Menemani Marisol

Ruang Marisol Braga, gedung kejaksaan

Nelson mendatangi ruang jaksa penuntut umum itu dengan wajah datar. Sejujurnya dia kesal dengan FBI yang tidak bisa menangkap Theodore Lavender tanpa bantuan keluarga nya apalagi Àbiyasa O'Grady yang notabene Oom kandungnya, sampai tertembak dan Gandari diculik meskipun akhirnya bisa selamat.

Pria itu pun mengetuk pintu ruang kerja Marisol yang masih bekerja hingga malam menjelang jam sepuluh. Gadis itu mendongak dan memberikan kode kepada pengacara itu untuk masuk.

"Mari, sudah dapat berkas dari FBI dan NYPD?" tanya Nelson tanpa basa basi.

"Belum, Nelson. Ini aku sedang mempelajari laporan dari Omar Zidane tapi yang resmi belum masuk karena mereka masih menginterogasi Theodore Lavender" jawab Marisol apa adanya.

"Aku harap kamu menuntut maksimal."

"Absolutely! Hukuman mati dengan suntik."

"Kalau masih ada hukuman gantung, mending di gantung deh!"

"Nelson! Tidak ada hukuman gantung sekarang!"

"Kan aku bilang kalau masih ada ... Kamu tuh!"

"Bagaimana kondisi Mr O'Grady Senior?" tanya Marisol concern.

"Oom Abi? Puji Tuhan baik. Operasi pengeluaran pelurunya berjalan sukses dan sekarang dalam proses pemulihan di rumah sakit."

"Mrs O'Grady?"

"Tante Gandari ada kok di rumah sakit. Sedikit shock tapi so far tanteku itu kuat dan bisa mengatasi rasa takutnya tadi" jawab Nelson.

"Keluargamu punya mental baja."

"Bagi Tante Gandari, hal kemarin masih tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang dialaminya sebelumnya. Dia nyaris terbunuh oleh Oomnya sendiri waktu kecil hanya gara-gara warisan tapi korbannya kedua orangtuanya." Nelson menatap serius ke Marisol. ( Baca My Cold Chef edisi Bonchap ).

"Seriously?"

"Yup. Daddy yang urus kasusnya dulu."

"Nelson, apakah keluarga kamu hobby gegeran?"

"Selama kamu tidak menyenggol kami, kami jinak lho macam anjing basset hound. Tapi kalau kalian menyenggol kami parah, kami bisa segalak Belgian malinois atau Pitbull."

"Dasar!"

"Mari, kamu pulang dulu! Mau lembur sampai jam berapa?" ajak Nelson.

"Sedikit lagi, Son. Ini aku sedang membuat dakwaan buat kasus pedofil."

"Kapan kamu maju sidang?"

"Lusa. Tapi aku... " Suara ketukan di ruangan Marisol membuat keduanya menoleh. "Detektif Stabler? Ada apa?"

"Mari, bisakah kamu meminta Hakim Russell untuk mengeluarkan surat ijin penggeledahan kotak surat di klub Mistery Reading perpustakaan Manhattan?" Detektif Stabler masuk ke dalam ruang kerja itu. "Halo Blair."

"Hello detektif."

"Terimakasih kamu sudah membuat Laura Miller bebas. Karena aku tahu dia hanya membela diri."

"Anytime detektif."

"Mari, hakim Russell?"

"Damn it Detektif Stabler! Malam ini adalah malam poker para Hakim dan kamu minta aku mengganggu hakim Russell?" pendelik Marisol.

"Mari, it's urgent. Aku harus bisa mendapatkan surat ijin itu agar bisa mengetahui dimana lokasi korban penculikan!" desak detektif Stabler.

"Biar aku yang hubungi hakim Russell. Dia tidak akan bisa menolak permintaan keluarga Blair." Nelson mengambil ponselnya.

"How?" tanya Marisol.

"Anggap saja dia punya hutang Budi pada Daddy dan Nadya. A lot!" seringai Nelson yang langsung memencet nomor hakim Russell. "Halo, Hakim Russell. Nelson Blair. Maaf mengganggu malam poker anda tapi ini emergency."

Marisol dan Detektif Stabler menunggu dengan harap-harap cemas.

"Yes, judge. Saya tahu harusnya jaksa tapi ini emergency sebelum anda marah." Nelson memberikan ponselnya ke Marisol yang langsung meminta tanda tangan untuk surat ijin penggeladahan.

Usai mendapatkan ijin, Marisol mengembalikan ponsel Nelson dan pria itu tersenyum mendengar Omelan Hakim Russell. "Tenang judge, nanti Daddy akan mengajak anda bermain golf."

Marisol yang mengetik surat permohonan penggeledahan, hanya menggelengkan kepalanya.

Dasar!

***

Nelson menemani Marisol ke lokasi tempat kotak surat itu dikunci setelah mendapatkan surat ijin penggeledahan. Mereka melihat bagaimana detektif Stabler dan detektif Reddick membuka kotak surat itu.

"Damn it! Dia memakai puisi misteri!" umpat detektif Reddick.

"Apa aku bisa membantu?" tawar Nelson.

"No Counselor ( pengacara ), anda tidak boleh ikut campur nanti akan menjadi bias jika kamu akan menjadi pembela nya." Marisol menegur Nelson.

"Dia tidak akan berani memakai jasaku."

"Oh, dia mampu, Counselor. Karena tersangka kami adalah anak senator!" ucap Detektif Stabler yang membuat Nelson melongo.

***

Apartemen Marisol West End New York

Nelson mengantarkan Marisol ke apartemen usai menyelesaikan urusan di perpustakaan Manhattan dan mereka menyerahkan semua ke detektif NYPD. Marisol pun keluar dari mobil Nelson yang ditemani oleh pria itu.

"I'm fine, Nelson. Tidak usah diantar." Marisol tersenyum ke pria tampan itu.

"Well, aku hanya ingin melihat kamu sudah masuk ke dalam apartemen mu." Nelson menatap Marisol yang sedang menaiki tangga untuk masuk ke gedung apartemennya.

"Just go home Nelson."

"Oke. Tapi kamu masuk dulu."

Marisol pun membuka lobby apartemen nya dengan menggunakan kartunya dan berbalik saat hendak menutup pintu. Tampak Nelson berdiri disana sambil memasukkan tangannya ke saku celananya.

"Bye" senyum Marisol.

"Bye." Nelson menunggu sampai Marisol masuk ke dalam lift dan jendela apartemennya di lantai dua menyala. Setelah dirasa aman, pria itu berbalik menuju mobilnya.

***

Apartemen Omar Zidane daerah Queens

Omar menenggak air mineral botol hingga habis tanpa sisa. Dirinya baru saja menyelesaikan acara treadmill usai menjalankan ibadah subuh. Entah mengapa ucapan Nadya Blair membuatnya berpikir banyak semalam.

Nadya memang cantik, fisik boleh dibilang sempurna dengan otak cerdas dan sifat menyenangkan. Dan dia berbeda dengan Leia. Omar menatap pemandangan luar jendela apartemennya. Apakah aku sudah jatuh cinta dengan gadis cablak itu? Apakah aku bisa menjadi imam yang baik?

Omar menghela nafas panjang. Dirinya memang ada rasa tersendiri ke Nadya Blair namun masih ragu-ragu apakah gadis itu mau bersamanya.

Pria dengan brewok tebal itu mengusap wajahnya berulang kali. Kita lihat saja apakah Nadya memiliki perasaan yang sama.

***

Blair and Blair Advocate Office

Nadya datang dengan wajah manyun akibat bangun kesiangan. Sang mommy, Rahajeng, sudah membangunkan dirinya bolak balik tapi Nadya adalah tukang Mbangkong ( tukang tidur lama ) sampai akhirnya tadi Rahajeng memberikan garam di mulut putrinya karena tidak mau bangun.

Dan pagi ini di apartemen keluarga Blair, terjadi huru hara antara Rahajeng dan Nadya yang kaget merasakan garam di mulutnya.

"Mommmyyyyy! Kalau Nadya darah tinggi gimana!" jerit putrinya sambil mengambil handuk.

"Halah, nggak tiap hari juga!" balas Rahajeng kalem. Travis dan Nelson hanya mengacuhkan Omelan si bungsu yang biasa ribut dengan sang mommy.

Sekarang di kantor, Nadya masih merasakan garam di bibirnya membuat nya tidak nyaman. Phoenix yang melihat sepupu jauh dan juga gadis pujaannya muring-muring, hanya bisa tersenyum.

"Kesiangan Nad? Diguyur air sama Tante Rahajeng?" goda Phoenix.

"Mending air, ini garam! Garam di mulut aku!" omel Nadya.

Phoenix pun tertawa terbahak-bahak.

"Aku ke Starbucks dulu! Bleh! Asinnya!" sungut Nadya.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Meeta Baggio

Meeta Baggio

klo di guyur air udah biasa tp di kasih garem di bibir baru luar biasa dan Nadya pun kesal.....

