SECOND PALACE
Nana gadis desa berumur 18 tahun, merantau ke kota untuk memperbaiki kehidupannya yang berada di bawah garis kemiskinan. Ia bekerja menggantikan Bibinya menjadi seorang asisten rumah tangga di salah satu rumah mewah yang ada di Kota--rumah mewah milik keluarga Coriander. Tapi, siapa sangka baru satu bulan bekerja di sana, dirinya sudah terlibat Affair dengan anak majikannya. Ia menyerahkan kesuciannya kepada Haidar--pria tampan dengan sejuta pesona namun sangat menyebalkan.
Haidar berusia 20 tahun--seorang mahasiswa fakultas bisnis di salah satu Universitas yang ternama di kota itu.
Nana termenung di dalam kamarnya. Sudah satu minggu setelah kesuciannya di renggut, Haidar tidak kunjung menikahinya. Ia takut jika hamil. Malam hari itu Nana memberanikan diri keluar dari kamarnya, dan menuju kamar Haidar yang ada di lantai atas.
Tangan Nana terangkat untuk mengetuk pintu kamar bercat putih itu, beberapa kali mengetuk, terdengar sahutan dari dalam yang mengizinkan dirinya untuk masuk ke dalam kamar tersebut.
Ceklek
Pintu sudah terbuka, Nana masuk ke dalam kamar Haidar dengan perlahan.
"Nana, ada apa?" tanya Haidar yang sedang menekuri layar laptopnya di atas tempat tidur. Sepertinya pria itu sedang mengerjakan tugas kuliahnya atau mengerjakan pekerjaanya.
"Den, maaf mengganggu." Nana menunduk dan meremas keuda tangannya bergantian. "Sudah satu minggu, tapi Den Haidar tidak kunjung menikahiku?" tanya Nana dengan nada pelan.
Jari-jari Haidar yang sedang berselancar di papan keyboard laptop langsung terhenti saat mendengar pertanyaan Nana. Ia menoleh pada gadis desa itu yang berdiri di dekat pintu.
"Oh, iya, aku hampir saja lupa." Haidar beranjak dan meletakkan laptop di atas tempat tidur, karena semula laptop itu ada di pangkuannya.
Nana tersenyum, saat mendengar jawaban Haidar. Namun senyumannya itu harus luntur ketika Haidar menyerahkan sesuatu kepadanya.
"Apa ini?" tanya Nana.
"Itu pil pencegah kehamilan, Na. Cepatlah minum agar kamu tidak hamil," ucap Haidar, menggoyangkan satu tablet pil Kb yang ada di tangannya karena Nana tidak kunjung menerimanya.
"Den, ini--" Kedua mata Nana berkaca-kaca saat melihat itu semua. Ia enggan menerima pil kb tersebut.
"Na, aku harap kamu mengerti. Aku masih kuliah, dan aku juga belum bekerja, jika aku menikahimu, pasti orang tuaku akan murka," jelas Haidar memohon kepada Nana.
"Lalu aku bagaimana? Masa depanku sudah hancur." Nana menepuk dadanya sendiri dengan perasaan terluka. Ia sungguh menyesali semua yang sudah terjadi, ia menyesal karena sudah menyerahkan kesuciannya kepada Haidar.
Haidar menghela nafas panjang seraya menyugar rambutnya ke belakang dengan kasar. "Berikan aku waktu, Na, untuk mengakui semua perbuatanku kepada kedua orang tuaku," ucap Haidar.
"Akhir bulan ini, Den. Aku ingin akhir bulan ini Den Haidar menikahi aku," pinta Nana. Haidar mengangguk penuh keraguan.
Nana keluar dari kamar tersebut sambil membawa Pil KB di tangannya, ia segera menuju kamarnya sendiri dan segera meminum Pil KB itu sesuai dengan yang petunjuk Haidar.
"Ya Tuhan." Nana mengelus dada, berharap jika dirinya tidak hamil, takut jika Haidar tidak akan bertanggung jawab kepadanya.
*
*
Pagi harinya Nana bekerja seperti biasanya, namun gadis itu tampat tidak bersemangat.
"Pagi, Na, kamu kenapa? Apakah kamu tidak enak badan?" sapa Yuki kepada Nana yang sedang menyiapkan sarapan untuk putranya di meja makan.
"Tidak, Bu, saya baik-baik saja," jawab Nana, terpaksa tersenyum lalu bergegas menuju dapur membantu Mbak Opi mencuci piring. Tidak berselang lama, Haidar bergabung di meja makan, menyapa ibunya yang sudah ada di sana.
Nana menghela nafas panjang, perasaannya tidak karuan pagi ini.
***
Selamat Datang di lapaknya Haidar dan Nana. ❤
Jangan lupa subscribe, like, dan komentarnya❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Lusiana_Oct13
Hadir disini ❤❤❤
2024-10-08
0
G** Bp
numpang duduk y Thor dan salam kenal
2024-08-26
0
Agustina Kusuma Dewi
nt 16 dr 28 🤣😂😉😆😅
2024-07-23
0