Gedung FBI Menjelang Jam Tujuh Malam
Omar Zidane masih berkutat di ruangannya untuk membuat laporan usai melaksanakan ibadah Maghrib. Hari ini benar-benar hari melelahkan setelah harus berlari mengejar penjahat, masih saja harus berkelahi dengan adik tersangka.
Masih untung Billy membantunya saat hendak kena tusuk pisau dengan menembak pria itu. Benar-benar aku nyaris mati meskipun sudah memakai rompi anti peluru tapi kalau kena tusuk pisau di samping, sama saja aku mo*Kat!
Omar mengambil airpods nya dan menelpon Nadya yang diyakininya pasti sedang menunggu dirinya menelpon. Apa aku hari ini kena tulah gara-gara mencuri ciuman gadis itu? Atau jangan-jangan dia ingin membuat aku menjadi mumi?
Deringan kelima baru terdengar suara Nadya. "Apa OZ?" Nada suara yang judes. Fix, ngambek!
"Nadya, maaf... "
"Ya sudah. Kamu sibuk buat laporan kan? Kasus Laquent? Aku paham Omar. Mbak Dira sudah sering cerita resiko bersama dengan agen law enforcement ya begini! Sudah, kalau kamu tidak..."
"Nadya! Dengarkan dulu!"
"No, Omar! Kalau kamu tidak bisa memenuhi janjimu, lebih baik tidak usah menjanjikan apa-apa!"
Tut! Tut!
Omar melongo melihat teleponnya dimatikan secara sepihak oleh Nadya.
"HAAAAAHHH!" teriak Omar kesal lalu melemparkan asbak dari perunggu ke tembok membuat Maggie yang hendak masuk, terkejut.
"Are you okay OZ?" tanya Maggie.
"No, I'M NOT!" hardik Omar.
"Be cool OZ. Aku tahu kamu ada masalah pribadi tapi tolong, ini masih di kantor..."
"Dan sudah lewat jam kerja aku!" potong Omar.
"Kamu buat laporan saja besok. I tell you what, Aku saja yang buat laporanmu. Toh kamu sudah beberapa kali membantu membuat laporanku. Apa salahnya jika aku membantu mu?" Maggie menatap Omar. "Selesaikan apa yang membuat kamu kesal. Come on OZ. Aku junior mu jadi bukan hal yang salah junior membantu senior."
Omar mengangguk lalu menepuk bahu Maggie. "Thanks Mag! Aku hutang padamu!" Omar mengambil jasnya dan bersiap pergi.
"Go! Jangan buat dirimu tidak bisa tidur!" kekeh Maggie.
Omar tersenyum dan keluar dari ruang kerjanya. Maggie lalu mengambil berkas yang harus dilaporkan.
"Orang jatuh cinta itu memang melabilkan emosi" gumam Maggie sambil menuju mejanya.
***
Omar melacak ponsel milik Nadya dan tersenyum melihat dimana gadis itu berada. So typical klan Pratomo. Kalau emosi larinya ke gym. Baguslah bukan ke bar atau clubbing.
Pria jangkung itu masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan ke arah gym tempat Nadya berada.
***
GYM Dojo milik keluarga McGregor - Blair
Nadya menendang dan memukul samsak yang tidak berdosa dengan penuh semangat sambil mengomel panjang lebar.
"Dasar keturunan Cleopatra! Tutankhamun! Cicitinya Imhotep atau impoten? Gue jadiin mumi! Terus gue masukin ke sarcophagus!" umpatnya.
"Yakin kamu kuat?"
Nadya menghentikan acara tinjunya ke samsak dan berbalik. Tampak Omar Zidane berdiri menjulang dibelakangnya mengenakan kaos putih dan celana training.
"Hai Nadya..." sapa Omar.
Nadya langsung melayangkan tinjunya ke Omar yang langsung ditangkis oleh pria itu. Gadis itu pun mulai aksinya untuk menghajar Omar tapi pria yang dihadapinya bukanlah pria sembarangan yang lembek. Omar Zidane adalah agen FBI terbaik dan terlatih dalam hal bela diri.
Menghadapi Nadya yang sedang emosi adalah keuntungan tersendiri bagi Omar karena dengan mudahnya pria bertubuh kekar itu berhasil melumpuhkan Nadya hingga terjatuh diatas matras.
"Aduuuh!" pekik Nadya usai kena bantingan Omar Zidane.
"Maaf, maaf... Apanya yang sakit?" Omar mendekati Nadya tapi gadis itu langsung meninju wajah pria itu yang tampak khawatir sebelumnya. "Ouch Nadya!"
"Impas kan?" balas gadis yang mengenakan tank top putih dan celana training abu-abu dengan rambut dikepang.
"Kamu itu!" Omar memegang rahangnya. "Kuat juga mukul nya."
"Biar kamu tahu kalau aku marah!"
Omar Zidane lalu mengukung Nadya yang masih duduk diatas matras. "Nadya darling, maaf jika aku mencuri ciuman tadi siang tapi aku ingin tahu apakah bibirmu masih ada garamnya..."
Nadya mendelik. "Brengseeekkk kau OZ!"
"Jangan marah, karena garamnya jadi manis..." senyum Omar. "Kedua, maaf karena tadi aku membentak mu. Aku dalam proses mengejar penjahat, Nad. Jadi aku masih terpacu dengan adrenalin hingga tanpa sadar membentak kamu. Ketiga, dalam proses mencari barang bukti, aku hampir kena tusuk pisau dan untung Billy menyelamatkan nyawaku..."
Nadya menatap Omar dengan tatapan terkejut. "Oh my God? Are you okay?"
"Nad, kalau aku nggak okay, bagaimana bisa aku disini dan membanting mu... Maaf yang keempat karena aku sudah membantingmu..." Omar mencium kening Nadya.
"Kamu hutang makan malam karena sekarang aku lapar!" ucap Nadya.
"Kamu mau makan apa?"
"McDonald's!"
Omar melongo. "What?"
Yang bilang mau masukin ke sarcophagus
Yang mau dimumikan
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ellyana imutz
wes sat set bang OZ ...ojo gur maen sosor wae...wanita ki butuh kepastian ..ojo kesuwen menuju halal ndak d srobot tetangga sebelh
2023-04-15
3
wonder mom
OZ, jgn kelamaan. Nad udh mau dideketin tu. pastikan. halalkan..slese
2023-04-15
1
za_syfa
kasih Nadya kepastian dulu bang Oz baru bis panggil darling
2023-04-15
1