Fourth Day for Maurice Anandratama Saputra Haryo

Maurice Anandratama Saputra Haryo.

(Disclaimer)

Untuk kematian Pak Eros. Bu Ressel merubah pikiran untuk tak melibatkan polisi. Mungkin khawatir para murid merasa terancam. Penyelidikan dilakukan.

Menurut hasil autopsi: tubuh Pak Eros menjadi mayat sekitar dua hari. Perkiraan dia dibunuh pada malam Sabtu. Dengan satu tusukan di punggung dan tiga tusukan di perut dan dada. Matanya dicongkel setelah tusukan pertama. Saat ia masih sadar. Indikasi lain mengatakan sebelum tusukan di jantung. Pak Eros dibuat tidak bisa bernafas. Karena di sekitar kolam renang tidak ditemukan reaksi luminol. Bisa jadi hanya kepalanya yang ditenggelamkan. Ia pun tewas. Tusukan di jantung hanya untuk pengecoh. Itulah kesimpulan sementara yang didapat Maurice.

🎭🎭🎭

Esoknya mereka tetap masuk. Tapi, kelas diliburkan. Beberapa orang anak famous di kelas 2-A bercanda dengan mengatakan, "Sering saja ada yang meninggal."

Maurice di bangkunya melanjutkan analisa. Millhewi tetap dengan ritualnya.

"Yang harus dipertanyakan adalah mengapa Pak Eros bisa berada di sekolah pada malam hari?"

"Terompet pemanggil manusia," kata Millhewi tanpa menoleh.

Maurice terbengong-bengong. "Apa alibimu pada malam Sabtu?" tanya Maurice.

"Aku tidak pernah membunuh atau melakukan kesalahan," ucapnya datar. Ditelungkupkan kepalanya di kusen jendela. "Aku bersih," katanya lagi. Menegaskan.

🎭🎭🎭

Bel sekolah berdering tiga kali pertanda berakhirnya KBM. Jika pada kelas lain murid-muridnya akan langsung berhamburan keluar kelas. Berbeda dengan kelas 2-A. Saat guru keluar seorang anak menutup pintu. Tak ada yang dikhawatirkan Maurice saat itu. Tapi, tidak saat Panji menarik kerahnya dan mendorongnya keluar ruangan. Millhewi tertinggal.

DOK DOK DOK!!! "Apa yang ingin kalian lakukan? Buka! Buka! Buka!"

Teriakannya hingga menarik perhatian anak-anak kelas lain. Karena lantai 2 diperuntukan hanya untuk kelas 2. Status ke-anak baruan Maurice membuatnya terlihat aneh.

Sementara keadaan di dalam kelas. Millhewi duduk tenang di kursinya. Menopangkan dagu. Memandang ke luar jendela.

"Siapa lagi yang akan kau bunuh?!" tanya Panji–pemuda pendek gempal berkulit gelap dengan nada meledek.

"Kalian semua menyedihkan." Ia meraih tas gendong berwarna hitamnya dan berdiri.

"Lihatlah dia! Mau duduk atau berdiri tetap saja mengerikan," cibir Indah.

Ia melepaskan blazer. Menujukkan bekas-bekas luka di tubuhnya guna memberitahu. Kelas 2-A lah pelaku dari semua itu. "Jika ada orang yang harus mati. Akulah orangnya," katanya dengan mata melotot.

Tanpa suara mereka semua beranjak membubarkan diri. Meski tanpa suara. Pandangan mereka sudah mengatakan banyak hal. Bahwa entah Nismaya, Indah, Lakstiara, Lina, Edi, Panji, dan semuanya. Sangat membenci Millhewi.

SMA Nusantara Senja tidak memiliki sistem moving class setiap perubahan tahun ajaran. Sederhananya sekali masuk kelas A kau akan terus mendekam di kelas A hingga lulus.

Kelas 2-A muak dengan sistem yang menyebabkan mereka harus terus bersama dengan orang yang mereka benci. Tapi, apalah boleh dibuat. Tradisi SMA Nusantara Senja menegaskan semuanya. Meski begitu mereka senang karena setiap hari punya hiburan.

Millhewi itu aneh. Itu hal pertama yang menumbuhkan ketidaksukaan mereka. Aneh, udik, kampungan, selalu menarik diri. Gadis itu tak bisa membaur dan terlihat angkuh. Mereka semua tidak suka sekali padanya.

Apa pun alasan seseorang atau sekelompok orang membenci sesuatu. Memang tidak selalu bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Di perjalanan menuju gerbang. Maurice di sisi Millhewi. Millhewi tanpa mengatakan apa pun berjalan sambil melihat lantai. "Mati," ucapnya pelan. Mendengar itu menghentikan Maurice. Millhewi tetap melangkah menjauh. "Seharusnya mereka yang mati," katanya lagi.

Ucapannya seolah menyatu dengan udara. Mengantarkan permintaan pada Sang Setan. Maurice menenggak ludah. Berjalan pelan mengikuti Millhewi. Berbagai pikiran menghantui.

Setan itu mengetahui siapa saja yang harus mati selanjutnya.

🎭🎭🎭

Esoknya ditengah-tengah jam ketiga SMA Nusantara Senja. Dikejutkan oleh teriakan nyaring seorang guru di lantai 2 lorong 5. Bukan tanpa sebab. Di hadapannya terdapat mayat seorang siswa kelas 1. Sekujur tubuhnya terdapat luka sayatan pisau. Darah berceceran di lantai.

Maurice langsung mendatangi TKP begitu mendengar teriakan bersama guru dan para murid. Memandang tak percaya akan pemandangan di hadapannya. Sementara Millhewi bergelayut di dada Maurice ketakutan. Yang aneh, para guru berpandangan lain. Mereka tetap tenang. Bagaimana mungkin mereka semua bisa bersikap seperti itu. Sementara ada pembunuh di sekolah ini?

Bukan hanya itu. Hanya murid kelas 2-A yang mendatangi TKP. Karena saat teriakan kelas tanpa guru. Kelas lain tetap berjalan seperti biasa seolah tak terjadi apa pun. Bahkan kelas anak yang ditemukan tewas juga seolah menganggap anak itu tak pernah ada. Saat bersamaan pihak BP menelepon ke orang tua murid bahwa anak itu tidak masuk.

Dengan begitu kematiannya tak akan menimbulkan perkara bagi sekolah. Kematiannya seolah dirancang memang untuk memudahkan pelaku. Si pembunuh keji yang haus darah orang tak bersalah.

🎭🎭🎭

Kelas 2-A. Maurice di bangkunya uring-uringan.

"Ada orang mati dan sekolah malah menutupinya? Ada apa sih dengan tempat ini?" gusarnya.

"Sepertinya Kepala Sekolah tidak ingin muridnya khawatir. Jika hanya satu orang yang mati tidak masalah. Tidak perlu dirisaukan," kata Millhewi.

"Kenapa kamu bicara seolah kematian itu adalah hal yang biasa?" tanya Maurice.

"Logika saja. Sekolah ini sudah jelek. Mereka bilang anak-anak yang sekolah di sini anak buangan. Apa jadinya jika ada pembunuhan dua kali berturut-turut?" tanya Millhewi.

"Millhewi. Ada pembunuh di luar sana," kata Maurice. Menunjuk ke arah lorong.

Anak-anak lain di kelas itu berkumpul di tengah ruangan sambil sesekali melirik ke arah Millhewi. Maurice tebak, pasti mereka mengucapkan hal yang sama dengan saat ditemukannya mayat Pak Eros. Ini semua tidak bisa dibiarkan. Maurice harus memulai langkah lebih nyata. Jika tak ada yang bisa diandalkan untuk menguak misteri ini.

🎭🎭🎭

Esok malamnya di SMA Nusantara Senja.

SMA Nusantara Senja adalah sekolah dengan sejarah panjang. Semua cerita dicatat rapi dan disimpan di ruangan arsip. Maurice mengetahui itu semua dari Sailendra. Anak kelas B yang bagai database. Informan sempurna yang tidak berminat pada kasus ini. Hanya mengharapkan seporsi mie ayam untuk setiap informasi yang dijualnya. Ia tahu segala hal tentang SMA Nusantara Senja.

🎭🎭🎭

Di lorong sekolah depan kelas A saat istirahat siang.

"Lalu, mengapa anak-anak sekolah ini menuduh Millhewi yang membunuhnya?" tanya Maurice.

"Ini informasi berbahaya. Harganya mahal," jawab Sailendra.

Maurice bersikeras, "Akan aku bayar berapa pun!"

"Aku tidak minta uang. Aku menginginkan sebutir saja bola matamu yang masih hidup. Mahal, 'kan?" katanya sambil menaikkan sebelah alisnya dan bertampang meledek.

🎭🎭🎭

Akhirnya Maurice memutuskan mencaritahu sendiri. Dengan datang ke sekolah saat tengah malam.

Hanya sebuah lampu jalan yang tidak begitu terang menjadi sumber cahaya. Ditatapnya gedung sekolah dari luar pagar yang tergembok. Pagar itu terlalu tinggi dan besar untuk Maurice panjat. Ia berpikir dengan keras. Bagaimana cara masuk.

Sampai ia hampir mati membeku karena melihat kelebat hitam yang mendekat. Kedua tangannya berkeringat mencengkeram pagar besi karatan. Ia tak bisa bergerak. Menyesali larangan mamanya untuk keluar malam. Seharusnya ia menurut. Keringat dingin mengucur dengan lancar. Mendengar bunyi daun yang terinjak berjalan mendekat.

"Mau apa?" tanya sosok itu.

Maurice menangis melihat penyebab ketakutannya yang mulai nampak saat mendekat. "P-Pak Tua Penyapu?"

Raut dingin ditambah keriput yang tampak dari wajah Pak Tua Penyapu misterius aneh. Tak membuatnya mengurangi rasa takut. Yang membuatnya bersuara hanya karena Pak Tua itu manusia. Sejujurnya ia dan hantu juga beda tipis. Lelaki itu melihat Maurice seolah pengganggu.

"Ada buku yang tertinggal. Saya ingin mengambilnya," jawab Maurice.

Tanpa berkata lagi lelaki itu mengeluarkan kunci dari kantong celana tuanya dan membuka gerbang untuk Maurice. "Cepat," peringatnya. Saat Pak Tua membuka kunci gedung ia melihat Maurice penuh rasa curiga. "Hati-hati. Aku tidak mau kerepotan mengurusi mayat orang yang dibunuh setan lagi," pesannya.

"Setan kan tidak bisa membunuh. Bapak tenang saja, hehe," tawanya canggung.

Dengan senter yang dibawanya. Maurice berjalan mengikuti denah yang diberikan Sailendra. Bukannya tidak takut. Takut pada hantu sedikit. Lebih banyak takut pada setan pembunuh.

Ia percaya kebaikan akan terus bersamanya. Melindunginya. Dan tujuannya berada di tempat yang siang saja sudah mengerikan. Karena ia tak ingin ada lebih banyak orang yang kehilangan nyawa. Mungkin?

Benar-benar gelap. Ia khawatir kalau cahaya senternya menangkap wujud lain. Sekolah ini besar dan tidak teratur. Setiap tangganya terpisah jauh. Ia berusaha tetap tenang. Berjalan dengan irama padu.

Cklek. Ia membuka kunci suatu ruangan di lantai 3 yang tampak gelap.

🎭🎭🎭

"Kalau malam ruang arsip pasti dikunci, bukan?" tanya Maurice.

"Saat jam pelajaran terakhir pergilah ke luar kelas. Saat itu waktu paling aman untuk menyusup ke ruangan kunci," beritahu Sailendra.

...

