Dunia Tak Selebar Daun Kelor?

Sudah menjadi hal yang rutin setiap Ahad pagi parkir yayasan akan dipenuhi beragam kendaraan jamaah yang mengikuti kajian rutin.

Ba'da shalat subuh berjama'ah dan bertadarus, semua karyawan di lingkungan yayasan Baitur Rahmah sudah disibukan dengan persiapan untuk kajian pagi ini. Liani dan Naura pun tampak sudah sibuk dengan persiapan tempat yang akan digunakan untuk jamuan. Setelah selesai kajian, para jamaah memang disediakan aneka minuman dan camilan di ruang khusus yang masih bagian dari masjid besar itu.

"Banyak sekali makanannya?" Liani bertanya pada Naura yang sedang membuat daftar ceklis untuk menu yang akan tersaji pagi ini, disesuaikan dengan tempat yang sedang mereka siapkan.

"Iya Ustadzah, Ustadz Fajar bilang hari ini sekaligus syukuran menjelang pernikahan Pak Tama" jawab Naura yang sudah mendapat informasi dari Fajar perihal acara hari ini, dia juga dipercayai untuk menjadi penanggungjawab di area itu.

"Ouh, kapan memangnya pernikahannya?" tanya Liani lagi yang memang tidak begitu mengetahui acara besar yang akan menjadi hajat yayasan juga. Dia hanya tahu sang pemilik yayasan akan segera melangsungkan pernikahan.

"Minggu depan Ustadzah, tepatnya hari Sabtu. Nanti kita semua juga terlibat di sana. Kata Ustadz Fajar, Pak Tama meminta semua staf yayasan hadir pada saat akad" jelas Naura, pandangannya berkeliling, menghitung meja yang akan digunakan untuk menghidangkan jamuan siang ini.

"Ustadzah Naura, bisa tidak kamu tidak usah manggil aku Ustadzah, panggil Kakak saja ya, biar lebih nyaman gitu, dan aku manggil kamu adek. Boleh gak?" Liani yang sudah sangat dekat dengan Naura semakin merasa nyaman dengan gadis itu, selain baik Naura juga sangat menyenangkan.

Sejak awal kedatangannya ke yayasan dia merasa langsung klik dengan gadis yang terpaut beberapa tahun lebih muda dibawahnya. Liani bahkan merasa sangat familiar dengan wajah gadis itu, tapi dia pun tidak ingat kapan dan dimana sebelumnya pernah bertemu dengan gadis itu.

"Tentu saja Kakak, dengan senang hati adek akan melakukannya. Sebenarnya sudah lama adek ingin memanggil ustadzah dengan sebutan kakak tapi takutnya kakak tidak berkenan, dan aku jadi tidak sopan kesannya. Padahal sejak dulu aku sangat merindukan kakak-kakakku. Sejak mengabdi di sini aku jadi jarang bertemu mereka. Jujur, kehadiran Kak Liani membuat rinduku pada mereka sedikit terobati." Liani hanya melongo mendengar apa yang dikatakan Naura, selama ini dia mengenal gadis itu sebagai sosok yang lembut dan sedikit bicara tapi saat ini gadis itu terlihat lain di matanya.

"Kamu Naura kan?" Liani menempelkan punggung tangannya di kening Naura. Melihat gadis yang begitu lembut dan pemalu itu bicara dengan wajah ceria dan semangat membuat sisi lain Liani pun kembali hadir.

"Hahaha ....kakak kaget ya melihat aku seperti ini?" Naura malah semakin mengeraskan tawanya, di ruangan itu hanya ada mereka berdua sehingga keduanya tampak bebas berekspresi.

"Kamu memang berkepribadian ganda ya?" canda Liani setelahnya dia pun menurunkan tangannya dari kening gadis itu.

"Hihi ...tidak Kakak, aku itu memang begini sebenarnya tapi kan sebagai guru di sini aku juga harus jaga imej, gak bisa ketawa ketiwi bebas kayak gini kalau dihadapan orang lain apalagi yang belum aku kenal baik.

Aku harus bisa menempatkan diri, aku tidak mau kakak-kakakku malu karena tingkahku di sini. Apalagi Pak Tama sangat berteman baik dengan Kak Akhtar. Kakakku bilang dimana bumi dipijak disitu langit dijungjung. Biasanya aku seperti ini hanya di rumah, di hadapan kakak-kakakku" Naura kembali banyak bicara, setelah memastikan Liani dapat menerima dirinya dengan senang hati diapun semakin bebas mengekspresikan dirinya.

