Sense of Life for Sense of Lost 1

*Pemandangan apakah yang akan ia tunjukkan kali ini?

Bersiaplah*...

(disclaimer)

Suatu sore sepulang sekolah. Bagi para pelajar SMA Nusantara Senja di tengah semester pertama. Ada kelas yang belum kosong. Yakni kelas 2-A. Beberapa orang murid di kelasnya yakni Nismaya, Indah, Lakstiara, Lina, Edi, dan Panji masih tinggal guna membahas suatu perkara.

"Tindak tanduk Jethro benar-benar aneh. Dia sangat berubah sejak saat itu," buka Nismaya penuh emosi. Sangat jijik ia bayangkan sampai Jethro berhubungan dengan gadis bertanduk iblis seperti Millhewi.

"Kenapa Jethro seolah selalu melindungi perempuan tengik dan si anak baru bau kencur itu? Pasti ada sesuatu yang terjadi," tanya Lakstiara menambahkan.

Lina yang dapat menebak pikiran Lakstiara lantas berkata, "Bagaimana jika Jethro jatuh cinta pada Millhewi? Kalian berdua kan sahabatnya. Apa bisa menebak sesuatu?" tanyanya pada Edi dan Panji.

"Tidak," jawab keduanya menggeleng serempak.

Alasan mereka berkata begitu bukan karena tak tahu. Namun, karena berusaha menutupi. Bagaimanapun yang terjadi. Jethro tetaplah sahabat mereka. Mereka tak ingin membahayakannya dengan memberitahu yang sesungguhnya pada para gadis ini. Mereka tau cewek-cewek ini amat berbahaya.

Bukan mereka saja. Hampir semua siswi di sekolah berbahaya. Soal apa pun yang berhubungan dengan Millhewi.

Di balik kediaman Edi dan Panji. Indah, gadis pendek berjidat lebar itu merasakan sesuatu. Ia menyenggol lengan teman-temannya berkata, "Eh, kalian tahu tidak? Maurice kan pacaran dengan Sandra. Panji, Sandra itu gadis yang kamu kejar selama ini, bukan?" tanyanya.

Tubuh Panji kelu mendengar itu semua. "Bukannya sudah putus?" tanyanya.

Indah mengaitkan kedua telunjuknya dan berkata, "CLBK."

Memang belakangan ini Sandra semakin lihai menghindarinya. Teman-temannya bilang Sandra sudah punya pacar. Tapi, tak pernah mengatakan siapa orangnya. Panji pikir itu hanya akal-akalan Sandra.

Ia menunduk lesu. "Tidak mungkin."

"Oh, ya?" kata Indah seraya menekan-nekan tombol handphone-nya. Ia menyodorkannya lengkap dengan gambar dua orang pemuda-pemudi yang tersenyum bahagia menautkan telapak tangan mereka di layarnya. Kebetulan karena Maurice tak bisa mengandalkan Sailendra lagi. Ia memperpanjang kontrak dengan Sandra menjadi setengah tahun.

"Masa kamu sebagai anak yang selalu mengikutinya tidak tahu?" tanya Lina.

Tampang Edi langsung panik melihat Panji dengan kegundahannya. Ia bisa saja membocorkan hal yang mereka jaga.

"Ayolah, Panji. Kamu pasti menyembunyikan sesuatu, 'kan?" tanya Indah.

Ganti Nismaya yang beraksi, "Edi, kamu masih bagian dari kami, bukan? Kamu tidak mau berubah dan harus berdekatan dengan perempuan tengik itu, bukan? Kamu tidak rela melihat sahabatmu bersama dengannya, bukan? Kalau begitu ayo kita selamatkan dia."

Lakstiara menyambung dengan suaranya yang cempreng memekakkan telinga, "Benar. Apa yang akan Bu Ressel katakan jika tahu Jethro jadi memihak pada musuhnya? Orang yang telah membunuh putranya. Dan mengotori sekolah ini. Eeeyuuukh."

Panji diam karena terpukul. Edi diam karena berpikir.

"Oh iya. Kita tak perlu susah-susah tanya mereka. Mengapa tidak kita tanyakan Lendra saja?" usul Lina.

Berpikir dampak ke depannya. Membuat dua pemuda itu mengenyampingkan keselamatan Jethro. Khusus untuk Panji. Alasannya bukan hanya itu.

"Apa yang mau kamu lakukan selanjutnya, Nismaya?" tanya Edi.

"Hmm, sedang kupikirkan. Yang jelas aku tak akan melukai Jethro. Namun, akan aku berikan hard examination pada perempuan jalang itu," jawab Nismaya.

"Setuju!" jawab kelima anak lainnya semangat.

🎭🎭🎭

Keesokan harinya. Jethro benar-benar berubah. Ia tidak pernah mengobrol atau tertawa ria lagi bersama anak-anak lain di kelas 2-A. Kini hampir seluruh waktunya dihabiskan bersama Maurice dan Millhewi. Teman-temannya anak kelas 2-A khawatir. Bagaimana jika sampai Kepala Sekolah mengetahui perihal ini semua.

Ketika istirahat. Nismaya dan teman-temannya mendatangi meja Maurice dan Millhewi. Maurice melihat tajam ke sekumpulan anak itu. Edi dan Panji langsung menarik kedua lengan Maurice. Keluar dari tempat duduknya. Sementara anak laki-laki yang lain melakukan hal yang sama pada Jethro.

Tanpa ancang-ancang Lakstiara menjambak rambut Millhewi dan membenturkan kepalanya ke meja. Duak!

"Apa yang sudah kau lakukan pada Jethro, 'hah?!" tanya Indah sambil mendorong tubuh Millhewi keras membentur dinding. Ia mengambil dasi dari tangan Lakstiara dan menggunakannya untuk mencekik leher Millhewi.

"Millhewi!!!" teriak Jethro dan Maurice hampir bersamaan.

Lakstiara menengok pada Jethro. "Apa yang sudah perempuan sialan ini lakukan hingga merubahmu, Jethro?" tanyanya.

Jethro berusaha melepaskan diri dan berteriak, "Tidak ada. Jangan sakiti dia lagi!" pintanya.

Tampang Nismaya berubah meledek Jethro. DUK! Satu pukulan keras mendarat di perut maiden tak berdaya.

"Ayolah Jethro, sadarlah! Apa yang telah merubahmu? Padahal Tuan Marquis adalah orang terdekat Kepala Sekolah. Mengapa putranya malah seperti ini? Pasti pembunuh ini yang sudah mempengaruhimu dengan bisikan setan. Benar, bukan?" tanya Nismaya.

"Diam kalian semua! Mengapa kalian harus selalu mengkait-kaitkan keberadaanku dengan Ayah? Aku adalah diriku. Aku tidak segan mengatakan bahwa tradisi yang ditetapkan Kepala Sekolah adalah KESALAHAN BESAR. Tidak aneh jika ada pembunuh misterius yang melenyapkan satu demi satu pengikutnya. Apa kalian tidak sadar?" tanyanya. "Bukalah mata kalian, setan!!!"

Nismaya memperhatikan ucapan Jethro. Setelahnya ia melihat Millhewi. Tanpa suara ditaruh telapak tangannya di leher Millhewi. Dicengkramnya sekuat tenaga.

"Millhewi!" panggil Jethro.

"Ini adalah kebenaran di sini, Tuan Muda. Kebenaran di sekolah ini adalah ucapan Kepala Sekolah. Siapa pun kau tak berhak melawannya," kata Nismaya. Melotot. Memandang Jethro bak binatang.

