Question for Sailendra Fathillah Amorgan 2

(disclaimer)

Keesokan harinya. Janji Maurice pada Sandra mulai berlaku. Saat jam pelajaran Maurice yang belum pernah pacaran membayangkan bagaimana hari-harinya akan berjalan sebagai pacar bohongannya Sandra.

Ia tak bisa dengan baik mempersiapkan perasaannya. Sementara menghadapi perilaku dingin Millhewi sejak pagi. Maurice paham Millhewi memang bukan tipikal gadis yang akan selalu ramah dengan tersenyum pada semua orang. Tapi, sejak peristiwa kemarin. Ketidakbersahabatan sikap Millhewi padanya semakin parah. Ia menilik sedikit ke loker meja. Dengan berat ia menimang kembali keputusannya untuk menemui Millhewi sore ini.

"Millhewi. Kau masih marah padaku?" tanya Maurice.

Sambil tetap mendengarkan penjelasan guru ia menjawab sesingkatnya, "No."

Setelah itu Maurice mengamati pesaingnya yang terlihat sama sekali tidak membuat persiapan nyata atas rasa sukanya. Berubah jadi bersikap baik padanya? Tidak. Tidak ada apa pun yang bisa menghalangi Maurice untuk memiliki Millhewi.

Jam istirahat datang.

"Mill, mau ke kantin bersama?" tawar Maurice ramah. Kediaman gadis itu telah menjadi jawaban yang cukup jelas. "Kamu suka warna hitam, ya?" tanyanya sambil bertopang pipi. Ia berusaha tersenyum selembut mungkin setelahnya.

Millhewi membalik buku yang tengah dibacanya lalu menjawab, "Apa itu berhubungan dengan misteri yang tengah kau selidiki?" tanyanya.

🎭🎭🎭

Di kantin Sandra telah menunggu bersama status sementara yang akan Maurice sandang. Sandra yang tengah menikmati semangkuk soto betawi memberikan tatapan yang berarti "kamu telat" pada Maurice. Setelah memesan gado-gado kesukaannya. Maurice menanyakan misi utama dari permintaan Sandra ini.

"Ada seorang siswa. Yang selalu menggangguku. Aku tidak suka itu," jawab Sandra.

Karena mengingat nasihat Millhewi akan pertanyaan. Maurice mengurungkan niatnya untuk menanyakan siapa lelaki itu. Dengan berat hati Maurice memeluk Sandra sebagai bukti akan perjanjian mereka.

Seisi kantin melihat pemandangan itu terkejut. Sandra sendiri berusaha menikmati peran barunya. Tersenyum semanis mungkin. Maurice telah menyiapkan segalanya dengan baik. Jika Millhewi bertanya ia tinggal jawab "bohongan".

Karakteristik SMA Nusantara Senja dengannya sama. Tidak suka mengurusi hal kecil. Maka rencana dan tugas Maurice selama seminggu ini akan berjalan harmonis. Amien.

Kelas kembali dimulai dan berjalan biasa. Dengan Maurice yang perasaannya telah tenang.

Saat bel pulang berdering. Maurice tidak seperti biasa. Meninggalkan Millhewi. Anak-anak sekelas melihat heran lalu melirik Millhewi.

"Apa?!" tanyanya sinis sambil berjalan keluar kelas.

Di perjalanan menuju kolam renang tiba-tiba Jethro datang. Proses PDKT mode on.

"Hai, Millhewi. Pintu keluar kan ke arah sana?" tanya Jethro menunjuk ke arah berlawanan dengan arah Millhewi.

"Sudah tahu," jawab Millhewi ketus.

"Lalu, kamu akan ke mana?" tanya Jethro ramah.

Millhewi menghentikan langkahnya dan menatap Jethro tidak suka.

Dalam diri Jethro sendiri ia sangat senang akhirnya bisa berada sedekat ini dengan gadis yang telah lama ia sukai. Wajah tidak bersahabat Millhewi begitu memesonanya.