Begitupun dengan Liani, sifat ceria dan humorisnya perlahan kembali bersama gadis itu. Kesan serius yang selama beberapa bulan ini mereka tampilkan kini hilang sudah setelah saling berbicara dari hati ke hati.

"Tunggu tadi kamu bilang, siapa nama kakakmu?" Liani tersentak saat mendengar nama yang disebut Naura.

"Kakak aku?" tanya Naura balik,

"Iya, siapa nama kakakmu tadi?" ulang Liani,

"Kakak pertamaku laki-laki namanya Kak Akhtar, dia sudah berkeluarga dan mempunyai anak-anak yang lucu, duuh aku jadi kangen mereka dan juga kakak ipar. Kakak keduaku namanya Kak Yasmin. Aku anak bungsu Kak" Naura kembali berbicara panjang lebar dan terlihat antusias, seperti itulah memang gadis itu selalu bersemangat dalam segala hal dengan wajah cerianya.

"Istrinya Pak Akhtar namanya Shanum bukan?" Liani sudah tidak bisa menyembunyikan lagi perasaannya, selama Naura berbicara dia terus menelisik wajah gadis itu. Pikiran Liani pun menebak seiring hati yang membenarkan jika wajah cantik dan ayu itu ada kilasan wajah Akhtar di sana.

"Eh ..Kak Liani kenal dengan Teh Shanum? Iya benar nama kakak ipar aku Teh Shanum, tapi aku sudah menganggapnya seperti kakak kandung aku sendiri, bahkan seperti ibu buat aku" jelas Naura dengan antusias.

"Astaghfirullah...ternyata dunia ini sempit" Liani menepuk keningnya sendiri setelah mendengar penjelasan Naura. Dia pun segera merogoh ponsel di saku gamisnya.

"Ini kakak ipar kamu?" tanya Liani sambil menunjukan foto dirinya yang sedang bersama Shanum, foto itu diambil dua tahun yang lalu di bandara, saat dirinya akan berangkat ke luar negeri.

"Aaah...iya benar, ini Teh Shanum. Eh kenapa sama bisa sama Kak Liani, jadi bener kalian saling kenal?" Naura mengambil ponsel Liani dan menatap foto Shanum sedang bergandengan dengan Liani.

"Dia tuh sahabat aku....." jelas Liani akhirnya,

"Jadi ternyata benar ya, kita memang pernah bertemu. Aku pernah mengajar di yayasan orang tua Pak Akhtar, dulu aku beberapa kali pernah melihat kamu Naura, gadis kecil yang dulu masih berseragam putih biru" Naura memutar bola matanya, mengingat-ingat apa yang dikatakan Liani.

Ingatan Naura pun melayang ke beberapa tahun silam, saat dirinya masih tinggal di komplek yayasan yang merupakan milik keluarganya.

Dulu dia sangat bahagia tinggal di sana, lengkap dengan kedua orang tua dan kakak-kakaknya. Kehadiran Akhtar membuat hidupnya semakin merasa lengkap, walaupun akhirnya Naura sempat syok karena ternyata dirinya dan Akhtar berbeda Ibu. Namun hal itu tidak mengubah hubungan baik mereka sebagai saudara.

Tetapi semuanya kemudian berubah setelah sang ayah mengetahui kebenaran tentang ibunya yang ternyata masih berhubungan dengan mantan kekasihnya di masa lalu. Hal yang semakin membuat sang ayah geram dan marah sampai menjatuhkan talaq pada ibunya adalah ketika mengetahui jika Yasmin, kakak perempuannya ternyata bukan anak kandungnya.

Keharmonisan keluarga pun hancur sudah, keluarga bahagia yang dulu selalu jadi idaman dan teladan bagi semua orang ternyata menyimpan bom waktu yang akhirnya meledak dan memporak porandakan semuanya.

Naura yang saat itu baru masih kuliah syok dengan keadaan keluarganya. Hampir dia kehilangan arah karena melihat kenyataan antara ayah dan ibunya, namun untunglah Akhtar dan Shanum hadir sebagai penolong untuk Naura. Bersama Akhtar dan Shanum Naura kembali mendapatkan rasa percaya dirinya, bisa menerima kenyataan bahwa semua yang terjadi adalah takdir Allah.

