Rita masuk sambil mengendap ngendap, dan baru saja masuk sudah terlihat seorang kakek kakek, rambutnya sudah berubah memutih semua dan sangat kurus sekali sampai di tubuhnya tidak ada daging hanya tulang saja dan terlihat sangat lemas sedang duduk di bawah tanah dengan kaki di ikat menggunakan rantai, dan badannya penuh dengan luka lalu di hadapannya ada makanan di piring.
" Assalamualaikum, ka,, kakek?" Ucap Rita memberanikan diri.
" waalaikumsalam, ka,, ka mu siapa?" Jawab kakek itu dengan lemah dan terbata.
" Saya Rita kek, dan saya terjebak di hutan ini tidak tau arah keluar hutan ini lalu saya mendengar suara orang minta tolong dan akhirnya saya sampai disinih mengikuti suara ituh dan bertemu kakek." Ucap Rita menjelaskan.
" Kakek, sayang bantu lepaskan ya. Ayok cepet kek nanti kedua orang jahat ituh datang lagi, tadi rita melihat ada dua orang jahat kesinih kan kek dan setelah mereka pergi lalu rita masuk." sambung rita.
" Kamu berani sekali nak, pergilah kakek tidak mau kamu menjadi seperti kakek di sekap disinih. Biarkan saja kakek disinih karna kakek sudah tua." Ucap nya dengan lemah.
" Tidak kek, ayok rita bantu percayakan sama Allah kita akan selamat, mungkin dengan rita tersesat disinih ini petunjuk yang maha kuasa membawa rita kesinih untuk menyelamatkan kakek." Ucap rita dan mendekat akan membuka kan rantai di kaki kakek tersebut.
Baru saja rita mendekat memegang rantai itu terdengar langkah seseorang menuju kesinih.
Rita langsung kaget juga terkejut harus mengumpat dimana.
"Ya allah selamat kan lah aku, aku masih ingin hidup masih banyak dosa ku, aku ingin bertaubat dulu dan menyelamatkan kakek ituh." Ucap rita di dalam hati sambil mengumpat di belakang meja kayu yang tak jauh dari situh.
" Tuh kan lo kebiasaan rantai nyah lupa tak di kunci, untung si tua bangka ini belum kabur." Ucap salah satu orang pria tersebut.
" Iya bos lupa, kan manusiawi kalo pelupa ituh bos." jawabnya.
" Haduh bagaimana ini kalo rantainya di kunci, aku tak mungkin bisa melepaskan nya dan menolong kakek." Ucap rita lagi dalam hati.
" Ayok bos, sudah beres dan aman."
Kedua orang pria tersebut pergi meninggalkan saung.
" Huhhhhhh, aman." Ucap Rita bernafas lega setelah kepergian dua pria tersebut yang ia tau mereka orang jahat karna menyekap orang tua.
Lalu rita keluar dari persembunyian nya, dan terlihat kakek masih terduduk dengan lemah.
" Kek, biar rita coba lepas kan rantai nya semoga bisa." Ucap Rita langsung berusaha melepaskan nyah.
Setelah beberapa waktu tapi nihil sangat sulit karna tidak ada benda untuk membantu melepaskan rantai dari kaki kakek tersebut karna di kunci gembok juga kaki nya.
" Nak, sudah tak apa tinggalkan kakek disinih dan selamat kan dirimu." Ucap kakek tersebut dengan lemah.
" Kek, saya tersesat tak tau jalan pulang, dan ini di hutan mana saya tak tau." Ucap Rita dengan lesu.
" Rita tak bisa pergi begitu saja, sedang kan kakek disinih menderita dan kesakitan." Sambung nya lagih.
Walaupun seperti ituh, rita sangat memiliki hati yang teguh dan rasa kasian dan tak tega kepada orang lain.
" Kamu lurus terus saja dari arah pintu perkebunan salak nak, sampai terlihat jalan raya dari sanah akan banyak orang dan kamu bisa menanyakan alamat." Ucap kakek tersebut memberi tahu arah kepada rita.
" Kek rita ada ide, kakek sabar ya tunggu disinih nanti rita akan kembali kesinih lagi dan membawa polisi untuk melapor." Ucap rita.
" Jangan melapor ke polisi nak, temuin saja keluarga kakek dan bilang jika kakek Ahmad belum meninggal, kakek akan beri alamatnya. Kamu datang ke rumah itu ya dan bilang kakek masih hidup dan kamu beri tahu disanah ada anak kakek." Ucap kakek tersebut.
" Baiklah kek, biar Rita catat alamat nya di ponsel rita." Jawab rita.
" Alamat nya Perumahan permata nomor sepuluh , terimakasih ya nak sudah membantu kakek." Ucap kakek tersebut.
" Iya kek sama sama, kakek tunggu ya rita pasti secepat nya kembali." Ucap rita.
Kakek Ahmad hanya mengangguk lemah dan tersenyum.
" Rita pergi dulu kek, assalamualaikum." Ucap rita berpamitan.
" Iyaa, hati hati ya nak." jawab kakek ahmad.
Rita melangkah kan kakinya berjalan terus lurus cukup jauh setelah keluar dari kebun salak tersebut.
Tak lama kemudian terlihat jalan raya dan banyak mobil dan motor berlalu lalang.
" Stoppp, pak berhenti." Ucap rita melambaikan tangannya menghentikan mobil box yang kebetulan lewat.