Lakstiara melanjutkan, "Ia yang telah membunuh Pak Henry. Kita semua paham bahwa kematian akan menjadi hukuman yang terlalu ringan untuk pendosa menjijikkan sepertinya. Hanya siksaan dan penderitaan yang pantas untuknya. Benar kan, teman-teman?" tanyanya diiringi anggukan setuju teman-temannya.

Air mata menetes membasahi kedua tebing pipi Jethro. Diliriknya Maurice yang tergeletak di lantai menghadapi pukulan bertubi-tubi Edi dan Panji. Ia merasa kehidupannya sungguh tanpa arti. Ia hanya ingin mendapatkan arti hidup dengan melindungi seseorang yang ia cintai.

Untuk Maurice. Ia hanya tak ingin kehilangan apa pun lagi. Dengan tubuh babak belur. Hatinya menangis pilu.

Melihat kediaman Jethro membuat Nismaya dan ketiga temannya mendekati. "Lepaskan dia!" perintahnya pada anak yang memegang kedua lengan Jethro.

Duk! Lututnya terjatuh dengan keras di lantai. Namun, rasa sakit tak mendera lututnya. Melainkan perasaannya yang telah hancur lebur.

Hhh... Hhh... Hhh...

"Kamu sudah sadar kan, Jethro?" tanya Nismaya. Ia tersenyum merasa menang.

Lina berkata pada Jethro, "Mungkin ada peraturan yang kamu lupakan, Ketua Kelas. Jika kamu tidak termasuk dari kami..."

"maka kamu adalah bagian dari mereka. Mereka adalah musuh. Seorang pangeran tak pantas dengan musuh. Di sisi rakyatmu lah kamu harus berada, Jethro," lanjut Lakstiara.

Jethro menutupi wajahnya berusaha menahan air mata yang terjun membasahi lantai. Mereka kira itu air mata penyesalan. Nismaya kembali mendekati Millhewi dan mencekik lehernya lebih kuat. Dihantamkan kepalanya ke dinding hingga pandangan gadis itu gelap seketika.

"Nah, ayo bangun, Jethro! Sekarang kamu telah kembali menjadi bagian dari kami," kata Indah mengulurkan tangannya.

Jethro mengangkat kepalanya dan menampik tangan itu keras. "Kalian pikir bisa memengaruhiku lagi? Kalian melakukan ini bukan karena patuh pada tradisi. Melainkan karena memang membenci Millhewi.

Selama ini aku patuh pada tradisi karena status sebagai putra pemilik yayasan. Namun, semua itu bukan diriku. Aku mencintai Millhewi sejak tahun pertama. Terpaksa menyakitinya demi mencari posisi aman. Diantara kalian yang ********!

Sejak awal kalian semua bukanlah temanku. Kalian adalah musuh yang suatu saat akan mati dihabisi oleh sang setan."

Semua anak tak tahu harus merespon apa. Ucapan Jethro sangat menyakiti perasaan mereka. Ia seseorang yang mereka anggap sebagai teman. Melepaskan diri karena merasa telah menemukan kebenaran yang otentik.

Panji mengangkat kakinya dari kepala Maurice. "Jadi, itu yang kau pikirkan tentang kami selama ini, Jethro?" tanyanya.

"Benar. Tidak salah sedikit pun. Sebenarnya aku membenci sistem yang amat sangat salah ini," jawab Jethro.

Bel masuk berdering. Guru memasuki kelas. Permainan akan dilanjutkan esok hari.

Untuk Millhewi saat itu. Meski pandangan tak dapat melihat. Namun, pendengarannya menangkap sayup-sayup ucapan Jethro. Ia sangat terharu. Dan bahagia.

Maurice. Ia berharap matanya tidak perlu terbuka lagi.

🎭🎭🎭

Sepulang sekolah.

"Millhewi," panggil Maurice seraya menghampirinya yang tengah berjalan menuju pintu keluar.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Millhewi.

"Aku sudah baik-baik saja. Aku ingin berbicara denganmu. Mengenai sesuatu," kata Maurice.

Mereka berdua pergi ke taman dekat sekolah. Sebuah taman kecil sepi yang akan menjadi saksi bisu perbincangan keduanya.

"Aku tahu ini pertanyaan yang lancang. Tapi, benarkah kamu oleh Pak Henry sudah..."

Millhewi mengangguk dan menceritakan kronologisnya.

Jadi, itu semua sungguhan. Ini pasti hanya mimpi di siang bolong. Seharusnya ia akan segera terbangun. Disentuh lututnya oleh tangan yang basah oleh keringat. Dihela nafasnya dalam-dalam menatap tanah yang kering kerontang.

Maurice terduduk lesu di ayunan berkarat. Ayunan yang menimbulkan bunyi derak di setiap gerakannya.

"Aku tidak ingin kehilanganmu... Kumohon putuskanlah." Dialihkan pandangannya dari Millhewi. Ia berusaha menyembunyikan deras tetes air matanya. "Aku tahu alasan perubahan Jethro kini. Mungkin ia laki-laki yang baik untukmu... Tapi..."

Dadanya begitu berat. Ia ingin berteriak sekuat tenaga menumpahkan seluruh air matanya. Namun, apa yang terjadi membuatnya hanya terus-terusan menjadi tertahan. Tertahan sepanjang hidup.

Millhewi mendekati Maurice. Millhewi membuat Maurice menatapnya bulat-bulat. Dikecupnya bibir yang basah oleh air mata. Masa dunia seolah berhenti memanjangkan waktu dari ukuran sistematika yang sesungguhnya.

Waktu seolah berhenti membuat Maurice tak bisa berpikir rasional. Cinta memang terlalu absurd untuk dirasionalkan.

Millhewi berlutut di depan Maurice sambil menggenggam kedua tangannya. "Semua memang buruk, Maurice. Karena itu juga aku menjadi kuat dan lebih realistis melihat kehidupan. Dunia tidak selalu dipenuhi oleh hal baik yang indah-indah. Terkadang ada juga kejadian dalam hidup. Yang berat dan sulit dilupakan.

Dari sana muncul pilihan untuk kuat dan bertahan. Atau lemah kemudian hancur. Itu adalah mob rule sederhana yang harus dipahami setiap manusia."

Dihapus air matanya sambil tersenyum kecil menyadari betapa memalukan dirinya. Di hadapan wanita setegar Millhewi.

"Baiklah. Sampai perasaan suka terhadapnya hilang. Biarkan aku terus menunggumu, Millhewi," pinta Maurice.

Millhewi membalas permintaan Maurice dengan sebuah pelukan erat.

(disclaimer)

Semua telah terjadi.

Semua tengah terjadi!

Cinta telah disampaikan. Keputusan telah dibuatnya.

Akankah Maurice menyerah dan mati?

Lalu, apa yang akan gadis itu rencanakan?

Ikuti terus ceritanya! Jangan lupa share like dan comment 👍

Terpopuler

Comments

Bunga

Bunga

Heran, novel sebagus ini kenapa dapet like nya dikit😔

2021-06-22

1

lihat semua
Episodes
1 Voice in the Twilight
2 First Day in Nusantara Senja
3 Second Day in Nusantara Senja
4 Third Moment in Nusantara Senja
5 Fourth Day for Maurice Anandratama Saputra Haryo
6 Past for Maurice Anandratama Saputra Haryo
7 Today for Jethro Dick Rise Rivanno
8 Question for Sailendra Fathillah Amorgan 1
9 Question for Sailendra Fathillah Amorgan 2
10 Guilt for Jethro and Maurice
11 Song for Soul and Anxiety 1
12 Song for Soul and Anxiety 2
13 Sense of Life for Sense of Lost 1
14 Sense of Life for Sense of Lost 2
15 Sense of Life for Sense of Lost 3
16 Sense of Life for Sense of Lost 4
17 Immoral Memory of Pathetic Person 1
18 Immoral Memory of Pathetic Person 2
19 Immoral Memory of Pathetic Person 3
20 Immoral Memory of Pathetic Person 4
21 Immoral Memory of Pathetic Person 5
22 Vessel for Milquetoast 1
23 Vessel for Milquetoast 2
24 Vessel for Desperate 1
25 Vessel for Desperate 2
26 Vessel for Desperate 3
27 Vessel for Desperate 4
28 What They Want (1-A)
29 What They Want (1-B)
30 What They Want (1-C)
31 What They Want (2-A)
32 What They Want (2-B)
33 What They Want (3-A)
34 Menemukan yang Kau Cari?
35 Pengumuman novel Scenery Out the Window of CORRUPTION
36 Maurice pada: Bumi Cen Xi
37 Luka Bumi
38 @A_A_A_
39 Artelier's Canyon of Madness
40 Luka Bumi Cen Xi's End
41 Alasan Bumi
42 The Answer?
43 Doa Bumi
44 C111A46G571
45 Way of Me
46 Ally on the Blanket
47 Their Spirit
48 Their Decision
49 Rotten Apple
50 Bumi's Violation
51 Chen Xi's Deviations
52 Dream Vs. Dreaming
53 Morisery Offer
54 Among Them
55 Undergoing Suffering
56 Important Promise
57 Real Stupper
58 Equals
59 Their Minds
60 Going into Her Room
61 Reason for a Treason
62 Marcy's Wish
63 Meeting of Two Streams of Springs
64 False Dream
65 Fallen into Heaven
66 Their First Meeting
67 Curse of Hope
68 Their Bond
69 Patency
70 Human Hope
71 We Need to Talk About the Machine
72 The Beginning of a Disability
73 Gorge
74 That Happened to Him
75 Their Destiny
76 The Return of Earth's Destiny
77 The Dancing Hell
78 Reality Shun the Sun.
79 Morisery and Malika: Mereka
80 Pengumuman novel Scenery Out the Window of DESTRUCTION
81 Red Thread Blood Bonds
82 Serving Fate
83 Coercion
84 Fate to God
85 No Way Out
86 Tachyon
87 Death of Starlight
88 Reality of the Dim Star
89 Comparison
90 Absentis Fragmina
91 Dance of the Destiny of the Sun
92 Destroy or Get Rid of
93 The Meeting of Two Reverse Current
94 Mad Love
95 Trust in Wind Dust
96 The Storm's Implicit Smiles
97 Black Star Sheen
98 Manifestations of the Black Hole Ruler
99 Reluctance of the Black Hole Ruler
100 Madness Element of Furies
101 Not a Bit Ironic Apathy
102 Irony for the Ruler of the Black Hole
103 Light Shines on the Edge of a Cliff
104 Chaos
105 Esperano a-te
106 End or Beginning?
107 Scenery of Destruction
108 Bumi's True Plan
109 His Breakcity
110 Beginning of End for Light
111 tres Horae
112 Star Wound Optimistic Suggestions
113 Destiny
114 "Earth's" Destruction
115 Let Me In
116 Digital Destruction
117 Hurricane of Life
118 Destruction Preparation
119 Digital Doomsday
120 Maurice's Conclusion 1
121 Scenery Out the Window of Avior
122 Visualitation of Hope
123 Wielder
124 His Identity
125 T Reason
126 Figure Behind the Name
127 Dynasty
128 Punishment
129 Arsa Offer
130 God's Right Hand Plan
131 Love Statement
132 Treachery
133 Relation entre les humains
134 Kaisar's Beliefs
135 Authentical Proof
136 Fil emmêlé
137 Holy Grail
138 Unreality
139 Fake Throne
140 Innovation for Destruction
141 Cross Sanguine
142 Writer Project
143 Secret Dimension
144 True Reaction
145 Duelity
146 Another Rate
147 Black Sample
148 Dualism Wielder
149 Tasa
150 Writer Uncompleted Reveal
151 Ozora
152 Dalang Dialang
153 Surmise
154 Defense
155 End of Battle
156 Avior
157 Welcher, Kaisar?
158 Ihr Schicksal
159 Ende von Mihal
160 Schatten
161 Naomi Schicht
162 그 얼굴의 소유자
163 Next Case
164 New Stage
165 Blast of Heart
166 Ghindara's Decision. Or Not?
167 Anastasia Love
168 Final Destination
169 Public Enemies
170 MIHAL
171 brOKen
172 Some Sick Bastard
173 Awaken
174 Macabre
175 Maurice's Pre-Conclusion 1
176 Maurice's Meeting Back
177 Which Part
178 Wicker Think
179 Maurice's Amisit Iterumque
180 Maurice's on Noir Grotesque: Noir
181 Maurice's on Noir Grotesque: Grotesque
182 Maurice's Today is
183 Scenery Out the Window of Acute Myself
184 Acute Myself Zero
185 Acute Myself One
186 Acute Myself Two
187 Acute Myself Three
188 Acute Myself Four
189 Acute Myself Five
190 Acute Myself Six
191 Acute Myself Seven
192 Acute Myself Eight
193 Acute Myself Nine
194 Acute Myself Ten
195 Acute Myself Eleven
196 Acute Myself Twelve
197 Acute Myself Thirteen
198 Acute Myself Fourteen
199 Acute Myself Fifteen
200 Acute Myself Sixteen
201 Acute Myself Seventeen
202 Acute Myself Eighteen
203 Acute Myself Nineteen
204 Acute Myself Twenty
205 Acute Myself Twenty One
206 Acute Myself Twenty Two
207 Acute Myself Twenty Three
208 Acute Myself Twenty Four
209 Acute Myself Twenty Five
210 Acute Myself Twenty Six
211 Acute Myself Twenty Seven
212 Acute Myself Twenty Eight
213 Acute Myself Twenty Nine
214 Acute Myself Thirty
215 Acute Myself Thirty One
216 Acute Myself Thirty Two
217 Acute Myself Thirty Three
218 Acute Myself Thirty Four
219 Acute Myself Thirty Five
220 Acute Myself Thirty Six
221 Acute Myself Thirty Seven
222 Acute Myself Thirty Eight
223 Acute Myself Thirty Nine
224 Acute Myself Fourty
225 Acute Myself Fourty One
226 Acute Myself Fourty Two
227 Acute Myself Fourty Three
228 Acute Myself Fourty Four
229 Acute Myself Fourty Five
230 Acute Myself Fourty Six
231 Acute Myself Fourty Seven
232 Acute Myself Fourty Eight
233 Acute Myself Fourty Nine
234 Acute Myself Fifty
235 Acute Myself Fifty One
236 Acute Myself Fifty Two
237 Acute Myself Fifty Three
238 Acute Myself Fifty Four
239 Acute Myself Fifty Five
240 Acute Myself Fifty Six
241 Acute Myself Fifty Seven
242 Acute Myself Fifty Eight
243 Acute Myself Fifty Nine
244 Uncertainty of Maurice's Predestination
245 (Acute) Maurice's Pre Conclusion 2
246 Maurice's Little Trick
247 Acute Myself Sixty
248 Acute Myself Sixty One
249 Acute Myself Sixty Two
250 Acute Myself Sixty Three
251 Pengumuman... haseyo!
252 Pengumuman: HOROR BARU!!!
Episodes