Dengan takut diraba-raba dinding dekat pintu mencari saklar lampu. Klik! Kini ruangan itu terang benderang. Maurice menyenderkan punggungnya pada dinding dan beranjak jatuh. "HOOOH..... leganya."

Hatinya kembali tertekan saat melihat jejeran rak tanpa nama atau petunjuk apa pun. Bagaimana ia akan mencari data yang diperlukannya?

Akhirnya dengan telaten dan sabar diperiksa satu demi satu folder yang dilihatnya.

Jam menunjukkan pukul delapan saat ia datang. Kini telah pukul sembilan. Ia belum menemukan apa pun. Jarum bergerak menuju angka sepuluh. Saat jarum panjang bergerak melewati angka sebelas. Barulah Maurice menemukan sebuah kasus atas nama Pak Henry. Tepat sebelum kematiannya.

Perlahan ditelusuri baik-baik tulisan itu...Brak! Dijatuhkan tubuhnya sendiri. Sekali lagi dilihatnya tulisan di folder. Tanpa disadari air matanya meleleh. Tanpa isak membasahi kertas itu. Berulang kali hatinya berkata, tidak mungkin. Mustahil. Ada nama Millhewi di sana. Selanjutnya... diperkosa...?

Ini pasti lelucon, pikirnya. Di hati sudah tak ada ruang untuk ketakutan. Bruk! Ia menabrak sesuatu. Seharusnya tak ada barang apa pun. Siapakah yang ditabraknya? Apakah hantu? Apakah setan pembunuh? Ia tak peduli.

Sosok yang tak diketahui Maurice itu memegang tangannya. "Miillhewi?" Sikapnya makin kikuk saat berusaha menghapus air matanya. "Apa yang kamu lakukan malam-malam begini?" tanya Maurice.

"Mengambil buku yang tertinggal. Kenapa kamu menangis?" tanyanya khawatir melihat wajah sembab Maurice.

Ia berusaha tertawa, "A-ha-ha, karena gelap aku terjatuh."

Gadis itu menggandeng tangan Maurice lembut. "Jika sudah selesai ayo keluar bersama," ajaknya sambil tersenyum. Hangat.

Jangan Millhewi. Jangan tunjukkan lagi senyumanmu. Aku tahu itu hanya kebohongan. Jika kau sedih menangislah.

"Kenapa kalian keluar berdua?" tanya Pak Tua setelah di luar.

"Tadi bertemu. Sudah, ya, Pak Ridwan," teriak Millhewi dari luar pintu gerbang.

Lelaki itu tahu. Tak satu pun dari mereka yang meminta izin masuk dengan alasan sama itu. Yang mengambil bukunya.

Maurice melambaikan tangannya lesu melihat gadis itu terus menjauh. Masuk ke dalam kegelapan. Bagaikan siang yang tertelan malam.

Millhewi Melody Requiem. Nama yang bagus.

Tradisi nomor 38 SMA Nusantara Senja yang meniadakan nama kedua, ketiga maupun selanjutnya. Maurice membelalakkan mata. Kalau begitu dia tahu dari mana?

(Sumber gambar: Avogado6)

Misterinya bertambah.

Muncul tokoh baru yang membantu Maurice dengan informasinya.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Millhewi?

Ikuti terus ceritanya!

