Demi sebuah kemenangan... manusia akan melakukan apa pun. Termasuk bersekutu dengan iblis.
(disclaimer)
Saat pagi situasi amat hening nyaris tanpa suara. Setiap pelajar di kelas 2-A seolah memiliki dunianya masing-masing. Beberapa orang memandang Jethro seperti saat mereka melihat Maurice dan Millhewi. Jethro merasa ini semua menyenangkan karena merupakan wujud pengorbanan yang nyata. Saat ia melihat Millhewi dan tersenyum. Millhewi membagi senyuman tipisnya untuk Jethro juga.
Waktu istirahat tiba. Beberapa orang anak bergerak mengunci pintu dan menutup gorden. Perasaan ketiga anak itu tidak enak. Nismaya dan teman-temannya menghampiri tempat duduk Maurice dan Millhewi. Dua orang lelaki menarik kerah Maurice dan memukulinya. Padahal luka yang kemarin saja belum sembuh. Hal yang sama dilakukan pada Millhewi. Jethro dipersilahkan menyaksikan semuanya. Bersama suara tawa Nismaya dan teman-temannya yang mengisi seluruh bagian ruangan itu.
"Hentikan!!!" teriaknya.
Nismaya melirik sinis. "Oh, aku lupa masih ada dia." Kemudian ia melirik pada dua orang anak laki-laki di belakangnya.
Lakstiara berteriak pada Jethro, "Heiii, Pangeran. Kamu ingin menyelamatkan putri buruk rupamu ini, bukan?" tanyanya.
Setelah itu dua anak laki-laki itu mencengkeram erat kedua lengan Jethro. Menggiringnya paksa ke depan kelas.
"Lepaskan! Kalian mau apa?!" berontaknya.
Edi dan Panji menangani penyiksaan terhadap Maurice. Sementara Lakstiara dan Indah menggiring Millhewi ke depan kelas.
"Akan kita ukir sejarah paling berharga SMA Nusantara Senja," kata Nismaya diiringi oleh sorak sorai anak-anak lain.
Tubuh Millhewi meronta saat dihadapkan wajahnya dengan wajah Jethro. Dengan kasar anak-anak mendorong kepala keduanya hingga menempel. Mengecupkan bibir keduanya secara paksa. Maurice ingin sekali terpejam melihatnya. Namun, kedua matanya dibelalakkan oleh Panji. Memaksanya menyaksikan pemandangan mengerikan itu.
Panji berbisik pada Maurice, "Kata Sailendra kamu menyukai Millhewi."
Millhewi berkeras melepaskan diri. Ketika anak-anak lain sibuk mengabadikan momen itu dalam bentuk foto. Siap mereka sebar di sosial media. Jethro juga berkeras. Teriakan dan tangis dari ketiga anak itu tak terdengar. Ditutupi oleh tawa kedua puluh tujuh orang lainnya. Jethro merasa amat berdosa. Yang akan membayar dosa ini adalah mereka, pikirnya.
Di pelajaran selanjutnya. Millhewi tak henti-hentinya menangis. Sebenarnya Maurice ingin bertanya. Namun, kepedihan yang Millhewi tunjukkan. Seolah memberi penafsiran lain.
🎭🎭🎭
Sepulang sekolah. Di lorong menuju pintu keluar. Gantian Jethro yang menghampiri Millhewi. Sementara Maurice yang lebih memilih untuk memisahkan diri. Tak tahu harus berbuat apa.
"Hai, Jethro," sapanya lesu. "Aku ingin bicara empat mata denganmu," pinta Millhewi.
🎭🎭🎭
Jethro mengajak Millhewi mengunjungi suatu woodsheed atau gudang penyimpanan kayu tua dekat sekolah.
"Aku ingin mengajakmu bicara tentang pertanyaan yang belum terjawab. Sebenarnya aku ingin membebaskanmu berpikir. Tapi, dengan kejadian yang menimpa kita barusan. Aku merasa tak memiliki pilihan lain." Ia melanjutkan, "Sepertinya Maurice memiliki perasaan padamu."
"Kamu sudah mengetahui jawabannya, Jethro Ravinno!" teriak Millhewi lebih agresif.
"Aku memang sudah tahu." Jethro menundukkan wajahnya. "Tapi, aku membutuhkan penegasan bahwa kau lebih mencintai... Ma, Maurice..." Air mata menetes membasahi tanah dibawahnya.
"Itu benar," jawab Millhewi tegas.
Mendengar itu membuat dada Jethro seperti dihantam tumpukan kayu yang berada di sana.
"Apakah kau akan melakukan apa pun untukku?" tanya Millhewi. Membelai pelipis Jethro.
Diangkat kepalanya menatap wajah dingin gadis itu. "Ji, jika itu bisa membuatku mendapatkanmu... Kebebasanku."
Millhewi memegang kedua pundak Jethro dan tersenyum hangat.
"Aku..."
Seusai ucapannya. Jethro berlutut di depan kaki Millhewi. Seraya menaruh telapak tangannya di dada. Ia berkata, "I devote myself to you, My Messrs (aku mengabdikan diriku untukmu, Tuanku)."
"Aku sangat menyukaimu. Juga semua pengorbananmu, Jethro. Tapi, tak semudah itu untuk mendapatkanku," ucap Millhewi pongah.
Sebuah lagu seolah berputar menggambarkan situasi kala itu.
Your voices echoes in the night
I will do as you wish, as stated in the contract
You are a demon, just pawn
You will dance in the night on the palm of my hand
Orders are everything
Orders are everything
I dedicate myself to you
In black
In white
On the chessboard
That is dyed
It's a checkmate
To the king,
To me,
I vow
You vow
I will bring you the truth
(Song: Black and White–Black Butler Musical II)
(Sumber gambar: Avogado6)
Siapakah makhluk yang paling kejam di dunia?
Binatang, iblis, atau manusia?
Millhewi telah mengambil keputusan besar.
Untuk menunjukkan siapa yang paling kejam, tengoklah pemandangan di luar jendela.
Ikuti terus ceritanya! Jangan lupa share comment dan like 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Rena Harianto
thor,itu gambar barusan menggambar kan apa?
2021-06-27
0
Bunga
Pasti di adu domba ama Millhewi. Jethro, jangan bodoh karena cinta🥺
2021-06-22
2
@aini*_Thalita
makin kesini makin penasaran
semangat pokoknya buat author
salam dari Carlos'Revenge
2021-05-01
0