2024-11-25

1

Ninik Rochaini

Ninik Rochaini

/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/

2024-09-27

1

wonder mom

wonder mom

kebluk, mbak Hana. klo di daerah q tu. org susuh bangun😊

2023-04-14

1

lihat semua
Episodes
1 Nelson Blair
2 Kasus Juliet
3 Nadya Blair
4 Pulang Yuk!
5 Aku Tendang Kalian!
6 Marisol Braga
7 Nadya dan Omar
8 Rencana Ke Dubai
9 Tiba di Dubai
10 The Blairs di Dubai
11 Kembali Ke Hutan Beton
12 Ramesses II
13 Kasus Nelson
14 Aku Nggak Flu!
15 Pulang ke Manhattan
16 Tiba Di Apartemen
17 Menemani Marisol
18 Bibir Garam
19 Biarkan Juri Yang Menghukum
20 Gue Jadiin Mumi!
21 Jalani Saja
22 Bukan Cinderella
23 Kode Nelson dan Marisol
24 Di Gym
25 Nelson dan Marisol
26 Nadya dan Inggrid
27 Ke Hongkong
28 Dipisah
29 Sidang Perdana
30 Akhirnya...
31 Pipi Bakpao
32 Kasus Kesiangan
33 Shane O'Grady
34 Benarkah?
35 Dasar Bucin!
36 CIA?
37 Mencari Benang Merah
38 What The ...
39 Bau?
40 Manipulator
41 Ghagra Choli
42 Pembunuhan Berantai
43 Omar Pusing
44 Dihukum
45 Mood Booster
46 Tertangkap
47 Bikin Eneg
48 Aku Lapar !
49 Salahnya Tidur
50 Nggak Romantis
51 Berpisah
52 Kejadian Mengejutkan
53 Terbucin-bucin
54 No Jell-O
55 Di Rumah Sakit
56 Berdarah
57 New Year
58 Butuh Healing
59 Bertemu Hasina Zidane
60 Nadya di Jakarta
61 Singa Blair
62 Bad Day
63 Omar Terharu
64 Cuma Pijat
65 Lamaran... Lagi?
66 Rencana Ijab
67 Di RR's Meal
68 Kasus Membingungkan
69 Aconite
70 Lack of Empathy
71 No India Food
72 Ijab Nadya dan Omar
73 Escape House
74 My H.o.t Wife
75 Pertengkaran Pertama
76 Boyok
77 Boros Shampoo
78 Kecuekan Nadya
79 Ada Kalanya Kamu Harus Melepaskan
80 Aslan Blair Zidane ( END )
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Nelson Blair
2
Kasus Juliet
3
Nadya Blair
4
Pulang Yuk!
5
Aku Tendang Kalian!
6
Marisol Braga
7
Nadya dan Omar
8
Rencana Ke Dubai
9
Tiba di Dubai
10
The Blairs di Dubai
11
Kembali Ke Hutan Beton
12
Ramesses II
13
Kasus Nelson
14
Aku Nggak Flu!
15
Pulang ke Manhattan
16
Tiba Di Apartemen
17
Menemani Marisol
18
Bibir Garam
19
Biarkan Juri Yang Menghukum
20
Gue Jadiin Mumi!
21
Jalani Saja
22
Bukan Cinderella
23
Kode Nelson dan Marisol
24
Di Gym
25
Nelson dan Marisol
26
Nadya dan Inggrid
27
Ke Hongkong
28
Dipisah
29
Sidang Perdana
30
Akhirnya...
31
Pipi Bakpao
32
Kasus Kesiangan
33
Shane O'Grady
34
Benarkah?
35
Dasar Bucin!
36
CIA?
37
Mencari Benang Merah
38
What The ...
39
Bau?
40
Manipulator
41
Ghagra Choli
42
Pembunuhan Berantai
43
Omar Pusing
44
Dihukum
45
Mood Booster
46
Tertangkap
47
Bikin Eneg
48
Aku Lapar !
49
Salahnya Tidur
50
Nggak Romantis
51
Berpisah
52
Kejadian Mengejutkan
53
Terbucin-bucin
54
No Jell-O
55
Di Rumah Sakit
56
Berdarah
57
New Year
58
Butuh Healing
59
Bertemu Hasina Zidane
60
Nadya di Jakarta
61
Singa Blair
62
Bad Day
63
Omar Terharu
64
Cuma Pijat
65
Lamaran... Lagi?
66
Rencana Ijab
67
Di RR's Meal
68
Kasus Membingungkan
69
Aconite
70
Lack of Empathy
71
No India Food
72
Ijab Nadya dan Omar
73
Escape House
74
My H.o.t Wife
75
Pertengkaran Pertama
76
Boyok
77
Boros Shampoo
78
Kecuekan Nadya
79
Ada Kalanya Kamu Harus Melepaskan
80
Aslan Blair Zidane ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!