Terpopuler

Comments

Bunga

Bunga

keren sumpah

2021-06-19

0

nina niawati

nina niawati

semangat

2020-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Voice in the Twilight
2 First Day in Nusantara Senja
3 Second Day in Nusantara Senja
4 Third Moment in Nusantara Senja
5 Fourth Day for Maurice Anandratama Saputra Haryo
6 Past for Maurice Anandratama Saputra Haryo
7 Today for Jethro Dick Rise Rivanno
8 Question for Sailendra Fathillah Amorgan 1
9 Question for Sailendra Fathillah Amorgan 2
10 Guilt for Jethro and Maurice
11 Song for Soul and Anxiety 1
12 Song for Soul and Anxiety 2
13 Sense of Life for Sense of Lost 1
14 Sense of Life for Sense of Lost 2
15 Sense of Life for Sense of Lost 3
16 Sense of Life for Sense of Lost 4
17 Immoral Memory of Pathetic Person 1
18 Immoral Memory of Pathetic Person 2
19 Immoral Memory of Pathetic Person 3
20 Immoral Memory of Pathetic Person 4
21 Immoral Memory of Pathetic Person 5
22 Vessel for Milquetoast 1
23 Vessel for Milquetoast 2
24 Vessel for Desperate 1
25 Vessel for Desperate 2
26 Vessel for Desperate 3
27 Vessel for Desperate 4
28 What They Want (1-A)
29 What They Want (1-B)
30 What They Want (1-C)
31 What They Want (2-A)
32 What They Want (2-B)
33 What They Want (3-A)
34 Menemukan yang Kau Cari?
35 Pengumuman novel Scenery Out the Window of CORRUPTION
36 Maurice pada: Bumi Cen Xi
37 Luka Bumi
38 @A_A_A_
39 Artelier's Canyon of Madness
40 Luka Bumi Cen Xi's End
41 Alasan Bumi
42 The Answer?
43 Doa Bumi
44 C111A46G571
45 Way of Me
46 Ally on the Blanket
47 Their Spirit
48 Their Decision
49 Rotten Apple
50 Bumi's Violation
51 Chen Xi's Deviations
52 Dream Vs. Dreaming
53 Morisery Offer
54 Among Them
55 Undergoing Suffering
56 Important Promise
57 Real Stupper
58 Equals
59 Their Minds
60 Going into Her Room
61 Reason for a Treason
62 Marcy's Wish
63 Meeting of Two Streams of Springs
64 False Dream
65 Fallen into Heaven
66 Their First Meeting
67 Curse of Hope
68 Their Bond
69 Patency
70 Human Hope
71 We Need to Talk About the Machine
72 The Beginning of a Disability
73 Gorge
74 That Happened to Him
75 Their Destiny
76 The Return of Earth's Destiny
77 The Dancing Hell
78 Reality Shun the Sun.
79 Morisery and Malika: Mereka
80 Pengumuman novel Scenery Out the Window of DESTRUCTION
81 Red Thread Blood Bonds
82 Serving Fate
83 Coercion
84 Fate to God
85 No Way Out
86 Tachyon
87 Death of Starlight
88 Reality of the Dim Star
89 Comparison
90 Absentis Fragmina
91 Dance of the Destiny of the Sun
92 Destroy or Get Rid of
93 The Meeting of Two Reverse Current
94 Mad Love
95 Trust in Wind Dust
96 The Storm's Implicit Smiles
97 Black Star Sheen
98 Manifestations of the Black Hole Ruler
99 Reluctance of the Black Hole Ruler
100 Madness Element of Furies
101 Not a Bit Ironic Apathy
102 Irony for the Ruler of the Black Hole
103 Light Shines on the Edge of a Cliff
104 Chaos
105 Esperano a-te
106 End or Beginning?
107 Scenery of Destruction
108 Bumi's True Plan
109 His Breakcity
110 Beginning of End for Light
111 tres Horae
112 Star Wound Optimistic Suggestions
113 Destiny
114 "Earth's" Destruction
115 Let Me In
116 Digital Destruction
117 Hurricane of Life
118 Destruction Preparation
