Terlihat dua orang satpam itu saling berbisik bisik.
" Bagaimana pak?" Tanya rita.
" Aduhhh, gimana ya neng soalnya sudah menjadi peraturan disinih saya gamau di pecat dan kehilangan pekerjaan saya gara gara ini." Ucap satpam disebelah nya.
" Pak tolong lah saya, ini menyang.."
Titt titt
Belum selesai rita berbicara, suara kelakson mobil terdengar dan berhenti di depan pos satpam.
" Nahh neng, itu orang nya yang punya rumah dengan perumahan permata nomor sepuluh." Ucap salah satu satpam tersebut.
" Boleh saya ketemu orang nya pak?" Ucap Rita yang akhirnya ada juga jalan keluarnya untuk bertemu orang di rumah ituh.
" Bentar ya saya bicara dulu, dia ada waktu tidak untuk bertemu dengan kamu." jawab satpam tersebut.
Lalu satpam tersebut meninggal kan rita dan berjalan menuju mobil yang terhenti di depan pos satpam sedang kan rita berdiri tak jauh dari sana di palang jalan.
Tak lama kemudian satpam tersebut kembali ke arah rita.
" Neng, katanya beliau sibuk kalo ini tidak penting." Ucap satpam tersebut.
" Ini penting pak, saya akan temui orang di mobil itu ya." Ucap rita yang berjalan dengan cepat ke arah mobil hitam ituh.
" Pak, anak ini yang ingin bertemu dengan bapak, beliau memaksa dari tadi ingin mengunjungi rumah bapak." Ucap salah satu satpam tersebut.
Rita yang akhirnya bisa melihat orang yang berada di dalam mobil itu terlihat lah seorang lelaki, tetapi rita seperti pernah melihat sebelumnya.
" Lahh ini kan lelaki yang tadi datang ke saung ituh menemui kakek dengan satunya lagi pria berbadan besar." Ucap rita dalam hati dan mungkin ia tahu kalo salah satu dari dua orang pria di kebun salak ituh yang satunya bos nya, yang badan nya tidak besar seperti bawahannya.
" Tetapi kok ia ada di mobil ini dan pemilik rumah yang kakek tulis kan." Ucap rita bermonolog dalam hati.
" Hallo, kok bengong? ada apa ingin menemui saya." Ucap lelaki tersebut dengan badan tegap tinggi tidak gemuk dan postur tubuh standar itu keluar dari mobil.
" Ehhh, emmm anu pak maaf." Ucap rita padahal pikiran nya bingung kalo ia berbicara dengan bapak ini sama saja ia mencari mati karna lelaki ini yang menyekap kakek ituh.
" Jika tidak penting saya tak ada waktu untuk meladeni anda ayok bicara lah ada keperluan apa, kata satpam berdua ini penting." Ucap nya lagi.
" Aduhh bagaimana ya ini." Rita bergumam sambil berpikir mencari cara.
" Pak maaf, apa bisa saya menemui istri anda." Rita berpikir apa ia harus menemui istrinya saja mungkin istrinya anak kandung dari kakek tersebut.
" Ada kepentingan apa dengan istri saya? apa kamu teman anak saya karna kamu memakai baju sekolah SMA seperti anak saya." Tanya nya.
" Ehh iya pak, saya teman anak bapak yang SMA ya pak." Jawab rita, mendapatkan angin segar.
" Yasudah kamu boleh ikut saya, ayok masuk kedalam mobil." Ucapnya.
" Emmm, nggak pak, bapak duluan saja saya masih ada urusan sebentar dengan pak satpam ini nanti saya nyusul akan ke rumah bapak." Ucap rita, rita takut jika harus ikut lelaki tersebut karna ia lelaki jahat yang menyekap kakek.
" Baiklah," Lalu lelaki tersebut masuk ke mobil nya dan melajukan mobilnya.
Rita dan dua satpam itu hanya melihat mobil itu melaju dan menjauh.
" Neng, ada perlu apa tadi katanya ada urusan sama kami." Tanya salah satu satpam yang badannya gendut itu.
" Aduhh tadi apa ya pak, saya lupa nih nanti aja ya pak saya masuk dulu nanti setelah masuk saya kesinih lagi mungkin sudah ingat." Ucap Rita sambil melangkah kan kakinya.
" Mari pak."
" Iya mari neng hati hati, tak jauh dari sinih kok." Ucap satpam tersebut.
Rita melangkah kan kaki nya berjalan mencari rumah dengan nomor sepuluh.
" Nahh ini nomor sembilan, pasti di sebelah nya kemudian nomor sepuluh." Ucap Rita berbicara sendiri.
Rita sampai di depan gerbang rumah berwarna hitam dan rumah ber cat putih dengan tiga lantai.
" Wahhh besar sekali rumah ini sudah seperti istana saja." Ucap rita yang takjub melihat nya.
" Ini pertama kalinya aku masuk ke rumah besar seperti istana, pasti di dalamnya semua ada." Ucap Rita lagi langsung mendekat ke pagar hitam, terlihat di dalamnya ada pos satpam juga.
" Permisi... Assalamualaikum,, permisi.. ada orang tidak?" Ucap rita di depan pagar yang menjulang tinggi ituh.
" Anda siapa? dan ada keperluan apa?" Keluar lah seorang lelaki membukakan pagar sedikit. Seperti nya ia penjaga rumah ini tetapi masa tidak memakai baju ya sore sore gini.
" Saya mau ketemu dengan Bapak, aduhh siapa ya tadi nama lelaki itu." Ucap rita.
" Haduhh kenapa aku lupa tak menanyakan siapa namanya ya, aku baru tau seribet ini ya masuk ke rumah orang kaya." Percakapan rita di dalam hati.
" Neng teman nya den Haikal bukan?" Tanya lelaki yang berjaga pagar tersebut.
" Duhh siapa lagi ini Haikal mana saya kenal, yaudah saya iyakan saja lah biar cepat." Isi di pikiran Rita tanpa di ucapkan.
" Ehh iya pak, nah bener saya temannya haikal pak, bisa saya masuk?" Ucap Rita membenarkan.
" Iyaa silahkan masuk, tadi tuan bicara sama saya akan ada teman den haikal ke sini dan perboleh kan masuk."
" Mari saya antarkan ke dalam." Ucapnya lagi mempersilahkan rita untuk masuk.
Rita mengikuti langkah lelaki tersebut menuju ke dalam rumah.
" Neng kok berjalan kaki ya? Tidak menaiki kendaraan." Tanya nya kepada rita yang datang tak membawa apapun.
" Ehh iya pak tadi saya menggunakan jemputan, nanti pulang nya saya di jemput lagi sama supir saya." Ucap rita berbohong padahal mobil saja tak punya apalagi supir, tak apa la kali kali berhayal suatu saat bisa jadi kenyataan dan terkabul. Ucap rita membatin.
" Neng masuk saja, dan duduk tunggu di sopa ituh." Ucap nya lagi.
" Baik pak." jawab Rita.
" Jangan panggil pak, panggil saja saya mang asep tukang berjaga di depan." Ucapnya lagi.
" Ehh iya mang, makasih ya sudah mengantar kan saya." Ucap Rita.
Rita melangkah masuk ke dalam rumah itu, lalu rita duduk di sopa.
" Wahh empuk sekali ya sopa orang kaya." Ucap rita sendiri.
Terlihat interior rumah ini sangat mewah dengan lampu yang menggantung mewah dan desain nya juga sangat bagus, terlihat pertama masuk poto keluarga ini.
" Jadi benar kakek ahmad itu rumah nya disinih." Ucap rita di dalam hati karna melihat terpajangnya poto besar dengan di sebelahnya seorang wanita dewasa dan di sebelah nya lagi lelaki yang tadi di mobil sedangkan di tengah poto tersebut kakek ahmad yang sedang menggendong anak kecil yang usianya mungkin sekitar 3 tahun nan.
" Wahh parah ini, kalo lelaki itu anak kandung kakek ahmad dan menyekap orang tuanya sendiri." Ucap rita dan isi kepala rita di penuhi dengan pertanyaan pertanyaan dari isi rumah ini.
Rita juga tidak mengenal haikal tetapi yang terpenting ia bisa masuk dulu saja ke rumah ini.
" Permisi, maaf nyonya mau di buatkan minuman apa?" Datang seorang pelayan dari arah belakang mungkin itu dapur.
Rita yang sedang melamun memikirkan sesuatu tak mendengar kan omongan pelayan wanita tersebut yang umurnya di tafsir sekitar empat puluh tahunan.
Pelayan tersebut melambai lambaikan tangannya ke arah wajah rita, dan memegang pundak rita.
Rita yang terkejut ada yang megang pundak nya lalu tersadar dari lamunannya.
" Aduh maaf saya lancang, mau di buatkan apa nyonya dari tadi saya bicara melamun saja." Tanya nya kembali.
" Ehh maaf bu, saya mau teh manis saja." Ucap rita yang tersadar dan malu ketauan bengong.
" Baiklah, tunggu sebentar ya." Ucap wanita paruh baya tersebut dan berlalu dari hadapan Rita hingga tak terlihat lagi punggung nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments