Gedung Pengadilan Manhattan New York
Nelson datang bersama dengan kliennya yang terkena kasus pembunuhan terhadap mantan suaminya. Wanita berusia 40 tahun itu dituntut oleh jaksa penuntut umum hukuman mati karena klien Nelson membunuh seperti dalam posisi eksekusi, tembakan di belakang kepala.
Menurut pengakuan kliennya dengan didukung rekonstruksi ulang, tampak kliennya berusaha membela diri dari upaya perko*Saan.
"Kita bertemu lagi Mrs Miller, Mr Miller" sapa Nelson ramah sambil berjabat tangan dengan pasangan suami istri itu.
"Bagaimana Mr Blair. Apakah kans Laura bisa terbebas? Minimal pembunuhan tingkat dua hingga tidak menghadapi hukuman mati" tanya Peter Miller.
"Ini saya mendapatkan surat dari kantor kejaksaan bahwa mereka menawarkan hukuman baru." Nelson memberikan surat dari kantor kejaksaan ke pasangan suami istri itu.
Peter dan Laura Miller membaca surat itu lalu keduanya menatap ke arah Nelson. "Apa maksudnya with prejudice? Laura tidak perlu dipenjara tapi dengan with prejudice ( dengan prasangka )?" tanya Peter.
"Arti dari with prejudice, sewaktu-waktu polisi dan kantor kejaksaan bisa mengajukan kasus Mrs Miller lagi ke pengadilan jika dirasa ada petunjuk baru. Dan saya pribadi, sedang berusaha mengajukan kepada hakim untuk pembatalan semua tuntutan without prejudice."
"Maksudnya pembatalan semua tuntutan without prejudice?" tanya Laura.
"Anda terbebas dari semua tuntutan, polisi dan kejaksaan tidak bisa menuntut anda untuk kasus pembunuhan karena ini murni pembelaan diri. Saya akan ajukan usulan ini karena bisa dilihat dari rekonstruksi ulang plus saksi dari mantan kekasih mantan suami anda yang juga mengalami KDRT dari korban. Hanya anda dan mantan kekasih suami anda yang tahu bagaimana tanda-tanda korban hendak menyiksa anda! Dan tidak ada yang tahu selain dari anda berdua dimana itu sama persis bagaimana penjabaran nya" jelas Nelson.
"Saya harap hakim bisa mendengar permintaan anda dan istri saya, Mr Blair. Siapa juga yang tidak membela diri jika hendak dile*cehkan seperti itu?" ucap Peter geram.
"Semoga."
***
Nelson memberikan jawaban atas surat penawaran hukuman dari kantor kejaksaan bahwa kliennya memilih bebas dari segala tuntutan dan without prejudice.
Pihak jaksa penuntut umum meminta agar keputusan dibawa ke ruang sidang agar hakim lah yang akan memberikan keputusan. Nelson pun menyanggupinya begitu juga dengan kliennya.
***
Kantor Blair and Blair Advocate
"Jadi kasus Miller kamu minta pembebasan tuntutan without prejudice?" tanya Travis saat Nelson melaporkan hasil pertemuannya dengan jaksa penuntut umum.
"Iya dad. Soalnya Laura Miller itu membela diri. Bayangkan dad, dia diminta datang oleh mantan suaminya yang katanya mau membahas soal anak mereka. Tapi apa, mantan suaminya berniat melakukan pelecehan s3ksual dan hampir memper*kosa dirinya. Dan dari hasil rekonstruksi terlihat bahwa bagaimana Laura Miller berusaha mempertahankan dirinya dari perlakuan kurang ajar pria itu! Aku tidak kasihan melihat dia mati!" geram Nelson.
"Tapi Laura memang menyimpan pistol di mobilnya kan?" tanya Travis.
"Iya. Ini New York, Dad. Rumah Laura berada di area Brooklyn yang keras saat itu dan dia membawa pistol untuk pertahanan diri. Dia juga punya lisensi menembak dan memiliki pistol. Dari hasil penyelidikan NYPD, Laura tidak pernah ada masalah dengan hukum kecuali beberapa kali dia melaporkan kekerasan domestik dari mantan suaminya."
"Harusnya kalau dirunut kebelakang, ada sejarahnya yang membuat Laura ketakutan karena perilaku mantan suaminya" celetuk Nadya yang mengikuti perkembangan kasus sang kakak.
"Itu dia. Kita lihat saja sidang lusa" sahut Nelson.