119 Digital Doomsday
120 Maurice's Conclusion 1
121 Scenery Out the Window of Avior
122 Visualitation of Hope
123 Wielder
124 His Identity
125 T Reason
126 Figure Behind the Name
127 Dynasty
128 Punishment
129 Arsa Offer
130 God's Right Hand Plan
131 Love Statement
132 Treachery
133 Relation entre les humains
134 Kaisar's Beliefs
135 Authentical Proof
136 Fil emmêlé
137 Holy Grail
138 Unreality
139 Fake Throne
140 Innovation for Destruction
141 Cross Sanguine
142 Writer Project
143 Secret Dimension
144 True Reaction
145 Duelity
146 Another Rate
147 Black Sample
148 Dualism Wielder
149 Tasa
150 Writer Uncompleted Reveal
151 Ozora
152 Dalang Dialang
153 Surmise
154 Defense
155 End of Battle
156 Avior
157 Welcher, Kaisar?
158 Ihr Schicksal
159 Ende von Mihal
160 Schatten
161 Naomi Schicht
162 그 얼굴의 소유자
163 Next Case
164 New Stage
165 Blast of Heart
166 Ghindara's Decision. Or Not?
167 Anastasia Love
168 Final Destination
169 Public Enemies
170 MIHAL
171 brOKen
172 Some Sick Bastard
173 Awaken
174 Macabre
175 Maurice's Pre-Conclusion 1
176 Maurice's Meeting Back
177 Which Part
178 Wicker Think
179 Maurice's Amisit Iterumque
180 Maurice's on Noir Grotesque: Noir
181 Maurice's on Noir Grotesque: Grotesque
182 Maurice's Today is
183 Scenery Out the Window of Acute Myself
184 Acute Myself Zero
185 Acute Myself One
186 Acute Myself Two
187 Acute Myself Three
188 Acute Myself Four
189 Acute Myself Five
190 Acute Myself Six
191 Acute Myself Seven
192 Acute Myself Eight
193 Acute Myself Nine
194 Acute Myself Ten
195 Acute Myself Eleven
196 Acute Myself Twelve
197 Acute Myself Thirteen
198 Acute Myself Fourteen
199 Acute Myself Fifteen
200 Acute Myself Sixteen
201 Acute Myself Seventeen
202 Acute Myself Eighteen
203 Acute Myself Nineteen
204 Acute Myself Twenty
205 Acute Myself Twenty One
206 Acute Myself Twenty Two
207 Acute Myself Twenty Three
208 Acute Myself Twenty Four
209 Acute Myself Twenty Five
210 Acute Myself Twenty Six
211 Acute Myself Twenty Seven
212 Acute Myself Twenty Eight
213 Acute Myself Twenty Nine
214 Acute Myself Thirty
215 Acute Myself Thirty One
216 Acute Myself Thirty Two
217 Acute Myself Thirty Three
218 Acute Myself Thirty Four
219 Acute Myself Thirty Five
220 Acute Myself Thirty Six
221 Acute Myself Thirty Seven
222 Acute Myself Thirty Eight
223 Acute Myself Thirty Nine
224 Acute Myself Fourty
225 Acute Myself Fourty One
226 Acute Myself Fourty Two
227 Acute Myself Fourty Three
228 Acute Myself Fourty Four
229 Acute Myself Fourty Five
230 Acute Myself Fourty Six
231 Acute Myself Fourty Seven
232 Acute Myself Fourty Eight
233 Acute Myself Fourty Nine
234 Acute Myself Fifty
235 Acute Myself Fifty One
236 Acute Myself Fifty Two
237 Acute Myself Fifty Three
238 Acute Myself Fifty Four
239 Acute Myself Fifty Five
240 Acute Myself Fifty Six
241 Acute Myself Fifty Seven
242 Acute Myself Fifty Eight
243 Acute Myself Fifty Nine
244 Uncertainty of Maurice's Predestination
245 (Acute) Maurice's Pre Conclusion 2
246 Maurice's Little Trick
247 Acute Myself Sixty
248 Acute Myself Sixty One
249 Acute Myself Sixty Two
250 Acute Myself Sixty Three
251 Pengumuman... haseyo!
252 Pengumuman: HOROR BARU!!!
Episodes