Atas motivasi dan bimbingan Akhtar dan Shanum, gadis itu tumbuh dengan baik dan cerdas. Hingga saat Tama sang sahabat Akhtar mengatakan sedang melakukan perekrutan untuk karyawan yayasannya, Akhtar dengan senang hati memberi tahu sang adik untuk bergabung. Alhamdulillah, Naura pun antusias menyambut tawaran itu dan di sinilah dia berada, yayasan Baitur Rahmah yang dibangun Tama sebagai bentuk dedikasinya untuk seseorang yang dia cintai.

"Jadi kakak itu sahabatnya Teh Shanum ya, wah aku juga baru ingat. Iya ya, dulu kita memang pernah bertemu" mereka pun tertawa bersama mengenang saat Liani berada di yayasan milik keluarga Naura.

"Lalu kenapa kamu tidak mengelola yayasan milik keluargamu?" Liani pun mengungkapkan kepenasarannya kenapa gadis itu bisa sampai di yayasan ini.

"Karena aku benar-benar ingin ketenangan Kak, dulu aku kan sempat depresi karena masalah ayah dan ibu sampai Kak Akhtar mengajak aku tinggal bersamanya di Garut. Kakak sudah lebih dulu meninggalkan yayasan, dia tinggal bersama ibu kandungnya dan ayah setuju saat kak Akhtar bilang akan membawaku ke Garut." terlihat wajah ceria Naura mulai mengendor saat mengatakan itu dan beralih menjadi sendu.

"Ya sudah tidak apa-apa, semuanya sudah berlalu. Semua orang punya cerita tentang rumitnya perjalanan hidup dan dahsyatnya badai ujian dunia. Likuan terjal kerap kali mematahkan langkah, namun nyatanya hingga kini segalanya masih bisa terlewati. Kuncinya ya, jalani saja. Betul apa betul" Liani berusaha mengembalikan keceriaan Naura, dia merangkul bahu gadis itu.

"Hehe...betul Kak, Kak Liani memang the best" Naura pun kembali ceria, dia tersenyum menunjukan deretan gigi putihnya sambil mengacungkan dua jempolnya.

"Ya sudah kalau begitu sekarang kita lanjutkan kerjaan kita" Naura dan Liani pun beranjak bersamaan dari bangku panjang yang ada di ruangan itu.

"Kak, nanti aku mau kabari Teh Shanum ya kalau aku bersama dengan kakak"

"Eh, jangan dulu" Liani tersentak,

"Kenapa?" tanya Naura, dia menghentikan gerakannya yang sedang membentang kain taplak pada meja panjang di depannya.

"Shanum belum tahu kalau kakak sudah kembali ke Indonesia, nanti pada waktu yang tepat kakak akan memberinya kejutan. Bisa kan kamu..." Liani memberi kode dengan isyarat tutup mulut pada Naura,

" Oh, mau ngasih surprise nih ceritanya. Okelah aku dukung" ucap Naura dengan senyum cerianya.

"Alhamdulillah, terima kasih Naura cantik dan imut" Liani mencubit pipi gadis itu gemas,

"Idih kakak...sakit tahu!" pekik Naura manja, dia benar-benar bersikap layaknya seorang adik terhadap kakaknya.

"Haha....jagoanlah, biar makin cantik" balas Liani santai, dia pun kembali melanjutkan pekerjaannya. Membentangkan kain yang digunakan sebagai penutup meja jamuan itu.

"Kalau begitu, Kak Liani juga mengenal Kak Ahsan dong?"

Deg...

Liani seketika memaku, pertanyaan Naura membuat tubuhnya serasa membeku. Perasaan gelisah kembali menghantam hatinya saat mendengar nama itu disebut.

"Benarkah dunia ini tak selebar daun kelor?" batin Liani, tapi kenapa takdir kembali telah membawanya berhubungan dengan orang yang mengenal seseorang dari masa lalunya itu.

Terpopuler

Comments

Yhanie Shalue

Yhanie Shalue

eng ing eng ap yg akan terjadi selanjutnya,, apakah liani akn bs bersama ahsan lg ap dg fajar,, ah entahlah,, nasib liani tergantung kak author 😍
ditgg lanjutannya kak

2023-05-15

2

mama oca

mama oca

ga sabar ingin tau pas liani ketemu ahsan...kalau jodoh pasti ketemu

2023-05-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!