Millhewi tak berkata apa pun. Mengapa dadanya begitu berdebar? Dag dig dug dag dig dug. Sejak awal ia telah tertarik pada Millhewi. Bukan dari tampang. Bukan dari kepandaian atau kepiawaiannya membawa diri. Alasan Jethro mencintai Millhewi adalah... Ah, haruskah cinta memiliki alasan?

"Apa yang ingin kamu lakukan? Lebih baik kamu kembali ke teman-teman membosankanmu itu. Sebelum kamu juga dirundung sepertiku," kata Millhewi ketus. Tanpa melihat Jethro.

Setelah berkata begitu Millhewi mendekatkan wajahnya ke wajah Jethro. Yang jelas membuat pemuda itu semakin bersemu.

Gadis itu membelalakkan matanya dan berkata, "********. Enyahlah sebelum kau menjadi korban yang selanjutnya!"

"Tunggu!" kata Jethro sambil memegang lengan Millhewi tepat sebelum ia lebih jauh.

Ekspresi wajah Millhewi berubah. Ia merintih pada Jethro, "Tidak puaskah kamu bersama teman-temanmu telah membuatku menderita? Apa lagi yang kamu mau?" tanyanya.

"Tidak!" Jethro berkata demikian cepat. Millhewi belum sempat mencerna maksudnya hingga ia menarik tubuh itu menuju dadanya. Memeluknya erat.

Ganti Millhewi yang kehabisan kata. Di lorong sekolah menuju gedung olah raga saat pulang. Yang tak ada orang selain mereka. Ia lagi-lagi merasakan kehangatan. Pelukan seorang lelaki yang tak pernah dirasanya sepanjang hidup. Ia merasakan kehangatan yang sama.

"Saat aku bertemu denganmu... aku ingin berubah. Menjadi Jethro yang bebas." Jethro menatap wajah Millhewi sebagai bukti kesungguhannya. "Maukah kamu mengajariku?" Melihat raut Millhewi yang masih bingung ia menambahkan, "Yes or no?"

"Ka, kamu apa-apaan, sih? Ini terlalu mendadak. Lagipula bagaimana dengan reaksi teman-temanmu. Kamu pasti hanya memermainkanku, bukan?" tanyanya kalut.

Sangat tampak ketidaknyamanan dari raut wajah Millhewi. Anak yang telah mem-bully-nya tiba-tiba menyatakan cinta padanya adalah hal terbodoh sepanjang masa.

Sebenarnya Jethro tidak sejahat anak lainnya, pikirannya melunak.

"Yes or no?" ulangnya lagi.

Entah karena alasan apa. Ia menyukai tampang bingung Millhewi.

🎭🎭🎭

Millhewi yang telah sampai di belakang gedung olah raga. Melihat Maurice masih menunggu terduduk di tepian kolam memainkan daun yang sengaja dihanyutkan.

Menyadari millhewi telah datang. Maurice membalik tubuhnya dan berdiri. Raut wajah yang tadinya bete diubahnya secepat kilat menjadi semangat.

"Jadi, kamu mau apa?" tanya Millhewi.

Diam-diam gadis itu telah menyiapkan penyengat listrik. Yang ditaruhnya di kantong dalam blazer.

Dengan deguban jantung yang sangat hebat dalam dirinya. Maurice menyodorkan kotak kecilnya. "Kupikir warna putih juga bagus untukmu."

Dunia dalam kepala Millhewi seperti berhenti. Wajah gadis itu bingung. Diambilnya kotak itu dari tangan sang pemuda dan dibukanya perlahan. Dilihat sebuah cincin dengan hiasan yang berbentuk oval. Hiasan itu berwarna putih. Terdapat gambar kucing dengan tiga pasang kumis dan mahkota berwarna hitam. Sangat cantik dan berkilau saat cahaya matahari menimpanya.

