Part 8

Terdengar suara derap langkah kaki dari atas tangga menuju ke arah dimana tempat Rita duduk.

Terlihat lah seorang lelaki seumuran rita turun dari tangga.

" Lahh kok sepertinya kenal, itu kan si haikal temen kelas gue yang anaknya pendiem dan tidak punya teman itu kalo di kelas." Ucap Rita.

Ya memang Rita sekolah di sekolah han elit dan terkenal hanya orang berada saja yang bersekolah disanah termasuk haikal. Di karena kan rita anak yang pintar dari sejak SMP dan selalu mendapat kan nilai terbaik, rita masuk ke sekolah itu tanpa sepeserpun mengeluarkan uang tetapi menggunakan pikirannya karna ia di kenal cerdas dan banyak prestasi nya.

" Pantas saja bapak bapak yang di mobil tadi seneng ada temen nya haikal mau ke rumah, lah wong di kelas aja anak itu tak ada temannya melamun terus." Ucap Rita sebelum haikal mendekat.

" Tapi bagus, aku bisa memanfaat kan haikal karna ia terlihat orang baik." ucap Rita dalam hati dan memiliki ide.

" Rita?" Ucap haikal, tentunya saja Haikal mengenal rita karna ia satu kelas dan rita terkenal murid yang selalu masuk peringkat tiga besar di kelas nya.

" Haikal? ini rumah lo, kaya juga yah lo punya rumah kaya istana begini tapi gak pernah ngajakin temen temen ke sini." Ucap rita. sok akrab

" Enggak kok, ini rumah kakek gue. Kamu sendiri tau dari mana rumah aku disinih." Ucap haikal yang sudah duduk di sopa di hadapan rita.

" Ehh, emmm ituh gue tau dari nyokap lo." Ucap Rita beralasan.

" Udah lah jangan bahas ini, gue ada yang lebih penting nih mau di bicarakan." Ucap rita to the point.

" Emang ada hal penting apa?" Tanya haikal.

" Penting bangett pokonya kal, tapi bisa gak jangan disinih ngomong nya takut terdengar orang rumah." Ucap rita yang sok akrab itu padahal ia tak pernah saling berbicara dengan haikal ketika di kelas karna Haikal anak yang pendiam jarang berbicara dan tidak ada yang menemani nya.

" Boleh, kita bicara di taman belakang saja ya kalo emang itu penting dan takut terdengar orang lain." Ucap haikal.

Terlihat seorang wanita paruh baya yang tadi akan membuatkan minuman untuk rita datang dari arah dapur, ia membawa satu gelas teh di tangan nya dengan nampan.

" Bik, bawa saja ke belakang ya di taman karna saya akan pindah ngobrol nya di taman." Ucap haikal.

" Ohh iya sekalian saya mau jus jeruk ya bi, bawa kebelakang dan kue kesukaan saya juga." Ucap haikal.

Rita terbengong melihat haikal, kok haikal beda sekali ya dengan di sekolah, haikal di rumah terlihat anak yang cool dan memerintah jika di sekolah ia banyak diam.

" Bentar ya ta, saya mau bilang dulu ke papa dan mama saya akan berbicara dengan kmu di belakang, takut nya ia mencari saya nanti nya." Ucap Rita.

" Ehh jangan haikal, ehmm aku hanya sebentar saja kok disini juga dan akan berbicara sebentar di belakang, ayok sekarang aja." ucap rita karna bisa gawat jika orang tua haikal tau dan sampai menyusul ke belakang rumah dan mendengar apa yang mau rita sampai kan.

" Yaudah yuk." Ucap haikal.

Mereka berdua pun melangkah kan kaki Nya untuk menuju ke balakang halaman rumah.

Terlihat banyak bunga bunga di taman dan dengan rumput hias yang membuat taman itu semakin indah dan juga sangat luas.

Dan disana juga ada banyak kursi, mungkin untuk ketika acara kumpul keluarga.

" Ayok kita duduk disanah." Ucap haikal.

Rita hanya menjawab nya dengan anggukan saja dan mengekor langkah haikal di belakang.

" Haikal, ada yang ingin aku sampaikan kepada kamu." Ucap Rita.

" Apa rita?" tanya haikal.

" Mengenai kakek Ahmad, itu kakek kamu kan? aku lihat di poto ruang depan terpajang poto besar." Ucap rita.

" Lalu kenapa dengan kakek,? sudah lama kakek ku meninggal sudah tiga tahun yang lalu" Jawab Haikal.

" Kalo boleh tau, kakek Ahmad meninggal karna apa ya?" Tanya Rita.

" Dari mana kamu tau nama kakekku?" Tanya balik Haikal.

" Emm, sudah lah Haikal tidak penting aku tau kakek Ahmad dari mana, ada yang lebih penting dari itu." Ucap rita.

" Apa kamu mau mendengarkan cerita ku?" tanya haikal.

Rita hanya menjawab dengan anggukan, lalu Haikal menarik nafas dalam - dalam.

" Kakek ku meninggal tiga tahun yang lalu karna kecelakaan, mobil yang di kendarai kakek masuk jurang terbakar, kami tidak menemukan jenazah kakek mungkin sudah terbakar menjadi abu, begitu kata papa ku." Ucap haikal.

