Bab 15 - Pup Alwin

Esoknya, Gea pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk membuat kue. Ia membeli secukupnya saja. Karena ia baru mau mulai usaha.

Sepulang dari pasar, Gea langsung mengeksekusi semua bahan-bahan yang ia beli. Hingga 3 jam kemudian kue yang dibuatnya sudah matang. Ada kue bolu pandan, brownis, dan aneka kue yang lainnya. Ia membawa beberapa potongnya ke rumah Bu Endah.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, ayo masuk dulu," ucap Bu Endah.

Keduanya kini sudah duduk di ruang tamu. Gea memberikan kue yang dibuatnya.

"Sebentar, ibu ampil pisau sama piring dulu."

Gea mengangguk. Tak lama kemudian, Bu Endah datang dan membawa apa yang diperlukannya. Ia memotong kuenya dan memasukannya ke dalam mulutnya.

"Eum, ini mah enak banget Gea. Kamu belajar buat kue dari mana? Ibu jamin pasti bakalan laris manis kalau begini mah."

Pujian Bu Endah membuat Gea optimis untuk benar-benar menjual kuenya.

"Belajar dari ibu di kampung. Dulu ibu sering buat kue kalau ada saudara yang hajatan. Terus Gea suka bantu. Dari sanalah Gea belajar."

"Wah, pantas saja. Lalu kapan mau coba jualan Ge?" tanya Bu Endah lagi sambil memakan kuenya.

"Rencananya sih hari ini Bu. Tapi Gea masih agak takut, takut kalau nggak ada yang beli."

"Emang kamu tadi buat banyak kuenya Ge? Jangan takut, pasti akan ada yang beli kok. Gini saja, kue yang kamu bawa sekarang ibu beli saja. Anggap ibu ini pelanggan pertamamu."

"Ih, jangan Bu. Gea kan niat ngasih ke ibu bukan menjualnya."

"ya sudah, ibu bantu promosiin ke ibu-ibu yang lain ya."

Gea mengangguk. Setelah mengobrol lama disana, Gea pamit pulang dan akan mulai menjual kuenya.

Di hari pertama, Gea menjualnya berkeliling kampung. Ia menghargai satu potong kuenya 3 ribuan. Sudah sepanjang jalanan kampung Gea berkeliling, tapi hanya beberapa saja orang yang membeli kuenya.

Karena lelah berjalan kaki, Gea pun berhenti di depan masjid. Pas nya saat itu waktu sholat ashar pun tiba. Gea menunaikan kewajibannya dulu disana.

Seusai sholat, ketika akan berkeliling lagi, Gea disapa oleh salah seorang ibu disana.

"Kamu jualan apa nak? Ibu lihat-lihat daganganmu masih banyak."

"Jualan beraneka macam kue Bu."

"Coba buka, ibu mau liat," pinta ibu itu.

Ibu itu mengambil brownis dan memakannya disana. Senyum di bibirnya terangkat begitu saja.

"Ibu borong semuanya ya. Tapi bisa nggak kamu antar ke rumah ibu?"

"Wah, benar ibu mau borong semuanya? Bisa Bu, bisa," jawab Gea dengan senyum sumringah di bibirnya.

Ibu itu mengangguk.

Keduanya pun berjalan beriringan. Ibu itu terus mengajak Gea untuk mengobrol sampai akhirnya keduanya pun saling berkenalan. Nama ibu itu adalah Ratih, ia termasuk dari kalangan ibu sosialita di kampung.

Sesampainya di depan rumah Bu Ratih, Gea memberikan semua dagangannya, Bu Ratih pun memberikan uangnya.

"Bu, ini terlalu banyak. Total semuanya hanya 210 ribu saja."

"Sudah, ambil saja, anggap itu sebagai rezeki untuk kamu. Ibu minta nomor kamu ya. Soalnya beberapa hari ke depan, di rumah ibu ada banyak tamu."

"Terima kasih ya Bu."

Gea pun memberikan nomor ponselnya pada Bu Ratih kemudian pulang dengan senyuman yang terus terpancarkan dari bibirnya. Sesampainya di rumah, Gea mengganti bajunya, dengan daster rumahan.

"Alhamdulillah, rezeki memang tak akan kemana."

*

*

Jakarta

Baby Alwin terus menangis dan Selena jadi pusing karenanya. Sudah diberi susu formula pun masih terus menangis. Padahal di hari-hari sebelumnya kan biasa-biasa saja.

"Astaga Selena! Itu kenapa Alwin menangis kamu biarkan begitu saja?" ucap Tamara kemudian mengendong Alwin.

"Cup! Cup! Cup! Cucu oma kenapa sayang? Haus ya? Apa lapar?"

Namun, Alwin masih terus menangis.

"Selena coba kamu susui anakmu," ucap Tamara sambil memberikan Alwin ke gendongan Selena.

"ASI ku tidak keluar ma. Makanya sejak lahir, Alwin aku beri susu formula," bohong Gea.

"Oh, ya ampun. Coba sana kamu buat dulu susunya."

"Sudah ma, aku juga sudah coba untuk menyusuinya pakai dot. Tapi Alwin tetap menangis ma. Aku bingung."

"Coba buka pampers nya siapa tahu Alwin pup," ucap Tamara.

Benar saja, rupanya Alwin menangis karena tidak nyaman. Setelah dibuka Pampers nya baunya begitu tercium sangat tidak enak.

"Kebanyakan bayi itu menangis kalau bukan karena lapar dan haus pasti ya karena dia tidak nyaman. Mama sih masih mewajarkan kalau kamu masih belum tahu banyak. Karena kamu baru menjadi ibu. Jadi, kalau kamu bingung, kamu bisa tanyakan apapun ke mama."

Selena mengangguk. Tamara pun keluar dari kamar Selena. Ini adalah pertama kalinya Selena akan membersihkan pup Alwin. Karena selama ini yang mengurus Alwin adalah baby sitter. Sementara kini baby sitter itu diperintahkan Selena untuk membeli keperluan Alwin ke supermarket.

Selena mendengus sebal. Dengan sangat terpaksa Gea pun memberikan pup Alwin. Namun tiba-tiba,

"Brooot."

"Argh! Sialan!"

Pup Alwin mendarat tepat di wajah Selena. Selena pun langsung pergi untuk membersihkan wajahnya yang sudah pakai skincare mahal itu. Di dalam kamar mandi, Selena terus saja mengumpat karena Alwin sudah membuatnya kesal.

Kalau saja anak itu bukan cucu kesayangan keluarga ini, dan bukan syarat agar David dan Selena bisa menikmati fasilitas mewah lagi. Bisa dipastikan Selena tak akan mau mengurusnya. Toh memang selama ini Selena hanya pura-pura mengasuh Alwin di depan mertuanya saja. Selebihnya, baby sitter lah yang mengurusnya.

Tangis Alwin terus terdengar, hingga membuat Selena frustasi dibuatnya. Belum lagi dengan wajahnya yang masih tercium bau pup Alwin padahal sudah ia basuh dengan 3 kali basuhan menggunakan sabun.

Untungnya, sebelum mama mertuanya datang dan memarahinya, baby sitter pun datang dan membersihkan pup Alwin. Selena yang keluar dari kamar mandi pun merasa lega.

"Akhirnya kamu datang juga. Lama banget sih belanjanya. Aku kan jadi repot," ucapnya pada baby sitter yang bernama Santi itu. Kalau dilihat dari wajah Santi, wanita itu memang lebih tua dari Selena mungkin sekitar 6 atau 7 tahun lebih tua.

"Maaf nyonya. Tadi kasirnya penuh, jadi saya harus mengantri untuk membayar barang-barangnya."

"Ya, ya, ya, lanjutkan saja urus bayinya. Aku mau perawatan dulu. Gara-gara pup dia wajahku jadi terkontaminasi kuman dan bakteri. Kalau mama Tamara cari aku, bilang saja aku pergi ke rumah sakit untuk konsultasi mengenai ASI."

"Baik nyonya."

"Bagus, kamu memang harus menurut, supaya keluarga kamu tidak jadi imbasnya. Teruslah menurut seperti ini."

Santi mengangguk kemudian melihat kepergian Selena dari kamar. Ia menatap ke arah Alwin bayi malang yang harus dipisahkan dari ibu kandungnya sendiri.

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Lucia

Lucia

Aslinya Selena nnt jg ketahuan. Bego si David. Karma akan menjemputmu David & selena gombel🤣

2025-02-12

0

mei

mei

bohong selena

2023-11-03

0

mery harwati

mery harwati

Aneh Gea, masih punya orang tua kan ? Kenapa kamu gak pulang ke orang tua mu ? Ceritakan RT mu pada orang tua mu tapi kau tetep bangkit untuk merebut anak mu, setidaknya orang tua mu tau kondisi mu Gea, aneh ya klo orang tua mu kau abaikan Gea 🙄☹️

2023-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Dibawa suami ke rumahnya
2 Bab 2 - Gea Hamil
3 Bab 3 - Kedatangan Selena
4 Bab 4 - Keanehan
5 Bab 5 - Bukan adik David
6 Bab 6 - Malam yang tertunda
7 Bab 7 - Mimpi atau nyata?
8 Bab 8 - Jadi aku istri kedua?
9 Bab 9 - Gea Melahirkan
10 Bab 10 - Pulanglah
11 Bab 11 - Ga, tolong aku!
12 Bab 12 - Dibuang Setelah Melahirkan
13 Bab 13 - Jadilah Kuat
14 Bab 14 - Kembali ke rumah
15 Bab 15 - Pup Alwin
16 Bab 16 - Isi hati Gaza
17 Bab 17 - Ada sesuatu yang hilang
18 Bab 18 - Semua adalah kebohongan
19 Bab 19 - Hampir diculik
20 Bab 20 - Gelisah
21 Bab 21 - Mengunjungi orang tua Gea
22 Bab 22 - Maafin Gea
23 Bab 23 - Hukum tabur tuai pasti ada
24 Bab 24 - Bubur Kacang Ijo
25 Bab 25 - Fakta tentang Gaza
26 Bab 26 - Kalah
27 Bab 27 - Pura-pura kuat
28 Bab 28 - Ada sesuatu yang disembunyikan
29 Bab 29 - Gaza sakit
30 Bab 30 - Memutuskan Pergi
31 Bab 31 - Sampai di rumah Gaza
32 Bab 32 - Saling Curhat
33 Bab 33 - Menemukan tempat tinggal
34 Bab 34 - Tidak ada kemiripan
35 Bab 35 - Aruni
36 Bab 36 - GeAr
37 Bab 37 - Biarlah mereka bahagia
38 Bab 38 - Harus Berjuang
39 Bab 39 - Mama Hani tahu tentang Gea
40 Bab 40 - Berkunjung ke rumah mantan mertua
41 Bab 41 - Senang bertemu kembali
42 Bab 42 - Hampir diculik
43 Bab 43 - Bakti Sosial
44 Bab 44 - Adu mulut
45 Bab 45 - Gea dalam bahaya
46 Bab 46 - Rencana Selena
47 Bab 47 - Mulai curiga
48 Bab 48 - Gea jujur
49 Bab 49 - Fakta terungkap
50 Bab 50 - Masih menyangkal
51 Bab 51 - Diusir dari rumah
52 Bab 52 - Menyerahkan Alwin
53 Bab 53 - Pergi dari rumah
54 Bab 54 - 50 juta
55 Bab 55 - Investasi
56 Bab 56 - Kebohongan Selena
57 Bab 57 - Pertengkaran
58 Bab 58 - Cerai
59 Bab 59 - Meminta rujuk
60 Bab 60 - Galau
61 Bab 61 - Pasangan yang serasi
62 Bab 62 - Cerita anak teman
63 Bab 63 - Semoga berhasil putraku!
64 Bab 64 - Meminta Waktu
65 Bab 65 - Tanggapan Bapa dan Ibu
66 Bab 66 - Berita di Televisi
67 Bab 67 - Selamat tidur calon istri
68 Bab 68 - Tahanan tersayang
69 Bab 69 - Maunya liat kamu terus
70 Bab 70 - Aku cinta kamu
71 Bab 71 - Aku juga mencintaimu
72 Bab 72 - Kehidupan Bahagia
73 Bonus 1 - Penyesalan David
74 Bonus 2 - Lahirnya sepasang bayi kembar
75 Cinta Kita Belum Usai by Yoyota
76 Tiba-Tiba Dilamar By Yoyota
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Dibawa suami ke rumahnya
2
Bab 2 - Gea Hamil
3
Bab 3 - Kedatangan Selena
4
Bab 4 - Keanehan
5
Bab 5 - Bukan adik David
6
Bab 6 - Malam yang tertunda
7
Bab 7 - Mimpi atau nyata?
8
Bab 8 - Jadi aku istri kedua?
9
Bab 9 - Gea Melahirkan
10
Bab 10 - Pulanglah
11
Bab 11 - Ga, tolong aku!
12
Bab 12 - Dibuang Setelah Melahirkan
13
Bab 13 - Jadilah Kuat
14
Bab 14 - Kembali ke rumah
15
Bab 15 - Pup Alwin
16
Bab 16 - Isi hati Gaza
17
Bab 17 - Ada sesuatu yang hilang
18
Bab 18 - Semua adalah kebohongan
19
Bab 19 - Hampir diculik
20
Bab 20 - Gelisah
21
Bab 21 - Mengunjungi orang tua Gea
22
Bab 22 - Maafin Gea
23
Bab 23 - Hukum tabur tuai pasti ada
24
Bab 24 - Bubur Kacang Ijo
25
Bab 25 - Fakta tentang Gaza
26
Bab 26 - Kalah
27
Bab 27 - Pura-pura kuat
28
Bab 28 - Ada sesuatu yang disembunyikan
29
Bab 29 - Gaza sakit
30
Bab 30 - Memutuskan Pergi
31
Bab 31 - Sampai di rumah Gaza
32
Bab 32 - Saling Curhat
33
Bab 33 - Menemukan tempat tinggal
34
Bab 34 - Tidak ada kemiripan
35
Bab 35 - Aruni
36
Bab 36 - GeAr
37
Bab 37 - Biarlah mereka bahagia
38
Bab 38 - Harus Berjuang
39
Bab 39 - Mama Hani tahu tentang Gea
40
Bab 40 - Berkunjung ke rumah mantan mertua
41
Bab 41 - Senang bertemu kembali
42
Bab 42 - Hampir diculik
43
Bab 43 - Bakti Sosial
44
Bab 44 - Adu mulut
45
Bab 45 - Gea dalam bahaya
46
Bab 46 - Rencana Selena
47
Bab 47 - Mulai curiga
48
Bab 48 - Gea jujur
49
Bab 49 - Fakta terungkap
50
Bab 50 - Masih menyangkal
51
Bab 51 - Diusir dari rumah
52
Bab 52 - Menyerahkan Alwin
53
Bab 53 - Pergi dari rumah
54
Bab 54 - 50 juta
55
Bab 55 - Investasi
56
Bab 56 - Kebohongan Selena
57
Bab 57 - Pertengkaran
58
Bab 58 - Cerai
59
Bab 59 - Meminta rujuk
60
Bab 60 - Galau
61
Bab 61 - Pasangan yang serasi
62
Bab 62 - Cerita anak teman
63
Bab 63 - Semoga berhasil putraku!
64
Bab 64 - Meminta Waktu
65
Bab 65 - Tanggapan Bapa dan Ibu
66
Bab 66 - Berita di Televisi
67
Bab 67 - Selamat tidur calon istri
68
Bab 68 - Tahanan tersayang
69
Bab 69 - Maunya liat kamu terus
70
Bab 70 - Aku cinta kamu
71
Bab 71 - Aku juga mencintaimu
72
Bab 72 - Kehidupan Bahagia
73
Bonus 1 - Penyesalan David
74
Bonus 2 - Lahirnya sepasang bayi kembar
75
Cinta Kita Belum Usai by Yoyota
76
Tiba-Tiba Dilamar By Yoyota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!