Maurice menyentuhkan telapak tangan kanan Millhewi ke dadanya. Ia ingin Millhewi merasakan degub jantungnya kini. Untuk Millhewi, degub jantung Maurice saat itu persis dengan saat telinganya menempel di dada Jethro.

"Kita sudah berteman dengan dekat selama ini. Kejadian buruk yang sama juga sering menimpa kita berdua. Anehnya saat setiap hal itu terjadi. Aku merasa debaran yang hebat. Dengan sok tahunya aku berpikir. Aku pasti merasakan sesuatu padam," kata Maurice.

Millhewi menenggak ludahnya. Rahangnya bergetar. Ia semakin tidak tahu pada apa yang terjadi padanya kini.

"Kini aku paham akan rasa itu. Aku jatuh cinta padamu, Millhewi Melody Requiem," aku Maurice.

Perasaannya kini seperti habis dijatuhi gunung. Pikiran gadis itu berputar. Cenderung berputar ekstrim seperti tong setan. Ia tidak pernah membayangkan hal seperti ini sepanjang hidupnya. Ia dicap sebagai anak aneh sejak kecil. Semua laki-laki yang mendekatinya hanya ingin mengolok atau menghina saja. Tapi, sekarang... ada dua lelaki yang mengutarakan cinta padanya di saat berdekatan? Ini pasti hanya lelucon.

Lelucon macam apa lagi, Tuhan?

Maurice mendekatkan tubuhnya pada Millhewi. "Aku tidak bercanda. Sejak pertama kamu melihatku dari jendela kelas kita. Aku telah merasakan perasaan yang berbeda."

"Sudahlah." Millhewi melepaskan tangannya lembut dan meninggalkan Maurice.

Maurice, Jethro, semuanya bodoh.

Di balik semua yang terjadi pada Millhewi. Sepasang bola mata mengamati dengan baik untuk menambahkan isi pada file-file datanya. Ia bersembunyi di sisi lain gedung olah raga dan melihat kejadian mengharukan itu tanpa ekspresi.

Seraya menurukan tangannya yang tersilang. Ia meninggalkan tempat itu dan berkata lirih, "Membosankan."

🎭🎭🎭

Millhewi memasuki rumahnya dengan tergesa. Tanpa salam atau sekedar tedeng aling-aling. Langsung dimasuki pintu dan berlari menuju kamarnya. Menimbulkan suara gaduh dari lantai kayu yang berdecit.

Dibaringkan tubuhnya. Ditatapnya langit-langit gelap. Dalam otaknya berkecamuk beragam pikiran. Hal yang baru saja dialaminya begitu luar biasa.

"Fantastik."

Mimpi apa aku siang bolong begitu ditembak dua orang laki-laki. Yang sungguh bertolak belakang. Pertama anak yang telah merundungku bersama teman-temannya selama lebih dari setahun. Harus kuakui selama ini ia terlihat hanya sekedar ikut-ikutan saja. Tapi, Jethro yang seorang anak pemilik separuh dari sekolah sialan itu menyukaiku? Hanya satu yang menjadi pikiranku.

Tidak boleh disia-siakan.

Lalu, ada anak baru baik hati bernama Maurice yang juga menyukaiku. Sudah hampir setengah tahun kami kenal. Secepat itukah waktu yang dibutuhkan untuk jatuh cinta? Entahlah. Aku tak pernah merasakan atau memperdulikannya.

Jika harus menjawab pertanyaan mereka berdua... aku maunya bilang tidak tahu. Tapi, aku tahu bahwa itu bukan jawaban. Seperti katanya yang mana jawaban itu hanya dua: yes or no.

Diangkat handphone-nya dan menghubungi sebuah nomor.

Suara di seberang menjawab, "Selamat siang. Dengan Sailendra Fathillah Amorgan. Silahkan katakan keperluan Anda dalam tiga menit dimulai dari... sekarang!"

Nada bicara yang seperti menerima panggilan dari nomor asing. Membuat kesal hati Millhewi.

"Sekarang sudah sore," balas Millhewi ketus.

"Oh, ya? Masih panas, kok. Kalau di negara ini kapan saja juga panas, ya? Hahaha," balas lawan bicaranya.

"Kamu tahu yang baru saja terjadi padaku?" tanya Millhewi.

"Tahu," jawab Sailendra.

Entah mengapa pemuda itu hanya memberikan informasinya secara gratis pada Milllhewi.

"Lalu... menurutmu bagaimana?" tanya Millhewi. Ragu.

"Kau pasti bingung, ya? Pilih saja yang dapat memudahkan segalanya. Cinta itu ada untuk memudahkan. Dan membudakkan segala sesuatu. Jangan sampai jadi seperti orang bodoh yang menderita karena cinta. Ingat itu, sayang."

"Keduanya potensial," kata Millhewi. Masih meragu.

"Jadi, kamu tidak akan membalas cinta dua orang pangeran tampan itu?" tanya Sailendra.

"Untuk saat ini aku masih belum tahu artinya apa. Bagaimana mungkin aku bisa merasakan? Kamu sendiri tidak bisa menjawabnya, Sai."

"Begitulah. Habis cintaku sudah lama musnah."

"Mazeltov," kata Millhewi.

"Mazeltov," balas Sailendra.

Tok tok tok.

Saat pintu kamar Millhewi terketuk. Langsung diputuskan hubungan teleponnya dengan pemuda itu. Pintu terbuka sedikit dan wajah sesosok wanita paruh baya muncul dari baliknya. "Jangan berisik! Adik sedang tidur," pintanya seperti berbisik.

Saat Mamanya sudah pergi. Ia berpikir, anak itu juga lebih baik mati saja.

Andai saja aku seorang megalomaniac jenius yang dapat menurunkan populasi dunia. Aku akan menyingkirkan seluruh manusia yang tidak menyenangkan. Tidak berguna. Sampah. Dan hanya memboroskan oksigen.

*Pertama-tama aku harus menyingkirkan kalian: SMA Nusantara Senja. Untuk 2-A saja. Apa kalian tahu kalau nafas kalian itu telah mencemari paru-paruku yang suci?

Terima kasih untuk segala infonya selama ini, Sailendra. Sangat membantu*.

(Sumber gambar: Avogado6)

Apa yang akan Millhewi rencanakan... bersama Sailendra?

Apa ini akhir dari keputusan Maurice?

Untuk mencintai kegelapan itu!

Ikuti terus ceritanya! Jangan lupa share comment vote dan like 👍

Terpopuler

Comments

senja

senja

yg ngintip itu si Sai ya

2020-01-27

1

senja

senja

widihhh sejak kapan Momo pengen milikin Mimi?