Mobil tersebut terhenti di dekat rita lalu membuka kaca mobil di bagian kemudi.
" Pak, maaf mengganggu saya numpang tanya alamat ini dimana ya?" Tanya rita menyodor kan ponselnya agak si pengendara mobil melihat alamat yang tertulis di hpnya.
" Oooo perumahan permata neng, neng nyah mau kesanah?" Ucap si bapak yang berada di mobil tersebut.
" Iyaa pak saya mau kesanah, apa jauh dari sinih ya?" tanya rita.
" Iya lumayan sih neng kalo kesanah ma sekitar satu jam perjalanan dari sinih." jawabnya.
" Yaampun sejauh itu aku berjalan dari tadi dan bisa sampai dari sini." Ucap rita di dalam hati dan juga sedikit aneh bisa sampai di sini dengan sangat jauh tanpa ia sadar.
" Bapaknya mau kemana? bisa antarkan saya gak pak ini penting banget soalnya pak." Ucap rita.
" Kalo saya mau mengantar barang ke pasar neng, kalo neng nyah mau ikut tetapi saya tak bisa mengantar kan sampai tujuan karna saya berhenti di pasar, nah kalo di pasar ituh ke perumahan permata hanya sekitar dua puluh menit tan lagi neng." Ucap nya lagi menjelaskan.
" Yaudah gapapa deh pak, saya ikut ya." ucap Rita.
" Iya tapi di belakang ya neng sama barang, soalnya gak mungkin kalo neng duduk di depan bertiga." ucap bapak bapak di dalam mobil tersebut.
" Iya gapapa pak saya numpang ikut naik di belakang saja, makasih ya pak udah beri saya tumpangan." Lalu rita naik mobil box di belakang bersama barang barang sembako.
Mobil pun bergerak melaju ke arah pasar.
" Ya ampun ini udah sore, banyak banget panggilan tak terjawab dari ibu, pasti ibu khawatir." Ucap rita berbicara sendiri.
" Aku kirim pesan aja ibu untuk mengabari akan pulang telat soalnya tak mungkin nelpon dan berbicara jujur pasti ibu tambah khawatir pada ku." ucap rita kali ini berbicara dalam hati.
Ibu:
"Bu, maaf panggilan nyah tidak terjawab, ibu jangan khawatir rita akan pulang telat lagi karna banyak tugas bu." isi pesan Rita yang di kirimkan pada ibunya. Padahal rita masuk sekolah saja tidak.
Selama dalam perjalanan rita hanya memikirkan kakek tersebut semoga ia baik baik saja sampai rita datang membawa anak dari kakek ituh.
Mobil pun terhenti, mungkin sudah sampai pikir rita. Rita turun dari mobil dan terlihat sudah di depan pasar dan banyak orang berlalu lalang.
" Neng sudah sampai, dari sini neng bisa naik angkutan umum nomor angkot tiga puluh." Ucap supir mobil tersebut setelah turun dari mobilnya.
" Baik pak, makasih ya pak sekali lagi atas tumpangan nya." Lalu rita melangkah kan kakinya untuk naik ke angkutan umum.
" Pak, antarkan ke alamat ini ya." Ucap rita.
" Baik neng, tapi ini jauh dan neng anak sekolah memakai seragam bayarnya jangan dua ribu ya." Ucap mamang angkot tersebut.
" Berapa memang pak?" Tanya rita.
" Tujuh ribu saja neng." Jawab nya.
" Iya gapapa pak, antarkan saya kesanah ya." Ucap Rita.
" Baik neng."
Mobil pun melaju dan berhenti di depan perumahan permata yang dari luar saja terlihat itu perumahan orang orang kaya, rita yang hanya orang biasa takjub melihat rumah rumah yang berjajar megah dan mewah luas lagi tanah nya.
" Perumahan permata nomor sepuluh." Ucap rita sendiri sambil melihat alamat di hpnya.
Rita berjalan memasuki perumahan tersebut.
" Berhenti!! Mau kemana anda? disini tidak bisa orang sembarang masuk jika tidak ada janji pada salah satu pemilik rumah disinih dan tunjuk kan janji anda pada siapa." Ucap satpam tersebut yang berjaga di palang pintu perumahan.
" Aduhhh, ribet juga ya ternyata." Ucap Rita dalam hati.
" Bagaimana kalo aku tak bisa masuk ini, tapi aku harus menyelamat kan kakek." Ucap rita dalam hati dan berpikir harus mencari cara agar bisa masuk.
" Ehhh, emmm saya mau cari rumah nomor sepuluh pak." Ucap Rita.
" Apa sudah ada janji terlebih dahulu." Ucap satpam tersebut.
" Belum pak, tapi ini sangat penting pak menyangkut nyawa seseorang, tolong lah pak waktu saya tidak lama karna ini menyangkut nyawa seseorang." Ucap rita memohon dan memelas agar ia di beri ijin.
" Tapi jika tak ada janji, tidak bisa masuk neng ini sudah peraturan disinih." Ucap satpam di sebelah nya.
" Pak bagaimana jika bapak ini di posisi saya, ini menyangkut nyawa seseorang pak, tolong lah pak berikan saya ijin masuk dan menemui orang yang ada di alamat ini." Ucap rita menyatukan kedua telapak tangannya.
Terlihat dua orang satpam itu berbisik bisik sesuatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments