Andaikan kau tahu jika masalah ini tak sesederhana ketika pangeran kembali menduduki takhta. Lima klan adalah musuh dari sekte Tianmen. Konspirasi penyerangan musuh tidak lepas dari ikut campur sekte Tianmen. Andaikan saja pada saat itu lima ajaran kuno tidak ada. Aku sendiri tak tahu dimana gudang harta tersembunyi berada" batin Qin Li
"Tidak peduli apa yang terjadi, besok kau harus menang, " ucap Qin Li.
Lian Xiang menganggukkan kepalanya. Dia berjanji.
Esok hari, kota Wushuang ramai dengan orang-orang. Pelaksanaan konferensi alkemis yang diadakan di kota Wushuang bukan tanpa sebab. Karena kota Wushuang menduduki kota terkuat setelah kota Tianqi. Paviliun Xian Yao ramai dengan persiapan para alkemis yang ingin bertanding. Kereta kuda menembus keramaian. Lambang kota obat membuat semua orang menepi. Kereta berhenti di depan paviliun Xian Yao. Seorang perempuan turun dari kereta mengenakan brokat indah serta gaun berwarna putih. Penampilannya elegan dan penuh kharisma. Layak menyandang gelar murid ketiga raja obat.
Bersamaan kereta kuda datang dari arah berlawanan. Lambang yang tertera pada kereta membuat semua orang tahu. Dua kereta kuda datang secara bersamaan. Seorang pemuda tampan keluar dengan anggun memegang sebuah kipas kertas. Disamping itu pria paruh baya turun dari kereta kuda berdiri disamping pemuda tersebut.
"Salam kepada kepala kasim dan salam kepada Tuan Hua, " ucap Nai Ye.
Semua orang memberikan ruang kepada ketiga orang tersebut. Hua Jing tersenyum menyapa kepala kasim.
"Anda mewakili Yang Mulia? " tanya Hua Jing.
"Benar. Yang Mulia tidak bisa hadir, " jawab kepala kasim.
Hua Jing mempersilahkan kepala kasim masuk terlebih dahulu. Disusul dengan Nai Ye masuk terakhir. Suasana di dalam paviliun sangat ramai. Orang-orang menonton dengan antusias. Ketika melihat dua orang perwakilan istana datang, semua orang bangkit memberikan salam. Hua Jing dan kepala kasim duduk di tempat tertinggi. Nai Ye duduk di tempat yang tak jauh dari mereka.
"Dia perwakilan kota obat? " tanya Lian Xiang.
Qin Li menatap Nai Ye dari kejauhan dan menganggukkan kepalanya.
"Dia musuhmu, jangan tertipu karena wajah halusnya, " ucap Qin Li.
Lian Xiang mengangukkan kepalanya. Qin Li menyapu pandangan hingga bertatapan langsung dengan Hua Jing. Tatapan saling memberikan penjelasan dan pengertian. Suara alunan melodi guqin terdengar. Semua orang diam mendengarkan alunan melodi menenangkan dari Su Na.
Penampilan Su Na luar biasa dengan guqin miliknya mampu mengeluarkan energi spiritual.
"Instrumen apa ini? Apakah Tuan tahu? " tanya kepala kasim.
"Instrumen sungai dan gunung. Sepertinya, nona Su Na berasal dari kawasan barat kota Meili, " jawab Hua Jing.
Perasaan menyihir dari alunan melodi Su Na menggema diseluruh aula.
"Melodi ini sepertinya mempunyai rahasia sesuatu, " ucap Lian Xiang.
"Tentu saja. Instrumen sungai dan gunung adalah melodi penenang yang bahkan membuat orang mendengarkannya akan tidur selamanya. Sepertinya kedatangannya membuat kekacauan," balas Qin Li.
Kepala kasim menyadari ada yang salah dengan alunan melodi yang dimainkan oleh Su Na.
"Dimana walikota Shang Wen? " ucap kepala kasim.
"Tidak perlu menunggunya muncul. Aku akan melakukan sesuatu, " ucap Hua Jing.
Menginstruksikan pelayan membawakan guqin kepadanya. Semua orang merasakan kantuk.
"Trang.... "
Jemari Hua Jing menarik senar membuat gelombang energi spiritual kuat menyapu seluruh aula. Dengan santai sembari tersenyum memainkan guqin. Su Na melihat Hua Jing dengan pandangan rumit. Dia tahu sosok terkenal disamping Permaisuri saat ini.
"Bermain-main dengan seni musik? Sepertinya beladiri musikmu tak lemah, " gumam Hua Jing menarik kembali senar dan menambah kecepatan melodinya.
Lian Xiang melihat pertarungan tersebut dan saling mengamati satu sama lain.
"Dia kalah waktu bermain denganmu, orang perwakilan Permaisuri sepertinya kuat. Aku merasakan jejak kebatinan luar biasa darinya, " ucap Lian Xiang kepada Qin Li.
