarik kembali Aziel, tetapi wanita yang hilang ingatan itu menggigit tangan Arsen. "Kamu jangan jahat!"

Wanita itu merangkul Aziel dalam pelukannya. Arsen memasang wajah dingin melipat kedua tangan di dadanya.

"Dia ini anakku, kenapa kamu yang membela dia?"

"Diam kau! Pergi kau orang jahat!"

Arsen tersentak karena diusir seperti itu. "Harusnya kau yang pergi! Ini rumah sakitku! Kau hanya ... kau hanya ... kau ...." Arsen mulai ragu mengatakan apa yang ada di dalam benaknya.

Karena, tak mungkin ia mengatakan bahwa wanita tak dikenalnya itu adalah calon mangsa empuk tanpa jejak yang akan menambah biaya pembangunan rumah sakit dan biaya gaji para anak buahnya yang sangat banyak.

"Aziel, ayo keluar! Papa mau bicara denganmu."

"Tidak mau! Aziel mau peluk Mama. Mama orangnya baik, nggak kayak Papa, jahat," rajuknya menyembunyikan wajah pada dada wanita yang tidak dikenal ini.

Wanita itu membelai rambut Aziel dengan lembut. "Kamu tenang ya, ada aku di sini. Apa benar dia papamu?"

Aziel menggelengkan kepalanya. "Aziel nggak mau punya papa jahat. Aziel mau ikut Mama aja ya?"

Aziel melepaskan pelukannya, beringsut turun dari brangkar, menarik tangan wanita yang dipanggilnya dengan mama. "Ayo, Ma. Kita tinggalkan papa."

Wanita itu turun mengikuti langkah Aziel yang mengajaknya keluar. Arsen terperangah memutar mata melihat kelakuan anaknya. "Bocah itu?? Hmmm," geramnya menggelengkan kepala.

Aziel menyadari kaki wanita yang dipanggil dengan mama itu, sedang tidak teralas. Dengan cepat ia berpikir dan mengajaknya menuju Nursing Center.

"Tante, punya sendal yang tidak dipakai?" tanyanya mengintip lewat pintu.

Seorang perawat yang biasa mengurusinya menundukkan badan tepat di hadapan Aziel. "Buat apa?"

Aziel menunjuk seseorang yang ada di sampingnya. "Mama Aziel gak punya sendal."

"Mama?" Semua perawat yang ada di ruangan tersebut saling bertanya dan saling tatap.

"Itu bukan mamamu, Aziel," ucap perawat tersebut.

"Pokoknya, mulai hari ini dia menjadi mama Aziel," ucapnya dengan cukup lantang.

Perawat tersebut yang mengenal karakter Aziel akhirnya memilih mengalah. "Baik lah, dia mama Aziel." Ia mencari sesuatu di dalam loker di ruangan tersebut.

"Nah, ini buat Mama Aziel."

Ia menyerahkan sendal tersebut kepada wanita yang menggenggam tangan Aziel. Namun ia diam bingung harus bagaimana dengan benda itu.

Aziel membesarkan mata dan membuka mulutnya. "Mama pasti lupa ya cara memakainya?"

Wanita itu mengangguk tersenyum kikuk. Bocah laki-laki lima tahun itu membuka sepatu. Lalu mulai memperagakan caranya.

"Yang ini, untuk kaki kanan ya, Ma. Semua yang kanan ada di sebelah sini. Jadi, ini tangan kanan, dan ini kaki kanan." Aziel menunjukkan bagian-bagian tubuh pada wanita itu.

"Nah, cara memakainya kayak gini, Ma." Sebelah kaki mungil bocah itu masuk ke dalam sendal yang besar. Setelah itu kaki yang sebelah lagi.

"Jadi, yang tengah ini dijepit sama jempol ya, Ma?"

Wanita itu mengangguk dan memasang kakinya. Aziel meberikan tepuk tangannya dan bersorak.

"Hore, Mama hebat." Ia segera memasang sepatunya kembali.

Tanpa mereka ketahui, ada sosok yang terus memperhatikan tingkah mereka dari jauh. Arsen menahan senyumnya melihat polah sang putra bagai seorang kakak mengajari adik.

"Sayang, lihat anakmu. Tanpa aku sadari ternyata dia sudah sebesar ini."

"Tante, Aziel mau bawa Mama pulang dulu ya? Jangan bilang sama Papa kalau kami akan pergi."

Perawat itu telah menyadari kebeadaan sang atasan sedari tadi. Namun Arsen memberi kode telunjuk di bibir. Perawat mengangguk patuh dan kembali membelai kepala Aziel.

"Emang Aziel mau bawa Mama ke mana?"

