Bab 2 - Gea Hamil

Ketika ditinggal suaminya untuk bekerja, Gea merasa bosan kalau terus-terusan berada di rumah. Alhasil, ia pergi keluar rumah untuk berkeliling atau ikut nimbrung mengobrol dengan ibu-ibu yang lain.

Awalnya memang agak susah, apalagi Gea adalah pendatang baru disana. Tapi lama-lama Gea bisa berbaur juga. Namun, meski begitu tetap saja ada orang yang tidak menyukainya. Apalagi ketika mendengar kalau Gea tinggal di rumah Selena. Sikap beberapa ibu-ibu jadi berubah padanya.

"Bu, ibu ayo kita pulang saja. Tidak enak kalau menggosip di depan keluarganya. Orang miskin yang berlagak kaya itu."

Sebagian ada yang pergi, dan sebagian ada yang tetap tinggal.

"Sudah jangan dipikirkan Gea. Bu Wati emang begitu. Dia itu ketuanya mak-mak tukang julid di desa ini," ucap Bu Endah.

"Tapi, memang ada apa dengan Selena, Bu Endah?" tanya Gea yang penasaran tentang adik iparnya.

"Ah, tidak, tidak ada apa-apa Gea. Sudah lebih baik kamu pulang. Buatkan suamimu makanan. Hari sudah mulai sore. Kan kasihan kalau suamimu pulang tak ada makanan di meja makan."

Bu Endah seperti menyembunyikan sesuatu dan ia tidak ingin menceritakannya pada Gea.

"Ya sudah, Gea pamit pulang dulu Bu Endah."

Bu Endah pun mengangguk.

*

*

Sesampainya di rumah, Gea menyiapkan makanan kesukaan suaminya. Tak lama terdengar suara pintu yang terbuka. Gea menyambut kepulangan suaminya dengan mencium tangan sang suami.

"Gea sudah buatkan makanan untuk Mas. Mas mau makan atau mau mandi dulu?"

"Mas lelah Ge, pengen istirahat dulu, lalu setelah itu baru mandi dan makan."

"Ya sudah, sini Gea bawakan tas kerjanya."

"Makasih ya sayang. Kamu itu istri yang pengertian sekali," puji David sambil mengecup kening Gea.

Gea tersipu karena pujian dari suaminya. Keduanya pun masuk ke dalam kamar.

David langsung membaringkan tubuhnya di ranjang dan memejamkan matanya. Gea bisa melihat lelah yang dirasakan oleh suaminya. Gea pun keluar dari kamar untuk menelpon ibunya.

"Halo ibu apa kabar?" tanya Gea.

"Ibu baik Nduk. Kamu gimana? Nak David memperlakukan mu dengan baik kan?"

"Gea juga baik Bu. Iya ibu, mas David selalu memperlakukan Gea dengan baik. Bahkan tak pernah main kasar ke Gea. Dia juga tak pernah marah. Gea bersyukur punya suami seperti mas David Bu."

"Syukurlah, ibu senang sekali mendengarnya. Lalu dimana suamimu? Apa belum pulang kerja?"

"Sudah ibu, Mas David sedang tidur. Sepertinya dia kelelahan sekali. Aku tidak tega."

"Nanti kalau Nak David sudah bangun, kamu pijitin badannya Ge. Terus gimana apa sudah ada tanda-tanda hamil?"

"Iya ibu, nanti aku pijitin. Sepertinya belum ibu. Mas David juga sering tanya-tanya itu ke Gea. Tapi memang belum ada tanda-tandanya. Gea jadi ngerasa bersalah ke Mas David, padahal mas David ingin sekali memiliki anak Bu."

"Sudah pernah coba tespek?"

"Sudah ibu, terakhir aku coba sekitar satu bulan yang lalu. Tapi memang garisnya masih satu. Aku belum mencobanya lagi, takut hasilnya zonk lagi Bu. Aku takut nantinya kecewa lagi Bu."

"Tidak apa Nak. Cobalah lagi siapa tahu sudah ada yang bersemayam di r*him mu. Kalau jadwal datang bulan lancar?"

Mendengar kata datang bulan Gea tampak mengingat-ingatnya. Rupanya ia sudah telat dua minggu.

"Sepertinya Gea sudah telat dua Minggu Bu, biasanya awal bulan tamu bulanan sudah datang, tapi sekarang belum."

"Wah, jangan-jangan .... Pokoknya besok harus dicek ya Nduk. Semoga kamu benar hamil. Ibu juga tidak sabar mau punya cucu."

"Iya Bu. Sudah dulu ya Bu, Gea mau mandi dulu."

"Iya, salam dari ibu dan bapa untuk suamimu."

Sambungan telepon pun selesai. Gea memegang perutnya sambil berkata, "Semoga kamu memang sudah ada di perut mama, nak. Pasti kalau benar, papamu akan sangat senang."

Sore berganti menjadi malam, David masih tertidur dengan pulas nya. Gea tak enak hati ingin membangunkan suaminya, tapi ia juga khawatir karena suaminya belum makan dan belum mandi.

"Mas, makan dulu yuk!"

Gea sedikit menggoyang-goyangkan tubuh suaminya.

"Jam berapa?" tanya suaminya yang sudah terbangun tapi masih memejamkan matanya.

"Sudah jam 8 malam Mas," jawab Gea.

"Oh," ucapnya lalu menarik tubuh Gea untuk dipeluknya. David membenamkan kepalanya di dada Gea. Gea mengelus kepala suaminya dengan sayang.

"Pasti mas cape banget ya kerjanya?"

David mengangguk.

"Mau aku pijitin?" tawarnya.

David mengangguk lagi.

"Bagian mananya yang pegal mas?" tanya Gea lagi.

David menyentuh pundaknya. Gea pun langsung memijat pundak suaminya hingga David merasa keenakan.

"Beruntung sekali aku punya istri serba bisa kaya kamu Ge," puji David.

"Aku juga beruntung punya suami kaya mas David."

Keduanya saling memuji hingga David sudah merasa tubuhnya tidak pegal lagi. Ia segera mandi dan setelahnya makan malam bersama istrinya.

*

*

Keesokan harinya, Gea mencoba mengetes lagi dengan tespek. Sebelum melihat hasilnya, Gea berdoa dulu. Ia benar-benar berharap ia memang hamil.

Gea perlahan-lahan melihatnya. Dua garis. Gea menangis terharu. Apa yang ia dan suaminya inginkan terkabulkan.

"Alhamdulillah, pasti Mas David senang sekali kalau tau aku hamil. Tapi aku akan kasih tahunya nanti saja kalau dia sudah pulang."

Gea tak henti-hentinya tersenyum. Pernikahannya dengan David akan terasa sempurna dengan hadirnya seorang anak di antara mereka.

Sorenya, David sudah berada di rumah, ia dibuat bingung dengan tingkah Gea yang terus-menerus tersenyum melihatnya.

"Kamu kenapa sayang? Sepertinya hari ini sangat bahagia ya? Coba cerita ke mas!"

Gea mengangguk, kemudian duduk di pangkuan suaminya. Ia menyembunyikan tespek di tangan yang berada di belakang punggungnya. Lalu menunjukan tespek itu ke suaminya.

"Taraa!" ucap Gea sambil tersenyum yang terlihat deretan giginya.

"Itu apa?"

"Aku hamil Mas. Ini tespek, dan garisnya ada dua. Itu artinya aku hamil Mas."

"Hah? Kamu tidak becanda kan sayang?"

Ge menggeleng.

David langsung memeluk Gea dengan erat. Tak lupa ia mencium kening dan bibir Gea karena saking senangnya. Tak sia-sia ia gempur Gea setiap malamnya.

"Besok kita ke rumah sakit ya sayang. Mas penasaran berapa usia kehamilannya. Mas sudah tidak sabar menunggu dia lahir."

Gea mengangguk. Tapi kemudian menggeleng.

"Tapi, besok kan Mas harus kerja."

"Gampang, mas bisa izin setengah hari sayang. Nanti setelah jam makan siang mas bisa berangkat kerja."

"Baiklah Mas."

"Terima kasih sayang. Mas senang sekali. Mas janji akan melindungi kamu dan bayi kita. Pokoknya kamu jangan melakukan sesuatu yang berat-berat. Nanti mas akan coba hubungi adik mas untuk menemani kamu di rumah. Semoga saja dia bisa pulang. Kalau dia tidak bisa, mas akan sewa pembantu."

"Ih Mas, tidak usah sampai begitu."

"Tidak apa sayang. Mas akan selalu melakukan yang terbaik untuk istri mas tercinta. Apa sih yang nggak buat kamu," ucapnya kemudian mengecup bibir Gea.

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

selamat ya ge

2024-01-10

0

Ina Defilia

Ina Defilia

aduh sudah mulai ada air mata nih

2023-11-11

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

𝗷𝗮𝗵𝗮𝘁 𝗸𝗮𝘂 𝗗𝗮𝘃𝗶𝗱....𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗶𝗸 𝗸𝗮𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴 𝗺𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝘂 𝗱𝗮𝘁𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗶𝘀𝘁𝗲𝗿𝗶 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 𝗺𝘂..𝗸𝗲𝗷𝗮𝗺 𝗻𝘆𝗮 𝗸𝗮𝘂 𝗗𝗮𝘃𝗶𝗱..

2023-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Dibawa suami ke rumahnya
2 Bab 2 - Gea Hamil
3 Bab 3 - Kedatangan Selena
4 Bab 4 - Keanehan
5 Bab 5 - Bukan adik David
6 Bab 6 - Malam yang tertunda
7 Bab 7 - Mimpi atau nyata?
8 Bab 8 - Jadi aku istri kedua?
9 Bab 9 - Gea Melahirkan
10 Bab 10 - Pulanglah
11 Bab 11 - Ga, tolong aku!
12 Bab 12 - Dibuang Setelah Melahirkan
13 Bab 13 - Jadilah Kuat
14 Bab 14 - Kembali ke rumah
15 Bab 15 - Pup Alwin
16 Bab 16 - Isi hati Gaza
17 Bab 17 - Ada sesuatu yang hilang
18 Bab 18 - Semua adalah kebohongan
19 Bab 19 - Hampir diculik
20 Bab 20 - Gelisah
21 Bab 21 - Mengunjungi orang tua Gea
22 Bab 22 - Maafin Gea
23 Bab 23 - Hukum tabur tuai pasti ada
24 Bab 24 - Bubur Kacang Ijo
25 Bab 25 - Fakta tentang Gaza
26 Bab 26 - Kalah
27 Bab 27 - Pura-pura kuat
28 Bab 28 - Ada sesuatu yang disembunyikan
29 Bab 29 - Gaza sakit
30 Bab 30 - Memutuskan Pergi
31 Bab 31 - Sampai di rumah Gaza
32 Bab 32 - Saling Curhat
33 Bab 33 - Menemukan tempat tinggal
34 Bab 34 - Tidak ada kemiripan
35 Bab 35 - Aruni
36 Bab 36 - GeAr
37 Bab 37 - Biarlah mereka bahagia
38 Bab 38 - Harus Berjuang
39 Bab 39 - Mama Hani tahu tentang Gea
40 Bab 40 - Berkunjung ke rumah mantan mertua
41 Bab 41 - Senang bertemu kembali
42 Bab 42 - Hampir diculik
43 Bab 43 - Bakti Sosial
44 Bab 44 - Adu mulut
45 Bab 45 - Gea dalam bahaya
46 Bab 46 - Rencana Selena
47 Bab 47 - Mulai curiga
48 Bab 48 - Gea jujur
49 Bab 49 - Fakta terungkap
50 Bab 50 - Masih menyangkal
51 Bab 51 - Diusir dari rumah
52 Bab 52 - Menyerahkan Alwin
53 Bab 53 - Pergi dari rumah
54 Bab 54 - 50 juta
55 Bab 55 - Investasi
56 Bab 56 - Kebohongan Selena
57 Bab 57 - Pertengkaran
58 Bab 58 - Cerai
59 Bab 59 - Meminta rujuk
60 Bab 60 - Galau
61 Bab 61 - Pasangan yang serasi
62 Bab 62 - Cerita anak teman
63 Bab 63 - Semoga berhasil putraku!
64 Bab 64 - Meminta Waktu
65 Bab 65 - Tanggapan Bapa dan Ibu
66 Bab 66 - Berita di Televisi
67 Bab 67 - Selamat tidur calon istri
68 Bab 68 - Tahanan tersayang
69 Bab 69 - Maunya liat kamu terus
70 Bab 70 - Aku cinta kamu
71 Bab 71 - Aku juga mencintaimu
72 Bab 72 - Kehidupan Bahagia
73 Bonus 1 - Penyesalan David
74 Bonus 2 - Lahirnya sepasang bayi kembar
75 Cinta Kita Belum Usai by Yoyota
76 Tiba-Tiba Dilamar By Yoyota
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Dibawa suami ke rumahnya
2
Bab 2 - Gea Hamil
3
Bab 3 - Kedatangan Selena
4
Bab 4 - Keanehan
5
Bab 5 - Bukan adik David
6
Bab 6 - Malam yang tertunda
7
Bab 7 - Mimpi atau nyata?
8
Bab 8 - Jadi aku istri kedua?
9
Bab 9 - Gea Melahirkan
10
Bab 10 - Pulanglah
11
Bab 11 - Ga, tolong aku!
12
Bab 12 - Dibuang Setelah Melahirkan
13
Bab 13 - Jadilah Kuat
14
Bab 14 - Kembali ke rumah
15
Bab 15 - Pup Alwin
16
Bab 16 - Isi hati Gaza
17
Bab 17 - Ada sesuatu yang hilang
18
Bab 18 - Semua adalah kebohongan
19
Bab 19 - Hampir diculik
20
Bab 20 - Gelisah
21
Bab 21 - Mengunjungi orang tua Gea
22
Bab 22 - Maafin Gea
23
Bab 23 - Hukum tabur tuai pasti ada
24
Bab 24 - Bubur Kacang Ijo
25
Bab 25 - Fakta tentang Gaza
26
Bab 26 - Kalah
27
Bab 27 - Pura-pura kuat
28
Bab 28 - Ada sesuatu yang disembunyikan
29
Bab 29 - Gaza sakit
30
Bab 30 - Memutuskan Pergi
31
Bab 31 - Sampai di rumah Gaza
32
Bab 32 - Saling Curhat
33
Bab 33 - Menemukan tempat tinggal
34
Bab 34 - Tidak ada kemiripan
35
Bab 35 - Aruni
36
Bab 36 - GeAr
37
Bab 37 - Biarlah mereka bahagia
38
Bab 38 - Harus Berjuang
39
Bab 39 - Mama Hani tahu tentang Gea
40
Bab 40 - Berkunjung ke rumah mantan mertua
41
Bab 41 - Senang bertemu kembali
42
Bab 42 - Hampir diculik
43
Bab 43 - Bakti Sosial
44
Bab 44 - Adu mulut
45
Bab 45 - Gea dalam bahaya
46
Bab 46 - Rencana Selena
47
Bab 47 - Mulai curiga
48
Bab 48 - Gea jujur
49
Bab 49 - Fakta terungkap
50
Bab 50 - Masih menyangkal
51
Bab 51 - Diusir dari rumah
52
Bab 52 - Menyerahkan Alwin
53
Bab 53 - Pergi dari rumah
54
Bab 54 - 50 juta
55
Bab 55 - Investasi
56
Bab 56 - Kebohongan Selena
57
Bab 57 - Pertengkaran
58
Bab 58 - Cerai
59
Bab 59 - Meminta rujuk
60
Bab 60 - Galau
61
Bab 61 - Pasangan yang serasi
62
Bab 62 - Cerita anak teman
63
Bab 63 - Semoga berhasil putraku!
64
Bab 64 - Meminta Waktu
65
Bab 65 - Tanggapan Bapa dan Ibu
66
Bab 66 - Berita di Televisi
67
Bab 67 - Selamat tidur calon istri
68
Bab 68 - Tahanan tersayang
69
Bab 69 - Maunya liat kamu terus
70
Bab 70 - Aku cinta kamu
71
Bab 71 - Aku juga mencintaimu
72
Bab 72 - Kehidupan Bahagia
73
Bonus 1 - Penyesalan David
74
Bonus 2 - Lahirnya sepasang bayi kembar
75
Cinta Kita Belum Usai by Yoyota
76
Tiba-Tiba Dilamar By Yoyota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!