Updated 252 Episodes

1
Voice in the Twilight
2
First Day in Nusantara Senja
3
Second Day in Nusantara Senja
4
Third Moment in Nusantara Senja
5
Fourth Day for Maurice Anandratama Saputra Haryo
6
Past for Maurice Anandratama Saputra Haryo
7
Today for Jethro Dick Rise Rivanno
8
Question for Sailendra Fathillah Amorgan 1
9
Question for Sailendra Fathillah Amorgan 2
10
Guilt for Jethro and Maurice
11
Song for Soul and Anxiety 1
12
Song for Soul and Anxiety 2
13
Sense of Life for Sense of Lost 1
14
Sense of Life for Sense of Lost 2
15
Sense of Life for Sense of Lost 3
16
Sense of Life for Sense of Lost 4
17
Immoral Memory of Pathetic Person 1
18
Immoral Memory of Pathetic Person 2
19
Immoral Memory of Pathetic Person 3
20
Immoral Memory of Pathetic Person 4
21
Immoral Memory of Pathetic Person 5
22
Vessel for Milquetoast 1
23
Vessel for Milquetoast 2
24
Vessel for Desperate 1
25
Vessel for Desperate 2
26
Vessel for Desperate 3
27
Vessel for Desperate 4
28
What They Want (1-A)
29
What They Want (1-B)
30
What They Want (1-C)
31
What They Want (2-A)
32
What They Want (2-B)
33
What They Want (3-A)
34
Menemukan yang Kau Cari?
35
Pengumuman novel Scenery Out the Window of CORRUPTION
36
Maurice pada: Bumi Cen Xi
37
Luka Bumi
38
@A_A_A_
39
Artelier's Canyon of Madness
40
Luka Bumi Cen Xi's End
41
Alasan Bumi
42
The Answer?
43
Doa Bumi
44
C111A46G571
45
Way of Me
46
Ally on the Blanket
47
Their Spirit
48
Their Decision
49
Rotten Apple
50
Bumi's Violation
51
Chen Xi's Deviations
52
Dream Vs. Dreaming
53
Morisery Offer
54
Among Them
55
Undergoing Suffering
56
Important Promise
57
Real Stupper
58
Equals
59
Their Minds
60
Going into Her Room
61
Reason for a Treason
62
Marcy's Wish
63
Meeting of Two Streams of Springs
64
False Dream
65
Fallen into Heaven
66
Their First Meeting
67
Curse of Hope
68
Their Bond
69
Patency
70
Human Hope
71
We Need to Talk About the Machine
72
The Beginning of a Disability
73
Gorge
74
That Happened to Him
75
Their Destiny
76
The Return of Earth's Destiny
77
The Dancing Hell
78
Reality Shun the Sun.
79
Morisery and Malika: Mereka
80
Pengumuman novel Scenery Out the Window of DESTRUCTION
81
Red Thread Blood Bonds
82
Serving Fate
83
Coercion
84
Fate to God
85
No Way Out
86
Tachyon
87
Death of Starlight
88
Reality of the Dim Star
89
Comparison
90
Absentis Fragmina
91
Dance of the Destiny of the Sun
92
Destroy or Get Rid of
93
The Meeting of Two Reverse Current
94
Mad Love
95
Trust in Wind Dust
96
The Storm's Implicit Smiles
97
Black Star Sheen
98
Manifestations of the Black Hole Ruler
99
Reluctance of the Black Hole Ruler
100
Madness Element of Furies
101
Not a Bit Ironic Apathy
102
Irony for the Ruler of the Black Hole
103
Light Shines on the Edge of a Cliff
104
Chaos
105
Esperano a-te
106
End or Beginning?
107
Scenery of Destruction
108
Bumi's True Plan
109
His Breakcity
110
Beginning of End for Light
111
tres Horae
112
Star Wound Optimistic Suggestions
113
Destiny
114
"Earth's" Destruction
115
Let Me In
116
Digital Destruction
117
Hurricane of Life
118
Destruction Preparation
119
Digital Doomsday
120
Maurice's Conclusion 1
121
Scenery Out the Window of Avior