"Penekanan batin hingga ketitik ini. Aku yakin ini merupakan ajaran kuno legendaris klan Xie, " ucap Su Na.
Aura spiritual memadat disekitar Hua Jing yang kemudian mengalir mengelilingi Su Na. Aliran energi layaknya sungai dan penekanan batin pada Su Na.
"Aku benar-benar tak salah memenuhi panggilan walikota, " ucap Su Na.
Hua Jing menghentikan permainannya ketika suara tepukan terdengar. Seorang pemuda berjalan dengan wibawanya. Semua orang berdiri.
"Salam kepada pangeran ketiga, " ucap semua orang serempak.
Walikota Shang Wen muncul menyambut kedatangan pangeran Feng Yuan. Kepala kasim menoleh ke arah Hua Jing.
"Salam kepada pangeran ketiga, " ucap walikota Shang Wen.
Lambaian tangan pangeran Feng Yuan membuat semua orang kembali berdiri.
"Aku menganggu acara, " ucap pangeran Feng Yuan.
"Tentu tidak benar. Acara baru saja akan dimulai, " balas walikota Shang Wen.
"Permainan nona Su Na layak mendapat tepuk tangan dariku. Apalagi permaianan musik Tuan Hua Jing yang sangat indah, " ucap pangeran Feng Yuan.
"Pangeran ketiga terlalu memuji. Hamba hanya bermain-main, " balas Hua Jing.
Walikota Shang Wen menuntun pangeran duduk di tempat yang telah disediakan. Dia berdiri di tengah-tengah panggung.
"Konferensi alkemis resmi dibuka! " ucap walikota Shang Wen.
Peserta yang hadir beranjak berdiri menuruni anak tangga untuk berdiri di atas panggung. Lian Xiang berdiri berhadapan dengan Nai Ye.
"Itu nona Nai Ye dari kota obat. Dia murid ketiga raja obat. Bukankah konferensi ini telah ditentukan pemenangnya"
"Kota obat memiliki segudang bakat para alkemis. Tapi aku merasa orang yang berhadapan dengan Nai Ye memiliki aura berbeda, " ucap kepala kasim.
Hua Jing menyipitkan matanya sebelum menoleh ke arah Qin Li.
"Dia penerus klan Mu? " batin Hua Jing.
"Dia perwakilan kota Wushuang, " ucap Hua Jing.
"Aku tak menyangka kota Wushuang mempercayakan kepada gadis itu, " balas kepala kasim.
Masing-masing peserta mengeluarkan tungku pil dimeja. Berbagai tampilan tungku dan yang paling mencolok adalah milik Nai Ye. Ukiran menonjol ikan mas pada dua sisinya.
"Itu tungku pil Liyu. Konon raja obat menggunakannya pada saat masih muda sebelum memasuki kota Tianqi. Tak menyangka sekarang berada di tangan murid ketiganya"
Lambaian tangan Lian Xiang membuat tungku Zhiyu keluar dengan indah. Ukiran naga kembar di kedua sisinya serta bangau terbang ke langit merupakan tungku yang paling istimewa dibandingkan lainnya. Semua orang terpana termasuk Nai Ye memiliki kerutan pada dahinya. Seutas senyuman milik Qin Li terlihat sesaat. Wajahnya tanpa topeng membuat kharismanya semakin meningkat.
"Aku tak pernah melihat tungku itu! Apakah kota Wushuang mendapatkan harta karun beberapa hari yang lalu? "
Lian Xiang menyentuh tungku dengan alami membuat nyala api muncul. Pikirannya tenang membuat kestabilan dari api terjaga. Walikota yang duduk bersama dengan jajaran perwakilan istana tepat disamping pangeran Feng Yuan yang hadir tampak diam. Cangkir yang berada di tangannya diam melihat ketenangan Lian Xiang.
"Api jiwa sejati berwarna putih, mirip seperti A Xia ketika membuat pil keabadian di istana, " gumam walikota Shang Wen.
Lian Xiang dengan lihai menggerakkan jemarinya mengendalikan api hingga memasukkan bahan-bahan. Kali ini dia akan memenangkan kontes alkemis dengan sempurna. Api berkobar meleburkan setiap komponen bahan dan melarutkannya. Hal yang sama dilakukan oleh Nai Ye. Kecepatan dan keanggunan Nai Ye tiada banding dalam kontes ini.
Lian Xiang merasakan tubuhnya seakan terbakar oleh api. Pembuatan pilnya mulai terganggu. Hua Jing memainkan melodi yang membuat suasana tegang menjadi lebih tenang. Melodi khusus yang membantu Lian Xiang mencapai ketenangan jiwa.
Lian Xiang mulai tak terkendali ketika api berkobar lebih besar. Senar guqin Hua Jing terputus membuat melodi terhenti.
"Ini.. Bahkan melodi ketenangan batin langit tak mampu menenangkan jiwanya? " gumam Hua Jing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments