Ruang Kerja Marisol Braga, Kantor Kejaksaan Manhattan New York
"Kami sedang berkoordinasi dengan jaksa penuntut umum Dubai untuk bisa segera membawa keempat orang terdakwa itu kesana. Pihak FBI dan badan intelijen UAE ( UEA ) sudah sepakat untuk pemindahan tahanan dari Amerika Serikat ke Dubai UAE" ucap Marisol ke Nelson dan Travis.
"Baik. Sekarang kita membahas soal Gabriel Luna. Apakah anak itu akan dijadikan saksi di pengadilan? Mengingat kejadian sebenarnya sudah ada rekaman CCTV nya" tanya Travis.
"Tidak perlu. Saya bisa meminta kesaksian Mr Luna dari sini dengan direkam karena Emir Schumacher tidak mau pengawalnya harus muncul di ruang sidang" jawab Marisol.
"Ayrton memang tidak ingin calon menantunya harus menghadapi pembunuh kedua orangtuanya di ruang sidang meskipun sebenarnya lebih baik Gabriel muncul di persidangan" gumam Travis.
Nelson hanya mengangguk sembari terus menatap Marisol membuat gadis itu merasa risih.
"Apakah ada sesuatu di wajah saya, Nelson?" tanya Marisol dingin.
"Tidak, hanya mengingat - ingat apakah kamu anak Harvard atau tidak" jawab Nelson kalem.
"Bukan, saya bukan anak Harvard seperti kamu. Saya anak Princeton."
"Oh pantas aku tidak pernah melihatmu di Harvard... Kamu umur berapa sih kok sudah menjadi jaksa penuntut umum?" tanya Nelson dengan wajah usil.
"Usia yang cukup dewasa. untuk bisa mengajukan tuntutan perbuatan tidak menyenangkan kepada seorang wanita. Apakah anda tahu, wanita jika ditanya soal usia, itu adalah topik yang sangat sensitif" balas Marisol dingin.
"Jika kamu tinggal di Asia terutama di Korea Selatan atau di Jepang, topik usia memang sangatlah sensitif karena cara memanggil seseorang itu memang sesuai tingkat usianya tidak seperti kita-kita yang di dunia barat. Apakah kamu tahu, hanya salah memanggil berubah mejadi kasus penusukan?" senyum Nelson.
"Apa maksudnya?" tanya Marisol tidak paham.
"Baru-baru ini di Seoul, seorang wanita ditusuk oleh wanita lain yang tidak suka dipanggil dengan panggilan berkonotasi tua. Kamu tahu ada panggilan sendiri - sendiri. Ahjumma untuk wanita tua atau wanita yang sudah menikah sedangkan eonni atau Noona adalah wanita muda, kakak perempuan atau wanita belum menikah" papar Nelson.
"Dan seseorang memanggil si pelaku itu ahjumma dan dia tidak terima?" tebak Marisol.
"Exactly. Jadi si pelaku itu baru berusia 30 tahun tapi wajahnya memang terlihat tua. Dan oleh seorang gadis dipanggil ahjumma karena mengira wanita itu berusia 50. Keduanya berada di kereta bawah tanah yang awalnya duduk bersama dan berbincang sedikit. Tidak salah tapi si pelaku memang sensitif dan begitu si gadis keluar dari kereta, langsung ditusuk oleh si pelaku."
Marisol menggelengkan kepalanya. "Stupid woman!"
"Not stupid if you so sensitive about age ( tidak bodoh kalau kamu sensitif soal umur )" kekeh Travis. "Orang Asia memang punya pola berpikir berbeda."
"Beda budaya, beda pola pikir" senyum Marisol.
Nelson tersenyum sambil mengangguk.
***
Starbucks Near Central Park
Nadya memutuskan untuk jalan-jalan sore ke area penuh cafe dan kedai kopi tapi tetap saja dirinya ke Starbucks sembari membawa novel. Dirinya juga para sepupunya, lebih suka membaca novel berupa kertas dibandingkan digital yang suka membuat matanya lelah.
Sudah seharian di depan laptop, baca pun dari iPad ? Capek lah mata!
Nadya pun membaca novelnya dengan memasang airpods di kedua telinganya. Bagi Nadya, good novel, good music dan good coffee adalah priceless. Nadya sangat menikmati kesendirian seperti ini apalagi saat dirinya masih kuliah dan mengambil lisensi pengacara yang membuatnya stress.
Biasanya Nadya memilih berjalan - jalan dengan mobilnya ke tempat baru tapi semakin jadwal kuliah bertambah padat dan dirinya tidak suka pergi clubbing bersama teman-temannya, Nadya memilih duduk di coffee shop yang buka 24 jam dekat apartemen keluarga nya sembari membaca novel dengan mendengarkan musik.
Suara panggilan telepon masuk ke dalam airpods nya membuat Nadya memencet tombol terima.
"Halo?" sapa Nadya.
"Nad. Kamu dimana?"
Nadya mengerenyitkan alisnya yang indah. "Omar Zidane? Ada apa kamu menanyakan aku dimana?"
"Well, apa tidak boleh aku bertanya?"
"Kalau aku jawab aku berada di hatimu, gimana?" goda Nadya sambil tertawa.
Sayangnya panggilan itu bukan panggilan video jadi Nadya tidak bisa melihat wajah Omar Zidane yang kikuk dan memerah.
"Ya Allah Nadya, serius aku" jawab Omar.
"Aku juga serius... tapi bohong..." gelak Nadya lagi. Entah kenapa dia suka sekali menggoda agen FBI yang kaku itu.
"Kalau kamu tidak mengatakan kamu dimana, aku bisa melacakmu dari komputer FBI."
"Lacak saja. Paling kamu mendapatkan teguran karena melakukan pelacakan di luar prosedur pekerjaan FBI."
"Ini masih di koridor pekerjaan, Nadya. Kan kamu salah satu anggota tim pengacara Gabriel Luna."
"Lacak saja. Kalau ketemu, aku traktir!" kekeh Nadya.
Omar merasa gemas dengan gadis cantik itu. "Deal!"
"Oke!"
***
Nadya melanjutkan acara membacanya sambil menyesap kopinya. Gadis itu yakin jika Omar Zidane pasti akan menemukan dirinya.
Secara dia agen FBI dengan banyak resource jadi tidak bakalan heran akan datang kemari.
***
Gedung Plaza FBI Manhattan New York
Omar Zidane mulai melacak ponsel Nadya melalui ping tower yang dekat dengan sinyal gadis itu. Dan semenit kemudian tersenyum smirk saat mengetahui dimana Nadya berada.
"Dasar gadis usil! Apa susahnya sih bilang di Starbucks Manhattan! Benar-benar adiknya Leia ! Usilnya minta ampun!" kekeh Omar. Setelahnya pria itu mengambil jasnya dan berjalan keluar dari ruangannya.
"OZ? Mau kemana?" tanya Maggie yang berpapasan dengan dirinya.
"Menemui seseorang."
"Apakah berhubungan dengan kasus?"
Omar tersenyum. "Short off."
Maggie hanya mengangguk. "Be happy Omar. Actually, kamu sudah mulai hidup lagi setelah patah hati dengan Leia Bianchi." Maggie menepuk bahu Omar. "Leia bukan jodohmu sebab Universe sedang menyiapkan gadis yang memang jodohmu."
"Thanks Mage." Omar menepuk kepala Maggie lembut. Bagi Omar dan Maggie, hubungan mereka tidak hanya partner yang saling percaya satu sama lain tapi seperti sahabat atau kakak adik karena Omar adalah senior Maggie.
"Have fun. You've deserve it."
***
Nadya Blair
Nadya menyesap kopi keduanya sembari menatap pintu masuk Starbucks dan tersenyum saat melihat siapa yang masuk.
Tampak Omar dengan wajah dinginnya, masuk ke dalam Starbucks Manhattan.
Biasa ajah bang...
"Akhirnya ketemu juga kan OZ?" kekeh Nadya.
"Apa susahnya bilang 'Aku di Starbucks beda dua blok dari gedung federal' sih Nad?" omel Omar yang langsung duduk manis di hadapan Nadya.
"Well, where is the fun kalau kamu bisa melakukan nya? Melacak aku maksudnya..." senyum Nadya.
Omar memicingkan matanya merasa gemas dengan gadis berambut coklat terang itu.
"Kamu tunggu sini, aku traktir. Cappucino, Americano atau Frappe?" Nadya berdiri untuk memesankan kopi.
"Americano saja Nad dan croissant kalau boleh."
"No problemo!" jawab Nadya sambil menepuk bahu Omar.
Pria itu lalu mengambil novel Nadya. Agatha Christie? Dasar...
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ꍏꋪꀤ_💜❄
dasar usil😁😁😁😁
baru ini kan visualnya pke gen mesir🙈🙈🙈🙈
brewokan euyyyy
2023-03-23
2
wonder mom
marisol mantan eagle jd.an sm nelson?🤦♀️🤦♀️🤦♀️bnr2 mung sak blekutheg. nadya sm OZ. smt OZ adl sahabat Pedro, kakak sahabat Raine. wis3x. tp baguslah. jlas bersihnya..smg Nad jd makmum OZ. OZ tu kek maunya Nad..brewokan.😊
2023-03-23
1
ellyana imutz
dasar cicit e stephen jiwa usil e meronti ronti..cocok c OZ kaku bak kanebo kering...nadya bat bar soplak g beda jauh m bu sav....
2023-03-23
1