122
Visualitation of Hope
123
Wielder
124
His Identity
125
T Reason
126
Figure Behind the Name
127
Dynasty
128
Punishment
129
Arsa Offer
130
God's Right Hand Plan
131
Love Statement
132
Treachery
133
Relation entre les humains
134
Kaisar's Beliefs
135
Authentical Proof
136
Fil emmêlé
137
Holy Grail
138
Unreality
139
Fake Throne
140
Innovation for Destruction
141
Cross Sanguine
142
Writer Project
143
Secret Dimension
144
True Reaction
145
Duelity
146
Another Rate
147
Black Sample
148
Dualism Wielder
149
Tasa
150
Writer Uncompleted Reveal
151
Ozora
152
Dalang Dialang
153
Surmise
154
Defense
155
End of Battle
156
Avior
157
Welcher, Kaisar?
158
Ihr Schicksal
159
Ende von Mihal
160
Schatten
161
Naomi Schicht
162
그 얼굴의 소유자
163
Next Case
164
New Stage
165
Blast of Heart
166
Ghindara's Decision. Or Not?
167
Anastasia Love
168
Final Destination
169
Public Enemies
170
MIHAL
171
brOKen
172
Some Sick Bastard
173
Awaken
174
Macabre
175
Maurice's Pre-Conclusion 1
176
Maurice's Meeting Back
177
Which Part
178
Wicker Think
179
Maurice's Amisit Iterumque
180
Maurice's on Noir Grotesque: Noir
181
Maurice's on Noir Grotesque: Grotesque
182
Maurice's Today is
183
Scenery Out the Window of Acute Myself
184
Acute Myself Zero
185
Acute Myself One
186
Acute Myself Two
187
Acute Myself Three
188
Acute Myself Four
189
Acute Myself Five
190
Acute Myself Six
191
Acute Myself Seven
192
Acute Myself Eight
193
Acute Myself Nine
194
Acute Myself Ten
195
Acute Myself Eleven
196
Acute Myself Twelve
197
Acute Myself Thirteen
198
Acute Myself Fourteen
199
Acute Myself Fifteen
200
Acute Myself Sixteen
201
Acute Myself Seventeen
202
Acute Myself Eighteen
203
Acute Myself Nineteen
204
Acute Myself Twenty
205
Acute Myself Twenty One
206
Acute Myself Twenty Two
207
Acute Myself Twenty Three
208
Acute Myself Twenty Four
209
Acute Myself Twenty Five
210
Acute Myself Twenty Six
211
Acute Myself Twenty Seven
212
Acute Myself Twenty Eight
213
Acute Myself Twenty Nine
214
Acute Myself Thirty
215
Acute Myself Thirty One
216
Acute Myself Thirty Two
217
Acute Myself Thirty Three
218
Acute Myself Thirty Four
219
Acute Myself Thirty Five
220
Acute Myself Thirty Six
221
Acute Myself Thirty Seven
222
Acute Myself Thirty Eight
223
Acute Myself Thirty Nine
224
Acute Myself Fourty
225
Acute Myself Fourty One
226
Acute Myself Fourty Two
227
Acute Myself Fourty Three
228
Acute Myself Fourty Four
229
Acute Myself Fourty Five
230
Acute Myself Fourty Six
231
Acute Myself Fourty Seven
232
Acute Myself Fourty Eight
233
Acute Myself Fourty Nine
234
Acute Myself Fifty
235
Acute Myself Fifty One
236
Acute Myself Fifty Two
237
Acute Myself Fifty Three
238
Acute Myself Fifty Four
239
Acute Myself Fifty Five
240
Acute Myself Fifty Six
241
Acute Myself Fifty Seven
242
Acute Myself Fifty Eight
243
Acute Myself Fifty Nine
244
Uncertainty of Maurice's Predestination
245
(Acute) Maurice's Pre Conclusion 2
246
Maurice's Little Trick
247
Acute Myself Sixty
248
Acute Myself Sixty One
249
Acute Myself Sixty Two
250
Acute Myself Sixty Three
251
Pengumuman... haseyo!
252
Pengumuman: HOROR BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!