Mansion Blair Staten Island
Omar Zidane dan Billy Body yang mengikuti Bayu dan Nadya ke mansion keluarga Blair, hanya bisa tercengang melihat bagaimana mansion itu jauh dari kata mewah yang berlebihan. Bisa dibilang mewah yang elegan, semua serba pas, dan sophisticated.
Mereka mengikuti langkah lebar-lebar Bayu yang menuju ruang kerja Opa nya. Pria berbadan besar itu pun langsung menuju meja kerja yang terbuat dari kayu jati dan memencet tombol di bawah meja dan dua lemari dinding itu terbuka. Di baliknya terdapat pintu besi dan Bayu memencet kode disana dan menempelkan telapak tangannya di layar scanner. Tak lama pintu itu terbuka dan tampak koleksi senjata lengkap disana.
Omar Zidane dan Billy Boyd hanya bisa melongo melihat koleksi keluarga Blair. Setahu aku di Poughkeepsie ada, disini juga ada?
"Nad, kamu ambil apa?" tanya Bayu.
"Aku ambil Glock saja" jawab Nadya yang segera mengambil satu Glock bewarna pink. "Oma Yuna, aku pinjam dulu si pinky."
"Are you nuts!" seru Omar ke Bayu dan Nadya yang sedang mengenakan rompi anti peluru.
"Ini belum seberapa. Masih banyak di tempat lainnya" jawab Nadya kalem.
"Ayo, berangkat!" Bayu mengajak Nadya menuju helipad dibelakang mansion.
***
Hutan Sandy
Omar berjalan bersama dengan Bayu, Nadya dan Billy menuju pondok tempat Gandari disekap. Entah kenapa dirinya memilih di belakang Nadya, untuk melindungi gadis itu meskipun dia tahu Nadya bisa menjaga dirinya sendiri.
"Mas, suasananya horor" bisik Nadya ke Bayu.
"Harusnya bawa Tante Freya kemari" ucap Bayu membuat Bima, David dan Chris mendelik judes.
Omar masih tidak paham apa maksud nya, berbisik pada Nadya.
"Apa maksud Bayu dengan membawa Tante Freya?"
"Tanteku itu hobinya cari hantu dan situasi disini sangat cocok dengan kesukaannya" jawab Nadya.
Omar menggelengkan kepalanya. "Keluarga mu memang kacau..."
( Lanjutan nya bisa dibaca di The Story of Three Brothers chapter Bayu Ngamuk dan Harusnya Bawa Freya. ).
***
Nadya tertawa terbahak-bahak melihat Bima menatap judes ke semua orang sedangkan Omar masih mode terkejut karena membuat ayah Arkananta itu menjerit kencang.
"Maafkan saya Mr Baskara. Saya tidak tahu kalau anda sampai sedemikian rupa terkejutnya..." ucap Omar dengan wajah tidak enak.
"Untung aku nggak jantungan! Awas kalian berdua kalau menyebarkan ke semua anggota keluarga!" ancam Bima ke Chris dan David yang hanya melengos mendengar Omelan ayah Arkananta itu.
Semua pihak akhirnya menyelesaikan semua olah TKP dan pengambilan barang bukti. David dan Bima pun bersiap pulang ke Manhattan bersama dengan Chris.
"Nadya, kamu pulang bersama kami?" tanya Chris.
"No, kapten Bradford, Nadya biar saya antar" potong Omar Zidane sebelum Nadya membuka mulutnya.
"Kamu yang akan mengantarkan Nadya ke Manhattan?" tanya Chris meyakinkan.
"Yes Kapten Bradford. Saya yang akan mengantarkan Nadya."
"Okay then" jawab Chris.
Nadya menatap Omar Zidane. "Bagaimana? Kita naik apa?"
"Mobil FBI."
"What? Kamu kesini kan naik helikopter!"
"Nadya, yang lain bisa naik helikopter, kita naik mobil FBI." Omar memanggil salah satu rekannya. "Kamu pulang bersama Billy naik helikopter nanti, mobil saya bawa."
"Okay OZ!"
Omar menoleh ke arah Nadya. "See? Simple."
Nadya hanya menggelengkan kepalanya.
***
"Kita kemana dulu Nad?" tanya Omar sambil memasang seatbelt nya.
"Mansion Blair. Aku mau mengembalikan Glock pink ini." Nadya menunjukkan Pistol bewarna pink itu. "Usianya sama aku, tua Glock ini."
Omar menstater mobilnya dan mereka pergi meninggalkan hutan Sandy. "Punya siapa itu? Tampaknya sangat terawat ya."