***
Pagi ini sidang kasus State v Laura Miller digelar dengan pembacaan permohonan masing-masing pihak. Pihak jaksa penuntut umum meminta agar Laura Miller dihukum tanpa tahanan tapi with prejudice hingga suatu hari, Laura bisa disidang dan dihukum.
Nadya mengikuti acara sidang di pengadilan itu, tampak antusias melihat bagaimana cara Nelson membela kliennya.
"Jadi yang mulia hakim, klien saya, Mrs Miller, hanya membela dirinya karena mantan suami, si korban, sudah dikenal sebagai penyiksa, tukang memukul baik Mrs Miller saat masih menjadi istrinya maupun dengan kekasihnya setelah klien saya bercerai. Saya mohon yang mulia hakim, berikan keputusan bebas dari segala tuntutan without prejudice ( tanpa prasangka ), karena jika suatu saat Mrs Miller dituntut kembali, saya tidak bisa membelanya agar tidak terjadi double Jeopardy. Terimakasih." Nelson pun duduk di sebelah Laura yang menatap pria itu dengan sedikit cemas meskipun wajahnya tersenyum.
Hakim pun mengangguk lalu menatap jaksa penuntut umum dan Nelson serta Laura Miller. Hakim wanita itu tersenyum. "Berdasarkan dari semua hasil pemeriksaan, rekonstruksi ulang TKP dan semua laporan dari NYPD, Mrs Miller , saya memutuskan bahwa pengadilan membebaskan dari segala tuntutan without prejudice." Hakim wanita itu lalu memukul palunya tiga kali tanda keputusan sudah final.
Laura tampak shock dan setelahnya memeluk Nelson penuh syukur usai mendengar hasil keputusan hakim wanita itu. Semua pengunjung berdiri saat hakim itu turun dari mimbar dan anggota keluarga Miller langsung bergantian memeluk serta berterima kasih kepada Nelson terutama kedua anak Laura yang sangat membenci ayahnya. Mereka bahagia bahwa ibu mereka terbebas dari segala tuntutan hukum.
***
Nelson dan Nadya akhirnya keluar bersama usai menyelesaikan semua administrasi untuk Laura yang akhirnya resmi menjadi manusia bebas.
"Selamat mas Nelson. Hebat, bisa membuat Laura Miller bebas." Nadya merangkul lengan Nelson sambil berjalan keluar gedung pengadilan.
"Sudah sepatutnya dia bebas, Nad. Gila mantan suaminya, saking gelap mata, dia bisa merobek resleting celana jeans nya Laura. Mas yang berada saat rekonstruksi, hanya bisa mengelus dada. Kok bisa ada manusia brengsek macam itu!"
"Banyak mas. Aku malah sedang berusaha menutut ke orang tua yang anaknya melakukan bullying. Ini aku minta ganti rugi materiil dan imateriil. Gemas aku melihat orang tuanya! Hello, kekayaan kamu tidak ada seujung kukunya dengan kekayaan keluarga Blair!" omel Nadya kesal.
"Kamu kenapa marah-marah? Oh, gara-gara Omar Zidane batal ngajak kamu makan malam?" kekeh Nelson.
"Itu salah satunya! Bang Pedro memang deh! Sukanya merusak rencana orang lain!" sungut Nadya kesal.
"Ngomong-ngomong, itu siapa?" goda Nelson.
Nadya melongo melihat Omar Zidane mendatangi dirinya.
"Nad, bisakah kita makan siang sekarang? Buat menggantikan makan malam yang tertunda?" ajak Omar sambil tersenyum.
"Kamu yang bayar!"
Nelson tertawa kecil. Dasar !
"Iya, aku yang bayar" jawab Omar.
"Sudah sana, makan siang sama Omar. Aku masih harus bertemu Marisol." Nelson mendorong adiknya untuk pergi bersama Omar.
Nadya pun menghampiri Omar dan keduanya masuk ke dalam mobil agen FBI itu.
***
Note
Tuntutan ganti kerugian materiil adalah kerugian-kerugian yang dari awal dapat dinilai dengan uang, sedangkan tuntutan ganti kerugian immateriil adalah kerugian-kerugian yang dari awal itu tidak dapat dinilai dengan uang.
***
Kasus yang dipegang Nelson itu adalah kasus nyata di Michigan US.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ms. S
coba dibuat serial love n justice, cerita ttg kehidupan pekerjaan dan cinta para lawyer pasti menarik
2024-07-16
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
wes t lah... nikmati saja alur nya 😁😁😁
2023-04-04
1
Hana Reeves
Nadya sama OZ gaeesss... tenang saja. hanya saja OZ masih perlu meyakinkan diri
2023-04-04
2