Updated 252 Episodes

1
Voice in the Twilight
2
First Day in Nusantara Senja
3
Second Day in Nusantara Senja
4
Third Moment in Nusantara Senja
5
Fourth Day for Maurice Anandratama Saputra Haryo
6
Past for Maurice Anandratama Saputra Haryo
7
Today for Jethro Dick Rise Rivanno
8
Question for Sailendra Fathillah Amorgan 1
9
Question for Sailendra Fathillah Amorgan 2
10
Guilt for Jethro and Maurice
11
Song for Soul and Anxiety 1
12
Song for Soul and Anxiety 2
13
Sense of Life for Sense of Lost 1
14
Sense of Life for Sense of Lost 2
15
Sense of Life for Sense of Lost 3
16
Sense of Life for Sense of Lost 4
17
Immoral Memory of Pathetic Person 1
18
Immoral Memory of Pathetic Person 2
19
Immoral Memory of Pathetic Person 3
20
Immoral Memory of Pathetic Person 4
21
Immoral Memory of Pathetic Person 5
22
Vessel for Milquetoast 1
23
Vessel for Milquetoast 2
24
Vessel for Desperate 1
25
Vessel for Desperate 2
26
Vessel for Desperate 3
27
Vessel for Desperate 4
28
What They Want (1-A)
29
What They Want (1-B)
30
What They Want (1-C)
31
What They Want (2-A)
32
What They Want (2-B)
33
What They Want (3-A)
34
Menemukan yang Kau Cari?
35
Pengumuman novel Scenery Out the Window of CORRUPTION
36
Maurice pada: Bumi Cen Xi
37
Luka Bumi
38
@A_A_A_
39
Artelier's Canyon of Madness
40
Luka Bumi Cen Xi's End
41
Alasan Bumi
42
The Answer?
43
Doa Bumi
44
C111A46G571
45
Way of Me
46
Ally on the Blanket
47
Their Spirit
48
Their Decision
49
Rotten Apple
50
Bumi's Violation
51
Chen Xi's Deviations
52
Dream Vs. Dreaming
53
Morisery Offer
54
Among Them
55
Undergoing Suffering
56
Important Promise
57
Real Stupper
58
Equals
59
Their Minds
60
Going into Her Room
61
Reason for a Treason
62
Marcy's Wish
63
Meeting of Two Streams of Springs
64
False Dream
65
Fallen into Heaven
66
Their First Meeting
67
Curse of Hope
68
Their Bond
69
Patency
70
Human Hope
71
We Need to Talk About the Machine
72
The Beginning of a Disability
73
Gorge
74
That Happened to Him
75
Their Destiny
76
The Return of Earth's Destiny
77
The Dancing Hell
78
Reality Shun the Sun.
79
Morisery and Malika: Mereka
80
Pengumuman novel Scenery Out the Window of DESTRUCTION
81
Red Thread Blood Bonds
82
Serving Fate
83
Coercion
84
Fate to God
85
No Way Out
86
Tachyon
87
Death of Starlight
88
Reality of the Dim Star
89
Comparison
90
Absentis Fragmina
91
Dance of the Destiny of the Sun
92
Destroy or Get Rid of
93
The Meeting of Two Reverse Current
94
Mad Love
95
Trust in Wind Dust
96
The Storm's Implicit Smiles
97
Black Star Sheen
98
Manifestations of the Black Hole Ruler
99
Reluctance of the Black Hole Ruler
100
Madness Element of Furies
101
Not a Bit Ironic Apathy
102
Irony for the Ruler of the Black Hole
103
Light Shines on the Edge of a Cliff
104
Chaos
105
Esperano a-te
106
End or Beginning?
107
Scenery of Destruction
108
Bumi's True Plan
109
His Breakcity
110
Beginning of End for Light
111
tres Horae
112
Star Wound Optimistic Suggestions
113
Destiny
114
"Earth's" Destruction
115
Let Me In
116
Digital Destruction
117
Hurricane of Life
118
Destruction Preparation
119
Digital Doomsday
120
Maurice's Conclusion 1
121
Scenery Out the Window of Avior
122
Visualitation of Hope
123
Wielder
124
His Identity
125
T Reason
126
Figure Behind the Name
127
Dynasty
128
Punishment
129
Arsa Offer
130
God's Right Hand Plan
131
Love Statement
132
Treachery
133
Relation entre les humains
134
Kaisar's Beliefs
135
Authentical Proof
136
Fil emmêlé
137
Holy Grail
138
Unreality
139
Fake Throne
140
Innovation for Destruction
141
Cross Sanguine
142
Writer Project
143
Secret Dimension
144
True Reaction
145
Duelity
146
Another Rate
147
Black Sample
148
Dualism Wielder
149
Tasa
150
Writer Uncompleted Reveal
151
Ozora
152
Dalang Dialang
153
Surmise
154
Defense
155
End of Battle
156
Avior
157
Welcher, Kaisar?
158
Ihr Schicksal
159
Ende von Mihal
160
Schatten
161
Naomi Schicht
162
그 얼굴의 소유자
163
Next Case
164
New Stage
165
Blast of Heart
166
Ghindara's Decision. Or Not?
167
Anastasia Love
168
Final Destination
169
Public Enemies
170
MIHAL
171
brOKen
172
Some Sick Bastard
173
Awaken
174
Macabre
175
Maurice's Pre-Conclusion 1
176
Maurice's Meeting Back
177
Which Part
178
Wicker Think
179
Maurice's Amisit Iterumque
180
Maurice's on Noir Grotesque: Noir
181
Maurice's on Noir Grotesque: Grotesque
182
Maurice's Today is
183
Scenery Out the Window of Acute Myself
184
Acute Myself Zero
185
Acute Myself One
186
Acute Myself Two
187
Acute Myself Three
188
Acute Myself Four
189
Acute Myself Five
190
Acute Myself Six
191
Acute Myself Seven
192
Acute Myself Eight
193
Acute Myself Nine
194
Acute Myself Ten
195
Acute Myself Eleven
196
Acute Myself Twelve
197
Acute Myself Thirteen
198
Acute Myself Fourteen
199
Acute Myself Fifteen
200
Acute Myself Sixteen
201
Acute Myself Seventeen
202
Acute Myself Eighteen
203
Acute Myself Nineteen
204
Acute Myself Twenty
205
Acute Myself Twenty One
206
Acute Myself Twenty Two
207
Acute Myself Twenty Three
208
Acute Myself Twenty Four
209
Acute Myself Twenty Five
210
Acute Myself Twenty Six
211
Acute Myself Twenty Seven
212
Acute Myself Twenty Eight
213
Acute Myself Twenty Nine
214
Acute Myself Thirty
215
Acute Myself Thirty One
216
Acute Myself Thirty Two
217
Acute Myself Thirty Three
218
Acute Myself Thirty Four
219
Acute Myself Thirty Five
220
Acute Myself Thirty Six
221
Acute Myself Thirty Seven
222
Acute Myself Thirty Eight
223
Acute Myself Thirty Nine
224
Acute Myself Fourty
225
Acute Myself Fourty One
226
Acute Myself Fourty Two
227
Acute Myself Fourty Three
228
Acute Myself Fourty Four
229
Acute Myself Fourty Five
230
Acute Myself Fourty Six
231
Acute Myself Fourty Seven
232
Acute Myself Fourty Eight
233
Acute Myself Fourty Nine
234
Acute Myself Fifty
235
Acute Myself Fifty One
236
Acute Myself Fifty Two
237
Acute Myself Fifty Three
238
Acute Myself Fifty Four
239
Acute Myself Fifty Five
240
Acute Myself Fifty Six
241
Acute Myself Fifty Seven
242
Acute Myself Fifty Eight
243
Acute Myself Fifty Nine
244
Uncertainty of Maurice's Predestination
245
(Acute) Maurice's Pre Conclusion 2
246
Maurice's Little Trick
247
Acute Myself Sixty
248
Acute Myself Sixty One
249
Acute Myself Sixty Two
250
Acute Myself Sixty Three
251
Pengumuman... haseyo!
252
Pengumuman: HOROR BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!