"Oma buyutku, Yuna Pratomo. Ini adalah Glocknya yang merupakan hadiah ulangtahun dari Opa buyut Edward Blair. Opa buyutku, Duncan Blair dan Oma Kaia selalu merawat semua senjata milik semua warisan keluarga terutama yang memiliki nilai historisnya." ( Baca Love In Bet )
"Jadi kamu hendak mengembalikan Glock itu?"
"Iyalah. Ini warisan Oma Yuna... Oma Kaia bisa heboh kalau tidak aku kembalikan. Oma Kaia sangat sayang dengan Oma Yuna."
"I see. Keluarga kalian sangat dekat ya."
"La familia Lo es Todo, keluarga adalah segalanya. Keluarga kami memang kacau, absurd, brutal, bar-bar, hobinya menistakan tapi kami juga saling mengasihi, menyayangi satu sama lain dengan caranya, mendukung selalu dan selalu siap menolong siapapun yang membutuhkan."
"Tu familia nunca te abandona ni te olvida..." balas Omar.
Nadya tersenyum. "Your family never abandons nor forget you ( keluarga mu tidak akan pernah meninggalkanmu atau pun melupakanmu )."
Omar mengangguk. "Ternyata bahasa Spanyol kamu lumayan juga Nad."
"Apaan! Nilai ku tidak pernah lebih dari B saat sekolah dulu!" sungut Nadya yang memang bersekolah di New York.
"Meskipun kamu dapat B, tapi tetap bisa kan Nad."
Nadya mengangguk. "Iya sih..."
***
Nadya kembali ke mobil bersama Omar setelah mengembalikan Glock milik Yuna ke vaultnya. Kepala pelayan mansion Blair mengantarkan cucu Kaia itu keluar rumah.
"Miss Blair, apakah Mr Abi O'Grady baik-baik saja?" tanya Kepala pelayan itu.
"Oom Abi fine. Operasinya sukses dan sudah sadar kok sekarang" jawab Nadya.
"Thanks God."
"Kami pulang dulu Philip, terimakasih" senyum Nadya.
"Hati-hati Miss Blair, Mr Zidane" ucap Philip.
Omar dan Nadya pun masuk ke dalam mobil meninggalkan mansion Blair yang dibangun sejak jaman Duncan Blair. Mansion yang menjadi saksi kerusuhan generasi ketiga hingga kelima, mansion yang menjadi saksi happiness dan sadness yang terjadi.
"Kita akan sampai Manhattan menjelang tengah malam, Nad. Kalau kamu mengantuk, tidur saja dulu."
"Nggak lah! Kasihan kamu nanti nggak ada yang menemani kamu nyetir."
"Nadya, aku agen FBI dan aku terbiasa seperti ini."
"Iya tapi kamu kan juga manusia Omar, kamu juga ada batasnya" jawab Nadya.
"Nad, apa kamu masih single?"
Nadya menoleh. "Omar Zidane! Kenapa kamu tanya seperti itu? Oh, apakah kamu mau mencomblangi aku dengan dengan agen FBI ? Tampan tidak? Smart tidak?"
Omar melongo. "Siapa yang mau comblangi kamu, Nad?"
"Lho kamu tanya aku single atau tidak itu bukannya pertanda bahwa kamu menemukan pria yang cocok untuk aku."
"Nadya, aku bertanya itu bukan hendak mencomblangi kamu tapi agar tidak ada kesalahpahaman jika nanti aku mengantarkan kamu, ada yang cemburu."
"Aku masih sendiri Omar. Jadi tenang saja, tidak akan yang cemburu jika kamu mengantarkan aku pulang. Paling nanti kamu kena tanya Mommy dan Daddy" senyum Nadya.
"Oh, kalau Mr dan Mrs Blair, tentu saja akan aku hadapi, Nad."
"Good! Sebab kamu tidak bisa aku bilang laki kalau tidak berani bertemu dengan kedua orang tua aku!"
"Nadya, apakah aku bukan seorang pria?"
"Well, fisik pria tapi attitude... Perlu dibuktikan."
Omar melirik gemas ke gadis yang jauh lebih seenaknya daripada Leia Bianchi.
Kamu kok menggemaskan sih Nad.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
za_syfa
udah mulai disemai ya itu benih benih nya tp pada gak peka ya kayaknya apa emang keturunan Blair rata rata gak peka ya?
2023-04-07
3
ellyana imutz
wah cupid udh mendarat ni...ayo OZ yg gercep jd laki jgn sampe kduluan org laen
2023-04-06
1
Bapau hijau Bapau hijau
greget...
2023-04-06
1