Akan tetapi, para pria itu tidak mendengar suara Mila yang menegur mereka. Lalu, Mila menggandeng tangan Aziel yang masih sesegukan menuju arah kumpulan pria bertubuh bongsor itu yang terus menarik pria tadi.
"Saya tidak menculiknya! Dia yang naik ke kendaraan saya sendiri. Jika saya menculiknya, mana mungkin akan mengantarkannya kembali ke sini!" ucap Axel terus membela diri, menolak perlakuan kasar orang-orang ini.
Mendengar suara seorang wanita yang memberlanya, Axel tersadar bahwa saat ini wanita yang mirip dengan istrinya telah tepat berada di sisinya. Wanita itu membela dirinya, debaran hebat terasa di dalam dada.
"Ada apa ini?" tanya wanita itu, kali ini nada suaranya terdengar lebih tinggi dan tegas.
"Dia lah yang membawa Tuan Muda, Nona," terang salah satu dari mereka.
Axel pun berdecak menaikkan kedua tangannya pada kedua sisi pinggang. Terdengar helaan napas yang panjang dan menunjuk anggota-anggota yang berpakaian serba hitam tersebut.
"Bagaimana cara untuk meyakinkan kalian bahwa saya ini bukan lah penculik anak ini?"
Namun, para pria itu kembali menarik Axel dengan kasar. "Kau bisa menjelaskannya nanti! Setelah kami beri pelajaran!"
Axel kembali menepis tangan itu. "Saya ini seorang yang bekerja dalam bidang hukum! Jika kalian berlaku tidak sopan terhadap saya, maka ... kalian semua akan dituntut karena sudah menuduh saya tanpa bukti!" Axel membuka dompetnya dan mengeluarkan kartu identitasnya yang merupakan seorang pengacara.
"Lagian, untuk apa saya menculik anak itu? Saya tidak membutuhkan uang karena hanya ingin menjualnya!" Bukan hanya sebagai pengacara, Axel juga merupakan CEO yang tentu memiliki harta melimpah.
Para pria berpakaian serba hitam itu saling berpandangan. Kali ini mereka tidak berani bertindak semena-mena, karena bagi mereka, orang-orang yang bekerja di badan hukum adalah musuh. Mereka tidak ingin berurusan dengan badan hukum dalam bentuk apa pun.
Mila pun berdiri di antara Axel dan anak buah Arsen. "Seharusnya kalian tidak boleh memperlakukan orang lain dengan semena-mena seperti ini! Harusnya kita berterima kasih karena dia sudah bersedia mengantarkan Aziel kembali ke sini! Bukan diperlakukan bagai maling yang ketangkap basah!"
Salah satu pria dari rombongan berwajah sangar itu tersenyum sinis. "Lebih baik kau diam saja!"
Axel menyadari keanehan dari sikap para pria yang merupakan anak buah dari Arsen tersebut. Jika Mila memang istri boss mereka, seharusnya perlakuan mereka kepada Mila mesti lah baik dan sopan.
"Kalian yang diam! Jelas-jelas dia ke sini untuk mengantarkan Aziel! Aku akan mengadukan kalian pada Tuan Arsen!" ancam Mila kembali.
Mendengar ancaman tadi, sekelompok pria itu tersentak dan saling berpandangan. "Kau berani mengancam kami? Ingat! Kau ini bukan—"
"APA YANG KALIAN LAKUKAN TERHADAP ISTRI SAYA?" Suara bariton yang begitu lantang menggelejar memecahkan suasana yang tegang, menjadi semakin memanas.
Para pria itu tersentak dan menundukkan kepala memegang tangan mereka masing-masing.
Arsen berjalan mendekat dan melihat satu wajah kecil yang masih terlihat sesegukan dan langsung menariknya. "Aziel, kau ke mana aja? Kamu ini suka membuat semua orang khawatir ya?" Ia menunjuk bocah cilik itu memasang wajah garangnya, tak memedulikan bahwa sang anak sedang menangis.
Aziel yang tadinya masih sesegukan, air matanya kembali jatuh melepaskan tangan Arsen yang menggenggam kedua pundaknya. Aziel langsung memeluk Mila dan menyembunyikan wajahnya dalam rangkulan Mila.
"Aziel! Kau tidak boleh cengeng!" tegas Arsen kembali.
"Ah, permisi! Saya rasa Anda terlalu keras padanya!" sela Axel yang merasa kasihan kepada Aziel atas perlakuan sang ayah kepadanya.
"Kau? Siapa kau? Kau tidak memiliki hak untuk ikut campur dengan urusan keluarga saya!"
"Apa yang dikatakannya memang benar, Tuan. Jangan terlalu keras pada Aziel. Aziel ini masih sangat kecil jika Tuan menyamakan perlakuan dengan orang-orang yang bekerja dengan Anda."
Arsen melirik Axel. Ia bisa menangkap jelas keheranan yang ada dalam wajah pria itu. "Kamu berkata apa sih, Sayang? Kenapa kamu bermain peran begini di hadapannya?" Arsen menarik lengan Mila.
Mila merasakan sakit yang luar biasa karena tarikan itu. Ia menyadari bahwa sang tuan besar ini tengah marah, hingga akhirnya ia memilih untuk bungkam. Kali ini Mila menundukkan kepala dan berdiri di belakang Arsen.
Axel menangkap satu lagi keanehan pada hubungan suami istri ini. Namun, ia tidak bisa mengungkapkan isi hatinya akan privasi pada keluarga orang lain.
"Katakan pada Papa, kamu ke mana saja?" Suara Arsen kembali memecah kesunyian itu. Tidak ada yang berani bersuara.
"Aziel tadi masuk ke mobil Om itu. Lalu Aziel diantar ke sini lagi sama Om itu. Papa jangan marahin Om itu. Aziel yang sembunyi dalam mobil Om itu," terang sang putra semata wayang.
Arsen melirik Axel, bergantian melirik Mila yang tidak putus saling bertatapan. "Ck! Kenapa kau terus menatap istriku seperti itu? Kau ingin menggodanya?"
...****************...
Ayooo, kita akan mengadakan give away pada cerita JANGAN LUPAKAN AKU. Buat 3 orang yang memberi hadiah terbanyak, Author akan memberikan pulsa masing-masing 50 ribu rupiah, setelah cerita ini tamat. (Mau kirim DANA atau ke PULSA, tinggal pilih. Atau mungkin shopee pay)
Nanti Author juga akan memberikan reward bagi yang paling aktif memberikan komentar. Author terbuka untuk kritikan yang membangun. Yuuuk, ikuut yuukk.. Rajin-rajin kasih hadiah dan beri komentar.
DIUTAMAKAN YANG UDAH PUNYA LENCANA FANS UNTUK KARYA INI YAH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
FieAme
aku aja aku aja
2023-04-11
0