"Aku pikir kamu akan datang bersama dengan kedua orang tuamu," ucap Yuki lalu memeluk Sora dan cipika-cipiki. Sedangkan dengan Fahri hanya bersalaman biasa saja.
"Mama dan Papa, mau ikut tapi tidak jadi karena mereka tidak bisa meninggalkan bisnis mereka, Obasan," jawab Sora tersenyum tipis kepada Yuki.
Obasan panggilan untuk bibi atau tante orang lain.
"Bisakah jangan memanggilku seperti itu? Panggil dalam bahasa indosensia saja," pinta Yuki tersenyum.
"Iya, Tante," jawab Sora terkekeh.
Sora di persilahkan masuk ke dalam rumah mewah itu. Mereka duduk di ruang tamu. Opi dari arah dapur menuju ruang tamu menyuguhkan minuman segar dan berbagai camilan di atas meja ruang tamu.
Nana menyeret koper besar itu menuju lantai dua, kamar tamu yang letaknya tepat di samping Haidar. "Nana, sekalian susun pakaian Sora di dalam lemari, kasihan Sora pasti lelah karena perjalanan jauh," ucap Yuki kepada Nana.
"Baik, Bu," jawab Nana.
"Oh, iya satu lagi. Mulai satu bulan ini perkerjaan kamu tambah, yaitu selain melayani kebutuhan Haidar kamu juga harus melayani kebutuhan Sora, paham 'kan?" ucap Yuki lagi.
"Iya, Bu, saya paham," jawab Nana, lalu melanjutkan langkahnya menuju lantai atas. Opi bergegas membantu Nana yang tampak kesulitan membawa koper besar saat akan menaiki anak tangga.
"Tante, tidak perlu repot-repot, aku sudah terbiasa untuk menyiapkan kebutuhanku di sendiri." Sora berkata kepada Yuki, dalam hati ia merasa tidak enak hati.
"Tidak apa-apa, kamu 'kan tamu di sini. Ya 'kan, Pa?" Yuki meminta dukungan dari suaminya.
"Iya, benar. Selama di sini jika membutuhkan sesuatu katakan kepada Nana yang tadi, dia pembantu khusus untuk Haidar," jelas Fahri kepada Sora.
"Iya, Om, Tante, terima kasih," jawab Sora tersenyum tipis.
Opi menggerutu sebal ketika koper yang di angkatnya dengan Nana sangat berat, dan mereka berdua sudah berhasil membawanya ke kamar Sora.
"Ini isinya batu kali! Berat banget, Na," oceh Opi kesal sambil menyeka keringatnya.
"Ya kali, jauh-jauh dari Jepang masa bawa batu." Nana menanggapi ucapan Opi dengan candaan.
"Kamu lanjutkan tugasmu. Aku mau kembali ke bawah." Opi segera keluar dari kamar tersebut.
Nana segera membuka koper itu untuk menyusun pakaian yang Sora ke dalam lemari.
"Ya ampun." Nana geleng-geleng kepala saat melihat isi koper Sora, bukan hanya baju yang ada di sana akan tetapi ada beberapa boneka dan kotak kosmetik yang berukuran cukup besar. Pantas saja isinya sangat berat.
Nana segera mengerjakan tugasnya membereskan pekerjaannya dengan cepat dan rapi. Setelah selesai ia segera keluar dari kamar tersebut, akan tetapi langkahnya terhenti saat Haidar memanggilnya.
"Ada apa, Den?" tanya Nana kepada Haidar, kedua kakinya tidak beranjak, masih berdiri di tempat. Apa lagi saat melihat sorot tajam pria tersebut membuatnya takut.
"Aku butuh bantuanmu!" Haidar berbicara dengan nada datar dan terkesan sangat dingin.
"Na!" sentak Haidar ketika Nana tidak beranjak juga.
"I-iya," jawab Nana segera memasuki kamar Haidar.
Haidar langsung mengambil ponsel Nana dengan kasar yang masih berada di kantong celana gadis tersebut.
"Den!" Nana berusaha untuk mengambil ponselnya kembali, akan tetapi Haidar malah mengangkat tangannya ke atas, dan tentu saja Nana kesulitan menjangkaunya karena tingginya hanya sebatas dada pria jangkung tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
LENY
EGOIS SEENAKNYA MEMPERLAKUKAN PEMBANTU. LAGI PULA CARI PEMBANTU GADIS MUDA CANTIK POLOS UNT ANAK LAKI2 HRSNYA PRMBANTUNYA HAIDAR TUA JELEK.
2025-03-03
0
nurhayati rambe
egois kamu haidar,,kasihan nana
2023-04-26
8
Wati_esha
Haidar, kamu kenapa? Cemburu ya.
2023-04-17
1