" Aku sangat terpukul kehilangan kakek, karna aku cucu kesayangan nya dan sangat di manja oleh beliau aku juga sangat menyayangi beliau hingga aku terpuruk dan merasa sendiri karna kehilangan kakek yang merubah ku menjadi lelaki yang tak banyak berbicara, aku sangat kehilangan nya rita." sambung haikal sambil meneteskan air mata nya.

" Kasih sayang yang di berikan oleh orang tua ku rasa nya berbeda dengan apa yang kakek berikan untuk ku, orang tua ku terlalu sibuk dengan dunia nya masing - masing hingga tidak memikir kan aku, berbeda dengan kakek selalu menemani ku setiap saat bahkan ketika aku sekolah iya sangat khawatir jika aku tak ada yang menjemput berbeda dengan orang tua ku, apa kamu pernah melihat aku di jemput di sekolah? tidak kan, aku selalu menaiki angkutan umum makanya aku hanya terlihat orang dari kalangan biasa saja."

Haikal berbicara panjang lebar mengenai hidup nya.

" Jadi kamu sebenar nya bukan si culun yang orang lain bilang kal?" tanya rita karna di sekolah haikal tidak memiliki teman dan tidak ada yang mau menemani nya karna ia tidak pernah berbicara panjang lebar.

" Entahlah ta, aku lebih suka menyendiri begitupun di rumah, aku jauh lebih betah menghabiskan waktu ku di kamar sendirian." Jawab Haikal.

"Aku tidak pernah bercerita ini kepada siapapun, hanya kamu rita makasih ya sudah mendengar kan ku berbicara." sambungnya lagi.

" Iyaa kal, santai saja aku seneng kok bisa kenal kamu jauh lebih dekat dari biasa nya di sekolah kamu yang tidak pernah banyak berbicara." Jawab rita.

" Ohh iya, apa yang ingin kamu katakan dan tadi kata kamu itu sangat penting." Tanya haikal.

" Emmm sebenernya, aku nanya dulu ya kal sama kamu, kamu benaran sayang sekali sama kakek kamu sampai kamu merubah hidupmu menjadi banyak diam karna kehilangan kakek." Ucap rita memastikan, tapi kalo di lihat Haikal jujur dan ia orang baik.

" Ya iyalah ta, masa aku cerita tadi ngarang bahkan sampai sedih jika mengingat nya." Jawab Haikal.

" Sebenernya, aku ketemu kakek ahmad kal." Ucap rita dengan ragu dan deg deg gan.

" APAAA?" jawab Haikal dengan terkejut.

" Suttttttt, kecilin suara kamu Haikal ini gak boleh ada yang tau." Ucap rita sambil menempelkan jari telunjuk nya di bibir nya sendiri.

" Kamu serius ta? kakek ku sudah lama meninggal mana mungkin kamu bertemu dengan nya." Ucap haikal yang kurang percaya dengan apa yang rita bicarakan.

" Kalo aku tak serius, mana mungkin sekarang ini aku ada di sini kal, justru aku kesinih itu di suruh oleh kakek ahmad buat bertemu anak nya." Ucap rita.

" Kal, kalo boleh tau ayah mu itu anak kakek kmu bukan?" tanya Rita yang sangat penasaran dengan kehidupan haikal.

" Bukan ta, anaknya kakek itu mama ku, kalo papa ku sih itu menantunya karna ia menikahi mama yang anak kandung kakek satu satunya juga pewaris dari semua yang kakek miliki." Jawab Haikal.

" Ooo gitu ya." jawab rita yang mengerti, mungkin menantunya itu ingin memiliki semua harta kakek ahmad jika istrinya sudah tiada, ahh pokonya masalah harta pasti ini sangkut paut nya, isi dalam pikiran Rita.

" Kamu menemukan kakek ku dimana?" tanya haikal yang akhirnya ia juga penasaran.

" Sutttt jangan kenceng kenceng ngomongnya, kan aku udh bilang tadi kecil kan suaramu." Ucap Rita.

" Emang kenap.." ucap haikal yang terpotong karna datangnya seorang pelayan wanita.

" Maaf den, nyonya, mengganggu ini minuman dan kue nya maaf ya sedikit lama." Ucap pelayanan wanita tersebut sambil membawa minuman di tangan nya di atas nampan.

" Iya bik, taro saja di meja dan langsung pergi ya." Ucap haikal.

Pelayan tersebut meletakkan dua minuman itu di atas meja di depan rita dan Haikal duduk lalu wanita paruh baya tersebut langsung pergi meninggalkan nya.

" Aku akan berbicara sesuatu, tapi jangan sampai orang lain tau terutama papa kamu ya kal." Ucap rita.

" Emang kenapa dengan kakek dan kenapa papa ku tidak boleh tau ia kan suami dari anaknya kakek." jawab haikal dan bertanya tanya tentang apa yang rita ucapkan.

" Sebenarnya kakek ahmad di sekap oleh papa kmu kal." Ucap rita dengan ragu dan sedikit pelan takut ada yang mendengar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!