2020-01-27

0

Kasmawati

Kasmawati

dri awal sampe skarang suka banget sama crita.y👍👍👍

2020-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Voice in the Twilight
2 First Day in Nusantara Senja
3 Second Day in Nusantara Senja
4 Third Moment in Nusantara Senja
5 Fourth Day for Maurice Anandratama Saputra Haryo
6 Past for Maurice Anandratama Saputra Haryo
7 Today for Jethro Dick Rise Rivanno
8 Question for Sailendra Fathillah Amorgan 1
9 Question for Sailendra Fathillah Amorgan 2
10 Guilt for Jethro and Maurice
11 Song for Soul and Anxiety 1
12 Song for Soul and Anxiety 2
13 Sense of Life for Sense of Lost 1
14 Sense of Life for Sense of Lost 2
15 Sense of Life for Sense of Lost 3
16 Sense of Life for Sense of Lost 4
17 Immoral Memory of Pathetic Person 1
18 Immoral Memory of Pathetic Person 2
19 Immoral Memory of Pathetic Person 3
20 Immoral Memory of Pathetic Person 4
21 Immoral Memory of Pathetic Person 5
22 Vessel for Milquetoast 1
23 Vessel for Milquetoast 2
24 Vessel for Desperate 1
25 Vessel for Desperate 2
26 Vessel for Desperate 3
27 Vessel for Desperate 4
28 What They Want (1-A)
29 What They Want (1-B)
30 What They Want (1-C)
31 What They Want (2-A)
32 What They Want (2-B)
33 What They Want (3-A)
34 Menemukan yang Kau Cari?
35 Pengumuman novel Scenery Out the Window of CORRUPTION
36 Maurice pada: Bumi Cen Xi
37 Luka Bumi
38 @A_A_A_
39 Artelier's Canyon of Madness
40 Luka Bumi Cen Xi's End
41 Alasan Bumi
42 The Answer?
43 Doa Bumi
44 C111A46G571
45 Way of Me
46 Ally on the Blanket
47 Their Spirit
48 Their Decision
49 Rotten Apple
50 Bumi's Violation
51 Chen Xi's Deviations
52 Dream Vs. Dreaming
53 Morisery Offer
54 Among Them
55 Undergoing Suffering
56 Important Promise
57 Real Stupper
58 Equals
59 Their Minds
60 Going into Her Room
61 Reason for a Treason
62 Marcy's Wish
63 Meeting of Two Streams of Springs
64 False Dream
65 Fallen into Heaven
66 Their First Meeting
67 Curse of Hope
68 Their Bond
69 Patency
70 Human Hope
71 We Need to Talk About the Machine
72 The Beginning of a Disability
73 Gorge
74 That Happened to Him
75 Their Destiny
76 The Return of Earth's Destiny
77 The Dancing Hell
78 Reality Shun the Sun.
79 Morisery and Malika: Mereka
80 Pengumuman novel Scenery Out the Window of DESTRUCTION
81 Red Thread Blood Bonds
82 Serving Fate
83 Coercion
84 Fate to God
85 No Way Out
86 Tachyon
87 Death of Starlight
88 Reality of the Dim Star
89 Comparison
90 Absentis Fragmina
91 Dance of the Destiny of the Sun
92 Destroy or Get Rid of
93 The Meeting of Two Reverse Current
94 Mad Love
95 Trust in Wind Dust
96 The Storm's Implicit Smiles
97 Black Star Sheen
98 Manifestations of the Black Hole Ruler
99 Reluctance of the Black Hole Ruler
100 Madness Element of Furies
101 Not a Bit Ironic Apathy
102 Irony for the Ruler of the Black Hole
103 Light Shines on the Edge of a Cliff
104 Chaos
105 Esperano a-te
106 End or Beginning?
107 Scenery of Destruction
108 Bumi's True Plan
109 His Breakcity
110 Beginning of End for Light
111 tres Horae
112 Star Wound Optimistic Suggestions
113 Destiny
114 "Earth's" Destruction
115 Let Me In
116 Digital Destruction
117 Hurricane of Life
118 Destruction Preparation
119 Digital Doomsday
120 Maurice's Conclusion 1
121 Scenery Out the Window of Avior
122 Visualitation of Hope
123 Wielder
124 His Identity
125 T Reason
126 Figure Behind the Name
127 Dynasty
128 Punishment
129 Arsa Offer
130 God's Right Hand Plan
131 Love Statement
132 Treachery
133 Relation entre les humains
134 Kaisar's Beliefs
135 Authentical Proof
136 Fil emmêlé
137 Holy Grail
138 Unreality
139 Fake Throne
140 Innovation for Destruction
141 Cross Sanguine
142 Writer Project
143 Secret Dimension
144 True Reaction
145 Duelity
146 Another Rate
147 Black Sample
148 Dualism Wielder
149 Tasa
150 Writer Uncompleted Reveal
151 Ozora
152 Dalang Dialang
153 Surmise
154 Defense
155 End of Battle
156 Avior
157 Welcher, Kaisar?
158 Ihr Schicksal
159 Ende von Mihal
160 Schatten
161 Naomi Schicht
162 그 얼굴의 소유자
163 Next Case
164 New Stage
165 Blast of Heart
166 Ghindara's Decision. Or Not?
167 Anastasia Love
168 Final Destination
169 Public Enemies
170 MIHAL
171 brOKen
172 Some Sick Bastard
173 Awaken
174 Macabre
175 Maurice's Pre-Conclusion 1
176 Maurice's Meeting Back
177 Which Part
178 Wicker Think
179 Maurice's Amisit Iterumque
180 Maurice's on Noir Grotesque: Noir
181 Maurice's on Noir Grotesque: Grotesque
182 Maurice's Today is
183 Scenery Out the Window of Acute Myself
184 Acute Myself Zero
185 Acute Myself One
186 Acute Myself Two
187 Acute Myself Three
188 Acute Myself Four
189 Acute Myself Five
190 Acute Myself Six
191 Acute Myself Seven
192 Acute Myself Eight
193 Acute Myself Nine
194 Acute Myself Ten
195 Acute Myself Eleven
196 Acute Myself Twelve
197 Acute Myself Thirteen
198 Acute Myself Fourteen
199 Acute Myself Fifteen
200 Acute Myself Sixteen
201 Acute Myself Seventeen
202 Acute Myself Eighteen
203 Acute Myself Nineteen
204 Acute Myself Twenty
205 Acute Myself Twenty One
206 Acute Myself Twenty Two
207 Acute Myself Twenty Three
208 Acute Myself Twenty Four
209 Acute Myself Twenty Five
210 Acute Myself Twenty Six
211 Acute Myself Twenty Seven
212 Acute Myself Twenty Eight
213 Acute Myself Twenty Nine
214 Acute Myself Thirty
215 Acute Myself Thirty One
216 Acute Myself Thirty Two
217 Acute Myself Thirty Three
218 Acute Myself Thirty Four
219 Acute Myself Thirty Five
220 Acute Myself Thirty Six
221 Acute Myself Thirty Seven
222 Acute Myself Thirty Eight
223 Acute Myself Thirty Nine
224 Acute Myself Fourty
225 Acute Myself Fourty One
226 Acute Myself Fourty Two
227 Acute Myself Fourty Three
228 Acute Myself Fourty Four
229 Acute Myself Fourty Five
230 Acute Myself Fourty Six
231 Acute Myself Fourty Seven
232 Acute Myself Fourty Eight
233 Acute Myself Fourty Nine
234 Acute Myself Fifty
235 Acute Myself Fifty One
236 Acute Myself Fifty Two
237 Acute Myself Fifty Three
238 Acute Myself Fifty Four
239 Acute Myself Fifty Five
240 Acute Myself Fifty Six
241 Acute Myself Fifty Seven
242 Acute Myself Fifty Eight
243 Acute Myself Fifty Nine
244 Uncertainty of Maurice's Predestination
245 (Acute) Maurice's Pre Conclusion 2
246 Maurice's Little Trick
247 Acute Myself Sixty
248 Acute Myself Sixty One
249 Acute Myself Sixty Two
250 Acute Myself Sixty Three
251 Pengumuman... haseyo!
252 Pengumuman: HOROR BARU!!!
Episodes

Updated 252 Episodes

1
Voice in the Twilight
2
First Day in Nusantara Senja
3
Second Day in Nusantara Senja
4
Third Moment in Nusantara Senja
5
Fourth Day for Maurice Anandratama Saputra Haryo
6
Past for Maurice Anandratama Saputra Haryo
7
Today for Jethro Dick Rise Rivanno
8
Question for Sailendra Fathillah Amorgan 1
9
Question for Sailendra Fathillah Amorgan 2
10
Guilt for Jethro and Maurice
11
Song for Soul and Anxiety 1
12
Song for Soul and Anxiety 2
13
Sense of Life for Sense of Lost 1
14
Sense of Life for Sense of Lost 2
15
Sense of Life for Sense of Lost 3
16
Sense of Life for Sense of Lost 4
17
Immoral Memory of Pathetic Person 1
18
Immoral Memory of Pathetic Person 2
19
Immoral Memory of Pathetic Person 3
20
Immoral Memory of Pathetic Person 4
21
Immoral Memory of Pathetic Person 5
22
Vessel for Milquetoast 1
23
Vessel for Milquetoast 2
24
Vessel for Desperate 1
25
Vessel for Desperate 2
26
Vessel for Desperate 3
27
Vessel for Desperate 4
28
What They Want (1-A)
29
What They Want (1-B)
30
What They Want (1-C)
31
What They Want (2-A)
32
What They Want (2-B)
33
What They Want (3-A)
34
Menemukan yang Kau Cari?
35
Pengumuman novel Scenery Out the Window of CORRUPTION
36
Maurice pada: Bumi Cen Xi
37
Luka Bumi
38
@A_A_A_
39
Artelier's Canyon of Madness
40
Luka Bumi Cen Xi's End
41
Alasan Bumi
42
The Answer?
43
Doa Bumi
44
C111A46G571
45
Way of Me
46
Ally on the Blanket
47
Their Spirit
48
Their Decision
49
Rotten Apple
50
Bumi's Violation
51
Chen Xi's Deviations
52
Dream Vs. Dreaming
53
Morisery Offer
54
Among Them
55
Undergoing Suffering
56
Important Promise
57
Real Stupper
58
Equals
59
Their Minds
60
Going into Her Room
61
Reason for a Treason
62
Marcy's Wish
63
Meeting of Two Streams of Springs
64
False Dream
65
Fallen into Heaven
66
Their First Meeting
67
Curse of Hope
68
Their Bond
69
Patency
70
Human Hope
71
We Need to Talk About the Machine
72
The Beginning of a Disability
73
Gorge
74
That Happened to Him
75
Their Destiny
76
The Return of Earth's Destiny
77
The Dancing Hell
78
Reality Shun the Sun.
79
Morisery and Malika: Mereka
80
Pengumuman novel Scenery Out the Window of DESTRUCTION
81
Red Thread Blood Bonds
82
Serving Fate
83
Coercion
84
Fate to God
85
No Way Out
86
Tachyon
87
Death of Starlight
88
Reality of the Dim Star
89
Comparison
90
Absentis Fragmina
91
Dance of the Destiny of the Sun
92
Destroy or Get Rid of
93
The Meeting of Two Reverse Current
94
Mad Love
95
Trust in Wind Dust
96
The Storm's Implicit Smiles
97
Black Star Sheen
98
Manifestations of the Black Hole Ruler
99
Reluctance of the Black Hole Ruler
100
Madness Element of Furies
101
Not a Bit Ironic Apathy
102
Irony for the Ruler of the Black Hole
103
Light Shines on the Edge of a Cliff
104
Chaos
105
Esperano a-te
106
End or Beginning?
107
Scenery of Destruction
108
Bumi's True Plan
109
His Breakcity
110
Beginning of End for Light
111
tres Horae
112
Star Wound Optimistic Suggestions
113
Destiny
114
"Earth's" Destruction
115
Let Me In
116
Digital Destruction
117
Hurricane of Life
118
Destruction Preparation
119
Digital Doomsday
120
Maurice's Conclusion 1
121
Scenery Out the Window of Avior
122
Visualitation of Hope
123
Wielder
124
His Identity
125
T Reason
126
Figure Behind the Name
127
Dynasty
128
Punishment
129
Arsa Offer
130
God's Right Hand Plan
131
Love Statement
132
Treachery
133
Relation entre les humains
134
Kaisar's Beliefs
135
Authentical Proof
136
Fil emmêlé
137
Holy Grail
138
Unreality
139
Fake Throne
140
Innovation for Destruction
141
Cross Sanguine
142
Writer Project
143
Secret Dimension
144
True Reaction
145
Duelity
146
Another Rate
147
Black Sample
148
Dualism Wielder
149
Tasa
150
Writer Uncompleted Reveal
151
Ozora
152
Dalang Dialang
153
Surmise
154
Defense
155
End of Battle
156
Avior
157
Welcher, Kaisar?
158
Ihr Schicksal
159
Ende von Mihal
160
Schatten
161
Naomi Schicht
162
그 얼굴의 소유자
163
Next Case
164
New Stage
165
Blast of Heart
166
Ghindara's Decision. Or Not?
167
Anastasia Love
168
Final Destination
169
Public Enemies
170
MIHAL
171
brOKen
172
Some Sick Bastard
173
Awaken
174
Macabre
175
Maurice's Pre-Conclusion 1
176
Maurice's Meeting Back
177
Which Part
178
Wicker Think
179
Maurice's Amisit Iterumque
180
Maurice's on Noir Grotesque: Noir
181
Maurice's on Noir Grotesque: Grotesque
182
Maurice's Today is
183
Scenery Out the Window of Acute Myself
184
Acute Myself Zero
185
Acute Myself One
186
Acute Myself Two
187
Acute Myself Three
188
Acute Myself Four
189
Acute Myself Five
190
Acute Myself Six
191
Acute Myself Seven
192
Acute Myself Eight
193
Acute Myself Nine
194
Acute Myself Ten
195
Acute Myself Eleven
196
Acute Myself Twelve
197
Acute Myself Thirteen
198
Acute Myself Fourteen
199
Acute Myself Fifteen
200
Acute Myself Sixteen
201
Acute Myself Seventeen
202
Acute Myself Eighteen
203
Acute Myself Nineteen
204
Acute Myself Twenty
205
Acute Myself Twenty One
206
Acute Myself Twenty Two
207
Acute Myself Twenty Three
208
Acute Myself Twenty Four
209
Acute Myself Twenty Five
210
Acute Myself Twenty Six
211
Acute Myself Twenty Seven
212
Acute Myself Twenty Eight
213
Acute Myself Twenty Nine
214
Acute Myself Thirty
215
Acute Myself Thirty One
216
Acute Myself Thirty Two
217
Acute Myself Thirty Three
218
Acute Myself Thirty Four
219
Acute Myself Thirty Five
220
Acute Myself Thirty Six
221
Acute Myself Thirty Seven
222
Acute Myself Thirty Eight
223
Acute Myself Thirty Nine
224
Acute Myself Fourty
225
Acute Myself Fourty One
226
Acute Myself Fourty Two
227
Acute Myself Fourty Three
228
Acute Myself Fourty Four
229
Acute Myself Fourty Five
230
Acute Myself Fourty Six
231
Acute Myself Fourty Seven
232
Acute Myself Fourty Eight
233
Acute Myself Fourty Nine
234
Acute Myself Fifty
235
Acute Myself Fifty One
236
Acute Myself Fifty Two
237
Acute Myself Fifty Three
238
Acute Myself Fifty Four
239
Acute Myself Fifty Five
240
Acute Myself Fifty Six
241
Acute Myself Fifty Seven
242
Acute Myself Fifty Eight
243
Acute Myself Fifty Nine
244
Uncertainty of Maurice's Predestination
245
(Acute) Maurice's Pre Conclusion 2
246
Maurice's Little Trick
247
Acute Myself Sixty
248
Acute Myself Sixty One
249
Acute Myself Sixty Two
250
Acute Myself Sixty Three
251
Pengumuman... haseyo!
252
Pengumuman: HOROR BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!