"Aziel mau mengajak Mama kembali ke rumah. Nanti mau kunci pintu, Papa gak boleh masuk. Sekarang Aziel udah punya Mama. Aziel udah nggak mau sama Papa. Papa orangnya jahat."

Perawat itu tersentak, dan tubuhnya bergetar menahan tawa. Akan tetapi, ia melirik orang yang dibicarakan oleh Aziel telah meletakkan kedua tangannya pada pinggang. Ia berusaha mengubah suasana hati menjadi senetral mungkin.

"Aziel tidak boleh bilang begitu. Masa Papa ditinggal begitu saja setelah ketemu sama Mama?"

Aziel menggelengkan kepala membulatkan bibirnya. Ia menarik kembali wanita yang masih mengenakan seragam pasien di rumah sakit ini. "Pokoknya Tante nggak boleh bilang ya? Aziel mau tinggal di rumah saja sama Mama." Ia berjalan mengajak sang mama baru mengikuti langkah menuju parkiran. Ia sangat hafal posisi supir pribadinya itu.

Perawat tadi menoleh tingkah atasan yang sudah tidak bisa berkata-kata karena polah sang anak. Arsen mengikuti kedua orang itu hingga memastikannya menaiki kendaraan yang tepat.

Arsen mengeluarkan ponsel menelepon sang supir pribadi tersebut. "Kamu bawa Aziel, dia bersama pasien rumah sakit ini. Tapi biarkan dia ikut bersama anakku."

"Baik, Tuan."

Sang supir telah melihat orang yang dimaksud. Dengan segera ia keluar dan membukakan pintu kendaraan untuk tuan mudanya bersama wanita asing tersebut. Tanpa pikit panjang, ia membawa keduanya menuju tempat tinggal orang yang mempekerjakannya ini.

Arsen mengusap dagu dengan kasar. 'Dia tidak boleh menjadi lebih dekat lagi dengan anakku. Kali ini, aku akan melepaskannya, tapi nanti malam ... kita lihat saja! Aku pastikan esok pagi dia sudah masuk ke dalam liang lahat.'

Arsen tersenyum tipis, balik kanan dan melanjutkan pekerjaannya.

*

*

*

"Bagaimana, Pak? Apa sudah ada informasi tentang hilangnya pesawat itu?" Axel kembali bertanya dengan harapan tinggi bahwa istrinya ditemukan dalam keadaan masih hidup.

"Kami baru menemukan puing-puing pecahan pesawat terbang itu. Bapak berdoa ya? Semoga kita segera menemukan jawabannya."

Axel memandangi beberapa kapal yang akan berangkat menuju perkiraan jatuhnya pesawat itu. Ia berlari memasuki area kapal itu. Namun, petugas melarangnya untuk ikut.

Namun, Axel memohon dengan sangat, agar diizinkan untuk turut dalam pencarian ini. Karena ia masih yakin, istrinya selamat dan hidup.

*

*

*

Pada malam hari, Arsen pulang mengintip ke kamar putranya itu. Ia ingin memastikan Aziel telah tidur dengan lelap karena ia ingin melanjutkan rencana yang sudah disusunnya dengan rapi. Akan tetapi, ternyata kamar sang anak kosong melompong. Ia tak menemukan putranya di sana.

Ia berpindah menuju kamar utama. Di mana menjadi kamar tempat ia beristirahat. Saat membuka pintu kamarnya, matanya terbelalak nanar. Kamar itu begitu berantakan dan lemari yang berisi pakaian mendiang istrinya berceceran di mana-mana.

Ia melihat dua tubuh telah berada di atas ranjang saling berpelukan. Sang wanita dewasa sedang memakai pakaian milik mendiang istri yang sangat ia cinta. Hal ini membuatnya murka, dan bergerak cepat dengan langkah berat.

"Awas kau wanita sialan! Malam ini semua organmu akan aku keluarkan dari tempatnya!"

*Jangan lupa rating bintang 5 untuk karya ini ya Kakak Semua* terima kasih.

Terpopuler

Comments

FieAme

FieAme

tiba2 punya anak 😭😭

2023-04-03

0

Itarohmawati Rohmawati

Itarohmawati Rohmawati

lanjut thor ...semakin seru

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Aku Ini Menantu, Bukan Babu
2 2. Diusir Mertua
3 3. Diselamatkan atau Dikorbankan?
4 4. Pergi Kau Orang Jahat!
5 5. Sebuah Nama Baru
6 6. Sang Pengasuh
7 7. Seseorang Berwajah Sama
8 8. Apakah Dia Hamil?
9 9. Periksa Keadaan
10 10. Tak Pernah Datang Bulan
11 11. Pertemuan Kembali
12 12. Bertemu Mantan
13 13. Anak Kecil yang Menyelinap
14 14. Mencari Aziel
15 15. Dua Mama
16 16. Menjadi Tersangka
17 17. Keanehan Keluarga Ini
18 18. Sebuah Kasus Klient Baru
19 19. Arsenio Wijaya
20 20. Pasien Baru
21 21. Calon Mangsa Baru
22 22. Pemulung Belia
23 23.
24 24. Aziel Anakku
25 25. Mabuk Kendaraan
26 26. Sengaja Menjebak Arsen
27 27. Anakku Bukan Anak Haram
28 28. Akting
29 29. Penyelamatan
30 30. Menggoda Istri Orang
31 31. Aku Bukan Duda
32 32. Mama Aziel yang Sebenarnya
33 33. Laporan yang gagal
34 34. Jatuhnya Harga Diri Arsen
35 35. Ngidam Bareng
36 36. Cincin di Jemari Mila
37 37. Brigpol Luki
38 38. Misi Penyamaran
39 39. Mundur
40 40. Tempat Bercerita
41 41. Bukan Seperti yang Dikira
42 42. Bertahanlah!
43 43. Antara Axel dan Mila
44 44. Menyelamatkan Axel
45 45. Penggeledahan
46 46. Secarik Kertas
47 47. Hilang Kembali
48 48. Menyusun Puzzle
49 49. Interogasi
50 50. Permintaan
51 51. Jangan Hin4 Istriku
52 52. Plus Enam Dua
53 Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi Yang Merayakan
54 53. Cerita Axel dan Liani
55 54. Aku akan Menjemputmu
56 55. Arsen vs Axel
57 56. Akhirnya Bisa Memelukmu Kembali
58 57. Kamu adalah Istriku
59 58. Getaran Cinta
60 59. Permintaan Arsen
61 60. Hadiah Terbesar (Rahasia Arsen)
62 61. Perjuangan Mendapatkan Aziel
63 62. Perselisihan Axel dan Aziel
64 63. Obat Sakit Kepala
65 64. Pamit
66 65. Maafkan, Papa!
67 66. Pelarian
68 67. Menidurkan Aziel
69 68. Celoteh Aziel
70 69. Proses Terbentuknya Bayi
71 70. Terpaksa Kembali ke Rumah Mertua
72 71. Komisi Perlindungan Anak
73 72. Surat Edaran
74 73. De Javu
75 74. Rumah Baru
76 75. Sekali Babu tetap Babu
77 76. Kasus Dokter Diki, Selesai
78 77. Waktunya untuk Meninggalkan Rumah Ini
79 78. Hukuman
80 79. Ditinggal Sendiri
81 80. Arsen Kabur
82 81. Kabar Arsen Kabur
83 82. Mana Aziel?
84 83. Hilang
85 84. Mencari Aziel
86 85. Mengejar Para Penculik
87 86. Kesedihan dalam Diam
88 87. Aziel Tidak Bisa Tidur
89 88. Pembalasan Sang Ayah
90 89. Ikatan Batin Ayah dan Anak
91 90. Rasa Iri Ayah Kandung
92 91. Merindukan Keluarga
93 92. Perdebatan Calon Adik
94 93. Data Orang Tua Kandung
95 94. Abang
96 95. Aksi Film Mafia
97 96. Live Streaming Toktok
98 97. Menjemput Masa Lalu
99 98. Tentang Orang Tua Yuvi
100 99. Foto Masa Lalu
101 100. Aziel & Thifa
102 101. Snow White vs Kaisar Perang
103 102. Awal Cinta Virtual
104 103. Telepon untuk Pertama Kali
105 104. Kecengan Baru
106 105. Mengikatmu dengan Benang Merah
107 106. Video Call
108 107. Tukang Ancam
109 108. Surat Cinta Adik Kelas
110 109. Feli
111 110.Salah Paham
112 111. Yuvi vs April
113 112. Paket Gratis
114 113. Berusaha Menghubungi
115 114. Seorang Lelaki
116 115. Pasangan Bucin
117 116. Upin Ipin vs Kak Ros
118 117. Ibu Jatuh Sakit
119 118. Sidang Kompre
120 119. Putus dan Pergi
121 120. Nyonya Hong
122 121. Fatamorgana
123 122. Mas, Aku Kangen
124 123. Pertemuan Tak Terduga
125 124. Pemalu
126 125. Menikmati Malam Berdua
127 126. Kembali Berpisah
128 127. Kejutan
129 128. Memancing Kedatangan Kekasih
Episodes

Updated 129 Episodes

1
1. Aku Ini Menantu, Bukan Babu
2
2. Diusir Mertua
3
3. Diselamatkan atau Dikorbankan?
4
4. Pergi Kau Orang Jahat!
5
5. Sebuah Nama Baru
6
6. Sang Pengasuh
7
7. Seseorang Berwajah Sama
8
8. Apakah Dia Hamil?
9
9. Periksa Keadaan
10
10. Tak Pernah Datang Bulan
11
11. Pertemuan Kembali
12
12. Bertemu Mantan
13
13. Anak Kecil yang Menyelinap
14
14. Mencari Aziel
15
15. Dua Mama
16
16. Menjadi Tersangka
17
17. Keanehan Keluarga Ini
18
18. Sebuah Kasus Klient Baru
19
19. Arsenio Wijaya
20
20. Pasien Baru
21
21. Calon Mangsa Baru
22
22. Pemulung Belia
23
23.
24
24. Aziel Anakku
25
25. Mabuk Kendaraan
26
26. Sengaja Menjebak Arsen
27
27. Anakku Bukan Anak Haram
28
28. Akting
29
29. Penyelamatan
30
30. Menggoda Istri Orang
31
31. Aku Bukan Duda
32
32. Mama Aziel yang Sebenarnya
33
33. Laporan yang gagal
34
34. Jatuhnya Harga Diri Arsen
35
35. Ngidam Bareng
36
36. Cincin di Jemari Mila
37
37. Brigpol Luki
38
38. Misi Penyamaran
39
39. Mundur
40
40. Tempat Bercerita
41
41. Bukan Seperti yang Dikira
42
42. Bertahanlah!
43
43. Antara Axel dan Mila
44
44. Menyelamatkan Axel
45
45. Penggeledahan
46
46. Secarik Kertas
47
47. Hilang Kembali
48
48. Menyusun Puzzle
49
49. Interogasi
50
50. Permintaan
51
51. Jangan Hin4 Istriku
52
52. Plus Enam Dua
53
Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi Yang Merayakan
54
53. Cerita Axel dan Liani
55
54. Aku akan Menjemputmu
56
55. Arsen vs Axel
57
56. Akhirnya Bisa Memelukmu Kembali
58
57. Kamu adalah Istriku
59
58. Getaran Cinta
60
59. Permintaan Arsen
61
60. Hadiah Terbesar (Rahasia Arsen)
62
61. Perjuangan Mendapatkan Aziel
63
62. Perselisihan Axel dan Aziel
64
63. Obat Sakit Kepala
65
64. Pamit
66
65. Maafkan, Papa!
67
66. Pelarian
68
67. Menidurkan Aziel
69
68. Celoteh Aziel
70
69. Proses Terbentuknya Bayi
71
70. Terpaksa Kembali ke Rumah Mertua
72
71. Komisi Perlindungan Anak
73
72. Surat Edaran
74
73. De Javu
75
74. Rumah Baru
76
75. Sekali Babu tetap Babu
77
76. Kasus Dokter Diki, Selesai
78
77. Waktunya untuk Meninggalkan Rumah Ini
79
78. Hukuman
80
79. Ditinggal Sendiri
81
80. Arsen Kabur
82
81. Kabar Arsen Kabur
83
82. Mana Aziel?
84
83. Hilang
85
84. Mencari Aziel
86
85. Mengejar Para Penculik
87
86. Kesedihan dalam Diam
88
87. Aziel Tidak Bisa Tidur
89
88. Pembalasan Sang Ayah
90
89. Ikatan Batin Ayah dan Anak
91
90. Rasa Iri Ayah Kandung
92
91. Merindukan Keluarga
93
92. Perdebatan Calon Adik
94
93. Data Orang Tua Kandung
95
94. Abang
96
95. Aksi Film Mafia
97
96. Live Streaming Toktok
98
97. Menjemput Masa Lalu
99
98. Tentang Orang Tua Yuvi
100
99. Foto Masa Lalu
101
100. Aziel & Thifa
102
101. Snow White vs Kaisar Perang
103
102. Awal Cinta Virtual
104
103. Telepon untuk Pertama Kali
105
104. Kecengan Baru
106
105. Mengikatmu dengan Benang Merah
107
106. Video Call
108
107. Tukang Ancam
109
108. Surat Cinta Adik Kelas
110
109. Feli
111
110.Salah Paham
112
111. Yuvi vs April
113
112. Paket Gratis
114
113. Berusaha Menghubungi
115
114. Seorang Lelaki
116
115. Pasangan Bucin
117
116. Upin Ipin vs Kak Ros
118
117. Ibu Jatuh Sakit
119
118. Sidang Kompre
120
119. Putus dan Pergi
121
120. Nyonya Hong
122
121. Fatamorgana
123
122. Mas, Aku Kangen
124
123. Pertemuan Tak Terduga
125
124. Pemalu
126
125. Menikmati Malam Berdua
127
126. Kembali Berpisah
128
127. Kejutan
129
128. Memancing Kedatangan Kekasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!